Anda di halaman 1dari 2

Perdamaian

Inti dari permohonan PKPU adalah pengajuan rencana perdamaian oleh debitur. Rencana
perdamaian dibahas dalam rapat kreditur untuk diputuskan apakah disetujui atau ditolak. Jika
rencana perdamaian disetujui dan disahkan oleh majelis hakim, rencana perdamaian berubah
menjadi perjanjian perdamaian yang mengikat debitur dan kreditur.

Jangka Waktu

Rencana perdamaian dapat disampaikan pada saat atau selama periode sebagai berikut

1. Saat pengajuan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKFU) oleh


debitur,
2. Selama periode permohonan PKPU sampai dengan diputuskannya PKPUS.
3. Selama masa PKPU Sementara (PKPUS), yaitu maksimum 45 hari.
4. Selama masa PKPU Tetap (PKPUT), yaitu maksimum 270 hari.

Jika permohonan PKPU diajukan oleh debitur, dalam permohonan tersebut dapat dilampirkan
rencana perdamaian (Pasal 224 ayat (5)). Namun, jika rencana perdamaian tidak tersedia di
kepaniteraan pengadilan pada saat permohonan, rencana perdamaian dapat juga disampaikan
sampai dengan saat sebelum sidang yang memutuskan PKPUS (Pasal 226 ayat (2)). Jika
permohonan PKPU diajukan oleh debitur, pengadilan harus mengabulkan adanya PKPUS dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari sejak permohonan didaftarkan. Jadi, rencana perdamaian dapat
disampaikan selama periode 3 (tiga) hari ini.

Keputusan

Rencana perdamaian diajukan oleh debitur untuk diputuskan oleh kreditur. Keputusan dilakukan
dalam persidangan pengadilan atau dalam rapat kreditur. Keputusan dibuat dengan sistem
pemungutan suara. Jika rencana perdamaian ditolak oleh kreditur, debitur yang bersangkutan
akan dinyatakan pailit demi hukum. Proses selanjutnya mengikuti ketentuan tentang kepailitan.
Sebaliknya, ika rencana perdamaian disetujui dalam rapat kreditur, hakim pengawas harus
menyampaikan laporan tertulis kepada pengadilan (Majelis Hakim yang memeriksa dan
memutus perkara PKPU) pada tanggal yang telah ditentukan untuk keperluan pengesahan
perdamaian (Pasal 284).
Pengurusan

Selama masa PKPU, debitur (tanpa persetujuan pengurus) tidak dapat melakukan kepengurusan
atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya (Pasal 240 ayat (1)). Kewajiban debitur
yang dilakukan tanpa mendapatkan persetujuan dari pengurus yang timbul setelah PKPU, hanya
dapat dibebankan kepada harta debitur sejauh hal itu menguntungkan harta debitur (Pasal 240
ayat (2). Pinjaman dari pihak ketiga dapat dilakukan oleh debitur jika telah memperoleh
persetujuan pengurus dan dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai harta debitur, Pemberian
agunan juga diperbolehkan jika disetujui oleh hakim pengawas.

Selain kewajiban yang harus dipenuhi dalam kaitannya dengan kepengurusan, memperoleh hak-
hak di antaranya sebagai berikut

1. Debitur tidak dapat dipaksa untuk membayar utangnya dan semua tindakan eksekusi
yang telah mulai dilakukan untuk memperoleh pelunasan harus ditangguhkan (Pasal 242
ayat (1)).
2. Semua sita yang telah dilakukan gugur dan jika debitur disandera, ia harus dilepaskan
segera setelah putusan PKPUT atau setelah pengesahan perdamaian memperoleh
kekuatan hukum tetap (Pasal 242 ayat (2)).
3. Pembayaran utang selama berlangsungnya PKPU tidak dilakukan, kecuali pembayaran
utang tersebut dilakukan kepada semua kreditur menurut perimbangan piutang masing
masing (Pasal 245).

Anda mungkin juga menyukai