BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Hipotesis
1.5 Manfaat
1.5.3 Lingkungan
2.1.1. Definisi
2.1.4. Patofisiologi
2.1.6. Diagnosis
Penegakkan diagnosis stroke, pertama lakukan anamnesis
mengenai gejala awal, perkembangan gejala, riwayat penyakit
sebelumnya, faktor risiko yang ada, dan pengobatan yang sedang
dijalani. Berikutnya adalah melakukan pemeriksaan neurologis
lengkap untuk mengetahui kemungkinan letaknya lesi. Untuk
membedakan diagnosis stroke itu merupakan infark/hemoragik
dapat dilakukan konfirmasi dengan melakukan CT scan. Untuk
membedakan stroke iskemik karena trombosis atau emboli
memang sulit dibedakan dari gejala klinis saja. Diagnosis stroke
emboli biasanya ditegakkan secara inferensi. Pada beberapa kasus
ditemukan adanya obstruksi arteri melalui pemeriksaan
arteriografi. Penemuan yang mendukung ke arah diagnosis stroke
emboli adalah awitan yang akut dan ditemukannya sumber
emboli.12
2.1.7 Tatalaksana
2.1.9 Prognosis
2.2 Covid 19
2.2.1 Definisi
2.2.2 Etiologi
Akhir tahun 2019, ditemukan wabah baru di China yang
menewaskan lebih dari 1800 orang serta menginveksi lebih dari
7000 orang dalam 50 hari pertama pandemik. Virus ini dinamakan
Wuhan coronavirus atau 2019 novel coronavirus (2019-nCov) oleh
peneliti China. Tanggal 11 februari 2020 diberi nama Severe
Pneumonia With Novel Pathogens oleh Taiwan CDC (Centers for
Disease Control and Prevention). Secara resmi diberi nama
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) oleh WHO (World Health
Organization). Wabah ini disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).17
2.2.3 Epidemiologi
2.2.4 Patofisiologi
2.2.6 Diagmosis
2.2.6.1 PCR
Analisis kuantitatif reverse-transcription
polymerase chain reaction (RT-PCR) dianggap sebagai
gold standar untuk mendiagnosis Covid-19. RNA SARS-
CoV-2 diidentifikasi oleh RT-PCR. Sampel dari usap
tenggorokan (nasofaring pada anak-anak), dahak, sekresi
saluran napas bawah, tinja dan darah dapat diperiksa untuk
asam ribonukleat SARS-CoV-2. Penelitian telah
menunjukkan viral load yang lebih tinggi di rongga hidung
dibandingkan dengan tenggorokan tanpa perbedaan dalam
viral buden antara individu yang bergejala dan yang tidak
bergejala.22
2.2.6.2 Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA