Kelompok 2 Addison
Kelompok 2 Addison
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah “Asuhan keperawatan pada Addison”
Dalam Penyusunan makalah ini, tidak luput dari berbagai kendala. kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan serta masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
terwujudnya kesempurnaan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Laporan pendahuluan....................................................................................3
1. Definisi......................................................................................................3
2. Klasifikasi..................................................................................................3
3. Etiologi......................................................................................................4
4. pathway.....................................................................................................5
5. Manifestasi klinis......................................................................................6
6. Komplikasi................................................................................................6
7. Penatalaksanaan.........................................................................................7
8. Penatalaksaan Medic.................................................................................7
9. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................7
B. Asuhan Keperawatan Pada Addison.............................................................9
1. Pengkajian.................................................................................................9
2. Analisa Data............................................................................................15
3. Intervensi.................................................................................................18
4. Implementasi...........................................................................................21
5. Evaluasi...................................................................................................24
BAB III PENUTUP...............................................................................................26
A. Kesimpulan.................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................26
Daftar Pustaka........................................................................................................27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
menghancurkan kelenjar adrenal. Biassanya lebih dari 80% dari kedua kelenjar
harus rusak sebelum timbul gejala dan tanda insufisiensi.
2
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan addison?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada addison?
C. Tujuan
1. Sebagai sarana untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medical bedah
II
2. Sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa dan mahasiswi ADHC
3. Sebagai sarana menambah wawasan tentang addison
BAB II
PEMBAHASAN
A. Laporan pendahuluan
1. Definisi
2. Klasifikasi
a. Akut
Krisis adrenal. Terjadi apati, koma, dan nyeri epigastrik. Kadar gula
darah rendah. Keadaan ini timbul setelah terjadi trauma, hipotensi berat dan
sepsis.
4
Yang lebih jarang, keadaan ini bisa timbul pada pasien yang
sebelumnya (dalam waktu 1-1,5 tahun) atau baru-baru saja mendapat
pengobatan kortikosteroid dimana terdapat trauma, pembedahan atau infeksi
akut, atau saat penghentian gangguan steroid.
5
6
b. Kronis
Terdapat kelemahan dan kelelahan yang onsetnya perlahan-lahan
disertai gejala gastrointestinal berupa anoreksia, penurunan berat badan dan
diare. Hipotensi sering kali postural, dan takikardia timbul pada tahap lanjut
dari penyakit. Hiperpigmentasi terjadi pada tempat yang terpapar matahari,
daerah yang mengalami gesekan, lipatan tangan dan mukosa bukal.
3. Etiologi
Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :
4. pathway
8
5. Manifestasi klinis
a. kelemahan,
b. fatique, anoreksia, hausea, muntah, BB menurun, hipotensi, dan
hipoglikemi.
c. Astenia (gejala cardinal) : kelemahan yang berlebiH
d. Hiperpiqmentasi : menghitam seperti perunggu, coklat seperti terkena sinar
matahari, biasanya pada kulit buku jari, lutut, sikU
e. Rambut pubis dan aksilaris berkurang pada perempuaN
f. Hipotensi arterial (td : 80/50 mmHg/kurang
g. Abnormalitas fungsi gastrointestinal
Dengan berlanjutnya penyakit yang disertai hipotensi akut sebagai akibat
dari hipokortikoisme, pasien akan mengalami krisis addisonian yang ditandai
oleh sianosis, panas dan tanda-tanda klasik syok: pucat, perasaan cemas,
denyut nadi cepat dan lemah, pernapasan cepat serta tekanan darah rendah.
Disamping itu, pasien dapat mengeluh sakit kepala, mual, nyeri abdomen serta
diare, dan memperlihatkan tanda-tanda kebingungan serta kegelisahan. Bahkan
aktivitas jasmani yang sedikit berlebihan, terpajan udara dingin, infeksi yang
akut atau penurunan asupan garam dapat menimbulkan kolaps sirkulasi, syok
dan kematian jika tidak segera diatasi. Stres pembedahan atau dehidrasi yang
terjadi akibat persiapan untuk berbagai pemeriksaan diagnostik atau
pembedahan dapat memicu krisis addisonian atau krisis hipertensif.
6. Komplikasi
a. syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
d. Hiperkalemiae
e. Sepsis
f. Ca. Paru
g. Diabetes mellitus
9
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan ditinjau dari tingkat keparahan:
1) Kegagalan adrenal kronis: penggantian glukokortikoid dengan
hidrokortison 20 mg/hari dalam dosis terbagi, ditambah dengan terapi
terhadap infeksi atau penyakit penyrta, atau pembedahan. Pengganti
mineralokortikoid (fludrokortison) hanya dilakukan pada kegagalan
adrenal primer.
2) Kegagalan adrenal akut: merupakan sebuah kegawat daruratan medis.
