Anda di halaman 1dari 21

Penentuan episenter gempa bumi dengan

memakai Metode Inversi non Linier Bentuk


Pendekatan Global (Metoda Grid Search)

Disusun oleh: Chabib Muwaffaq ( 24040115120056)

Sharla Humaira Siregar ( 24040115120037)

Ana Matswana ( 24040115120023)

Ulfatun Ni’mah ( 24040115120021)

Pengampu : Fajar Arianto, M. Si


Rumusan Masalah

Teori Elastitas
Seismologi Rebound
Hiposenter
Episenter
Asal Mula Terjadi
Gempa

solusi inversi non linier yang akan diplot


dalam bentuk kurva dan kontur fungsi
obyektif hasil interpolasi yang tersebar
secara random
Bagaimana cara menyelasekainnya?

Analitik Pemodelan
Solusi analitik

Pengukuran gempa menggunakan Sesimometer = alat yang digunakan untuk mencatat gempa
Pencatatan gempa dilakukan pada minimal 3 tempat pencatat gempa atau 3 stasiun
hubungan antara jarak episenter dengan selisih gelombang primer serta gelombang sekunder
(rumus laska)

D = [(S-P)-1] x 1 megameter

Keterangan:
D = Jarak episenter (km)
S = gelombang sekunder tercatat pertama kali dalam seismograf (menit)
P = Saat gelombang primer tercatat pertama kali dalam seismograf (menit)

1 megameter = 1.000 Km
Deskrit dan Liniearisasi

melakukan eksperimen di lapangan, data pengukuran maupun paremeter model


akan dibatasi pada suatu interval tertentu. Pada permukaan bumi terdapat lapisan-
lapisan dimana lapisan tersebut memiliki sifat fisis yang nilainya adalah seragam.
Diambil sebuah contoh lapisan dengan densitas x memiliki ketebalan x. Oleh karena
itu disebut sebagai penyederhanaan obyek lapangan atau biasa disebut sebagai
parameterisasi. Apabila dihubungkan dengan metode inversi maka dapat dikatakan
jika metode inversi memandang model itu adalah diskrit dan juga parameter yang
diskrit dibandingkan dengan model dan parameter yang kontinyu. Hal tersebut
disebut sebagai teori inversi diskrit.

Hubungan dari jumlah data dan parameter disebut sebagai hubungan yang
liniear.Persamaan tersebut akan memenuhi bentuk d = Gm. Transformasi dari nilai
tersebut disebut sebagai linearisasi parameter. Dan proses menuju kesana
dinamakan linearisasi. dimana d merupakan data yang dinyatakan dalam vektor
kolom sedangkan m merupakan model parameter yang juga dinyatakan dalam
Ketika.
vektor kolom, dan G disebut matrik kernel.
Regresi linear sederhana

Dalam suatu kasus, tidak semua data observasi berhimpit pada satu garis lurus. Apabila
dilakukan sebuah fitting terhadap semua titik data observasi yang terletak pada satu
garis, maka garis yang diperoleh disebut sebagai garis regresi. Contohnya ketika terdapat
satu set data observasi yang ditulis sebagai (x1, y1),(x2, y2),...,(xn, yn), garis regresi
dinyatakan sebagai
y = a 0 + a1 x

Apabila persamaan diatas ditambah pengaruh error maka :


yi = a 0 + a 1 xi + e i

dimana ei disebut error, residual, atau sering juga disebut misfit ataupun kesalahan suatu
prediksi. Ketika regresi ini diterapkan pada data observasi dari seismometer, maka x dan y
merupakan parameter dari hasil yang di dapat. Dan error diperoleh dari observasi.
Pada setiap data observasi untuk kasus inversi biasanya over determined apabila garis
regresinya tidak berhimpit pada setiap data observasi.
Least Square

Untuk menyelesaikannya maka digunakanlah metode least square untuk meminimalkan


error yaitu dengan menentukan nilai ao dan juga a1 nya sehingga didapatkan jumlah
kuadrat eror yang minimal.

Jika melakukan plot pada sumbu x dan y , bisa didekati oleh garis misalnya y = a1xi + a0.
Pendekatan dengan garis tersebut berarti persamaan dengan pendekatan secara liniear
seperti persamaan berikut
P(xi) = a1xi + a0
Karena semua data yang diperoleh tidak akan bernilai 0,
Dengan menggunakan metode least square akan didapatkan minimumisasi fungsi eror
mendekati 0 dengan melakukan modifikasi pada fungsi error-nya sehingga dapat ditulis
dalam persamaan berikut:
Solusi pemodelan

Contoh Soal : Diketahui Origin Time adalah 0,dengan kecepatan gelombang


adalah 4 m/s dan waktu tempuh gelombang untuk masing-masing stasiun adalah 7,1 ;
1,8 ; 5 ; 7,9. Berdasarkan data pada tabel tersebut, tentukanlah Episenter Gempa Bumi
yang dicatat
STASIUN Bujur (km) Lintang Waktu tempuh Gelombang pada masing-masing stasiun
(km)
ST 1 20 10 7,1
ST2 50 25 1,8
ST3 40 50 5
ST4 10 40 7,9

Metode : Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global (Metoda Grid Search)


Hasil : Kontur Fungsi Obyektif Hasil Interpolasi Yang Tersebar Secara Acak Beserta
Posisi Episenter Gempa Yang Diplot Berdasarkan Estimasi
*Menggunakan mathlab
Penyelesaian PD dengan mathlab

Start

Input data t0,vp,ti,x0,yo

For n=1;10

Penentuan Episenternya :
gm=to+(1/vp)*(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
dgm_dx=(1/vp)*(-(x-M(1)))./(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
dgm_dy=(1/vp)*(-(x-M(2)))./(sqrt((x-M(1)).^2+(y-M(2)).^2));
J=[dgm_dx dgm_dy];
Mo=M;
M=Mo+inv(J'*J)*J'*(ti-gm)
M1=[M1 M];
Mn=M1';

Episenter

Hasil Perhitungan Objektif

Fisnish
Fungsi umum

𝐺𝑚 = 𝑡₀ + (1/𝑣) ∗ 𝑥 − 𝑚1 2 + 𝑦 − 𝑚2 2

𝑑𝑔𝑚 (− 𝑥 − 𝑚1 )
= (1/𝑣𝑝) ∗
𝑑𝑥 𝑥 − 𝑚1 2 + 𝑦 − 𝑚2 2

𝑑𝑔𝑚 (− 𝑥 − 𝑚2 )
= (1/𝑣𝑝) ∗
𝑑𝑦 𝑥 − 𝑚1 2 + 𝑦 − 𝑚2 2
Coding Mathlab
Coding Mathlab
Coding Mathlab
Coding Mathlab
Coding Mathlab
Coding Mathlab
Coding Mathlab
Coding Mathlab
Kontur Episenter Gempa
TERIMA KASIH
Pembukaan, slide 2-4:
5-7
8-10
14-20 dan penutup

Anda mungkin juga menyukai