Anda di halaman 1dari 8

Penyelesaian Persamaan Linier dengan Metode Direk dan Iterasi

Tri Santoso1)*, Imam Mahali2), Ade Agung Harnawan, S.Si, M.Sc3)


Jurusan S-1 Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru, Indonesia

trisantoso2440@gmail.com1) imammahali630@gmail.com2)
, , adeagungharnawan@unlam.ac.id3)

ABSTRACT− Problems with linear equation systems are often found in science problems
knowledge and technology, as in the numerical solution of differential equations
ordinary, partial differential, network analysis and so on. Large size and the numbers involved in the matrix
often become obstacles in solving analytically. Numerical settlement is one alternative that can be done. In
developing towards numerics, algorithms are built with concepts algebra, so that it can be used in solving
systems of linear equations general. This paper discusses how to construct algorithms from algebraic forms
linear to numerical calculations.Linear equations in engineering problems will not be separated from the
way the analysis of mathematical models or formulas count. The problems that exist in this lab related to
mathematics, is a program with LU decomposition method. At the LU decomposition method is the
completion of the simultaneous linear equations by forming an upper triangular matrix (matrix U) and the
lower triangular matrix (matrix L) and then look for the value of the coefficient matrix that has been
arranged in accordance with the terms of equality
KEYWORD : Gauss, Gauss-Seidel, LU decomposition method, matrix

I. PENDAHULUAN variabel-variabelnya berpangkat satu dan


Matriks adalah suatu kumpulan angka- tidak mengandung perkalian antara satu
angka (sering disebut elemen-elemen) yang variabel dengan variabel lainnya (Sutojo.T ,
disusun menurut baris dan kolom sehingga 2010). Salah satu permasalahan pada bidang
berbentuk empat persegi panjang, dimana aljabar linear adalah menyelesaikan sistem
panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh persamaan linear AX = B, untuk suatu matriks
banyaknya kolom-kolom dan baris- baris. A serta vektor X dan B. Untuk memecahkan
Aplikasi matriks banyak dijumpai dalam sistem persamaan linear AX = B, ada beberapa
kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang metode yang bisa digunakan, diantaranya:
matematika sendiri maupun bagi disiplin ilmu Eliminasi Gauss, Eliminasi Gauss-Jordan,
yang lain. Matriks banyak sekali kegunaannya Eliminasi Gauss- Seidel, dan aturan Cramer.
dalam memecahkan banyak persoalan dan Namun selain cara tersebut, dapat pula
memudahkan di dalam pembuatan analisis- dikerjakan dengan cara memfaktorkan
analisis yang mencakup hubungan antara matriks A dalam bentuk . Dengan
variabel-variabel, salah satunya untuk demikian persamaan linear akan berubah
menyelesaikan sistem persamaan linear. bentuk menjadi . Sehingga
Dengan menggunakan persamaan matriks, cara yang digunakan untuk menyelesaikan
suatu bentuk sistem persamaan linear akan sistem persamaan linear tersebut adalah
lebih mudah dalam mencari dengan menghitung vektor dan
pemecahannya.Salah satu persamaan yang diharapkan persamaan linear akan lebih
sangat penting dalam Matematika adalah
mudah diselesaikandalam bentuk LZ = B.
persamaan linear, yaitu suatu persamaan yang
Tehnik pemfaktoran tersebut dinamakan

1
Santoso., dkk. Penyelesaian Persamaan Linier dengan Metode Direk dan Iterasi

metode Cholesky (Kartono, 2002). sistem persamaan linear (Herlina,2019).


Metode dekomposisi Cholesky yang dikaji Metode eliminasi Gauss adalah salah
dalam penelitian ini hanya berlaku pada satu metode yang paling awal dikembangkan
matriks yang unsur koefisien variabel yang dan banyak digunakan dalam penyelesaian
simetris dan tidak berlaku pada matriks yang sistem persamaan linier. Prosedur
tidak simetris karena pada saat proses penyelesaian dari metode ini adalah
mendekomposisi matriks A menjadi mengurangi sistem persamaan ke dalam
, hasil kali dari elemen-elemen tersebut tidak bentuk segitiga atas sedemikian sehingga
sama dengan matriksawalnya sehingga salah satu dari persamaanpersamaan tersebut
metode dekomposisi Cholesky tidak memenuhi hanya mengandung satu bilangan tak
untuk matriks yang tidak simetris. Pada diketahui, dan setiap persamaan berikutnya
dasarnya tujuan dari metode dekomposisi hanya terdiri dari satu tambahan bilangan tak
Cholesky yaitu menyelesaikan sistem diketahui baru.
persamaan linear. Sebagai metode Suatu cara menyelesaikan SPL Ax b
dekomposisi , proses dekomposisi adalah dengan memecah matrik A menjadi
mempunyai target membentuk matriks matrik segitiga bawah L dan matrik segitiga
segitiga bawah dengandiagonal utama pada atas U , lebih khusus lagi L mempunyai
matriks A bernilai positif . elemen 1 pada diagonal utama. Sehingga
Dengan menggunakan 2 contoh sistem penyelesaian SPL dalam dua tahap Ly b Ux y ,
persamaan linear, contoh 1 dan 2 mewakili y diselesaikan dari SPL pertama, kemudian
sistem persamaan linear yang koefisien diikuti menentukan x melalui matrik U .
variabelnya simetris diselesaikan dengan Masalah sekarang adalah bagaimana
menggunakan metode dekomposisi cholesky mendekomposisi A menjadi dua matrik L dan
dan metode Eliminasi Gauss- Jordan. Pada U , dan membuat algoritma-nya
metode dekomposisi Cholesky untuk (Sulistyono,2015).
menentukan solusi sistem persamaan linear Metode Newton Raphson digunakan
dapat dilakukan dengn 2 cara yaitu untuk untuk mendapatkan rekonfigurasi jaringan
mencari matriks segitiga bawah dapat yang paling optimal (T.-H. Chen, 2009). Pada
dilakukan dengan mendekomposisi matriks sistem distribusi seringkali terjadi beban yang
A menjadi ,sedangkan untuk tidak seimbang pada setiap fasanya (sistem
distribusi merupakan sistem tiga fasa) atau
mencari matriks segitiga atas dapat dilakukan
terjadi kelebihan beban karena pemakaian
dengan mendekomposisi matriks A
alat-alat elektronik dari konsumen energi
menjadi . Meskipun dalam
listrik. Keadaan tersebut jika dibiarkan terus-
proses dekomposisi berbeda namun solusi
menerus maka akan menyebabkan terjadinya
yang diperoleh dari kedua cara tersebut
penurunan keandalan sistem tenaga listrik dan
bernilai sama.
kualitas energi listrik yang disalurkan serta
Dalam menentukan solusi sistem
menyebabkan kerusakan alat-alat yang
persamaan linear metode dekomposisi
bersangkutan. Untuk itu diperlukan suatu
Cholesky dalam proses penyelesaiannya lebih
tindakan yang mengurangi pembebanan yang
singkat dan mudah dipahami dibandingkan
tidak seimbang (unbalanced loading) pada fasa
dengan metode Eliminasi Gauss-Jordan yang
dan kelebihan beban (over loading) pada
dalam proses langkah eliminasi yang
jaringan distribusi listrik. Selain itu, sistem
memakan waktu lama dan kemungkinan besar
distribusi radial juga mempunyai rugi – rugi
sering terjadi kesalahan dalam proses
daya yang cukup besar sehingga
perhitungannya sehingga metode dekomposisi
menyebabkan keandalan sistem menjadi
Cholesky sangat efesien untuk memecahkan
berkurang (Fikri,2018) B. Flowchart

1. Perhitungan Determinan dengan Metode


Perkalian Diagonal
II. METODE KOMPUTASI
A. Algoritma

1. Perhitungan Determinan dengan Metode


Perkalian Diagonal
- Memulai program
- Masukkan dimensi matriks (baris dan
kolom)
- Masukkan nilai setiap elemen-elemen
matriks perbaris
- Memproses hasil masukkan
- Menampilkan matriks masukkan, hasil
operasi dan determinan matriks
- Mengakhiri program 2. Metode Matrik LU untuk 1 Kolom Matrik
2. Metode Matriks LU untuk 1 Kolom
Hasil
Matriks Hasil
- Memulai program
- Masukkan jumlah baris matriks
- Masukkan nilai setiap elemen-elemen
matriks perbaris untuk matriks A
- Masukkan nilai setiap elemen-elemen
matriks B
- Memproses data masukkan
- Menampilkan matriks A, matriks LU
dan nilai i
- Mengakhiri program
3. Metode Iterasi Jacobi
- Memulai program
3. Program Iterasi Jacobi
- Memasukkan besar matriks
- Memasukkan elemen matriks
- Memproses hasil
- Menampilkan hasil
- Mengakhiri program
4. Metode Iterasi Gauss Seidel
- Memulai program
- Memasukkan jumlah persamaan
- Memasukkan elemen persamaan
- Memasukkan tebakan awal
perhitungan
- Memasukkan nilai error yang
diharapkan
- Memproses hasil
- Menampilkan hasil 4. Program Iterasi Gauss Seidel
- Mengakhiri program

3
Santoso., dkk. Penyelesaian Persamaan Linier dengan Metode Direk dan Iterasi

2. Menggunakan metode iterasi jacobi


Hasil menggunakan iterasi jacobi nilai
I1,I2,I3, dan I4 adalah error
3. Menggunakan metode invers
−0,0253601 0,0591735 0 0,0153413 5

[ 0 0 0,1 0
−0,00657483 0,0153413 0 0,0410144
0.1183468
x 4,3
0 ][ ]
Hasil inversnya
[
0.43
0.03068269 ]
Sehingga didapatkan
Arus :
III. METODE PENELITIAN
A. Hasil Komputasi I1 = 0,9492815 I3 = 0,43
Pada tugas eksperimen yang pertama I2 =0,11834698 I4 =0,03068269
terdapat gambar rangkaian dan kita Tegangan :
diperintahkan untuk menentukan nilai pada
setiap tegangan yang ada pada setiap resistor. V1=I1xR1= 0,94928 x 4 = 3,79712V
Dengan menentukan persamaan seperti V2=I2xR2= 0,1183468 x 3= 0,3550404V
berikut : V3=I2xR3= 0,1183468 x 7= 0,8284276V
Loop 1: 7I1 + 3I2 = 7 V4=(I2+I3)xR4=0,54834698x10= 5,4834698V
Loop 2: 3I1 + 20I2 -7I4 = -5 V5=I4 x R5= 0.03068269 x 20 = 0,613738V
Loop 3: 10I3 = -4,3
Loop 4: 27I4 -7I2= 0 4. Menggunakan metode LU
Sehingga matriksnya Arus :

7 3 0 0 I1 7 I1 = 0,94928 A I3 = 0,43 A

[ 3 20 0 −7 I 2 = 5
0 0 10 0 I 3
0 −7 0 27 I 4
][ ] [ ]
4,3
0
I2 = 0,118347A

Tegangan :
I4 = 0,0306825A

1. Menggunakan metode gauss seidel V1=I1xR1= 0,94928x4=3,79712 V


Arus V2=I2xR2= 0,118347x3=0,355041 V
V3=I2xR3= 0,118347x7=0,828429V
I1 = 0,9486 A I3 = - 0,4300 A V4=(I2+I3)xR4= 0,548347x10=5.48347V
I2 = 0,1186 A I4 = 0,0307 A V5=I4xR5= 0,0306825x20=0,61365 V

Pada tugas eksperimen yang kedua di


ketahui matriks Hilbert, dimana matriks
Hilbert mempunyai kondisi rawan.
Tegangan :
Titik 1 : -F1 cos 45 – F2 = 0
V1 = I1 x R1 = 0,9486x4 = 3,7944 V 20 + F1 cos 45 = 0
V2 = I2 x R2 = 0,1186 x 3 = 0,3558 V Titik II : 5 – F3 = 0
V3 = I2 x R3 = 0,1186 x 7 = 0,8302 V F3=5
V4 = (I2+I3) x R4 = 0,5486 x 10 = 5,486 V Titik III : 15 – F3 – F1 cos 45=0
V5 = I4 x R5 = 0,0307 x 20 = 0,614 V
-F3-F1 cos 45 – F6 cos 45 -F4=0 Selanjutnya matriks A tadi diubah dalam
Titik IV : 5 – F7 – F6 cos 45=0 bentuk matriks segitiga bawah atau matriks L
Titik V: 10 - F7 –F9 cos 45=0 (lower) dan matriks segitiga atas U (upper)
dengan melakukan sejumlah transformasi
-F7 – F9 cos 45 – F4=0
elementer pada baris. Lalu proses selanjutnya
Titik VI : 20 + F9 cos 45=0
adalah mengalikan matriks L terhadap matriks
-F9 cos 45-F8=0 b dan menghasilkan sebut saja matriks D.
Cos 450= 0,707 Kemudian matriks D (hasil perkalian antara
matriks L terhadap matriks b) dikalikan
−0,707 −1 0 0 0 0 0 0 0

[ ]
0,707 0 0 0 0 0 0 0 0 kembali terhadap matriks U. Hasilnya adalah
−0,707 0 −1 0 0 0 0 0 0 matriks H (hasil). Dimana nilai dalam matriks
−0,707 0 −1 −1 0 −0,707 0 0 0 H ini merupakan nilai I arus yang dicari pada
0 0 0 0 0 −0,707 −1 0 0 saat persamaan linier yang ada.
0 0 0 0 0 0 −1 0 −0,707 Kemudian pada permasalahan kedua yaitu
0 0 0 −1 0 0 −1 0 −0,707 menentukan beban yang ditanggung oleh baja
0 0 0 0 0 0 0 0 0,707pada tiap rangkaiannya. Dengan perhitungan
0 0 0 0 0 0 0 −1 −0,707numerik memungkinkan kita menghitung
dengan cepat mudah dan tak perlu membuat
F1 0 banyak waktu terbuang karena banyak

[ ][ ]
F2 −20 perhitungan yang akan dilakukan jika dengan
F3 −15 cara manual tetapi sekarang bisa kita lakukan
F4 0 menghitung tanpa banyak waktu yang
F 5 = −5 terbuang. Tentunya program yang dibuat
F6 −10 harus sesuai agar hasil yang didapat sesuai.
F7 0 Pada tugas praktikum pertama yaitu
F8 −20 menghitung nilai tegangan setiap resistor yang
F9 0 ada pada rangkaian diperoleh persamaan :

Menggunakan metode metode Iterasi Jacobi di Loop 1: 7I1 + 3I2 = 7


dapatkan nilai F yaitu: Loop 2: 3I1 + 20I2 -7I4 = -5
F1 = nan Loop 3: 10I3 = -4,3
F2 = -inf Loop 4: 27I4 -7I2= 0
F3 = -inf
F4 = nan Dari persamaan itu diperoleh matriks :
F5 = -inf 7 3 0 0 I1 7
F6 = 14,1443
F7 = -0
F8 = -28,2885
F9 = nan
[ 0 0 10 0 I 3
0 −7 0 27 I 4
][ ] [ ]
3 20 0 −7 I 2 = 5
4,3
0
Dengan menggunakan metode gauss
seidel diperoleh arus I1 = 0,9486A,I2= 0,1186 A
B. PEMBAHASAN ,I3 = - 0,4300 A,I4 = 0,0307 A.
Pada praktikum ini mencari penyelesaian . Tegangan V1= 3,7944; V2 =0,3558; V3 =0,8302;
dari persamaan linier dengan metode V4=5,486; V5=0,614. Dengan menggunakan
dekomposisi LU. Pada metode ini persamaan metode iterasi jacobi hasil untuk I1, I2, I3, dan I4
linier diubah ke dalam bentuk matriks A dan adalah error. Dengan menggunakan metode
b. Matriks A merupakan matriks persegi atau invers diperoleh arus I1 = 0,9492815 ; I2 =
bujur sangkar yang terbentuk atas 3 baris dan 0,11834698; I3 = 0,43 dan I4=0,03068269.
3 kolom. Sedangkan matriks b hanya terdiri Tegangan V1 == 3,79712V; V2 =0,3550404V; V3
dari 3 baris dan 1 kolom saja. =0,8284276V; V4 =5,4834698V; V5 =0,613738V.

5
Santoso., dkk. Penyelesaian Persamaan Linier dengan Metode Direk dan Iterasi

Dengan menggunakan LU diperoleh arus I1 114-121. P-ISSN 2356-1505, E-ISSN


=0,94928; I2 =0,118347; I3 = 0,43 dan I4 2656-9175.
=0,0306825A. Tegangan V1 =3,79712; V2 Herlina. 2019. Menentukan Solusi Sistem
=0,355041; V30,828429V; V4 =5.48347V; V5 = Persamaan Linear Dengan
0,61365. Dari semua metode, hasil yang Menggunakan Metode
diperoleh adalah sama kecuali metode iterasi
Dekomposisi Cholesky. Jurnal
jacobi yang mendapatkan hasil error pada
Ilmiah Matematika dan
program.
Pada tugas praktikum yang kedua
Pembelajarannya. 6(1) : 106-111.
diperoleh matriks Hilbert dengan kondisi Kartono. 2002. Aljabar Linear, Vektor, dan
yang rawan Dengan menggunakan program Eksplorasinya dengan
C++ dengan metode iterasi jacobi didapatkan Maple.Yogyakarta: Graha Ilmu.
nilai F yaitu: F1 = nan; F2 = -inf; F3 = -inf; F4 = Sulistyono, B.A. 2015. Mengembangkan
nan; F5 = -inf; F6 = 14,1443; F7 = -0; F8 = Penyelesaian Numerik Pada Sistem
-28,2885 ;F9 = nan. Hal ini kemungkinan Persamaan Linear dengan Konsep
disebabkan karena nilai matriks yang Aljabar. Jurnal Ilmiah Pendidikan
dimasukkan belum benar atau matriksnya Matematika. 3(2) : 382-389.
bersifat singular sehingga memiliki Sutojo, T.dkk. 2010. Aljabar Linear dan
determinan 0 Matriks (Dengan Implementasi Aljabar
Linear Dan Matriks Menggunakan
IV. KESIMPULAN
Matlab). Semarang: Andi Yogyakarta
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari
T.-H. Chen, N.-C. Y. 2009. Three-phase
percobaan ini adalah :
power-flow by direct Zbr method
1. Mengubah sistem persamaan linier yang
ingin dihitung menjadi matriks for unbalanced radial distribution
augmentasi merupakan variasi dari systems. IET Gener.Transm.Distrib,
eliminasi gauss dengan kebutuhan dapat Vol.3, Iss. 10, pp. 903-91
menyelesaikan matriks invers.
2. Metode iterasi digunakan untuk
menyelesaikan sistem persamaan linier
yang berukuran kecil karena metode ini
lebih efisien.

V. UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih saya ucapkan Kepada dosen
pengampu mata kuliah Fisika Komputasi serta
kepada para asisten atas bimbingannya saya
dapat menyelesaikan tugas praktikum ini,
terimakasih atas pembelajaran dan
bimbingannya saat praktikum, semoga apa
yang saya dapatkan pada praktikum kali ini
bias saya aplikasikan di kehidupan saya.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Fikri, M., & Anggani, D. 2018. Metode


Newton Raphson untuk Analisis
Aliran Daya Jaringan Distribusi
12,66 kV. Jurnal Ilmiah Sutet. 8(2) :
LAMPIRAN

Hasil Listing CodeBlock


f ( x )=x 3 +3 x 2−x−1
a. Metode Biseksi

b.Regula Falsi

c. Newton Rhapson

b. Regula Falsi

c. Newton Rhapson

d. Secant

f ( x )=16 x 5−19 x 3 + x 2+5 x−1


a. Biseksi

7
Santoso., dkk. Penyelesaian Persamaan Linier dengan Metode Direk dan Iterasi

d.Secant

Anda mungkin juga menyukai