MODUL KE-1
PEMBANGKIT DAN OPERASI DASAR PADA SINYAL
Oleh :
Ahmad Dhany Erlangga 120120067
Asisten :
DindaSeltaEwaniBuulolo 119120019
Dela Okta Cahyaningtyas S 119120021
Syafwan Hanif 119120024
Nadira Laverda Putri R 119120036
TongamTua P Marsoit 119120046
Muhammad Rendi Jaya 119120050
SukriadiNasution 119120147
Ahmad Maulana Sidik 119120133
Sinyal
Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan
tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik. Meskipun sinyal dapat diwujudkan
dalam beberapa cara, dalam berbagai kasus, informasi terdiri dari sebuah pola dari
beberapa bentuk yang bervariasi. Sebagi contoh sinyal mungkin berbentuk sebuah
pola dari banyak variasi waktu atau sebagian saja. Secara matematis, sinyal
merupakan fungsi dari satu atau lebih variable yang berdiri sendiri (independent
variable). Sebagai contoh, sinyal wicara akan dinyatakan secara matematis oleh
tekanan akustik sebagai fungsi waktu dan sebuah gambar dinyatakan sebagai
fusngsi ke-terang-an (brightness) dari dua variable ruang (spatial).
Fungsi Step dan Fungsi Ramp (tanjak) Dua contoh sederhana pada sinyal
kontinyu yang memiliki fungsi step dan fungsi ramp (tanjak) dapat diberikan
seperti pada Gambar 2a. Sebuah fungsi step dapat diwakili dengan suatu bentuk
matematis sebagai:
Disini tangga satuan (step) memiliki arti bahwa amplitudo pada u(t) bernilai 1
untuk semua t > 0.
Untuk suatu sinyal waktu-kontinyu x(t), hasil kali x(t)u(t) sebanding dengan x(t)
untuk t > 0 dan sebanding dengan nol untuk t < 0. Perkalian pada sinyal x(t)
dengan sinyal u(t) mengeliminasi suatu nilai non-zero(bukan nol) pada x(t) untuk
nilai t < 0.
Fungsi ramp (tanjak) r(t) didefinisikan secara matematik sebagai:
Catatan bahwa untuk t > 0, slope (kemiringan) pada r(t) adalah senilai 1. Sehingga
pada kasus ini r(t) merupakan “unit slope”, yang mana merupakan alasan bagi r(t)
untuk dapat disebut sebagai unit-ramp function. Jika ada variable K sedemikian
hingga membentuk Kr(t), maka slope yang dimilikinya adalah K untuk t > 0.
Suatu fungsi ramp diberikan pada Gambar 2b.
Sinyal Periodik Ditetapkan T sebagai suatu nilai real positif. Suatu sinyal waktu
kontinyu x(t) dikatakan periodik terhadap waktu dengan periode T jika x(t + T) =
x(t) untuk semua nilai t, − ∞ < t < ∞.Sebagai catatan, jika x(t) merupakan periodik
pada periode T, ini juga periodik dengan qT, dimana q merupakan nilai integer
positif. Periode fundamental merupakan nilai positif terkecil T untuk persamaan
(5). Suatu contoh, sinyal periodik memiliki persamaan seperti berikut
Disini A adalah amplitudo, ω adalah frekuensi dalam radian per detik (rad/detik),
dan θ adalah fase dalam radian. Frekuensi f dalam hertz (Hz) atau siklus per detik
adalah sebesar f = ω/2π. Untuk melihat bahwa fungsi sinusoida yang diberikan
dalam persamaan (5) adalah fungsi periodik, untuk nilai pada variable waktu t,
maka:
Deret unit sample (unit-sampel sequence), δ(n), dinyatakan sebagai deret dengan
nilai
Deret unit sample mempunyai aturan yang sama untuk sinyal diskrit dan system
dnegan fungsi impuls pada sinyal kontinyu dan system. Deret unit sample
biasanya disebut dengan impuls diskrit (diecrete-time impuls), atau disingkat
impuls (impulse).
Sekuen Step Deret unit step (unit-step sequence), u(n), mempunyai nilai:
Deret y(n) dinyatakan berkalai (periodik) dengan nilai periode N apabila y(n) =
y(n+N) untuk semua n. Deret sinuosuidal mempunyai periode 2π/ω0 hanya pada
saat nilai real ini berupa berupa bilangan integer. Parameter ω0 akan dinyatakan
sebagai frekuensi dari sinusoidal atau eksponensial kompleks meskipun deret ini
periodik atau tidak. Frekuensi ω0 dapat dipilih dari nilai jangkauan kontinyu.
