Anda di halaman 1dari 10

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Dalam Aspek Teknis/Operasi

Disusun Oleh:

Ella Hariana Atria

NPM: 0174000050

5 AKUNTANSI MALAM (5 AM)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KUSUMA NEGARA
Jalan Raya Bogor Rt 03/4 Cijantung, Jakarta Timur 13770
2020

1
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum menentukan usaha atau bisnis yang akan dijalankan maka perlu adanya suatu
perhatian yang penting yaitu tentang mengkaji Studi Kelayakan pada Bisnis. Studi
Kelayakan perlu dilakukan agar dapat mengetahui apakah gagasan atau ide usaha yang
akan dijalankan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai perencanaan yang semestinya
dan tidak jauh menyimpang sehingga dapat memberikan keuntungan yang sesuai sehingga
tujuan dari usaha tersebut dapat tercapai dan meminimalisirkan akan adanya kesalahan
dan juga hambatan dari usaha tersebut.
Pada suatu usaha pasti akan menemukan adanya kendala dan hambatan dalam
menjalankan usaha, kendala yang dimaksud bisa dari berbagai aspek dan sudut pandang
yang bisa saja terjadi dari awal mulanya nya suatu usaha yang direncanakan. Ada beberapa
aspek yang perlu diperhatikan mengenai Studi Kelayakan Bisnis terkait akan pengambilan
putusan apakah usaha yang akan dijalankan dapat berjalan dengan baik atau tidak
kedepannya. Diantara aspek atau sudut pandang yang dimaksud ialah: Aspek Ekonomi,
Aspek Hukum, Aspek Lingkungan yang dimana aka nada nya perubahan budaya seiring
berjalannya waktu pada masyarakat, Aspek Teknis, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek
Manajemen, dan Aspek Keuangan, Aspek Social dan Aspek Politik.
Dari beberapa aspek-aspek yang sudah disebutkan diatas maka akan dibahas lebih
dalam tentang Aspek Teknis/Operasi pada Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Teknis/Operasi
merupakan salah satu aspek yang harus diperhitungkan dengan matang karena di Aspek
Teknis/Operasi merupakan bagaimana para calon pengusaha menentukan lokasi usaha
(kantor pusat, cabang, gudang, maupun pabrik) apakah harus membangun dan juga
mendirikan usaha yang dekat dengan pasar, pemukiman warga, pusat nya bahan baku dan
lain sebagainya. Menentukan layout mesin, gedung, dan peralatan.
Apabila ada kesalahan dalam menentukan Aspek Teknis/Operasi maka usaha tersebut
tidak akan berjalan dengan lancar, efisien dan efektif yang sesuai dengan keinginan dan
juga tujuan dari usaha tersebut dibangun. Karena di Aspek Teknis/Operasi ketika sudah
salah maka akan berakibat kepada terhambatnya jalan usaha kedepannya dimana yang
tidak diinginkan bisa saja terjadi.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Tujuan dari Aspek Teknis/Operasi?
2. Bagaiaman cara untuk menentukan Lokasi Usaha yang baik?
3. Bagaiamana untuk mementukan tata letak (layout)
4. Apa saja yang harus diperhatikan pada pemilihan teknologi?

1.3 Tujuan
1. Calon pengusaha dapat mengetahui Tujuan diperhatikannya Aspek Teknis/Operasi.
2. Calon pengusaha dapat menentukan Lokasi Usaha yang baik, sehingga tidak salah
dalam menentukan lokasi usaha.
3. Calon pengusaha dapat menentukan tata letak (layout) dengan baik.
4. Calon pengusaha dapat menentukan teknologi yang tepat.

3
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aspek Teknis/Operasi


Aspek teknis/operasi disebut juga sebagai aspek produksi bagi beberapa kalangan.
Penentuan kelayakan terhadap aspek teknis sangat penting sebelum dijalankannya suatu
usaha atau bisnis. Apabila aspek teknis/operasi tidak dianalisis dengan baik, maka bisa
berakbibat fatal bagi usaha yang sudah dijalankan. Karena di aspek teknis/operasi ini
menyangkut tentang teknis/operasi suatu usaha, seperti menentukan lokasi usaha, dimensi
produksi, tata letak (layout), peralatan dan juga mesin-mesin usaha.
Jadi dapat disimpulkan analisa dari aspek teknis/operasi ialah menganalisa terlebih
dahulu sebelum menjalankan suatu usaha dengan matang dan bijak, dalam menentukan
lokasi, perluasan produksi, dan juga mesin-mesin serta alat yang akan digunakan nantinya.