Cairan intravena (NaCL fisiologis) dalam jumlah besar dan hidrokortison
diberikan dengan dosis yang tinggi. Faktor pemicu (infeksi dan lain-lain)
ditangani. Pantau kadar elektrolit dan glukosa. (Patrick davey, 2005).
8. Penatalaksaan Medic
a. Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4
minggu dosis 12,5 – 50 mg/hr
b. Hidrokortison (solu – cortef) disuntikan secara IV
c. Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti
kortisol
d. Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
e. Fludrukortison : 0,05 – 0,1 mg/hr diberikan per oral
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
1) Penurunan konsentrasi glukosa dan natrium (hipoglikemia dan
hiponatrium)
2) Peningkatan konsentrasi kalium serum (hiperkalemia)
3) Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
4) Penurunan kadar kortisol serum
5) Kadar kortisol plasma rendah
10
2) Gambaran EKG
Cortisol adarah dan urin diukur sebelum dan setelah suatu bentuk
sintetik dari ACTH diberikan dengan suntikan. Pada tes ACTH yang
disebut pendek cepat. Penyukuran cortisol dalam darah di ulang 30
sampai 60 menit setelah suatu suntikan ACTH adalah suatu kenaikan
tingkatan – tingkatan cortisol dalam darah dan urin.
Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, suatu tes
stimulasi CRH “Panjang” diperlukan untuk menentukan penyebab dari
ketidak cukupan adrenal. Pada tes ini, CRH sintetik di suntikkan secara
intravena dan cortisol darah diukur sebelum dan 30, 60 ,90 dan 120 menit
setelah suntikan. Pasien – pasien dengan ketidak cukupan adrenal
seunder memp. Respon kekurangan cortisol namun tidak hadir /
penundaan respon – respon ACTH. Ketidakhadiran respon – respon
ACTH menunjuk pada pituitary sebagai penyebab ; suatu penundaan
respon ACTH menunjukan pada hypothalamus sebagai penyebab
11
1. Pengkajian
a. Indentitas Klien
1) Nama : Ny. A
2) Jenis kelamin : Perempuan
3) Umur : 35 thn
4) Agama : Islam
5) Pekerjaan :-
6) Golongan Darah :-
7) Alamat :-
8) Tanggal Masuk RS :
9) Diagnosa Medis :
10) No. Medrek :
b. Identitas Penanggung jawab
1) Nama : Tn. A
2) Jenis Kelamin : Laki - laki
3) Umur : 40 thn
4) Agama : Islam
5) Pekerjaan :-
6) Hubungan dengan Px : Suami
7) Alamat :
c. Keluhan Utama
Nyeri abdomen
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. A datang ke rumah sakit diantar suaminya dengan keluhan Lemas,
kurang nafsu makan sudah 2 hari, mual – muntah. Klien juga terlihat
sangat kurus dan menurut keluarga klien mengalami penurunan berat
badan sebanyak 10 kg. Terdapat nyeri abdomen saat di tekan , tidak
mampu melakukan aktivitas apapun sehingga hanya berbaring di
tempat tidur .
12
8) Mulut
Mukosa mulut kering, lidah pucat, tidak ada leso atau massa pada
gusi, gigi lengkap tidak ada yang tanggal
9) Leher
Tidak ada massa atau lesi, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak
ada nyeri tekan.
10) Dada
Bentuk dada simetris, antara kiri dan kanan sama, pergerakan dada
cepat, adanya kontraksi otot bantu pernafasan , terdapat dipsneu,
terdapat gerakan cuping hidung. Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba
pembengkakan massa.
11) Jantung
Ictus cordis tidak tampak, namun teraba di ICS 5-6 mid clavikula line
sinistra, bunyi jantung redup, suara jantung melemah, tidak ada suara
jantung tambahan.
12) Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak ada lesi atau massa, bising usus
meingkat, terdapat nyeri tekan karena kram abdomen,.
13) Ekstremitas
Ekstremitas tampak lemah, kondisi tangan dan kaki lengkap tidak ada
yang cacat, terdapat nyeri ekstremitas, atrofi otot, dan kelemahan otot.
14) Genetalia
Terdapat hemoroid
15) Kulit dan kuku
Kulit nampak kering, telapak tangan dan kaki pucat, tidak ada nyeri
tekan, turgor kulit kurang baik (kering).
g. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah lengkap (+)
15
2) Rotgen (+)
h. Pemeriksaan laboratorium
Nama : Ny. A No Medrek : 990991
Ruang : Melati Dx Medis : Addinson Desease
j. Aktivitas sehari-hari
2. Analisa Data
Nama : ny.A No.RM : 990991
Ruang : Melati Dx Medis : Addison Disease
N Data fokus Penyebab Masalah keperawatan
o
1. Ds: Komplikasi dari Hipovolemia
1. Klien mengatakan penyakit TB
sering kekamar ↓
mandi (BAK dan Destraksi korteks
BAB) adrenal
2. Klien mengatakan ↓
lemes Inffusiensi
Do: kartekoadrenal
1. Asupan minum ↓
klien berkurang Penurunan
2. CRT > 2 dtk aldesteron
3. Turgor kulit kering ↓
dan menurun Ketidak seimbangan
4. Membran mukosa elektrolit
kering ↓
5. TTV Penyerapan natrium
Nadi :110x/menit hipotermia
TD : 90/70 mmHg ↓
6. Mata klien tampak Reabsorpsi kalium
cekung (hiperkalsemia)
7. Kalium meningkat ↓
(5,8) Peningkatan ekskresi
8. Natrium menurun air
(121) ↓
Hilangnya ekstra
seluler (dehidrasi)
↓
hipovolemia
18
3. Intervensi
Nama : Ny. A No. Medrek : 990991
Ruang : Melati Dx Medis : Addison Desease
No No Tujuan Intervensi
Dx
1 I Setelah dilakukan tindakan 2x Observasi :
24 jam diharapkan kekurangan 1. Periksa tanda dan gejala
cairan klien dapat teratasi hipovolemia( nadi teraba lemah,
dengan kriteria hasil : frekuensi nadi meningkat ,turgor
1. Frekuensi BAK dan BAB kulit menurun , membran mukosa
klien berkurang kering, volue urine menurun,
2. Lemas px berkurang haus, lemah , dll)
3. Asupan minum klien 2. Monitor intake dan output cairan
meningkat
4. CRT < 2 dtk Terapeutik :
5. Turgor kulit membaik 1. Berikan posisi modified
6. Mukosa bibir lembab tendelenburg
7. TTV dalam batas normal 2. Berikan asupan cairan oral
8. Mata cekung teratasi
9. Kalium dalam batas normal Kolaborasi :
10. Natrium dalam batas normal 1. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat dan cairan
isotonis ( Nacl, RL), cairan
hipotonis ( glukosa 25%, Nacl
0,4%).
2. Kolaborasi pemberian produk
darah. ( bila perlu)
Edukasi :
1. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
2. Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak.
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk
2. Anjurkan makan porsi sedikit
namun sering
3. Anjurkan oral hygine sebelum
makan
3 III Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 2x 24 jam 1. Identifikasi gangguan fungsi
diharapkan intoletansi aktivitas tubuh yang mengakibatkan
klien dapat teratasi dengan kelelahan atau kelemahan
kriteria hasil : 2. Monitor kelemahan fisik dan
1. Lemas dan lemah emosional
berkurang 3. Monitor pola dan jam tidur
2. Klien mampu melakukan 4. Monitor lokasi ketidaknyamanan
aktivitasnya saat melakukan aktivitas
3. Klien tidak lagi hanya
berbaring di tempat tidur Terapeutik :
4. Pusing berkurang 1. Sediakan lingkungan yang
5. Rentang gerak nyaman dan rendah stimulus
meningkat ( suara, kunjungan, cahaya)
6. Pucat berkurang 2. Berikan aktivitas distraksi yang
7. TTV dalam batas normal menyenangkan
8. Aktivitas yang dibantu 3. Fasilitasi duduk disisi tempat
menurun tidur
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam peningkatan asupan nutrisi
Edukasi :
1. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
2. Ajarkan strategi kooping untuk
21
mengurangi kelemahan
3. Anjurkan keluarga px untuk
membantu px dalam beraktivitas
4. Implementasi
Nama : Ny. A No. Medrek : 990991
Ruangan : Melati Dx Medis : Addison Desease
1. TD : 90/ 70 Mhg
22
RR : 24 X /menit
2. Memonitor Asupan N : 110 X/menit
makanan S : 36,8 C
2. Klien
menghabiskan 2-
3. Mengidentifikasi 3 sendok makan
makanan yang disukai
3. Klien menyukai
4. Memberikan suplmen semua jenis
makanan makanan
4. Klien mengerti
5. Menganjurkan makan dan mau
porsi sedikit namun meminum
sering suplmen
5. Evaluasi
2 II S:
- Klien mengatakan nafsuk makan
mulai menintgkat
- Mual muntah sudah berkurang
- Frekuensi BAB menurun
O:
- Klien tampak lebih gemuk
- BB sudah mulai naik
- Bising usus sudah normal
A : Masalah deficit nutrisi teratasi
P : Intervensi di hentikan
3 III S:
24
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran kami sebeagai penyusun adalah kepada para pembaca agar selalu
menjaga kesehyatan entah itu dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan
nutrisi atau pun dengan olah raga yang rutin, karena Addison ini tergolong
penyakit yang cukup berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit-penyakit
berbahaya, dan kepada para tim medis agar selalu memberikan asuhan
keperawatan yang tepat dan optimal demi terciptanya kesembuhan bagi pasien.
25
Daftar Pustaka
26