Anda di halaman 1dari 15

KONTRAKSI OTOT JANTUNG

HEART MUSCLE CONTRACTION


Gian Achmad Ramdani/C14190099
Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
ABSTRAK
Kondisi lingkungan perairan yang selalu berubah akan mempengaruhi proses kehidupan organisme
yang hidup didalamnya. Salah satu variabel yang mempengaruhi kehidupan organisme air lainnya yaitu
ketahanan jantung yang menyebabkan adanya perbedaan tingkat ketahanan organisme akuatik. Jantung
pada ikan merupakan salah satu organ yang sangat berpengaruh pada sistem peredaran darah. Komponen
penting tersebut adalah darah dikarenakan dalam peredarannya membawa banyak oksigen dan nutrisi yang
diperoleh dari makanan. Untuk melihat ketahanan otot jantung di luar tubuh organisme akuatik maka perlu
diadakan serangkaian uji coba. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kerja
otot jantung tanpa pengaruh organ tubuh lain, membuktikan bahwa otot jantung adalah otot lurik tetapi
bekerja seperti otot polos (diluar kesadaraan), dan mengetahui ketahanan jantung ikan di luar tubuh.
Percobaan dilaksanakan pada hari Senin, 19 April 2021. Pelaksanaan percobaan bertempat di Laboratorium
Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Percobaan dimulai pada pukul 15.00 sampai 18.00 WIB. Rancangan
percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang dilakukan
pada ikan nila (Orechromis niloticus) dan ikan lele (Clarias batrachus). Parameter yang diamati pada
percobaan ini antara lain : Tingkat Kelulushidupan (Survival rate), Tingkat Kematian (Mortality),
banyaknya detak jantung, dan lama waktu jantung berdetak. Berdasarkan hasil percobaan, dapat
disimpulkan bahwa jantung ikan lele dinilai lebih mampu bertahan lebih lama diluar tubuh dibandingkan
ikan nila.
KATA KUNCI: Darah, Jantung, Kontraksi

ABSTRACT
Aquatic environmental conditions that are always changing will affect the life processes of the
organisms that live in it. One of the variables that affect the life of other aquatic organisms is the
resistance of the heart which causes differences in the level of resistance of aquatic organisms. The heart
of fish is one of the organs that is very influential in the circulatory system. This important component is
blood because in its circulation it carries a lot of oxygen and nutrients obtained from food. To see the
endurance of the heart muscle outside the body of aquatic organisms, it is necessary to conduct a series of
trials. This experiment was carried out with the aim of finding out how the heart muscle works without the
influence of other organs, proving that the heart muscle is a striated muscle but works like smooth muscle
(beyond awareness), and to determine the endurance of the fish heart outside the body. The experiment
was carried out on Monday, 19 April 2021. The experiment was held at the Laboratory of Aquatic Animal
Physiology, Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine Sciences,
Bogor Agricultural University. The experiment started at 15.00 to 18.00 WIB. The experimental design
used in this study was a randomized block design (RBD) conducted on tilapia (Orechromis niloticus) and
catfish (Clarias batrachus). The parameters observed in this experiment include: Survival rate, Mortality
rate, number of heartbeats, and length of time the heart beats. Based on the results of the experiment, it
can be concluded that the heart of catfish is considered to be more able to last longer outside the body
than tilapia.
KEYWORDS:, Blood, Contraction, Heart