Sehingga jangkauannya adalah 0 < ω0 < 2π (atau -π < ω0 < π) karena deret
sinusoidal atau eksponensial kompleks didapatkan dari nilai ω0 yang bervariasi
dalam jangkauan 2πk <ω0< 2π(k+1) identik untuk semua k sehingga didapatkan
ω0 yang bervariasi dalam jangkauan 0 < ω0 < 2π. (ADG, 2022)
III. LANGKAH PENGERJAAN
a) Langkah Kerja
Pada Modul 1 ini berjudul Pembangkit dan Operasi Dasar Pada Sinyal
ditugaskan untuk membuat atau membangun sinyal Kontinyu dan Diskrit.Pada
Modul ini Kita menggunakan software mathlab.Langkah pertama yang harus
dilakukan pastinya sudah menginstal software mathlab nya,pada aturan yang ada
diminta memakai mathlab versi 2017,setelah menginstal Mathlab,Langkah Kedua
buka mathlab nya,untuk membuat kodingannya di mathlab langkah awal di
mathlab nya bisa menggunakan shortcut CTRL+N,atau bisa diambil menu Home
atau di Editor,lalu klik menu New,setelah menu new ambil/klik new script.Setelah
menambahkan new script lalu masukkan program yang sudah ada dimodul,
masing masing soal mempunyai script yang berbeda.
Pada soal pertama, Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit -
Sinusoidal dan Cosinusuidal dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi
Sama. Langkah awalnya pada pemograman untuk membangun sinyal kontinyu
ataupun sinyal diskrit adalah menginput parameter yang dibutuhkan, diantaranya
Frekuensi Sampling(Hz), Amplitudo(m), dan juga Frekuensi(Hz) yang mana
disoal pertama terdapat perbedaan 3 amplitudo,ada 1 m, 3 m, dan 5 m. Seteleh
menginputkan parameter yang dibutuhkan,setelah itu didefenisikan parameter
yang sudah tersedia,setelah itu masuk ke langkah selanjutnya ialah membuat
persamaan sinyal periodiknya, dimana jika ingin membangun sinyal sinusoidal
berarti kita menggunakan “ xts=Am*sin(s1*t+pha); “ sedangkan jika ingin
membangun sinyal cosinusuidal maka menggunakan persamaan “
xts=Am*cos(s1*t+pha); ” setelah membuat persamaan untuk membangun sinyal
nya,langkah selanjutnya ialah membuat plot dari persamaan yang sudah dibuat,
untuk membangun sinyal kontinyu kita gunakan “plot” sedangkan jika ingin
membuat sinyal diskrit maka akan digunakan “stem”. Langkah Terakhir untuk
melihat pemograman nya berhasil atau tidak silahkan di Run pemogramannya
atau bisa langsung menekan tombol f5.Jika pertama kali atau itu script baru
biasanya diminta agar disave di tempat yang sesuai kalian inginkan. Source Code
Untuk Soal 1=
%Ahmad Dhany Erlangga
%120120067
%Praktikum 1
%Laprak Point 1 Sinyal Sinusoidal-Cosinusuidal Diskrit/Kontinyu
%mendefenisikan parameter
Ts=1/Fs;
t=0 : Ts :1;
s1=2*pi*f;
pha=pi/2;
%mendefenisikan parameter
Ts=1/Fs;
t=0 : Ts :1;
s1=2*pi*f;
pha=pi/2;
%%plot
clc;
clear;
%input parameter sinyal
A1=67;
f1=10;
A2=67;
f2=5;
Fs=100;
Ts=1/Fs;
t=0:Ts:1;
omg1=2*pi*f1;
omg2=2*pi*f2;
%plot sinyal
subplot (3,1,1)
plot(t,y1)
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
b) Diagram Alir
Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit - Sinusoidal dan
Cosinusuidal dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi Sama.
