Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM PENGENDAPAN MARINE

DOSEN PENGAMPU:

Dr. FAHRUDDIN S.Si., M.T.

DISUSUN OLEH (KELOMPOK IV) :


NURLITA SARI NIM. 1811014120003
SRI WAHYUNI NIM. 1811014220017
HUDCHON DOYO H. NIM. 1811014210026
YUSUF FAISAL NIM. 1711014310005
PRAMESTI CANDRA N. NIM. 1711014220016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 FISIKA
BANJARBARU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pengendapan Marine”. Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Sedimentasi di Universitas
Lambung Mangkurat. Proses penulisan dan pembuatan makalah ini tentu saja tidak
terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih, khususnya kepada :

1. Dr. Fahruddin, S.Si., M.T, selaku dosen pengampu Mata Kuliah


Sedimentasi yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.
2. Kedua orangtua yang selalu mendoakan serta memberi dukungan baik
moril maupun material dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam makalah yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.

Makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, baik dari segi bahasa
maupun sistematika penulisannya yang disebabkan oleh keterbatasan wawasan,
waktu, dan tenaga yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun untuk penulisan makalah-makalah berikutnya.

Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat menjadi sesuatu yang


bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi semua pihak.

Banjarbaru, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................5
a. Lingkungan Pengendapan............................................................................................5
b. Sistem Pengendapan Marine........................................................................................5
c. Contoh batuan sedimen marine.................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................12
3.2 Saran............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sedimentasi (Pengendapan) merupakan sebuah peristiwa atau proses


pengendapan yang terjadi pada beberapa komponen abiotik yang ada di
lingkungan seperti halnya tanah dan juga pasir.  Proses pengendapan atau
sedimentasi ini bisa diesbabkan oleh beberapa hal seperti aliran air ataupun
hembusan angin yang dapat memindahkan partikel- partikel kecil dari tanah
atau pasir ke tempat lain hingga mengalami pengendapan dan membentuk
sesuatu yang baru. Material- material yang dipendahka/n ini merupakan
material- material sisa dari pelapukan atau pengikisan yang berlangsung
dalam jangka waktu cukup lama sehingga mudah diangkut.
Sedimentasi marine adalah batuan sedimen marine merupakan salah
satu dari jenis- jenis batuan sedimen yang terbentuk di lingkungan laut atau
samudera. Selain itu, batuan sedimen marine juga dapat didefinisikan sebagai
batuan yang proses sedimentasinya disebabkan oleh adanya tenaga atau
gelombang air laut.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis akan memaparkan
sistempengendapan marine dalam sedimentologi.

1.2 Pembatasan Masalah


Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka penulis membatasi
masalah yang akan dibahas adalah sistem pengendapan marine

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem pengendapan marine ?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem pengendapan batuan marine
2. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ssedimentologi
BAB II
PEMBAHASAN

a. Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan adalah bagian dari permukaan bumi dimana
proses fisik, kimia dan biologi berbeda dengan daerah yang berbatasan
dengannya (Selley, 1988). Sedangkan menurut Boggs (1995) lingkungan
pengendapan adalah karakteristik dari suatu tatanan geomorfik dimana proses
fisik, kimia dan biologi berlangsung yang menghasilkan suatu jenis endapan
sedimen tertentu. Nichols (1999) menambahkan yang dimaksud dengan
proses tersebut adalah proses yang berlangsung selama proses pembentukan,
transportasi dan pengendapan sedimen. Perbedaan fisik dapat berupa elemen
statis ataupun dinamis. Elemen statis antara lain geometri cekungan, material
endapan, kedalaman air dan suhu, sedangkan elemen dinamis adalah energi,
kecepatan dan arah pengendapan serta variasi angin, ombak dan air. Termasuk
dalam perbedaan kimia adalah komposisi dari cairan pembawa sedimen,
geokimia dari batuan asal di daerah tangkapan air (oksidasi dan reduksi (Eh),
keasaman (Ph), salinitas, kandungan karbon dioksida dan oksigen dari air,
presipitasi dan solusi mineral). Sedangkan perbedaan biologi tentu saja
perbedaan pada fauna dan flora di tempat sedimen diendapkan maupun daerah
sepanjang perjalanannya sebelum diendapkan.
Permukaan bumi mempunyai morfologi yang sangat beragam, mulai dari
pegunungan, lembah sungai, pedataran, padang pasir (desert), delta sampai ke
laut. Dengan analogi pembagian ini, lingkungan pengendapan secara garis
besar dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni darat (misalnya sungai,
danau dan gurun), peralihan (atau daerah transisi antara darat dan laut; seperti
delta, lagun dan daerah pasang surut) dan laut. Banyak penulis membagi
lingkungan pengendapan berdasarkan versi masing-masing. Selley (1988)
misalnya, membagi lingkungan pengendapan menjadi 3 bagian besar: darat,
peralihan dan laut . Namun beberapa penulis lain membagi lingkungan
pengendapan ini langsung menjadi lebih rinci lagi. Lingkungan pengendapan
tidak akan dapat ditafsirkan secara akurat hanya berdasarkan suatu aspek fisik
dari batuan saja. Maka dari itu untuk menganalisis lingkungan pengendapan
harus ditinjau mengenai struktur sedimen, ukuran butir (grain size),
kandungan fosil (bentuk dan jejaknya), kandungan mineral, runtunan tegak
dan hubungan lateralnya, geometri serta distribusi batuannya.