2.2 Tujuan Aspek Teknis/Operasi


Ada beberapa tujuan yang akan dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi yaitu:
1. Supaya calon pengusaha dapat menentukan lokasi yang sesuai.
2. Supaya calon pengusaha dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi.
3. Supaya calon pengusaha dapat menentukan teknologi yang tepat dalam menjalankan
usahanya.
4. Supaya calon pengusaha dapat menentukan metode persediaan apa yang pas
digunakan.
5. Supaya calon pengusaha dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan.

2.3 Penentuan Lokasi Usaha


Penentuan lokasi usaha merupakan salah satu faktor yang mendukung usaha tersebut
akan berjalan dengan lancar atau tidak. Namun apabila sudah salah menentukan lokasi
usaha maka bisa saja adanya peningkatan biaya yang tinggi. Ada beberapa pertimbangan
yang harus dilakukan sebelum mengambil keputusan untuk memilih lokasi usaha, yaitu
harus menentukan apakah lokasi usaha tersebut dekat dengan bahan baku, dekat dengan
pasar, atau juga dekat dengan calon konsumen. Setelah menentukan letak lokasi usaha
maka harus memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan pada lokasi tersebut.
Untuk penentuan lokasi usaha tergantung dari jenis usaha apa yang akan dijalankan
nantinya. Apabila calon pengusaha benar dalam menentukan lokasi usaha maka yang akan
didapatkan yaitu keuntungan baik segi finansial maupun nonfinansial. Berikut keuntungan

4
yang akan didapatkan oleh calon pengusaha apabila tepat dalam menentukan lokasi:
1. Pelayanan untuk konsumen akan lebih maksimal dan juga memuaskan.
2. Memperoleh tenaga kerja dengan mudah yang sesuai dengan keinginan dan juga cocok
dengan kualifikasi.
3. Memperoleh bahan baku ataupun bahan penolong dengan mudah dalam jangka waktu
terus-menerus dan jumlah yang sesuai dengan produksi.
4. Memepermudah apabila adanya perluasan usaha, karena apabila usaha tersebut sukses
maka perluasan usaha sudah diperhitungkan terlebih dahulu.
5. Lokasi tersebut akan memiliki nilai yang lebih tinggi di masa yang akan datang.
6. Meminimaisirkan adanya konflik kepada masyarakat atau pemerintah di wilayah
tersebut.

2.4 Metode Penilaian Lokasi


Untuk menilai suatu lokasi usaha harus mempertimbangkan metode dan juga faktor
yang dapat digunakan, antara lain:
1. Metode penilaian usaha, faktor dalam metode ini ialah:1
a. Pasar. d. Tenaga kerja.
b. Bahan baku. e. Pertimbangan lainnya.
c. Transportasi.
2. Metode perbandingan biaya (cost compatiso method), faktor dalam metode ini ialah: 2
a. Bahan baku. d. Biaya umum.
b. Bahan bakar dan listrik. e. Biaya lainnya.
c. Biaya operasi.
3. Metode analisis ekonomi (economic analysis method), faktor dalam metode ini ialah: 3
a. Biaya sewa. e.Pajak.
b. Biaya tenaga kerja. f. Perumahan.
c. Biaya pengangkatan. g.Sikap masyarakat.
d. Biaya bahan bakar dan listrik. h.Dan lainnya.

1
Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, 154
2
Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, 154
3
Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, 154

5
2.5 Penentuan Luas Produksi
Penentuan luas produksi yaitu banyaknya jumlah produksi yang sudah dihasilkan dalam
kurun waktu yang ditentukan dengan memperhatikan kapasitas, peralatan dan biaya se-
efisien mungkin. Luas produksi dapat dilihat dari segi ekonomis yaitu jumlah produk yang
dihasilkan dalam waktu dan juga biaya yang minim. Adapun dari segi teknis nya yaitu
jumlah produk yang dihasilkan dengan kemampuan mesin dan peralatan teknis.
Luas produksi ekonomis ditentukan oleh:
1. Permintaan yang akan datang.
2. Penyediaan bahan baku, bahan pembantu, dan tenaga kerja.
3. Terdapat teknologi, mesin dan peralatan.