PENDAHULUAN
Organ jantung merupakan salah satu komponen sistem sirkulasi darah dalam
tubuh. Pada ikan, jantung ikan terletak pada ruang perikardial di sebelah posterior insang.
Jantung bekerja secara berulang-ulang secara terus menerus (kontinyu) sehingga secara
visual disebut sebagai siklus jantung atau denyut jantung (Shaffer dan Ginsberg 2017).
Jantung berkontraksi dengan mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi dengan
melakukan pengisisan darah. Siklus jantung melakukan dua periode, yaitu periode sistol
saat berkontraksi dan mengosongkan darah, dan periode diastol yaitu periode relaksasi
mengisi darah. Mekanisme tersebut membuat kedua serambi mengendur dan
berkontraksi secara bersamaan begitu juga dengan bilik yang berkontraksi dan
mengendur dalam waktu yang bernsamaan (Flint et al. 2019).
Sistem jantung pada ikan merupakan organ sirkulasi darah dalam tubuh. Kontraksi
otot jantung ikan yang ditimbulkan merupakan sarana untuk mengkonversi energi
kimiawi menjadi mekanik dalam bentuk tekanan dan aliran darah. Jantung sangat
berperan penting dalam hubungannya dengan pemompaan darah ke seluruh tubuh
melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam
pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam,
antibodi (kekebalan) dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga
diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai kebagian-bagian
jaringan-jaringan tubuh (Grüneboom et al. 2019).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan
indonesia yang mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan. Ikan ini relatif cepat
tumbuh dan mempunyai respon yang baik terhadap lingkungannya. Ikan nila
(Oreochromis niloticus) adalah salah satu spesies budidaya perikanan terpenting di
dunia. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Amerika Serikat (FAO), produksi nila
mencapai sekitar 6,2 juta ton selama tahun 2016, hal itu menjadikan ikan nila sebagai
salah satu sumber utama protein hewani untuk konsumsi manusia, khususnya di negara
berkembang. di Asia, Amerika Selatan, dan Afrika (Barría et al. 2020).
Ikan Lele (Clarias batrachus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk
ke dalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Secara
anatomi ikan lele memiliki alat pernafasan tambahan (arborescent organ) yang terletak di
bagian dapan rongga insang, yang memungkinkan ikan untuk mengambil oksigen
langsung dari udara. Alat pernapasan ini berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk
pohon rimbun yang penuh kapiler-kapiler darah. Oleh karena itu, ikan lele dapat hidup
dalam kondisi perairan yang mengandung sedikit kadar oksigen. Habitat ikan lele adalah
semua perairan air tawar, misalnya di sungai yang airnya tidak terlalu deras atau di
perairan yang tenang (danau, waduk, rawa-rawa) dan genangan-genangan air lainnya
(kolam dan air comberan). Ditinjau dari kebiasaan makannya Ikan Lele (Clarias
batrachus) adalah ikan omnivora cenderung karnivora (Khedkar et al. 2016). Praktikum
ini bertujuan mengamati bagaimana kerja otot jantung tanpa pengaruh organ tubuh lain,
membuktikan bahwa otot jantung adalah otot lurik tetapi bekerja seperti otot polos
(diluar kesadaraan), dan mengetahui ketahanan jantung ikan di luar tubuh.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, 19 April 2021. Pelaksanaan percobaan
bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Percobaan
dimulai pada pukul 15.00 sampai 18.00 WIB.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu akuarium sebagai wadah untuk
menyimpan ikan, aerator yang digunakan untuk melakukan aerasi di dalam akuarium,
stopwatch untuk mengukur waktu, timbangan digital untuk mengukur bobot ikan, alat
bedah untuk membedah ikan, pinset untuk mengambil organ jantung ikan, dan cawan petri
untuk meletakkan jantung ikan. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu ikan
berjenis ikan lele dan ikan nila yang digunakan sebagai objek percobaan, garam sebagai
bahan untuk perlakuan larutan ber salinitas 12 ppt, larutan fisiologis sebagai bahan
perlakuan, dan akuades sebagai bahan perlakuan lainnya.
Prosedur Percobaan
2 ekor ikan disiapkan dengan ukuran besar dan kecil. Bobot ikan ditimbang sebelum
perlakuan. Ikan yang masih hidup terlebih dahulu ditusuk di bagian medulla oblongata.
Ikan yang sudah pingsan di tempatkan pada trashbag kemudian ikan dibedah menggunakan
gunting dimulai dari bagian anus ke arah depan hingga insang, lalu digunting ke arah
permulaan sirip dorsal. Organ jantung ikan diambil menggunakan pinset dan diletakkan
pada cawan petri kemudian ditambahkan larutan yang telah ditentukan. Ikan diamati
dengan menghitung detak jantung setiap menit selama 1 jam.
Pengambilan Data
Praktikum kontraksi otot jantung dilakukan dengan melakukan pengamatan pada
jantung ikan yang telah diberi perlakuan dengan larutan yang telah ditentukan. Respon
jantung ikan yang terjadi berbeda-beda. Pengolahan data hasil percobaan dihitung
menggunakan penghitungan jumlah dan lama jantung ikan berdetak sebelum berhenti
berdetak. Berikut parameter yang digunakan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dan
ikan lele (Clarias gariepinus).
Tabel 1 Parameter dari organisme akuatik yang diambil.

