Anda di halaman 1dari 9

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Kesenjangan Teori dan Penyeesaian Masalah


Berdasarkan teori yang disajikan, terdapat beberapa kesenjangan dengan
kenyataan yag ada dilapangan, antara lain :
1. Dalam penerapan SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional) yang merupakan perkembangan dari MPKP (Model Praktek
Keperawatan Profesional), masih belum maksimal dilakukan karena kondisi
tertentu diruangan yaitu adanya 4 orang perawat cuti melahirkan pada waktu
yang bersamaan sehingga menyebabkan kekurangan SDM untuk
pelaksanaan MPKP tersebut. Tetapi perawat ruang Nusa Indah sudah
merapatkan untuk memulai Kembali pelaksanaan MPKP secara maksimal
dan akan membentuk ketua tim beserta anggotanya. Selain itu terkendalanya
MPKP ini juga berkaitan dengan pergantian kepala ruangan yang
mempengaruhi tugas dan fungsi dari perawat assosiet.
2. Penerapan ronde keperawatan yang secara teori adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien, dilakukan dengan
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala ruangan,
perawat associate serta melibatkan seluruh anggota tim. Namun pada
pelaksanaannya jarang dilakukan ronde keperawatan pada ruangan rawat
inap Nusa Indah ini sendiri karena terbatasnya waktu dan kesulitan untuk
mengumpulkan profesi lain terutama dokter spesialis yang kita ketahui
dokter spesialis juga sibuk. Selain itu tingginya BOR merupakan salah satu
penyebab jarang dilakukannya ronde keperawatan ini karena rata-rata
jumlah pasien 16-18 pasien tiap hari dengan penuhnya jumlah pasien ini
sendiri mengakibatkan job desk perawat diruangan kurang tepat guna
memenuhi pelayanan keperawatan yang maksimal dan kepala ruangan juga
membantu mengerjakan tugas-tugas perawat assosiet maupun primer.
3. Salah satu job disk dari kepala ruangan adalah melaksanakan perencanaan
jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan, dan
mengusahakan pengadaannya dengan permintaan rutin alat keperawatan
namun tidak semua peralatan ada standar jumlahnya dan tidak semua alat
yang ada standar jumlahnya tersedia di ruangan sehingga perlatan diruangan
masih harus di tambah seuai dengan standar yang dikeluarkan oleh rumah
sakit. Beberapa peralatan keperawatan dalam keadaan rusak ringan bahkan
rusak berat. Melihat keadaan seperti ini kepala ruangan selalu segera
melaporkan barang-barang yang rusak hanya saja terkendala pada bagian
pengadaan barang yang menghambat jumlah barang yang diruangan tidak
sesuai standar dan kepala ruangan sudah menjalankan job desknya dengan
aturan yang ada.

4.2 Analisa SWOT


Dari data ang diperoleh, maka selanjutnya di Analisa Strenght Weakness
Oppurtunity Treatned (SWOT) untuk mengetahui perlunya pengadaan pelatihan
dan pengadaan sarana prasarana guna menunjang keberhasilan SP2KP di ruang
Nusa Indah RSUD dr. Dorys Sylvanus Palangka Raya sebagai berikut :
1. Strenght (Kekuatan)
a. Jumlah perawat di ruang Nusa Indah berjumlah 17 orang
b. Semangat perawat ruang Nusa Indah yang tinggi untuk menerapkan
SP2KP
c. Perawat ruang Nusa Indah mendukung penerapan SP2KP
d. Adanya kebutuhan perawat ruang Nusa Indah terhadap pelatihan untuk
menambah pengetahuan dan menunjang keberhasilan SP2KP
e. Mayoritas Pendidikan perawatnya adalah D3 Keperawatan
2. Weakness (Kelemahan)
a. Keterbatasan waktu perawat mengikuti pelatihan
b. Keterbatasan waktu bagi perawat untuk mendapatkan informasi dan
tambahan pengetahuan tentang SP2KP dan metodenya
3. Oppurtunity (Kesempatan)
a. Adanya Kerjasama Lembaga Pendidikan dengan RSUD dr.Doris
Sylvanus Palangka Raya
b. Kesadaran perawat ruang Nusa Indah untuk mengikuti pelatihan dan
seminar
4. Threatened (Ancaman)
a. Persaingan antar rumah sakit yang semakin kuat di kota Palangka Raya
b. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih professional
c. Memungkinkan adanya mutasi perawat antar ruangan di lingkungan
RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya, sehingga memerlukan waktu
untuk berdaptasi diruangan yang ditugaskan serta pelatihan lagi yang
harus diikuti
d. Sumber daya rumah sakit lain yang lebih professional dalam memberikan
pelayananan yang disajikan.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 M1 (Ketenagaan)
Ketenagaan yang dimiliki ruangan Nusa Indah sudah baik, dapat dilhat dari
kepala ruangan mampu memfasilitasi dan memotivasi perawatnya untuk lebih
aktif untuk mencari ilmu keperawatan terbaru, perawat ruangan mau dan mampu
untuk menerima serta mengaplikasikan ilmu keperawatan yang didapat,
memanfaatkan tenaga keperawatan yang ada diruangan atau mahasiswa praktek,
mengatur dan menjadwalkan giliran jaga perawat.
Evaluasi pelaksanaan program atau rencana kegiatan yang bisa dilakukan
oleh mahasiswa Program Profesi Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya untuk
sistem ketenagaan di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
ialah: diruangan perawat mampu mengaplikasikan ilmu keperawatan yang
didapat, jadwal giliran jaga perawat sudah tersusun pershif pagi, sore dan malam.
Hasil dari perhitungan berdasarkan teori Gillies jumlah kepegawaian perawat
pada ruang Nusa Indah berjumlah 17 orang sedang hasil dari perhitungan yang
didapatkan berdasarkan rumus sesuai dengan standar berjumlah 21 orang
kepegawaian sehingga jumlah kepegawaian ruang Nusa Indah hampir mencukupi
sesuai dengan jumlah pasien, beban kerja perawat berlebih karena pada masa
pedemi covid 19 hanya mahasiwa D3 Keperawatan Poltekes yang melakukan
praktek diruang Nusa Indah, sedangkan mahasiswa profesi Ners Eka Harap, S1
Keperawatan Eka Harap, dan D3 Keperawatan Eka Harap tidak dapat melakukan
praktek di ruang Nusa Indah. Walaupun begitu pelaksaan perawatan tetap berjalan
dengan baik dan klien merasa puas terhadap pelayanan yang didapat diruangan.
5.1.2 M2 (Sarana dan Prasarana)
Sarana dan prasarana merupakan bagian pendukung dari suatu pelayanan
dan juga tolak ukur mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien apakah
berkualitas atau tidak berkualitas. Mahasiswa Program Profesi Ners menyiapkan
format pencatatan alat dan bahan untuk mendata ketersediaan alat dan bahan
diruangan setelah itu mengumpulkan data mengenai jumlah ketersediaan alat dan
bahan diruangan dan melakukan perhitungan jumlah ketersediaan alat dan bahan
diruangan.
Pada program atau rencana kegiatan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa
Program Profesi Ners STIKES Eka Harap Palangka Raya adalah memfasilitasi
sarana dan prasaran yang belum lengkap di ruang Nusa Indah seperti kurang
tersedia sarana dan prasarana tempat leaflet di nurse station, dan vita tirai di
ruangan nusa indah.
5.1.3 M3 (Metode)
1) MAKP
Dari hasil data yang didapatkan yaitu angket tentang model asuhan
keperawatan yang digunakan saat ini didapatkan model yang digunakan di ruang
Nusa Indah adalah metode tim. Pada ruang Nusa Indah semua perawat
bertanggung jawab atas pemberian asuhan keperawatan. Dan tidak ada anggota
tim yang tidak bertanggung jawab. Serta anggota Tim bekerjasama dengan
anggota TIM dan antar TIM, anggota tim selalu memberikan laporannya kepada
ketua Tim dan ketua TIM selalu membuat perencanaan dan ketua tim
mengenal/mengetahui kondisi klien dan dapat menilai tingkat kebutuhan.
Persiapan yang kelompok lakukan sebelum pelaksanaan adalah
pengorganisasian yaitu mahasiswa berperan sebagai kepala ruangan, perawat
primer, dan perawat associate. Model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu
SOAP pada evaluasi asuhan keperawatan. Rencana yang telah dilakukan
mahasiswa profesi Ners Eka Harap Palangka Raya yaitu memodifikasi dan
memanfaatkan tenaga yang telah ada di ruangan.
2) Timbang Terima (operan)
Pada ruang Nusa Indah perawat selalu menyiapkan status pasien saat
timbang terima. Perawat perlu menyiapkan status pasien untuk dapat melihat
perkembangan keadaan pasien melalui statusnya serta berbagai terapi yang
didapat termasuk mengenai timbang terima pasien.
Pelaksanaan timbang terima yang dilakukan oleh mahasiswa Program
Profesi Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya yang dipimpin oleh ketua tim shif
pagi sedangkan pada shif sore dan malam sudah ditentukan penanggung jawab
sesuai shif sehingga timbang terima dilakukan pershif dengan menyampaikan
kondisi atau keadaan klien secara umum, menyampaikan hal-hal yang penting
yang perlu ditindaklanjuti oleh perawat berikutnya dan tersusun rencana kerja
untuk dinas berikutnya.
3) Ronde Keperawatan
Pada ruang Nusa Indah kadang-kadang saja melakukan ronde keperawatan,
karena kesibukan masing-masing anggota lainnya. Pelaksanaan ronde
keperawatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Program Profesi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya sudah sesuai dengan prosedur pelaksanaan ronde
keperawatan. Pelaksanaan pasca ronde yaitu mengevaluasi kembali hasil ronde
yang telah dilaksanakan. Ronde keperawatan yang dilaksanakan dipimpin oleh
kepala ruangan, ketua tim (perawat primer), konselor.
4) Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat sudah dikelola oleh ruangan Nusa Indah dan berjalannya
sentralisasi obat injeksi dan infuse sedangkan obat oral dikelola oleh perawat.
Adapun data tentang alur penerimaan obat yang didapat, obat telah diperoleh dari
keluarga langsung dibawa ke nurse station bagi pasien dengan BPJS ataupun
umum, adapun perawat kadang-kadang menjelaskan macam obat, kegunaan,
jumlah obat, dan efek samping.
Pelaksanaan sentralisasi obat yang dilakukan oleh mahasiswa Program
Profesi Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya membuat format sentralisasi obat.
Pada pelaksanaan sentralisasi obat terdapat beberapa format yang harus diisi, baik
itu oleh perawat yang menerima obat serta keluarga pasien yang bersedia obat
pasien dikelola oleh perawat. Sedangkan tempat obat harus tetap disatukan pada
keranjang obat yang ada di Ruang Nusa Indah.
5) Supervisi
Supervisi diruangan belum dilakukan secara optimal karena tidak setiap hari
kepala ruangan dapat mengawasi perawat pelaksana dalam melakukan praktik
keperawatan di ruang perawatan sesuai dengan yang didelagasikan. Kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiwa manajemen yaitu membuat format supervisi,
mengajukan proposal pelaksanaan supervisi, melaksanakan supervisi keperawatan
selama berperan menjadi kepala ruangan, dan mendokumentasikan hasil
pelaksanaan supervisi keperawatan.
6) Discharge Planning
Di ruang Nusa Indah mempunyai dalam pemberian pendidikan kesehatan
dilakukan secara lisan setiap pasien/keluarga, memakai media misalnya
leaflet/flipchart. Dan sebuah format ceklis/buku yang berisi leaflet untuk
menunjang dalam pelaksanaan discarge planing khususnya dalam pelaksanaan
pendidikan kesehatan pada pasien/keluarga pasien. Pelaksanaan discharge
planning yang dilakukan oleh mahasiswa pragram profesi ners STIKES Eka
Harap Palangka Raya adalah dengan menggunakan format discharge planning
sesuai contoh format yang ada sesuai teori yang dimulai dari awal pasien masuk
ruangan sampai dengan perencanaan pasien pulang.
7) Dokumentasi
Dokumentasi pada ruang Nusa Indah formatnya kurang sistematis dan
hanya menggunakan buku laporan dan dalam bentuk manual. Pada sistem
dokumentasi yang dijalankan mahasiswa Program Profesi Ners STIKes Eka
Harap Palangka Raya sudah sesuai dengan program atau rencana kegiatan yang
telah dituliskan.
5.1.4 M4 (Money/Keuangan)
Keuangan rumah sakit sudah dikelola oleh pihak rumah sakit RSUD
dr.Doris Sylvanus palangka Raya.
5.1.5 M5 (Mutu)
Pada saat pelaksanaan mahasiswa manajemen yang dikelola dari 1 ruangan
didapatkan BOR (bed Occupacy Rate) sebagai berikut dengan jumlah rata-rata 75-
85% . Selama pelaksanaan praktik diruangan pemanfaatan tempat tidur adalah
85%, karena saat pasien dinyatakan boleh keluar, belum tentu ada pasien yang
menunggu untuk masuk kembali. Artinya tidak ada terjadi peningkatan maupun
penurunan rata-rata BOR yang ada diruangan.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa prgram profesi Ners yang akan datang diharapakan dapat
memantau kegiatan praktik manajemen keperawatan yang pernah dilakukan, dan
diharapkan dapat mengembangkan kegiatan lain yang belum dilakukan atau
melanjutkan masalah yang masih belum dapat terselesaikan sebelumnya.
5.2.2 Bagi Perawat Ruangan
Diharapkan dapar mempraktikan manajemen keperawatan yang telah
dilakukan sesuai standar dan menerapkan MAKP sebagai rutinitas kegiatan harian
perawat.
5.2.3 Bagi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga mampu bekerja sama dalam melaksanakan praktik
manajemen keperawatan.
5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan
Penyedian sarana dan prasarana yang memadai seperti penyediaan format
yang dapat dipakai dalam pelaksanaan praktik manajemen keperawatan.
Diharapakan juga laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi institusi pendidikan
untuk penyempurnaan dalam praktik manajemen keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Bolton, dkk. 1. 2014.Steps for Managing Organisational Change. Journal of
Nursing Administration, 22, 14–20.
Lancaster, J. 2013. Nursing Issues in Leading and Managing Change. St.Louis:
Mosby.
Ma’arifin, H. 2015. Perubahan dan Keperawatan di Indonesia. Makalah Seminar
Nasional. Jakarta.
Nursalam. 2019. Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Vestal, K.W. 2014. Nursing Management: Control and Issues. Edisi 2.
Philadelphia: J.B. Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai