Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AKHIR

MODUL III – ANALISIS RESPON FREKUENSI

Nama : M. Afghan Fadillah R


NPM : 140310130041
Hari/tanggal : Selasa, 5 April 2016
Waktu : 10.00 – 12.00 WIB
Asisten : Maulana Hafid & Muhammad Wahyudin

LABORATORIUM INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
A. Percobaan
Latihan 1
%%Mencari diagram Bode
num = [0 0 25];
den = [1 4 25];
bode(num,den)
title('Diagram Bode G(s)=25/(s^2+4s+25)')

Analisa :
Pada percobaan ini yaitu tentang diagram bode dari magnitude (dB) terhadap
frekuensi dan diagram bode dari fasa (deg) terhadap frekuensi. Pada saat
frekuensinya di 1.08 rad/s, magnitudenya adalah 0.278 dan fasanya -10.3. Pada
grafik magnitude terhadap frekuensi, jika nilai dari fasanya adalah negatif, maka
artinya bahwa terjadi ketertinggalan fasa antara sinyal input terhadap sinyal
outputnya.
Jika dilihat pada grafik diatas, akan terlihat garis putus-putus yang menyatakan
frekuensi maksimum sinyal pada keadaan stabil. Sehingga apabila frekuensi dari
sistem melebihi frekuensi maksimum sinyal, maka sinyal tidak berada dalam
keadaan stabil. Sehingga pada magnitudenya mengalami pelemahan dan fasanya
akan tertinggal jauh. Magnitude akan melemah ketika melewati frekuensi 4.12
rad/s dan fasa akan mengalami ketertinggalan pada saat melewati frekuensi 5.83
rad/s.

Latihan 2
num = [0 9 1.8 9];
den = [1 1.2 9 0];
bode(num,den)
title('Diagram Bode G(s)=9(s^2+0.2s+1)/[s(s^2+1.2s+9)]')
Analisa :
Pada percobaan diatas sama dengan program sebelumnya. Jika dilihat pada
diagram bode untuk grafik fasa terhadap frekuensi, rentang frekuensi agar suatu
sinyal itu stabil adalah pada rentang 0.635 rad/s <=frekuensi<=9.75 rad/s. Pada
grafik sebelah kiri, jika frekuensi sinyal berada kurang dari 0.635, fasa akan
mengalami ketertinggalan. Hal ini dapat dilihat pada grafik sebelah kiri bahwa
fasanya adalah -88.8 deg ketika di frekuensi 0.256. Pada grafik magnitude terhadap
frekuensi, maksud dari garis putus putus adalah keadaan pada saat stabil atau batas
frekuensi maksimum agar sinyal stabil.

Latihan 3
num = [0 9 1.8 9];
den = [1 1.2 9 0];
w = logspace(-2,3,100);
bode(num,den,w)
title('Diagram Bode G(s)=9(s^2+0.2s+1)/[s(s^2+1.2s+9)]')
Analisa :
Pada program ini sama dengan program sebelumnya, sinyal suatu sistem akan
stabil jika frekuensi sinyal tersebut berada pada rentang 0.635 rad/s <= Frekuensi
<= 9.75 rad/s. Perbedaannya yaitu nilai dari magnitudenya. Dapat dilihat pada
grafik magnitude terhadap frekuensi.

Latihan 4
num = [0 0 1];
den = [1 0 1];
bode(num,den)
title('Diagram Bode G(s)= 1/(s^2+1)')
Analisa :
Jika dilihat pada grafik, ini merupakan sinyal yang tidak stabil. Karena
perubahan fasanya sangat drastic yaitu dari 0° ke 180°. Jika dihubungkan dengan
teori bahwa nilai dari magnitude akan tak hingga atau sangat besar ketika frekuensi
= 1. Hal ini sesuai dengan percobaan yang telah kita lakukan. Pada saat frekuensi
1, Peak gain = 143 dB. Dan kemudian setelah frekuensi > 1, magnitude akan
mengalami penurunan.

Latihan 5
num = [0 0 1];
den = [1 0.8 1];
nyquist(num,den)
title('Diagram Nyquist G(s)= 1/(s^2+1)')
Analisa :
Pada percobaan ini, nilai dari magnitude
dan fasa direpresentasikan dalam 1
diagram yang disebut dengan diagram
nyquist. Diagram nyquist terdapat sumbu
imajiner (sumbu y) dan juga sumbu real
(sumbu x). Cara menentukan sudut dari
fasa tersebut yaitu dengan menghitung
sudut yang terbentuk ketika menarik garis
lurus dari koordinat (0,0) ke titik nyquist
yang diinginkan. Sedangkan untuk menentukan magnitudenya yaitu dengan cara
mengukur garis yang terbentuk ketika menarik garis dari koordinat (0,0) ke titik
nyquist. Frekuensi stabil sinyal adalah ketika frekuensi 0 sampai 1.17 rad/s (dalam
grafik). Lingkaran dengan garis putus-putus merupakan garis batas frekuensi
maksimum agar sinyal stabil. Perpotongan antara kurva dan garis putu putus
merupakan batas frekuensi stabil sinyal.
Latihan 6
num = [0 0 1];
den = [1 1 0];
v = [-2 2 -5 5];
axis(v);
nyquist(num,den)
grid
title('Plot Nyquist Fungsi G(s)=1/[s(s+1)]')
Analisa :
Pada percobaan ini sama halnya dengan percobaan pada latihan sebelumnya.
Sinyal akan stabil ketika mempunyai frekuensi 0 hingga 0.786 rad/s. Kemudian,
arah nyquistnya searah dengan arah jarum jam.

Latihan 7
num = [0 0 1 0.5];
den = [1 1 0 1];
v = [-2 2 -2 2];
axis(v);
nyquist(num,den)
grid
title('Plot Nyquist Fungsi G(s)=(s+0.5)/(s^3+ s^2+1)')

Analisa
Pada percobaan ini merupakan salah satu contoh sinyal yang tidak stabil
dikarenakan terdapat pole pada sebelah kanan bidang s atau sebelah kanan garis
khayal. Hal ini dapat dilihat juga pada setiap titik grafik tidak terdapat sistem yang
stabil.

Anda mungkin juga menyukai