Parameter Satuan Alat/Metode LokasiPengamatan


Survival Rate (SR) % Perhitungan Laboratorium
Mortalitas (M) % Perhitungan Laboratorium
Banyak nya detak jantung Kali Perhitungan Laboratorium
Lama nya detak jantung Menit Perhitungan Laboratorium

Parameter yang Diukur


Berikut merupakan parameter yang digunakan pada pengamatan kontraksi otot
jantung dalam mengetahui kinerja otot jantung.
1. hidup atau Survival Rate (SR) (Ghozlan et al. 2018).
SR (%) = Nt/No x 100%
Keterangan :
SR = Survival rate (%)
Nt = Jumlah ikan akhir
No = Jumlah ikan awal

2. Tingkat Kematian/Mortalitas (Rahayu et al. 2020).

Mortalitas (%) = No-Nt/No x 100%


Keterangan :
Nt = Jumlah ikan akhir
No = Jumlah ikan awal
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil percobaan kontraksi otot jantung menggunakan
stopwatch. Data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan sidik ragam (ANOVA)
dan rancangan acak kelompok (RAK) yang diolah dengan program Excel 2017 for
Windows untuk mengetahui rata-rata setiap parameter yang diuji. Pengujian dilakukan
terhadap sampel organisme akuatik yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan lele
(Clarias batrachus).

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Pengamatan yang dilakukan pada praktikum kontraksi otot jantung. Pengujian
dilakukan terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan lele (Clarias batrachus).
Hal tesebut dapat diamati dan ditunjukkan dengan adanya perlakuan yang diberikan
terhadap jantung yang diuji sesuai dengan prosedur praktikum. Berikut merupakan hasil
pengamatan pada praktikum kontraksi otot jantung pada organisme akuatik.

Perlakuan
Organisme
Larfis Aquades 12 ppt
kecil 962 561 217
Nila
besar 1561 233 887
kecil 1763 1002 358
Lele
besar 924 669 225
Gambar 1 Tabel Hubungan antara pemberian larutan dan banyaknya detak jantung

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua jantung ikan pada uji coba
baik itu jantung ikan nila maupun jantung ikan lele memiliki jumlah detak jantung yang
berbeda-beda pada larutan perlakuan. Ikan lele kecil yang paling cenderung memiliki
jumlah detak jantung terbanyak.
Berikut merupakan diagram perbedaan jumlah detak jantung pada ikan nila kecil
dan ikan nila besar. Perlakuan tersebut akan mempengaruhi jumlah detak jantung ikan nila.
Gambar 2 menjelaskan perbandingan jumlah detak jantung pada jantung ikan nila kecil
dan ikan nila besar.
Gambar 2 Perlakuan pemberian larutan terhadap banyak detak jantung ikan nila kecil dan
besar

Berdasarkan hasil pengukuran detak jantung ikan, didapati hasil perbandingan


jumlah detak jantung pada sampel ikan yang digunakan dengan tiga perlakuan yang
berbeda. Pada perlakuan dengan larutan fisiologis pada jantung ikan nila kecil berdetak
sebanyak 962 kali sedangkan jantung ikan nila besar berdetak sebanyak 1561 kali. Pada
perlakuan aquades jantung ikan nila kecil berdetak sebanyak 561 kali sedangkan ikan nila
besar berdetak sebanyak 233 kali. Pada perlakuan 12 ppt jantung ikan nila kecil berdetak
sebanyak 217 kali sedangkan ikan nila besar berdetak sebanyak 887 kali.
Berikut merupakan diagram perbedaan jumlah detak jantung pada ikan lele kecil
dan ikan lele besar. Perlakuan tersebut akan mempengaruhi jumlah detak jantung ikan lele.
Gambar 3 menjelaskan perbandingan jumlah detak jantung pada jantung ikan lele kecil dan
ikan lele besar.

Gambar 3 Perlakuan pemberian larutan terhadap banyak detak jantung ikan lele kecil dan
besar
Berdasarkan hasil pengukuran detak jantung ikan, didapati hasil perbandingan
jumlah detak jantung pada sampel ikan yang digunakan dengan tiga perlakuan yang
berbeda. Pada perlakuan dengan larutan fisiologis pada jantung ikan lele kecil berdetak
sebanyak 1763 kali sedangkan jantung ikan nila besar berdetak sebanyak 924 kali. Pada
perlakuan aquades jantung ikan nila kecil berdetak sebanyak 1002 kali sedangkan ikan nila
besar berdetak sebanyak 669 kali. Pada perlakuan 12 ppt jantung ikan nila kecil berdetak
sebanyak 358 kali sedangkan ikan nila besar berdetak sebanyak 225 kali.
Berikut merupakan diagram perbedaan jumlah detak jantung pada ikan nila kecil
dan ikan lele kecil. Perlakuan tersebut akan mempengaruhi jumlah detak jantung ikan nila
dan ikan lele. Gambar 4 menjelaskan perbandingan jumlah detak jantung pada jantung ikan
nila kecil dan ikan lele kecil.