b. Sistem Pengendapan Marine


Lingkungan pengendapan laut adalah lingkungan pengendapan yang
beralokasi di daerah laut atau samudera. Batuan hasil pengendapan oleh air
laut isebut sedimen marine. Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya
gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir,
spit,ombolo, dan penghalang pantai. Arus yang terdapat di laut berasal dari
pengaruh angin, densitas air, temperatur, variasi salinitas dan gaya pasang
surut. Pengaruh gelombang ini berdampak kepada kedalaman air sampai
beberapa meter mencapai Tingkatan yang lebih dalam, selama energi yang
lebih tinggi mempengaruhi dasar laut. Lingkungan laut mencakup semua
wilayah di samudera dan di lautan. Lingkungan ini dapat diklasifikasikan
berdasarkan kedalaman air laut serta tipe sedimen yang mengendap Boggs,
1995)

Gambar Lingkungan pengendapan


Arus yang terdapat di laut berasal dari pengaruh angin, densitas air,
temperatur, variasi salinitas dan gaya pasang-surut. Pengaruh gelombang ini
berdampak kepada kedalaman- kedalaman air sampai beberapa beberapa
meter mencapai tingkatan-tingkatan yang lebih dalam, selama energi yang
lebih tinggi mempengaruhi dasar laut.
a. Lingkungan Pengendapan Laut Dangkal
Lingkungan pengendapan ini mencakup akumulasi dari sedimen
klastik yang tertransport dari daratan serta sedimentasi batuan karbonat
yang berasal dari keterdapatan organisme yang hidup di laut. Sedimen
yang terendapkan di lingkungan laut dangkal sangat beraneka ragam.
Material sedimen klastik terdistribusi dan terpisahkan pada fasies
pengendapan yang berbeda oleh arus pasang surut, gelombang, badai dan
arus laut Proses yang sama juga berpengaruh terhadap sedimen karbonat
yang banyak keterdapatannya pada kondisi iklim, kedalaman air, dan
produksi organisme tertentu (Nichols, 1999). Lingkungan Laut Dangkal
Siliklastik adalah Lingkungan ini dicirikan dengan adanya pengendapan
detritus pada kedalaman sedang (10-200m), atau dekat dengan daratan,
dipengaruhi pasang-surut, gelombang, angin atau badai yang
mendominasi gaya gerak sedimen. Sedimen yang terendapkan termasuk
bersal dari estuarin, dataran pasang surut, endapan badai, pulau
penghalang, dan garis pinggir pantai (Boggs, 1995) Lingkungan Laut
Dangkal Karbonat adalah Lingkungan ini dicirikan dengan pengendapan
karbonat yang dipengaruhi oleh proses biokimia pada laut dangkal
(<100m). Wilayah dengan sedimentasi kabonat dikenal dengan carbonat
platform. Platform terdapat pada wilayah di paparan daratan yang
terbentang di garis pantai sampai pada wilayah epikontinental laut.

b. Lingkungan Pengendapan Laut Dalam


Lingkungan laut dalam merupakan daerah terbesar yang menyusun
permukaan bumi dengan kedalaman lebih dari 200m. Sekitar 65% dari
permukaan bumi mencakup continental slope, continental rise, palung
laut dalam, dan dasar laut yang dalam (Nichols, 1999). Pada lingkungan
laut dalam, dipermukaannya banyak terdapat organisme namun dibawah
zona photik organismenya lebih sedikit. Sedimen laut alam memang
lebih sedikit keterdapatannya dibandingkan dengan sedimen laut
dangkal. Namun perkecualian untuk lingkungan kipas laut dalam yang
dekat dengan kemiringan, dimana rata-rata sedimen terderivasi olch arus
turbidit yang dapat bergerak 10m/ 1000tahun dan produk arus turbidit
dapat mencapai ketebalan ribuan meter. Sedimen yang terendapkan pada
lingkungan ini adalah tubuh pasir yang sangat tebal. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, lingkungan laut dalam dapat terbagi menjadi :
- Continental Slope, terbentang mulai dari paparan dengan
kedalaman 130m sampai permulaan dasar laut. Batas bawahnya
terletak pada kedalaman 1500-4000m, tetapi pengecualian pada
palung dalam dapat terbentang mencapai 10000m dan semakin
kearah laut kedalamannya semakin bertambah (Boggs, 1995).