Sinusoidal Cosinusoidal
xts=Am*sin(s1*t+pha); xts=Am*cos(s1*t+pha);
Membangun Sinyal
Diskrit/Kontinyu
Kontinyu Diskrit
“Plot” “Stem”
Sinusoidal Cosinusoidal
xts=Am*sin(s1*t+pha); xts=Am*cos(s1*t+pha);
Membangun Sinyal
Diskrit/Kontinyu
Kontinyu Diskrit
“Plot” “Stem”
stem(t,xt,'linewidth',1)
plot(t,xt,'linewidth',1)
a) Hasil
Pemjumlahan
Fs = 100 Hz , Am = 67 m , f1 = 10 Hz , f2 = 5 Hz
Pengurangan
Fs = 100 Hz , Am = 67 m , f1 = 10 Hz , f2 = 5 Hz
Perkalian
Fs = 100 Hz , Am = 67 m , f1 = 10 Hz , f2 = 5 Hz
b) Pembahasan
Pada soal pertama, Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit
Sinusoida dan Cosinus dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi Sama.Parameter
yang dibutuhkan pada soal pertama ini adalah Frekuensi Sampling bernilai 100
Hz , pada soal pertama ini parameter yang mempunyai variasi adalah Amplitudo,
terdapat 3 variasi besaran nilai amplitudo yaitu nya 1m, 3m, 5m. dan untuk nilai
frekuensinya sebesar 5 Hz. Pada Soal pertama ini diminta untuk membangun
sinyal kontinyu/diskrit sinusoidal dan cosinusuidal.Perbandingan Hasil antara
Sinyal Kontiniyu (Sinus/Cosinus) dan Sinyal Diskrit ialah ketika Amplitudo
semakin besar maka nilai dari sinyal tersebut semakin besar juga,ketika amplitudo
di ubah nilai nya terdapat perbedaan ketinggian gelombang,semakin besar nilai
amplitudo nya maka semakin tinggi juga gelombang yang di buat.Untuk
perbedaan dari sinyal kontinyu ataupun diskrit dari parameter sinusoidal
gelombang dimulai dari puncak/nilai amplitudonya,sedangkan untuk parameter
cosinus gelombang dimulai dari nilai 0.Sinyal Kontinyu dari jarak waktu ke
satuan waktu berikutnya saling berhubungan berbeda dengan sinyal diskrit yang
mempunyai interval tiap waktu ke waktu berkiutnya.Saat nilai Amplitudo diubah
pun dari hasil nya akan berubah,nilai pengali Amplitudo semakin besar nilai
amplitudo nya maka semakin besar nilai sinyal yang dibangkitkan.
Pada soal kedua, Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit
Sinusoida dan Cosinus dengan Amplitudo Sama dan Frekuensi Berbeda.
parameter yang dibutuhkan pada soal kedua ini sama seperti soal pertama,
hanya ada pembeda pada soal kedua parameter yang dibtuhkan frekuensi
sampling bernilai 100 Hz lalu Nilai Amplitudonya sama,yaitu sebesar 10 m.
Dan Pada nilai frekuensi di masing masing jenis dan tipe sinyal terdapat 5
variasi perbedaan frekuensi, yaitunya 1 Hz, 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 100 Hz. Hasil
perbandingan yang didapat ketika sinyal sinusoidal dan cosinusuidal ketika
parameter berdasarkan yang diatas, ketika ia bertipikal sinyal sinusoidal
semakin besar nilai frekuensi nya maka semakin besar nilai dari Sin/cos nya.
Maka itu akan berpengaruh ketika hasil akhir yang didapat. Saat nilai frekuensi
kita ubah ubah dari 1 Hz , 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 100 Hz pada saat kita
membangun sinyalnya dan melihat penjalaran gelombangnya .Apabila nilai
frekuensi semakin kecil maka kerapatan gelombang dalam per satu detik akan
semakin renggang,sebaliknya jika semakin besar angka frekuensi nya makan
kerapatan gelombang nya dalam per satu detik semakin rapat, atau bisa
dikatakan semakin besar nilai frekuensi maka semakin banyakgelombang yang
dihasilkan dalam satu satuan waktu.
