a. Metode Lower Upper Jawab: Metode Lower Upper merupakan suatu metode penyelesaiaan dalam mencari determinan suatu matiks ordo tinggi secara efektif, efisien, dan dengan hasilyang sangat mendekati nilai eksaknya. Pada metode LU Decomposition, matriks A ditulis ulang sebagai perkalian matriks L dan U (matriks A diurai menjadi matriks L dan U). Matriks L dan U merupakan matriks segitiga. Matriks B tidak berubah, karena matriks A tidak berubah, melainkan hanya ditulis ulang. b. Metode Gauss Jordan Jawab: Metode Gauss Jordan merupakan metode eliminasi yang membuat nol elemen-elemen di bawah maupun di atas diagonal utama suatu matriks. Hasilnya adalah matriks tereduksi yang berupa matriks diagonal satuan (Semua elemen pada diagonal utama bernilai 1, elemen-elemen lainnya nol). Metode eliminasi Gauss-Jordan kurang efisien untuk menyelesaikan sebuah SPL, tetapi lebih efisien daripada eliminasi Gauss jika kita ingin menyelesaikan SPL dengan matriks koefisien sama. c. Nilai dan vektor eigen Jawab: Nilai Eigen adalah nilai karakteristik dari suatu matriks berukuran n x n, sementara vektor Eigen adalah vektor kolom bukan nol yang bila dikalikan dengan suatu matriks berukuran n x n akan menghasilkan vektor lain yang memiliki nilai kelipatan dari vektor Eigen itu sendiri. Definisi tersebut berlaku untuk matriks dengan elemen bilangan real dan akan mengalami pergeseran ketika elemen berupa bilangan kompleks. Untuk setiap nilai Eigen ada pasangan vektor Eigen yang berbeda, namun tidak semua persamaan matriks memiliki nilai Eigen dan vektor Eigen. d. Metode terbuka dan tertutup Jawab: 1) Metode terbuka merupakan metode yang tidak memerlukan selang untuk mengurung akar. Yang diperlukan tebakan awal akar atau dua buah tebakan yang tidak perlu mengurung akar. Hampiran akar didasarkan pada hampiran akar sebelumnya melalui prosedur iterasi. Terkadang iterasinya bisa konvergen ke akar, atau isa pula divergen. Jika iterasinya konvergen, makakonvergensi tersebut berlangsung sangat cepat dibandingkan metode tertutup. 2) Metode tertutup merupakan merupakan meode yang menggunakan selang [a,b] untuk mencari akar yang berada pada selang tersebut. Dalam selang tersebut dapat dipastikan minimal terdapat satu buah akar, karena itu metode jenis ini selalu berhasil menemukan akar. Ada dua metode klasik yang termasuk ke dalam metode tertutup, yaitu metode bagi dua dan metode regula-falsi. e. Interpolasi linear, kuadratik, dan kubik Jawab: 1) Interpolasi linier merupakan sebuah metode yang dapat diaplikasikan untuk menaksir suatu titik harga tengahan melewati suatu garis lurus terhadap setiap dua titik masukan yang bisa berurutan. Interpolasi ini berada pada tingkat pertama dan melewati suatu garis lurus di setiap dua titik masukan yang mana berurutan. Dua titik masukan ini bisa digunakan untuk menaksir suatu harga-harga tengahan pada antara titik-titik suatu data yang sudah tepat. 2) Interpolasi kuadratik merupakan metode yang menggunakan pangkat – pangkat dengan 3 titik pada pembentukan pada garisnya. Telah banyak penggunaan interpolasi linier yang tidak maksimum pada penggunaannya ketika dipakai pada fungsi yang berpangkat dua, sehinggga pada interpolasi kuadratik itu pun ada supaya fungsi dengan pangkat 2 mampu terselesaikan dan bisa dicari pada titik barunya dengan efektif. 3) Interpolasi kubik merupakan metode yang akan membuat spline terintegrasi karena setiap bagian individu diwakili oleh kurva kubik (polinomial derajat 3), maka masing-masing bagian individu juga dapat dianalisis sebagai kurva kubik. 