Anda di halaman 1dari 4

Terapi non farmakologi

1. Bed rest
Adalah dimana pasien melakukan diet tidak melakukan perkerjaan apapun dan hanya
beristirahat atau tidur di tempat tidur
2. Hindari diet protein
Diet protein bertujuan untuk mencegah terjadinya malnutrisi pada pasien
3. Nutrisi enteral
Nutrisi enteral di lakukan apabila pasien mengalami pendarahan esophagus dimana
nutrisi enteral ini adalah pemberian makanan melalui raktus gastrointestinal
4. Nutrisi secara parenteral dengan pemberian infus kombinasi NaCl 0,9%, dekstrosa
10%, dan aminoleban 20 tetesan per menit

Omeprazole
P 1.2 Efek terapi obat tidak optimal
C 3.2 Dosis Obat terlalu tinggi

Omeprazole di ganti dengan esomeprazole

Judul jurnal : Safe use of proton pump inhibitors in patients with cirrhosis

P : 69 studi
I : Esomeprazole
C: omeprazole dan rabeprzole
O: Pemberian Esomeprazole dosis maksimal 20 mg disarankan pada pasien CTP C (Pada
pasien dengan gangguan hati ringan atau sedang, metabolisme esomeprazole bisa diturunkan.
Pada pasien dengan gangguan hati berat, metabolisme esomeprazole menurun yang
menyebabkan penggandaan AUC. Karena itu, jangan melebihi dosis maksimum 20 mg pada
pasien dengan severe hepatic. Esomeprazole dan metabolit utama tidak cenderung
menumpuk dengan dosis sekali sehari). Mengenai keamanan, dalam satu kasus laporkan
esomeprazole ditoleransi dengan baik. Dalam studi farmakokinetik, 25% dari 12 pasien
menderita efek samping (mis. sembelit, diare dan HE) bila menggunakan 40 mg per hari
selama 5 hari. Pasien dengan HE mengalami sirosis parah.
Pada praktikum kali ini Pasien IKM, laki-laki, 60 tahun, Bali. Pekerjaan
petani. dengAn keluhan utama merasakan tidak enak di bagian perut dan
mengatakan perut membesar. Pasien datang sadar dan diantar oleh keluarga ke
IRD sebuah Rumah Sakit Umum pada tanggal 20 Juni 2019 mengeluh perut
membesar. Perutnya dikatakan membesar secara perlahan pada seluruh bagian
perut sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, dan merasakan perut semakin
membesar dan dirasakan semakin hari semakin membesar dan bertambah tegang,
namun keluhan perut membesar ini tidak sampai membuat pasien sesak dan
kesulitan bernapas. Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati sejak 1 bulan namun
memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati dikatakan
seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh pasien sepanjang hari.
Keluhan nyeri juga disertai keluhan mual yang dirasakan hilang timbul namun
dirasakan sepanjang hari dan muntah yang biasanya terjadi setelah makan. Pasien
juga mengeluh lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lemas
dikatakan dirasakan terus menerus dan tidak menghilang walaupun pasien telah
beristirahat. Keluhan ini dikatakan dirasakan di seluruh bagian tubuh dan 4
semakin memberat dari hari ke hari hingga akhirnya 6 hari sebelum masuk rumah
sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, pasien juga
mengeluh adanya bengkak pada kedua kaki sejak 6 minggu sebelum masuk
rumah sakit yang membuat pasien susah berjalan. Keluhan kaki bengkak ini tidak
disertai rasa nyeri dan kemerahan. Riwayat trauma pada kaki disangkal oleh
pasien. Pasien mengatakan bahwa buang air besarnya berwarna hitam seperti
aspal dengan konsistensi sedikit lunak sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit dengan frekuensi 2 kali per hari dan volume kira-kira ½ gelas setiap buang
air besar. Buang air kecil dikatakan berwarna seperti teh sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit, dengan frekuensi 4-5 kali per hari dan volumenya kurang
lebih ½ gelas tiap kali kencing. Rasa nyeri ketika buang air kecil disangkal oleh
pasien. Pasien juga mengatakan bahwa kedua matanya berwarna kuning sejak 1
bulan sebelum masuk rumah sakit. Warna kuning ini muncul perlahan-lahan.
Riwayat kulit tubuh pasien menguning disangkal. Selain itu, dikatakan pula
bahwa beberapa hari terakhir, pasien merasa gelisah dan susah tidur di malam
hari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien dalam sakit
sedang, kesadaran kompos mentis, berat badan 69 kg, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 92x per menit, laju respirasi 20x per menit, dan suhu axilla 37 °C.
Dari pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menunjang diagnosis pasien
ini, didapatkan bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek, SGOT, SGPT,
BUN dan kreatinin pada pasien meningkat, sedangkan albumin rendah.
Pemeriksaan HbsAg dan anti HCV hasilnya nonreaktif. Dari pemeriksaan USG
abdomen didapatkan kesan pengecilan hepar dengan splenomegali sesuai dengan
gambaran sirosis hepatis, ascites, dan curiga nefritis bilateral. Dimana
penatalaksanaan pada pasien ini adalah masuk rumah sakit, diet cair (tanpa
protein), rendah garam, batasi cairan (1 lt/hari), infuse DS 10%: NS:
Aminoleban= 1:1:1 → 20 tetes per menit, propanolol 2x10 mg, spironolacton 100
mg (pagi), furosemide 40 mg (pagi), omeprazole 2x40 mg, sucralfat syr 3 X CI,
asam folat 2 x II, lactulosa sirup 3xCI, paramomycin 4x500 mg, lavement tiap 12
jam, transfusi albumin 20% 1 kolf/hari → s/d albumin > 3 gr/dl, dan nebul
ventolin bila mengalami sesak.

Menurut jurnal yang berjudul Safe use of proton pump inhibitors in patients
with cirrhosis esomeprazole di katakan lenih efektive dibandingkan dengan
omeprazole, Dimana dosis dari esomprazole yaitu 40 mg /hari , namun pada
pasien dengan gangguan hati berat, metabolisme esomeprazole menurun yang
menyebabkan penggandaan AUC. Karena itu, jangan melebihi dosis maksimum
20 mg pada pasien dengan severe hepatic. .
Dan menurut jurnal yang berjudul Safety and Efficacy of Long Term
Esomeprazole Therapy in Patients with Healed Erosive Oesophagitis pengunaan
esomeprazole dengan dosis 20 mg perhari pada pasien dengan sirosis hepatis
dikatakan aman dengan hasil penelitian pada pasien yang menyelesaikan 12 bulan
pengobatan dengan esomeprazole tidak terdapat efek samping obat yang serius.
Efek samping seperti sakit kepala, diare, sakit perut dan kembung merupakan efek
sampaing yang di laporkan yang di alami oleh 3% dari pasien yang mengkonsumsi
obat esomeprazole.
Rianne A et al., 2018 : Safe use of proton pump inhibitors in patients with cirrhosis., British
Journal of Clinical Pharmacology
Paul, N Manton et. Al, 2001: Safety and Efficacy of Long Term Esomeprazole Therapy in
Patients with Healed Erosive Oesophagitis pengunaan esomeprazole., Drug Safety

Anda mungkin juga menyukai