Pada Soal Ketiga, Pembangkit sinyal diskrit square. Pada soal ini
parameter yang dibutuhkan terdapat nilai amplitudo yang sama yaitu sebesar
10m. Untuk yang pertama Frekuensi Sampling Sama bernilai 100 Hz dan
variasi frekuensi nya 1 Hz, 5 Hz, 10 hz, 25 Hz, 100 Hz dan yang kedua
Frekuensi yang sama sebesar 5 Hz dan Variasi Frekuensi samplingnya 1 Hz, 5
Hz, 10 hz, 25 Hz, 100 Hz. Pada tipesoal pertamanya yang mana fs nya bernilai
sama dan frekuensi berbeda pada saat dibangkitkan sinyal nya terdapat
perbedaan antara tiap tiap nilai frekuensi yang diminta,.Apabila nilai frekuensi
semakin kecil maka kerapatan gelombang dalam per satu detik akan semakin
renggang,sebaliknya jika semakin besar angka frekuensi nya makan kerapatan
gelombang nya dalam per satu detik semakin rapat, atau bisa dikatakan
semakin besar nilai frekuensi maka semakin banyak gelombang yang
dihasilkan dalam satu satuan waktu.Namun pada kejadian ini terdapat pada
frekuensi 100 Hz hanya terdapat satu gelombang yang selalu bernilai positif.
Penyebab dari Sinyal yang berbeda disebabkan karena nilai frekuensi semakin
besar maka akans emakin banyak gelombangn yang dihasilkan.Disaat
Frekuensi Sampling yang mempunyai 5 variasi seperti yang diketahui dan nilai
frekuensi sama bernilai 5 Hz. Tahap sampling, yaitu dengan mengambil sinyal
secara periodik, dengan periode sampling T.Semakin Besar nilai frekuensi
sampling semakin banyak sinyal diskrit yang dihasilkan per satu
gelombangnya.Ini disebabkan fs merupakan salah satu paraemter di t,yang mana
semakin besar nilai fs semakin besar nilai t yang meangkibatkan di persamaan
sinyal square nya pada perkalian omega dikali t akan membuat nilai sinyalnya
semakin besar dan data yang didapatkan semakin banyak.
Pada Soal Keempat Pembangkit sinyal Kontinyu Square, pada soal ini
parameter yang dibutuhkan terdapat nilai amplitudo yang sama yaitu sebesar
10m. Untuk yang pertama Frekuensi Sampling Sama bernilai 100 Hz dan
variasi frekuensi nya 1 Hz, 5 Hz, 10 hz, 25 Hz, 100 Hz dan yang kedua
Frekuensi yang sama sebesar 5 Hz dan Variasi Frekuensi samplingnya 1 Hz, 5
Hz, 10 hz, 25 Hz, 100 Hz. Pada tipesoal pertamanya yang mana fs nya bernilai
sama dan frekuensi berbeda pada saat dibangkitkan sinyal nya terdapat
perbedaan antara tiap tiap nilai frekuensi yang diminta,.Apabila nilai frekuensi
semakin kecil maka kerapatan gelombang dalam per satu detik akan semakin
renggang,sebaliknya jika semakin besar angka frekuensi nya makan kerapatan
gelombang nya dalam per satu detik semakin rapat, atau bisa dikatakan
semakin besar nilai frekuensi maka semakin banyak gelombang yang
dihasilkan dalam satu satuan waktu.Namun pada kejadian ini terdapat pada
frekuensi 100 Hz hanya terdapat satu gelombang yang selalu bernilai positif.
Penyebab dari Sinyal yang berbeda disebabkan karena nilai frekuensi semakin
besar maka akans emakin banyak gelombangn yang dihasilkan.Disaat
Frekuensi Sampling yang mempunyai 5 variasi seperti yang diketahui dan nilai
frekuensi sama bernilai 5 Hz. Tahap sampling, yaitu dengan mengambil sinyal
secara periodik, dengan periode sampling T.Semakin Besar nilai frekuensi
sampling semakin banyak sinyal Kontinyu yang dihasilkan per satu
gelombangnya.Ini disebabkan fs merupakan salah satu paraemter di t,yang mana
semakin besar nilai fs semakin besar nilai t yang meangkibatkan di persamaan
sinyal square nya pada perkalian omega dikali t akan membuat nilai sinyalnya
semakin besar dan data yang didapatkan semakin banyak,Analisi pada soal ke
empat sama dengan ke tiga.