2. Analisis kelebihan metode regulasi falsi dibandingkan dengan metode bisection, dan metode Newton Raphson dengan metode secant, khususnya dalam hal mendapat nilai akar persamaan (konvergen) Jawab: a. Bisection adalah metode pencarian akar pada sebuah interval yang membagi dua bagian, lalu memilih dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung akar dan bagian yang tidak mengandung akar dibuang. Meskipun bisection selalu menemukan akar, tetapi kecepatan konvergensinya sangat lambat. Kecepatan konvergensi dapat ditingkatkan bila nilai f(a) dan f(b) juga turut diperhitungkan. Logikanya, jika f(a) lebih dekat ke nol daripada f(b) tentu akar lebih dekat ke x = a daripada ke x = b. Metode yang memanfaatkan niai f(a) dan f(b) ini adalah metode regula-falsi (metode posisi palsu). Dengan metode regula-fasi dibuat garis 16 lurus yang menghubungkan titik (a,f(a)) dan (b,f(b)). Perpotongan garis tersebut dengan sumbu-x merupakan taksiran akar yang diperbaiki. b. Diantara semua metode pencarian akar, metode Newton-Rhapsonlah yang paling terkenal dan paling banyak dipakai dalam terapan sains dan rekayasa. Metode ini paling disukai karena konvergensinya paling cepat diantara metode lainnya. Tahapan iterasi metode Newton-Rhapson memerlukan perhitungan turunan fungsi, f’(x). Tetapi, tidak semua fungsi dapat dicari turunannya dengan mudah, terutama fungsi yang bentuknya rumit. Sehingga metode secant dibutuhkan agar turunan tersebut dapat dihilangkan dengan cara menggantinya dengan benuk lain yang ekivalen.
3. Jika diketahui suatu matrix 𝐴 = [ 3 −1 0, −1 2 −1, 0 −1 3 ]
a. Hitunglah persamaan karakteristik, 𝑝(𝜆), dari matrik A dengan manual(tulis tangan) b. Tentukan Nilai eigen dan vektor eigen dari matrik A dengan manual (tulis tangan) Jawab: 6. Gunakan Interpolasi Lagrange untuk menaksir konsentrasi oksigen yang larut untuk T = 10.4 Pada konsentrasi klorida 10 mg/L (dikerjakan oleh absen ganjil) dan 20 mg/L (dikerjakan oleh absen genap) Jawab: 7. Buatlah visualisasi 3D dari fungsi 𝑧 = 𝑥 ∗ 𝑦 ∗ 𝑒 −𝑥 2−𝑦 2 dimana batas −2 ≤ 𝑥, 𝑦 ≤ 2 dengan menggunakan bahasa pemrograman Octave. Jawab: %....................................................................... % UTS nomor 7 % Oleh: Edysul Isdar % Visualisasi 3D %....................................................................... clear all; clc; disp('***************************************************************'); disp(' UTS nomor 7 '); disp(' Visualisasi 3D menggunakan fungsi mesh(data) '); disp('***************************************************************'); x = linspace(-2,1,2); y = x; [x,y] = meshgrid(x,y); z= x*y*e^((-x^2)-(y^2)); mesh(z) grid on title('Visualisasi 3D','fontsize',14) xlabel('koordinat pada sumbu -x','fontsize',14) ylabel('koordinat pada sumbu -y','fontsize',14) zlabel('koordinat pada sumbu -z','fontsize',14) 8. Buatlah visualisasi 2D dari fungsi 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛(2𝑥) + cos(𝑥) dan 𝑦 = 2 ∗ 𝑠𝑖𝑛(𝑥 2 ) dimana 0 ≤ 𝑥 ≤ 360 (dalam derajat), dan grafik tersebut dibuat dalam 1 background dengan menggunakan perintah subplot. Jawab: clear all; % menghapus data yang tersimpan dalam memori clc; %membersihkan command windows disp ('***************************'); disp(' UTS Program '); disp('Program Membuat Grafik Fungsi sinus'); A = 2; % Amplitudo Sudut_theta = [0:360]; y = cos(Sudut_theta*pi/180); % membuat data dari fungsi cosinus y1 = A*sin(Sudut_theta*pi/180); % membuat data dari fungsi sinus subplot (2,1,1); plot(Sudut_theta,y,'om',Sudut_theta,y1) % fungsi visualisasi xlabel('Data pada Sumbu X', 'fontsize',14,'fontname','Arial') % membuat keterangan pd sumbuh x ylabel('Data pada sumbu Y','fontsize',14,'fontname','Arial') % membuat keterangan pd sumbuh y title ('VISUALISASI FUNGSI 2D','fontsize',14,'fontname','Arial') % membuat keterangan judul grid on