- Continental Rise dan Cekungan Laut Dalam, wilayah ini


mencakup bagian laut dalam yang berada di bagian distal dari
continental slope. Wilayah ini mencakup 80% lingkungan lantai
samudera. Bagian terdalam dari samudera terbagi menjadi dua
komponen fisiografis yakni : lantai samudera dan oceanic ridge.
c. Reef
Reef adalah lingkungan pengendapan dengan fiertilisasi onganismme
yang sangat tinggi pada lingkungan laut. Lingkungan reef dapat
dibedakan menjadi:
1. Foreree
2. Reef Crest
3. Backreef

D. Oceanic Basins atau Abyssai Plain


Abysal Plain atau Oceanic basin adalah permukaan dari oceanic crust
yang datar akibat deposisi sedimen yang terus-menerus menutupi relief
dasar laut . Terbentu biogenic sedimentary structures sepeti trails,
burrows, borring akibat aktivitas organisme yang hidup di dasar laut.

Sedimentasi ini juga terjadi akibat adanya pasang surut air laut.
Ketika pasang, maka material akan terbawa dan ketika surut material-
material tersebut tertinggal. Hal ini berlangsung berulang- ulang dalam
jangka waktu yang lama. Karena berlangsung berulang- ulang maka
lama- kelamaan terbentuklah pulau- pulau kecil atau dataran kecil.
Sebagai akibat dari sedimentasi marine ini maka terciptalah beberapa
bentukan yang berbeda- beda. Bentukan- bentukan yang dapat tercipta
antara lain sebagai berikut:

a. Tomblo
Tanggul pasir alami yang menghubungkan daratan dengan
pulau yang berada dekat pantai. Tombolo dapat terbentuk pada
lautan dangkal yang tidak terganggu oleh arus laut

b. Split
Merupakan bentuk yang berupa dataran kecil yang berada di
tengah- tengah laut. Sehingga kita dapat mengatakan gosong ini
seperti pulau kecil yang berada di tengah laut. Gosong ini bisa
terbentuk karena adanya perubahan arus laut yang terjadi secara
tiba- tiba.

c. Bar
Material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat
dimuka teluk, berbentuk memanjang dan salah satu ujungnya
menyatu dengan daratan, sedang ujung lain terdapat dilaut

c. Contoh batuan sedimen marine


A. Batu karang
Batu karang lebih dikenal dengan istilah terumbu karang. Batu ini
tersusun dari mineral kalsium karbonat atau mineral kapur.

B. Batu Pasir
Batu pasir merupakan contoh batu sedimen yang banyak di temukan di
ekosistem pantai yang masih termasuk dalam lingkungan laut dangkal
C. Batu Garam
Batu garam atau rock salt adalah salah satu contoh batuan sedimen
yang terbentuk di laut. Daerah pengendapannya biasanya terjadi di sekitar
laguna dan teluk.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sedimentasi marine adalah batuan sedimen marine merupakan salah satu dari
jenis- jenis batuan sedimen yang terbentuk di lingkungan laut atau samudera.
Selain itu, batuan sedimen marine juga dapat didefinisikan sebagai batuan yang
proses sedimentasinya disebabkan oleh adanya tenaga atau gelombang air laut.
Lingkungan pengendapan laut adalah lingkungan pengendapan yang beralokasi
di daerah laut atau samudera. Batuan hasil pengendapan oleh air laut isebut
sedimen marine.

3.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari makalah ini agar manusia tetap menjaga
lingkungan disekitarnya baik itu datar, laut dan udara agar ekosistem lingkungan
tetap seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Boggs, Sam, J. R., 1995, Principles of Sedimentology and Stratigraphy, University of


Oregon, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey.

Nichols, Gary, 1999, Sedimentology and Stratigraphy, Blackwell Publishing,


Kanada.

Selley, R.C. 1988. Applied Sedimentology. Academic Press. San Diego

Anda mungkin juga menyukai