Gambar 4 Perlakuan pemberian larutan terhadap banyak detak jantung ikan nila dan lele
kecil

Berdasarkan hasil pengukuran detak jantung ikan, didapati hasil perbandingan


jumlah detak jantung pada sampel ikan yang digunakan dengan tiga perlakuan yang
berbeda. Pada perlakuan dengan larutan fisiologis pada jantung ikan nila kecil berdetak
sebanyak 962 kali sedangkan jantung ikan lele kecil berdetak sebanyak 1763 kali. Pada
perlakuan aquades jantung ikan nila kecil berdetak sebanyak 561 kali sedangkan ikan lele
kecil berdetak sebanyak 1002 kali. Pada perlakuan 12 ppt jantung ikan nila kecil berdetak
sebanyak 217 kali sedangkan ikan lele kecil berdetak sebanyak 358 kali.
Berikut merupakan diagram perbedaan jumlah detak jantung pada ikan nila besar
dan ikan lele besar. Perlakuan tersebut akan mempengaruhi jumlah detak jantung ikan nila
dan ikan lele. Gambar 5 menjelaskan perbandingan jumlah detak jantung pada jantung ikan
nila besar dan ikan lele besar.
Gambar 5 Perlakuan pemberian larutan terhadap banyak detak jantung ikan nila dan lele
besar

Berdasarkan hasil pengukuran detak jantung ikan, didapati hasil perbandingan


jumlah detak jantung pada sampel ikan yang digunakan dengan tiga perlakuan yang
berbeda. Pada perlakuan dengan larutan fisiologis pada jantung ikan nila besar berdetak
sebanyak 1561 kali sedangkan jantung ikan lele besar berdetak sebanyak 924 kali. Pada
perlakuan aquades jantung ikan nila besar berdetak sebanyak 233 kali sedangkan ikan lele
besar berdetak sebanyak 669 kali. Pada perlakuan 12 ppt jantung ikan nila besar berdetak
sebanyak 887 kali sedangkan ikan lele besar berdetak sebanyak 225 kali.

Perlakuan
Organisme
Larfis Aquades 12 ppt
kecil 962 561 217
Nila
besar 1561 233 887
kecil 1763 1002 358
Lele
besar 924 669 225
Gambar 6 Tabel Hubungan antara pemberian larutan dan lamanya detak jantung

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua jantung ikan pada uji coba
baik itu jantung ikan nila maupun jantung ikan lele memiliki lama detak jantung yang
berbeda-beda pada larutan perlakuan. Ikan lele kecil yang paling cenderung memiliki detak
jantung terlama.
Berikut merupakan diagram perbedaan lama detak jantung pada ikan nila kecil dan
ikan nila besar. Perlakuan tersebut akan mempengaruhi lama detak jantung ikan nila.
Gambar 7 menjelaskan perbandingan lama detak jantung pada jantung ikan nila kecil dan
ikan nila besar.
Gambar 7 Perlakuan pemberian larutan terhadap waktu detak jantung ikan nila

Berdasarkan hasil pengukuran detak jantung ikan, didapati hasil perbandingan lama
detak jantung pada sampel ikan yang digunakan dengan tiga perlakuan yang berbeda. Pada
perlakuan dengan larutan fisiologis pada jantung ikan nila kecil berdetak selama 180 detik
sedangkan jantung ikan nila besar berdetak selama 772 detik. Pada perlakuan aquades
jantung ikan nila kecil berdetak selama 720 detik sedangkan ikan nila besar berdetak
selama 840 detik. Pada perlakuan 12 ppt jantung ikan nila kecil berdetak selama 1380 kali
sedangkan ikan nila besar berdetak selama 2521 detik.
Berikut merupakan diagram perbedaan lama detak jantung pada ikan lele kecil dan
ikan lele besar. Perlakuan tersebut akan mempengaruhi lama detak jantung ikan lele.
Gambar 8 menjelaskan perbandingan lama detak jantung pada jantung ikan lele kecil dan
ikan lele besar.

Gambar 8 Perlakuan pemberian larutan terhadap waktu detak jantung ikan lele kecil dan
besar

Berdasarkan hasil pengukuran detak jantung ikan, didapati hasil perbandingan lama
detak jantung pada sampel ikan yang digunakan dengan tiga perlakuan yang berbeda. Pada
perlakuan dengan larutan fisiologis pada jantung ikan lele kecil berdetak selama 1686 detik
sedangkan jantung ikan lele besar berdetak selama 1217 detik. Pada perlakuan aquades
jantung ikan lele kecil berdetak selama 2156 detik sedangkan ikan lele besar berdetak
selama 2010 detik. Pada perlakuan 12 ppt jantung ikan lele kecil berdetak selama 2319
detik sedangkan ikan lele besar berdetak selama 4351 detik.
Berikut merupakan diagram perbedaan lama detak jantung pada ikan nila kecil dan
ikan lele kecil. Perlakuan tersebut akan mempengaruhi lama detak jantung ikan nila dan
ikan lele. Gambar 9 menjelaskan perbandingan lama detak jantung pada jantung ikan nila
kecil dan ikan lele kecil.

Gambar 9 Perlakuan pemberian larutan terhadap waktu detak jantung ikan nila dan lele
kecil

Berdasarkan hasil pengukuran detak jantung ikan, didapati hasil perbandingan


waktu detak jantung pada sampel ikan yang digunakan dengan tiga perlakuan yang
berbeda. Pada perlakuan dengan larutan fisiologis pada jantung ikan nila kecil berdetak
selama 180 detik sedangkan jantung ikan lele kecil berdetak selama 1686 detik. Pada
perlakuan aquades jantung ikan nila kecil berdetak selama 720 detik sedangkan ikan lele
kecil berdetak selama 2156 detik. Pada perlakuan 12 ppt jantung ikan nila kecil berdetak
selama 1380 detik sedangkan ikan lele kecil berdetak selama 2319 detik.
Berikut merupakan diagram perbedaan waktu detak jantung pada ikan nila besar
dan ikan lele besar. Perlakuan tersebut akan mempengaruhi waktu detak jantung ikan nila
dan ikan lele. Gambar 10 menjelaskan perbandingan waktu detak jantung pada jantung
ikan nila besar dan ikan lele besar.
Gambar 10 Perlakuan pemberian larutan terhadap waktu detak jantung ikan nila dan lele
besar

Berdasarkan hasil pengukuran detak jantung ikan, didapati hasil perbandingan


waktu detak jantung pada sampel ikan yang digunakan dengan tiga perlakuan yang
berbeda. Pada perlakuan dengan larutan fisiologis pada jantung ikan nila besar berdetak
selama 772 detik sedangkan jantung ikan lele besar berdetak selama 1217 detik. Pada
perlakuan aquades jantung ikan nila besar berdetak selama 840 detik sedangkan ikan lele
besar berdetak selama 2010 detik. Pada perlakuan 12 ppt jantung ikan nila besar berdetak
selama 2521 detik sedangkan ikan lele besar berdetak selama 4351 detik.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan jantung ikan kecil lebih banyak dibandingkan ikan yang
lebih besar hal ini dikarenakan frekuensi denyut jantung berbanding terbalik dengan
bobot tubuh hewan. Meskipun frekuensi denyut ikan kecil lebih cepat namun energi di
dalam jantung lebih banyak pada ikan besar sehingga ikan besar mampu berdetak lebih
lama tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat. Semakin besar bobot ikan, maka ukuran
jantung juga semakin besar sehingga darah yang terkandung atau yang dialirkan oleh
jantung pun semakin banyak (Nepstad et al. 2017).
Berdasarkan pengamatan didapatkan bahwa jantung masih dapat berdetak
walaupun berada di luar tubuh tanpa adanya jaringan sistem saraf. Dengan demikian,
maka terbukti bahwa otot jantung adalah otot lurik dan bekerja tanpa pengaruh saraf sadar
atau bekerja tanpa sadar. Jantung terus berdenyut walaupun semua syaraf yang menuju
kepadanya dipotong. Hal ini disebabkan oleh adanya jaringan permanen khusus dalam
jantung yang berfungsi membangkitkan potensial aksi yang berulang (Nofrizal et al.
2020). Ketahanan jantung di luar tubuh ikan menurun namun berfluktuasi dan diiringi
oleh fase istirahat. Kondisi larutan fisiologis yang hipoosmotis menyebabkan cairan dari
larutan masuk ke sel-sel otot jantung sehingga jantung akan mengembang (Vorobjova et
al. 2020). Dengan demikian, cairan didalam sel akan mengalami dialisis, yaitu proses
pecahnya sel-sel jantung sehingga proses metabolisme dan kerja jantung terganggu. Pada
larutan yang hiperosmotik, cairan akan keluar dari sel-sel jantung secara difusi sehingga
jantung mengkerut dan berat jenisnya semakin besar yang selanjutnya akan tenggelam
secara perlahan-lahan. Karena jantung tenggelam maka jantung akan mendapatkan
tekanan hidrostatik yang lebih besar dari posisi semula yang akan mempengaruhi kerja
otot jantung (Pisano et al. 2017).
Hasil praktikum memperlihatkan, bahwa waktu bertahan otot jantung ikan besar
di luar tubuh lebih lama daripada ikan kecil. Perbedaan waktu dikarenakan ukuran ikan
dan jenis ikan sendiri. Pada ikan besar lebih banyak energi yang terkandung dalam darah
dibanding ikan kecil. Energi yang disalurkan ke darah ada energi kinetik dan energi
potensial. Jumlah kedua energi tersebut pada ikan besar lebih besar daripada ikan kecil
sehingga aliran darah dan tekanannya juga lebih besar (Papaioannou dan Pnevmatikos
2019).
Waktu bertahan otot jantung di luar tubuh pada ikan kecil lebih singkat daripada
ikan besar. Hal ini dikarenakan pada ikan besar, energi yang terkandung dalam darah
lebih banyak dibanding ikan kecil. Energi yang disalurkan ke darah adalah energi kinetik
dan energi potensial yang dihasilkan dari perombakan energi kimia yang terlarut di dalam
darah yang berasal dari makanan. Perbedaan waktu bertahan jantung ikan antara
perlakuan yang satu dengan yang lain dapat terjadi salah satunya adalah karena perbedaan
lama waktu pembedahan dan pengambilan jantung ikan dari tubuh serta tidak langsung
mengalami perendaman di dalam larutan fisiologis. Pada saat jantung diambil dengan
cara memutuskan pembuluh darah, maka darah yang mengalir melewati jantung pun
terhenti seketika dan tidak diedarkan lagi. Di lain pihak, ikan akan mengalami suatu
keadaan shock akibat pembedahan ataupun pendarahan tersebut.
Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan metode ANOVA perlakuan
terhadap banyaknya detak jantung ikan nila menunjukkan bahwa untuk jenis dan
perlakuan menunjukkan hasil Fhit>Ftabel sehingga menghasilkan tolak H0 yang berarti
berdasarkan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa ukuran ikan dan
perakuan yang diberikan terhadap ikan nila berpengaruh terhadap banyaknya detak
jantung. Perlakuan terhadap banyaknya detak jantung lele menunjukkan bahwa untuk
jenis Fhit<Ftabel dan untuk perlakuan Fhit>Ftabel sehingga menghasilkan gagal tolak H0
dan tolak H0 yang berarti berdasarkan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan
bahwa ukuran ikan dan perakuan yang diberikan terhadap ikan lele ada yang berpengaruh
terhadap banyaknya detak jantung dan tidak berpengaruh juga. Perlakuan terhadap
banyaknya detak jantung lele dan nila kecil menunjukkan bahwa untuk jenis Fhit<Ftabel
dan untuk perlakuan Fhit>Ftabel sehingga menghasilkan gagal tolak H0 dan tolak H0
yang berarti berdasarkan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa ukuran ikan
dan perlakuan yang diberikan terhadap ikan lele dan nila kecil ada yang berpengaruh
terhadap banyaknya detak jantung dan tidak berpengaruh juga. Perlakuan terhadap
banyaknya detak jantung ikan nila dan lele besar menunjukkan bahwa untuk jenis dan
perlakuan menunjukkan hasil Fhit>Ftabel sehingga menghasilkan tolak H0 yang berarti
berdasarkan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa ukuran ikan dan
perakuan yang diberikan terhadap ikan nila dan lele besar berpengaruh terhadap
banyaknya detak jantung. Perlakuan terhadap waktu detak jantung ikan nila menunjukkan
bahwa untuk jenis dan perlakuan menunjukkan hasil Fhit<Ftabel sehingga menghasilkan
gagal tolak H0 yang berarti berdasarkan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan
bahwa ukuran ikan dan perakuan yang diberikan terhadap ikan nila tidak berpengaruh
terhadap banyaknya detak jantung. Perlakuan terhadap waktu detak jantung lele
menunjukkan bahwa untuk jenis dan perlakuan Fhit<Ftabel sehingga menghasilkan gagal
tolak H0 yang berarti berdasarkan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
ukuran ikan dan perakuan yang diberikan terhadap ikan lele tidak berpengaruh terhadap
detak jantung ikan lele. Perlakuan terhadap waktu detak jantung lele dan nila kecil
menunjukkan bahwa untuk jenis Fhit>Ftabel dan untuk perlakuan Fhit<Ftabel sehingga
menghasilkan gagal tolak H0 dan tolak H0 yang berarti berdasarkan tingkat kepercayaan
95% dapat disimpulkan bahwa ukuran ikan dan perlakuan yang diberikan terhadap ikan
lele dan nila kecil ada yang berpengaruh terhadap waktu detak jantung dan tidak
berpengaruh juga. Perlakuan terhadap waktu detak jantung lele dan nila besar
menunjukkan bahwa untuk jenis Fhit>Ftabel dan untuk perlakuan Fhit<Ftabel sehingga
menghasilkan gagal tolak H0 dan tolak H0 yang berarti berdasarkan tingkat kepercayaan
95% dapat disimpulkan bahwa ukuran ikan dan perlakuan yang diberikan terhadap ikan
lele dan nila besar ada yang berpengaruh terhadap waktu detak jantung dan tidak
berpengaruh juga.

SIMPULAN
Organ jantung pada organisme akuatik memiliki tingkat toleransi di luar tubuh pada
masing-masing individu yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup ikan. Jantung dapat terus berdenyut walaupun semua syaraf yang menuju kepadanya
dipotong. Hal ini disebabkan oleh adanya jaringan permanen khusus dalam jantung yang
berfungsi membangkitkan potensial aksi yang berulang. Ikan lele memiliki ketahanan
jantung di luar tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan ikan nila.
SARAN
Praktikum kontraksi otot jantung ikan kedepannya dapat menggunakan spesies
organisme lain. Dikarenakan masih kurangnya penelitian seperti ini pada beberapa spesies
ikan lain. Dengan mencoba berbagai spesies, maka dapat mengetahui setiap faktor faktor
lain yang berpengaruh terhadap ketahanan jantung organisme air lainnya. Selain itu, dapat
digunakan sebagai acuan baru yang bisa digunakan untuk penelitian ilmiah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Barría A, Trinh TQ, Mahmuddin M, Benzie JAH, Chadag VM, Houston RD. 2020. Genetic
parameters for resistance to Tilapia Lake Virus (TiLV) in Nile tilapia (Oreochromis niloticus).
Aquaculture. 522(1):1–7. doi:10.1016/j.aquaculture.2020.735126.
Flint AC, Conell C, Ren X, Banki NM, Chan SL, Rao VA, Melles RB, Bhatt DL. 2019. Effect of
systolic and diastolic blood pressure on cardiovascular outcomes. N Engl J Med. 381(3):243–
251. doi:10.1056/nejmoa1803180.
Ghozlan A, Zaki M, Gaber M, Nour A. 2018. Effect of different water sources on survival rate (%)
growth performance, feed utilization, fish yield, and economic evaluation on nile tilapia
(Oreochromis niloticus) monosex reared in earthen ponds. Oceanogr Fish Open access J.
6(1):1–7. doi:10.19080/OFOAJ.2018.06.555676.
Grüneboom A, Hawwari I, Weidner D, Culemann S, Müller S, Henneberg S, Brenzel A, Merz S,
Bornemann L, Zec K, et al. 2019. A network of trans-cortical capillaries as mainstay for blood
circulation in long bones. Nat Metab. 1(2):236–250. doi:10.1038/s42255-018-0016-5.
Khedkar GD, Tiknaik AD, Shinde RN, Kalyankar AD, Ron TB, Haymer D. 2016. High rates of
substitution of the native catfish Clarias batrachus by Clarias gariepinus in India.
Mitochondrial DNA. 27(1):569–574. doi:10.3109/19401736.2014.905863.
Nepstad R, Davies E, Altin D, Nordtug T, Hansen BH. 2017. Automatic determination of heart
rates from microscopy videos of early life stages of fish. J Toxicol Environ Heal - Part A.
80(16):932–940. doi:10.1080/15287394.2017.1352212.
Nofrizal, Ramdhani F, Oktavia Y, Ramses, Kurniawan R, Arimoto T. 2020. Swimming speed and
heart rate of Japanese jack mackerel (Trachurus japonicus temminck & schlegel, 1844),
through electrocardiograph (ECG) monitoring in step-up swimming exercise. AACL Bioflux.
13(3):1221–1228.
Papaioannou V, Pnevmatikos I. 2019. Heart rate variability: a potential tool for monitoring
immunomodulatory effects of parenteral fish oil feeding in patients with sepsis. Nutr Metab
Insights. 12(1):1–10. doi:10.1177/1178638819847486.
Pisano MB, Balderramo D, Wassaf MM, Lotto M, Carlino Y, Ré VE, Debes JD. 2017. Hepatitis E
virus infection in patients on dialysis and in solid organ transplant recipients in Argentina:
exploring associated risk factors. Arch Virol. 162(3):787–792. doi:10.1007/s00705-016-3171-
6.
Rahayu W, Hardi EH, Saptiani G. 2020. Patogenesitas bakteri enterobacteriaceae pada ikan zebra (
Danio rerio ) Sebagai hewan model. J Vet. 21(4):512–518.
doi:10.19087/jveteriner.2020.21.4.512.
Shaffer F, Ginsberg JP. 2017. An overview of heart rate variability metrics and norms. Front
Public Heal. 5(258):1–17. doi:10.3389/fpubh.2017.00258.
Vorobjova A, Tishkevich D, Shimanovich D, Zdorovets M, Kozlovskiy A, Zubar T, Vinnik D,
Dong M, Trukhanov S, Trukhanov A, et al. 2020. Electrochemical behaviour of Ti/Al2O3/Ni
nanocomposite material in artificial physiological solution: Prospects for biomedical
application. Nanomaterials. 10(173):1–20. doi:10.3390/nano10010173.
LAMPIRAN

Perlakuan terhadap banyaknya detak jantung ikan nila


SS df MS F P-value F crit
967272.25 1 967272.3 2.647013 199.6667 161.4476
912980.25 1 912980.3 2.498439 234.8745 161.4476
365420.25 1 365420.3

2245672.75 3

Perlakuan terhadap banyaknya detak jantung ikan lele


SS df MS F P-value F crit
1097256.25 1 1097256 1.666215 0.419611 161.4476
863970.25 1 863970.3 1.311963 234.8745 161.4476
658532.25 1 658532.3

2619758.75 3

Perlakuan terhadap banyaknya detak jantung ikan nila dan lele kecil
SS df MS F P-value F crit
192282.25 1 192282.3 3.496661 0.312632 161.4476
13572.25 1 13572.25 0.246812 190.5556 161.4476
54990.25 1 54990.25

260844.75 3

Perlakuan terhadap banyaknya detak jantung ikan nila dan lele besar
SS df MS F P-value F crit
252506.25 1 252506.3 0.092692 222.5677 161.4476
8190.25 1 8190.25 0.003007 190.5556 161.4476
2724150.25 1 2724150

2984846.75 3

Perlakuan terhadap waktu detak jantung ikan nila


SS df MS F P-value F crit
1397124 1 1397124 6.244716 0.242331 161.4476
10201 1 10201 0.045595 0.866073 161.4476
223729 1 223729

1631054 3

Perlakuan terhadap waktu detak jantung ikan lele


SS df MS F P-value F crit
922560.25 1 922560.3 0.673367 0.562534 161.4476
1370070.25 1 1370070 1 0.5 161.4476
1370070.25 1 1370070

3662700.75 3

Perlakuan terhadap waktu detak jantung ikan nila dan lele kecil
SS df MS F P-value F crit
1138489 1 1138489 13.82181 167.4333 161.4476
82369 1 82369 1 0.5 161.4476
82369 1 82369

1303227 3

Perlakuan terhadap waktu detak jantung ikan nila dan lele besar
SS df MS F P-value F crit
714870.25 1 714870.3 0.737557 167.4333 161.4476
1840092.25 1 1840092 1.898489 0.399676 161.4476
969240.25 1 969240.3

3524202.75 3

Anda mungkin juga menyukai