2.6 Penentuan Tata Letak (Layout)


Penentuan tata letak (layout) yaitu proses pada penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas yang akan menetapkan apakah eifsiensi produksi/operasi atau tidak.r
Keuntungan apbila layout diterapkan yaitu sebagai berikut:
1. Menyediakan ruang gerak yang lebih apabila beraktivitas.
2. Ruangan yang digunakan lebih efisien.
3. Menekan biaya produksi.
4. Mendapatkan kenyaman, kesehatan, dan keselamatan kerja yang lebih baik.
Jenis layout yang ada pada situasi tertentu sebagai berikut:
a. Posisi Tetap (Fixed Position), yaitu layout yang tidak meungkin dipindahkan
produknya. Contoh: gedung.
b. Orientasi Proses (Process Oriented), yaitu layout yang dapat dikerjakan secara
bersamaan baik produk atau jasa. Contoh: rumah sakit.
c. Tata Letak Kantor (Office Layout), yaitu layout yang berkaitan dengan posisi, peralatan
kerja untuk pemindahan informasi agar lebih mudah.
d. Tata Letak Pedagang Eceran (Retail and Service Layout), yaitu pengaturan letak barang
yang akan dipajang dan dijual sehingga memudahkan konsumen untuk memilih dan
juga akan berdampak pada besarnya penjualan.
e. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout), yaitu mengelola secara optimal antara biaya
penanganan dan pemanfaatan ruang gudang.
f. Tata Letak Produk (Product Layout), yaitu mengoptimalkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan para calon pengusaha dalam menentukan layout yang
baik, yaitu sebagi berikut:

6
1. Ruang tempat yang dibutuhkan.
2. Peralatan yang memadai untuk memproses material.
3. Lingkungan dan estetika.
4. Arus informasi.
5. Biaya pemindahan tempat kerja.

2.7 Pemilihan Teknologi


Pemilihan teknologi juga harus diperhatikan terlebih lagi peralatan yang menggunakan
teknologi dan elektronik. Pemilihan teknologi yang tepat harus memilih teknologi yang
sesuai dengan kemajuan teknologi pada era saat ini, sehingga peralatan tersebut dapat
bekerja secara maksimal dan lebih efisien untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih
banyak dan tinggi.
Berikut hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan teknologi:
1. Kesesuaian antara teknologi dan bahan baku.
2. Berhasilnya pemakaian teknologi di tempat lain.
3. Jumlah biaya investasi dan pemeliharaan.
4. Kemampuan sumber daya manusia.
5. Pertimbangan pemerintah pada tenaga kerja.

2.8 Economic Order Quantity (EOQ)


Persediaan pada suatu usaha sering ditemui akan adanya permasalahan dan juga
hambatan seperti kurangnya bahan baku produksi, maka harus dipertimbangkan jumlah
besarannya bahan produksi secara matang. Salah satu teknik yang dapat digunakan yaitu
economic order quantity (EOQ).
EOQ ialah bahan baku mentah yang dipesan dengan biaya yang plaing minim, sehingga
calon pengusaha dapat menekan biaya yang dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan dalam
metode EOQ ialah klasifikasi biaya, dan dapat dilakukan sesuai keadaan.
Berikut rumus keadaan dalam kebutuhan tetap yang ada dalam metode EOQ:
1. EOQ dalam kebutuhan tetap, rumus yang digunakan yaitu:
4
Keterangan:
2. 𝐷. 𝑂𝐶 D : Demand
𝑄=√
CC Q : Quantity

4
Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, 161

7
OC : Ordering cost (biaya pemesanan)
CC : Carrying cost (biaya penyimpanan)

2.9 Safety Stock (SS)


Safety stock ialah persediaan cadangan atau persediaan tambahan yang biasa
dilakukan oleh perusahaan untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku. Safety stock
diadakan ketika naiknya permintaan yang tinggi akibat permintaan tidak disangka.
Untuk menentukan jumlah safety stock adanya faktor yang harus diperhitungkan terlebih
dahulu, yaitu:
1. Rata-rata pemakaian bahan baku.
2. Waktu.
3. Dana yang dipakai.
Selain faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan safety stock, maka adanya
standar kuantitas yang harus dilengkapi antara lain:
1. Persediaan minimal. 2. Jumlah pesanan.
3. Persediaan maksimal. 4. Banyaknya pesanan ulang.
5. Administrasi sediaan.

2.10 Reorder Poinr (ROP)


ROP yaitu dimana perusahaan untuk memesan kembali akan bahan persediaan atau
bahan baku untuk membuat produk dalam kurun waktu tertentu. Situasi tersebut sangat
penting dilakukan untuk menjaga agar bahan baku yang dibutuhkan tidak sampai
terjadinya kekurangan.
Pada saat jumlah besarnya pemesanan kembali bahan baku harus dihitung secara cermat
dan tepat agar tidak terjadinya pemborosan dan sampai terbuang akibat bahan baku tidak
dapat digunakan akibat rusak ataupun berjamur karena lamanya waktu penyimpanan
bahan baku dalam gudang perusahaan. Terdapat perhitungan dan rumus untuk
mempermudah penghitungan banyaknya jumlah pemesanan bahan baku kembali, yaitu:
5
ROP = D yang diharapkan + SS selama masa waktu tertentu

5
Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi, 164

8
III. PENUTUP

KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Pada saat ingin membangun usaha maka harus menentukan aspek teknis/operasi
terlebih dahulu, diaspek ini akan diperhatikan lagi mengenai menentukan lokasi usaha,
tatak letak, pemilihan teknologi. Karena itu merupakan salah satu faktor penentu
berhasil atau tidaknya usaha yang dijalankan tersebut.
2. Persediaan merupakan salah satu hal penting pada jalannya usaha, maka jumlah
persediaan harus dipastikan selalu ada dan cukup dan jangan sampai kekurangan bahan
persediaan, terlebih lagi bahan baku dalam membuat produk. Karena apabila
kekurangan bahan persediaan maka akan berakibat terhambatnya jalan suatu bisnis
tersebut.
3. Dalam menentukan jumlah besarnya pesanan bahan baku kembali yang sudah minim
perlu adanya perhitungan agar tidak salah dalam memesan ulang bahan baku. Baik
salah dalam bentuk kelebihan ataupun kekurangan bahan baku kembali.

9
DAFTAR PUSTAKA
Fahlevi, M., Zuhri, S., Parashakti, R., & Ekhsan, M. (2019). LEADERSHIP STYLES OF FOOD
TRUCK BUSINESSES. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(2), 2437-
2442.
Fahlevi, M. (2019). ISLAMIC ECONOMY AND POLITICS IN THE VIEW OF MUHAMMAD
BAQIR SADR. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(2), 2431-2436.
Fahlevi, M., Theodora, R., Ernawaty, N., & Marciella, J. (2019). THE IMPACT OF MOTIVATION
MILLENIAL GENERATION TO JOB PERFORMANCE IN E-COMMERCE INDUSTRY. Journal of
Research in Business, Economics and Management, 13(1), 2357-2365.
Fahlevi, M., Rita, R., & Rabiah, A. (2019). WOMEN ENTREPRENEURS IN
INDONESIA. Journal of Research in Business, Economics and Management, 13(2), 2416-2425.
Fahlevi, M., Juhandi, N., Rahardjo, B., & Tantriningsih, H. (2019). The GROWTH OF SHARIA
BANKING IN ASIA. Journal of Research in Business, Economics and Management, 12(2), 2341-2347.
Fahlevi, M., Saparudin, M., Maemunah, S., Irma, D., & Ekhsan, M. (2019). Cybercrime
Business Digital in Indonesia. In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 21001). EDP Sciences.
Ekhsan, M., Aeni, N., Parashakti, R., & Fahlevi, M. (2019, November). The Impact Of
Motivation, Work Satisfaction And Compensation On Employee's ProductivityIn Coal Companies.
In 2019 1st International Conference on Engineering and Management in Industrial System (ICOEMIS
2019). Atlantis Press.
Fahlevi, M., & Surtinah, W. (2019). THE EFFECT OF EXTERNAL AND INTERNAL FACTORS
ON FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKING. Journal of Research in Business,
Economics, and Education, 1(1), 71-84.
Juhandi, N., Fahlevi, M., Abdi, M. N., & Noviantoro, R. (2019, October). Liquidity, Firm Size and
Dividend Policy to the Value of the Firm (Study in Manufacturing Sector Companies Listed on Indonesia
Stock Exchange). In 2019 International Conference on Organizational Innovation (ICOI 19). Atlantis
Press.
Juhandi, N., & Fahlevi, M. (2019). TAX POLICY AND FISCAL CONSOLIDATION ON
CORPORATE INCOME TAX. Journal of Business, Management, and Accounting, 1(1), 21-33.
Fahlevi, M. (2019, August). The Influence of Exchange Rate, Interest Rate and Inflation on
Stock Price of LQ45 Index in Indonesia. In First International Conference on Administration Science
(ICAS 2019). Atlantis Press.
Fahlevi, M., & Sutia, S. (2019). The Influence of Organizational Culture and Motivation on
Employee Performance. Journal of Research in Business, Economics, and Education, 1(1), 1-10.
Simpen, I. N., Abdi, M. N., Fahlevi, M., & Noviantoro, R. (2019). The Effect of Socialization,
Sanction, and E-Filing on Annual SPT Reporting. In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 22001).
EDP Sciences.
Sutia, S., Adha, S., & Fahlevi, M. (2019). Why do Customers Intend to Repurchase
Transportation Online in Indonesia?. In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 23010). EDP Sciences.
Turmidzi, I., Mahfud, I., Zuhri, S., Imron, M. A., & Fahlevi, M. The Concept of Quality Control
and The Role of HRM in The World of Business and Education.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

10

Anda mungkin juga menyukai