Pada soal ke lima, Penjumlahan, pengurangan dan perkalian dua buah
Sinyal (Operasi Aritmatika) mempunyaiparameter ialah Frekuensi Sampling
bernilai 100 Hz, dengan Amplitudo diambil besar nilainya dari 3 nim terakhir
praktikan yang mana saya sendiri memakai amplitudo sebesar 67m, dan
frekuensi 1 bernilai 10 Hz dan frekuensi 2 bernilai 5 Hz.. Analisis pada
Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian (Aritmatika) pada Sinyal, pada operasi
aritmatikan ini terdapat peredaan pada tabel yang ke tiga,untuk tabel 1 dan 2
sama dikarenakan y1 dan y2 pada persamaan kali ini tidak ada yang berbeda
untuk operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian, karena yang
membedakannya ada pada y3 yang mana di y3 di tentukan untuk operasi
penjumlahan, pengurangan ataupun perkalian.dapat dilihat untuk tiap masing
masing grafik mempunyi bentuk berbeda di tiap operasi aritmatikanya,pada
penjumlahan,parameter amplitudo nya dibuat sama, Apabila nilai Amplitudo
lebih kecil maka Tinggi dari gelombangnya akan lebih pendek dibandingkan
nilai amplitudo yang lebih besar,atau bisa kita artikan semakin besar nilai
amplitudo maka semakin tinggi juga dari tinggi maksimum dari
gelombangnya.Namun apabila frekuensi sampling nya di ganti lebih kecil maka
y1, y2, y3 akan berubah bentuk nya menjadi lebih lancip/tajam apabila nilai fs
nya lebih kecil. Pada Operasi pengurangan kali ini berbeda di tabel ketiganya
yang dimulai dari 0 seperti gelombang cosinusuidal,sisa nya pada operasi
pengurangan sama halnya seperti pada operasi penjumlahan dari parameter
frekuensi dan amplitudonya. Pada operasi perkalian terdapat perbedaan di y1
dan y2 apabila amplitudo nya dibuat lebih kecil maka Tinggi dari
gelombangnya akan lebih pendek dibandingkan nilai amplitudo yang lebih
besar,atau bisa kita artikan semakin besar nilai amplitudo maka semakin tinggi
juga dari tinggi maksimum dari gelombangny, begitu juga dengan halnya
frekuensi,apabila nilai frekuensi semakin kecil maka kerapatan gelombang
dalam per satu detik akan semakin renggang,sebaliknya jika semakin besar
angka frekuensi nya makan kerapatan gelombang nya dalam per satu detik
semakin rapat, atau bisa dikatakan semakin besar nilai frekuensi maka semakin
banyak gelombang yang dihasilkan dalam satu satuan waktu.Berbeda dengan
penjumlahan dan pengurangan,di operasi perkalian apabila satu parameter
berganti maka akan berubah langsung bentuk dari sinyalnya.
V. KESIMPULAN
Pada Praktikum Modul 1 yang Berjudul Pembangkit Dan Operasi Dasar
Pada Sinyal Praktikan diminta untuk membangun Sinyal Kontinyu dan Sinyal
Diskrit Sinusoidal dan Cosinusuidal, Sinya Diskrit Square, Sinyal Kontinyu
Square, dan Penjumlahan, pengurangan dan perkalian dua buah Sinyal.Setiap
Sinyal yang kita bangkitkan mempunya perbedaan masing masing,dari
frekuensi,amplitudo,frekuensi sampling.Pada Soal 1 dan 2 dapat disimpulkan
semakin besar parameter pembedanya maka nilai dari sinyal nya akan semakin
besar, pada gelombang sinyal yang dihasilkan. Perbedaan Sinyal Sinusoidal dan
cosinusoidal terdapat pada awal mula gelombang,Sinusoida akan memulai
penjalaran gelombangnya dari amplitudo maksimal,sedangkan cosinusoida
dimulai pada nilai 0.Pada sinyal Square diskrit dan kontinyu terdapat perbedaan
berupa sinyal yang ditampilkan,perbedaan pada umumnya sinyal kontinyu tidak
mempunyai interval sampai batas waktu yang ditentukan sedangkan kebalikan
dengan sinyal diskrit mempunyai interval.Bentuk dari sinyal square pun tidak
seperti sinyal biasanya mempunyai amplitudo maksimal mendatar atau
melancip yang jelas berbeda pada sinyal kontinyu.Menjumlahkan mengurangi
dan mengalikan dua buah sinyal yang dibangkitkan juga terdapat perebedaan
yang mungkin terjadi karena operasi yang dilakukan,dimana pada gelombang
ke 3 yang mana gelombang hasil hubungan gelombang 1 dan 2 mempunyai
amplitudo maksimal 67 namun pada penjlaran sinyal terdapat perbedaan,
perbedaan berasal dari nilai frekuensi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA