Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ANALISIS DATA GEOFISIKA TG2207

MODUL KE-1
PEMBANGKIT DAN OPERASI DASAR PADA SINYAL

Oleh :
Ahmad Dhany Erlangga 120120067

Asisten :

DindaSeltaEwaniBuulolo 119120019
Dela Okta Cahyaningtyas S 119120021
Syafwan Hanif 119120024
Nadira Laverda Putri R 119120036
TongamTua P Marsoit 119120046
Muhammad Rendi Jaya 119120050
SukriadiNasution 119120147
Ahmad Maulana Sidik 119120133

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat membangkitkan beberapa jenis sinyal dasar yang banyak
digunakan dalam analisa Sinyal dan Sistem.

II. DASAR TEORI

Sinyal
Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan
tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik. Meskipun sinyal dapat diwujudkan
dalam beberapa cara, dalam berbagai kasus, informasi terdiri dari sebuah pola dari
beberapa bentuk yang bervariasi. Sebagi contoh sinyal mungkin berbentuk sebuah
pola dari banyak variasi waktu atau sebagian saja. Secara matematis, sinyal
merupakan fungsi dari satu atau lebih variable yang berdiri sendiri (independent
variable). Sebagai contoh, sinyal wicara akan dinyatakan secara matematis oleh
tekanan akustik sebagai fungsi waktu dan sebuah gambar dinyatakan sebagai
fusngsi ke-terang-an (brightness) dari dua variable ruang (spatial).

Secara umum, variable yang berdiri sendiri (independent) secara matematis


diwujudkan dalam fungsi waktu, meskipun sebenarnya tidak menunjukkan waktu.
Terdapat 2 tipe dasar sinyal, yaitu:
1. Sinyal waktu kontinyu (continous-time signal)
2. Sinyal waktu diskrit (discrete-time signal)
Pada sinyal kontinyu, variable independent (yang berdiri sendiri) terjadi terus-
menerus dan kemudian sinyal dinyatakan sebagai sebuah kesatuan nilai dari
variable independent. Sebaliknya, sinyal diskrit hanya menyatakan waktu diskrit
dan mengakibatkan variabel independent hanya merupakan himpunan nilai
diskrit. Fungsi sinyal dinyatakan sebagai x dengan untuk menyertakan variable
dalam tanda (.). Untuk membedakan antara sinyal waktu kontinyu dengan sinyak
waktu diskrit kita menggunakan symbol t untuk menyatakan variable kontinyu
dan symbol n untuk menyatakan variable diskrit. Sebagai contoh sinyal waktu
kontinyu dinyatakan dengan fungsi x(t) dan sinyal waktu diskrit dinyatakan
dengan fusng x(n). Sinyal waktu diskrit hanya menyatakan nilai integer dari
variable independent. (Heck, 2000)

Sinyal Waktu Kontinyu


Suatu sinyal x(t) dikatakan sebagai sinyal waktu-kontinyu atau sinyal
analog ketika dia memiliki nilai real pada keseluruhan rentang waktu t yang
ditempatinya. Sinyal waktu kontinyu dapat didefinisikan dengan persamaan
matematis sebagai berikut.

Fungsi Step dan Fungsi Ramp (tanjak) Dua contoh sederhana pada sinyal
kontinyu yang memiliki fungsi step dan fungsi ramp (tanjak) dapat diberikan
seperti pada Gambar 2a. Sebuah fungsi step dapat diwakili dengan suatu bentuk
matematis sebagai:

Disini tangga satuan (step) memiliki arti bahwa amplitudo pada u(t) bernilai 1
untuk semua t > 0.
Untuk suatu sinyal waktu-kontinyu x(t), hasil kali x(t)u(t) sebanding dengan x(t)
untuk t > 0 dan sebanding dengan nol untuk t < 0. Perkalian pada sinyal x(t)
dengan sinyal u(t) mengeliminasi suatu nilai non-zero(bukan nol) pada x(t) untuk
nilai t < 0.
Fungsi ramp (tanjak) r(t) didefinisikan secara matematik sebagai:

Catatan bahwa untuk t > 0, slope (kemiringan) pada r(t) adalah senilai 1. Sehingga
pada kasus ini r(t) merupakan “unit slope”, yang mana merupakan alasan bagi r(t)
untuk dapat disebut sebagai unit-ramp function. Jika ada variable K sedemikian
hingga membentuk Kr(t), maka slope yang dimilikinya adalah K untuk t > 0.
Suatu fungsi ramp diberikan pada Gambar 2b.
Sinyal Periodik Ditetapkan T sebagai suatu nilai real positif. Suatu sinyal waktu
kontinyu x(t) dikatakan periodik terhadap waktu dengan periode T jika x(t + T) =
x(t) untuk semua nilai t, − ∞ < t < ∞.Sebagai catatan, jika x(t) merupakan periodik
pada periode T, ini juga periodik dengan qT, dimana q merupakan nilai integer
positif. Periode fundamental merupakan nilai positif terkecil T untuk persamaan
(5). Suatu contoh, sinyal periodik memiliki persamaan seperti berikut

x(t) = A cos(ωt + θ) (5).

Disini A adalah amplitudo, ω adalah frekuensi dalam radian per detik (rad/detik),
dan θ adalah fase dalam radian. Frekuensi f dalam hertz (Hz) atau siklus per detik
adalah sebesar f = ω/2π. Untuk melihat bahwa fungsi sinusoida yang diberikan
dalam persamaan (5) adalah fungsi periodik, untuk nilai pada variable waktu t,
maka:

Sedemikian hingga fungsi sinusoida merupakan fungsi periodik dengan periode


2π/ω, nilai ini selanjutnya dikenal sebagai periode fundamentalnya.
Sebuah sinyal dengan fungsi sinusoida x(t) = A cos(ωt+θ) diberikan pada
Gambar 3 untuk nilai θ = −π/2 , dan f = 1 Hz.
Sinyal Diskrit
Pada teori system diskrit, lebih ditekankan pada pemrosesan sinyal yang
berderetan. Pada sejumlah nilai x, dimana nilai yang ke-x pada deret x(n) akan
dituliskan secara formal sebagai: x = {x(n)}; −∞ < n < ∞ (7). Dalam hal ini x(n)
menyatakan nilai yang ke-n dari suatu deret, persamaan (7) biasanya tidak
disarankan untuk dipakai dan selanjutnya sinyal diskrit diberikan seperti Gambar
(4) Meskipun absis digambar sebagai garis yang kontinyu, sangat penting untuk
menyatakan bahwa x(n) hanya merupakan nilai dari n. Fungsi x(n) tidak bernilai
nol untuk n yang bukan integer; x(n) secara sederhana bukan merupakan bilangan
selain integer dari n.
Sinyal waktu diskrit mempunyai beberapa fungsi dasar seperti berikut:

Deret unit sample (unit-sampel sequence), δ(n), dinyatakan sebagai deret dengan
nilai

Deret unit sample mempunyai aturan yang sama untuk sinyal diskrit dan system
dnegan fungsi impuls pada sinyal kontinyu dan system. Deret unit sample
biasanya disebut dengan impuls diskrit (diecrete-time impuls), atau disingkat
impuls (impulse).
Sekuen Step Deret unit step (unit-step sequence), u(n), mempunyai nilai:

Unit step dihubungkan dengan unit sample sebagai:

Unit sample juga dapat dihubungkan dengan unit step sebagai:


Sinus Diskrit Deret eksponensial real adalah deret yang nilainya berbentuk an,
dimana a adalah nilai real. Deret sinusoidal mempunyai nilai berbentuk Asin(ωon
+ φ).

Deret y(n) dinyatakan berkalai (periodik) dengan nilai periode N apabila y(n) =
y(n+N) untuk semua n. Deret sinuosuidal mempunyai periode 2π/ω0 hanya pada
saat nilai real ini berupa berupa bilangan integer. Parameter ω0 akan dinyatakan
sebagai frekuensi dari sinusoidal atau eksponensial kompleks meskipun deret ini
periodik atau tidak. Frekuensi ω0 dapat dipilih dari nilai jangkauan kontinyu.
Sehingga jangkauannya adalah 0 < ω0 < 2π (atau -π < ω0 < π) karena deret
sinusoidal atau eksponensial kompleks didapatkan dari nilai ω0 yang bervariasi
dalam jangkauan 2πk <ω0< 2π(k+1) identik untuk semua k sehingga didapatkan
ω0 yang bervariasi dalam jangkauan 0 < ω0 < 2π. (ADG, 2022)
III. LANGKAH PENGERJAAN

a) Langkah Kerja
Pada Modul 1 ini berjudul Pembangkit dan Operasi Dasar Pada Sinyal
ditugaskan untuk membuat atau membangun sinyal Kontinyu dan Diskrit.Pada
Modul ini Kita menggunakan software mathlab.Langkah pertama yang harus
dilakukan pastinya sudah menginstal software mathlab nya,pada aturan yang ada
diminta memakai mathlab versi 2017,setelah menginstal Mathlab,Langkah Kedua
buka mathlab nya,untuk membuat kodingannya di mathlab langkah awal di
mathlab nya bisa menggunakan shortcut CTRL+N,atau bisa diambil menu Home
atau di Editor,lalu klik menu New,setelah menu new ambil/klik new script.Setelah
menambahkan new script lalu masukkan program yang sudah ada dimodul,
masing masing soal mempunyai script yang berbeda.
Pada soal pertama, Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit -
Sinusoidal dan Cosinusuidal dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi
Sama. Langkah awalnya pada pemograman untuk membangun sinyal kontinyu
ataupun sinyal diskrit adalah menginput parameter yang dibutuhkan, diantaranya
Frekuensi Sampling(Hz), Amplitudo(m), dan juga Frekuensi(Hz) yang mana
disoal pertama terdapat perbedaan 3 amplitudo,ada 1 m, 3 m, dan 5 m. Seteleh
menginputkan parameter yang dibutuhkan,setelah itu didefenisikan parameter
yang sudah tersedia,setelah itu masuk ke langkah selanjutnya ialah membuat
persamaan sinyal periodiknya, dimana jika ingin membangun sinyal sinusoidal
berarti kita menggunakan “ xts=Am*sin(s1*t+pha); “ sedangkan jika ingin
membangun sinyal cosinusuidal maka menggunakan persamaan “
xts=Am*cos(s1*t+pha); ” setelah membuat persamaan untuk membangun sinyal
nya,langkah selanjutnya ialah membuat plot dari persamaan yang sudah dibuat,
untuk membangun sinyal kontinyu kita gunakan “plot” sedangkan jika ingin
membuat sinyal diskrit maka akan digunakan “stem”. Langkah Terakhir untuk
melihat pemograman nya berhasil atau tidak silahkan di Run pemogramannya
atau bisa langsung menekan tombol f5.Jika pertama kali atau itu script baru
biasanya diminta agar disave di tempat yang sesuai kalian inginkan. Source Code
Untuk Soal 1=
%Ahmad Dhany Erlangga
%120120067
%Praktikum 1
%Laprak Point 1 Sinyal Sinusoidal-Cosinusuidal Diskrit/Kontinyu

%input parameter sinyal


Fs=100Hz;
Am=1m, 3m, 5m;
f=5Hz

%mendefenisikan parameter
Ts=1/Fs;
t=0 : Ts :1;
s1=2*pi*f;
pha=pi/2;

%%persamaan sinyal periodik


xts=Am*sin(s1*t+pha); %persamaan sinyal sinusoidal
xts=Am*cos(s1*t+pha); %persamaan sinyal cosinusoidal
%%plot

plot(t,xts,'linewidth',1) %membangun sinyal kotinyu


stem(t,xts,'linewidth',1) %membangun sinyal diskrit

Pada Soal kedua, Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit


Sinusoida dan Cosinus dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi Sama.
Langkah awalnya pada pemograman untuk membangun sinyal kontinyu ataupun
sinyal diskrit adalah menginput parameter yang dibutuhkan, diantaranya
Frekuensi Sampling(Hz), Amplitudo(m), dan juga Frekuensi(Hz). Pada soal ini
mempunyai kesamaan dengan soal pertama hanya berbeda pada input parameter
nya, jika soal pertama frekuensi yang bernilai sama maka pada soal kedua nilai
amplitudo yang bernilai sama, yaitu sebesar 10m. Pada soal ini terdapat 5 nilai
parameter frekuensi yang berbeda yaitu 1 Hz, 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, dan 100 Hz.
Seteleh menginputkan parameter yang dibutuhkan,setelah itu didefenisikan
parameter yang sudah tersedia,setelah itu masuk ke langkah selanjutnya ialah
membuat persamaan sinyal periodiknya, dimana jika ingin membangun sinyal
sinusoidal berarti kita menggunakan “ xts=Am*sin(s1*t+pha); “ sedangkan jika
ingin membangun sinyal cosinusuidal maka menggunakan persamaan “
xts=Am*cos(s1*t+pha); ” setelah membuat persamaan untuk membangun sinyal
nya,langkah selanjutnya ialah membuat plot dari persamaan yang sudah dibuat,
untuk membangun sinyal kontinyu kita gunakan “plot” sedangkan jika ingin
membuat sinyal diskrit maka akan digunakan “stem”. Langkah Terakhir untuk
melihat pemograman nya berhasil atau tidak silahkan di Run pemogramannya
atau bisa langsung menekan tombol f5.Jika pertama kali atau itu script baru
biasanya diminta agar disave di tempat yang sesuai kalian inginkan. Source Code
Untuk Soal 2=
%Ahmad Dhany Erlangga
%120120067
%Praktikum 1
%Laprak Point 2 Sinyal Sinusoidal-Cosinusuidal Diskrit/Kontinyu

%input parameter sinyal


Fs=100Hz;
Am=10m,;
f=1Hz,5Hz,10Hz,25Hz,100Hz;

%mendefenisikan parameter
Ts=1/Fs;
t=0 : Ts :1;
s1=2*pi*f;
pha=pi/2;

%%persamaan sinyal periodik


xts=Am*sin(s1*t+pha); %persamaan sinyal sinusoidal
xts=Am*cos(s1*t+pha); %persamaan sinyal cosinusoidal

%%plot

plot(t,xts,'linewidth',1) %membangun sinyal kotinyu


stem(t,xts,'linewidth',1) %membangun sinyal diskrit
Pada Soal Ketiga, Pembangkit sinyal diskrit square. Langkah pertama
pada soal ini ialah menyiapkan parameter yang mana diantaranya Frekuensi
Sampling(Hz), Amplitudo(m), dan juga Frekuensi(Hz). Pada sinyal Diskrit ini
terdapat dua parameter pembeda, untuk pertama Frekuensi Sampling bernilai
sama (100 Hz). Sedangkan pada parameter kedua adalah frekuensi bernilai sama
(5 Hz) Pada identifikasi parameter kami disini menggunakan parameter baru yaitu
omg atau Omega. Setelah mengidentifikasi parameter yang sudah disediakan,
langkah selanjutnya membuat persamaan sinyal periodik untuk membuat sinyal
square yang dibutuhkan, yang mana untuk membuat sinyal square dibutuhkan
persamaan “ xt=Am*square(omg*t); ”. Langkah selanjutnya adalah memplot atau
menmbangun sinyal adalah buat plot,dikarenakan pada perintah soal diminta
membangun sinyal diskrit maka program nya dibuat “stem”. Langkah Terakhir
untuk melihat pemograman nya berhasil atau tidak silahkan di Run
pemogramannya atau bisa langsung menekan tombol f5.Jika pertama kali atau itu
script baru biasanya diminta agar disave di tempat yang sesuai kalian inginkan.
Source Code Untuk Soal 3=
%Ahmad Dhany Erlangga
%120120067
%Praktikum 1
%Lapsem Point 3 Sinyal Square Diskrit
clc
clear
%input parameter
Am=10;
f=1,5,10,25,100 Hz;
fs=1,5,10,25,100 Hz;
%mengidentifikasi parameter
Ts=1/fs;
t=0:Ts:1;
omg=2*pi*f;

%persamaan sinyal periodik


xt=Am*square(omg*t);
stem(t,xt,'linewidth',1)
axis ([0 1 -2 2])

Pada Soal Ke Empat, Pembangkit sinyal Kontinyu square. Langkah


pertama pada soal ini ialah menyiapkan parameter yang mana diantaranya
Frekuensi Sampling(Hz), Amplitudo(m), dan juga Frekuensi(Hz). Pada sinyal
Kontinyu ini terdapat dua parameter pembeda, untuk pertama Frekuensi Sampling
bernilai sama (100 Hz). Sedangkan pada parameter kedua adalah frekuensi
bernilai sama (5 Hz) Pada identifikasi parameter kami disini menggunakan
parameter baru yaitu omg atau Omega. Setelah mengidentifikasi parameter yang
sudah disediakan, langkah selanjutnya membuat persamaan sinyal periodik untuk
membuat sinyal square yang dibutuhkan, yang mana untuk membuat sinyal square
dibutuhkan persamaan “ xt=Am*square(omg*t); ”. Langkah selanjutnya adalah
memplot atau menmbangun sinyal adalah buat plot,dikarenakan pada perintah
soal diminta membangun sinyal kontinyu maka program nya dibuat “plot”.
Langkah Terakhir untuk melihat pemograman nya berhasil atau tidak silahkan di
Run pemogramannya atau bisa langsung menekan tombol f5.Jika pertama kali
atau itu script baru biasanya diminta agar disave di tempat yang sesuai kalian
inginkan. Source Code Untuk Soal 4=
%Ahmad Dhany Erlangga
%120120067
%Praktikum 1
%Lapsem Point 4 Sinyal Square Kontinyu
clc
clear
%input parameter
Am=10;
f=1,5,10,25,100 Hz;
fs=1,5,10,25,100 Hz;
%mengidentifikasi parameter
Ts=1/fs;
t=0:Ts:1;
omg=2*pi*f;

%persamaan sinyal periodik


xt=Am*square(omg*t);
plot(t,xt,'linewidth',1)
axis ([0 1 -2 2])

Pada Soal ke Lima, Penjumlahan, pengurangan dan perkalian dua buah


Sinyal (Aritmatika). Langkah pertama pada soal ini ialah menyiapkan
parameter yang mana diantaranya Frekuensi Sampling(Hz), Amplitudo(m), dan
juga Frekuensi(Hz). Pada soal ini dimasing masing parameter operasi aritmatika
mempunyai besaran parameter yang sama,Untuk nilai Frekuensi 1 bernilai 10 Hz,
untuk Frekuensi 2 bernilai 5 Hz, Untuk frekuensi sampling nya sendiri bernilai
100 Hz. Untuk amplitudo sendiri bernilai sesuai 3 nim terakhir,maka nilai
amplitudo nya adalah 67m. Langkah selanjutnya ialah persamaan aritmatika dua
buah sinyal yang mana mempunya persamaan seperti berikut

Seteleh di buatkan persamaannya,langkah selanjutnya diplot 3 sekaligus sinyal


yang ada,yaitu y1, y2, y3. Dimana y1 dan y2 sebagai sinyal,dan y3 merupakan
hasil/proses operasi aritmatika (penjumlahan, pengurangan dan perkalian).
Langkah Terakhir untuk melihat pemograman nya berhasil atau tidak silahkan di
Run pemogramannya atau bisa langsung menekan tombol f5.Jika pertama kali
atau itu script baru biasanya diminta agar disave di tempat yang sesuai kalian
inginkan.Source Code untuk soal 5 =
%Ahmad Dhany Erlangga
%120120067
%Praktikum 1
%Penjumlahan,Pengurangan,Perkalian ( Aritmatika )

clc;
clear;
%input parameter sinyal
A1=67;
f1=10;
A2=67;
f2=5;
Fs=100;

Ts=1/Fs;
t=0:Ts:1;
omg1=2*pi*f1;
omg2=2*pi*f2;

%buat persamaan aritmatika sinyal


y1 = A1*sin(omg1*t);
y2 = A1*sin(omg2*t);
y3 = y1+y2; %penjumlahan
y3 = y1-y2; %pengurangan
y3 = y1.*y2; %perkalian

%plot sinyal
subplot (3,1,1)
plot(t,y1)
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
b) Diagram Alir
 Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit - Sinusoidal dan
Cosinusuidal dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi Sama.

Buka Mathlab R2017a

Cari di Home/Editor “New”,Lalu plilih menu “Script” atau


bisa menggunakan Shortcut “ CTRL+N”

Masukkan Input Parameter yang dibutuhkan yang mana frekuensi sampling


bernilai 100 Hz , Frekuensi 5 Hz , dan Amplitudo menggunakan 3 variasi
berbeda yaitu 1m, 3m, 5m

Defeneisikan Parameter yang sudah tersedia

Membuat Persamaan sinya


periodik

Sinusoidal Cosinusoidal
xts=Am*sin(s1*t+pha); xts=Am*cos(s1*t+pha);

Membangun Sinyal
Diskrit/Kontinyu

Kontinyu Diskrit
“Plot” “Stem”

Run atau Bisa menekan f5


( semisal file script nya masih baru
silahkan simpan di file yang diinginkan
 Pembangkit Sinyal Waktu Koninyu dan Diskrit – Sinusoidal dan
Cosinusuidal dengan Amplitudo Sama dan Frekuensi Berbeda
Buka Mathlab R2017a

Cari di Home/Editor “New”,Lalu plilih menu “Script” atau


bisa menggunakan Shortcut “ CTRL+N”

Masukkan Input Parameter yang dibutuhkan yang mana frekuensi sampling


bernilai 100 Hz , Amplitudo bernilai 10 m,dan menggunakan 5 variasi
berbeda pada frekuensi yaitu 1 Hz, 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, dan 100 Hz

Defeneisikan Parameter yang sudah tersedia

Membuat Persamaan sinya


periodik

Sinusoidal Cosinusoidal
xts=Am*sin(s1*t+pha); xts=Am*cos(s1*t+pha);

Membangun Sinyal
Diskrit/Kontinyu

Kontinyu Diskrit
“Plot” “Stem”

Run atau Bisa menekan f5


( semisal file script nya masih baru
silahkan simpan di file yang diinginkan
 Pembangkit sinyal diskrit square

Buka Mathlab R2017a

Cari di Home/Editor “New”,Lalu plilih menu “Script” atau


bisa menggunakan Shortcut “ CTRL+N”

Masukkan Input Parameter yang dibutuhkan yang mana Amplitudo =


10m,untuk frekuensi dan frekuensi sampling menggunakan 5 variasi
berbeda fs = 100 Hz Variasi Frekuensi 1 Hz, 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 100 Hz
saat F = 5 Hz,Variasi Fs 1 Hz, 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 100 Hz

Defeneisikan Parameter yang sudah tersedia

Membuat Persamaan Sinyal periodik


xt=Am*square(omg*t);

Membangun Sinyal Diskrit

stem(t,xt,'linewidth',1)

Run atau Bisa menekan f5


( semisal file script nya masih baru
silahkan simpan di file yang diinginkan
 Pembangkit sinyal Kontinyu square
Buka Mathlab R2017a

Cari di Home/Editor “New”,Lalu plilih menu “Script” atau


bisa menggunakan Shortcut “ CTRL+N”

Masukkan Input Parameter yang dibutuhkan yang mana Amplitudo =


10m,untuk frekuensi dan frekuensi sampling menggunakan 5 variasi
berbeda fs = 100 Hz Variasi Frekuensi 1 Hz, 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 100 Hz
saat F = 5 Hz,Variasi Fs 1 Hz, 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 100 Hz

Defeneisikan Parameter yang sudah tersedia

Membuat Persamaan Sinyal periodik


xt=Am*square(omg*t);

Membangun Sinyal Kontinyu

plot(t,xt,'linewidth',1)

Run atau Bisa menekan f5


( semisal file script nya masih baru
silahkan simpan di file yang diinginkan
 Penjumlahan, pengurangan dan perkalian dua buah Sinyal
Buka Mathlab R2017a

Cari di Home/Editor “New”,Lalu plilih menu “Script” atau


bisa menggunakan Shortcut “ CTRL+N”

Masukkan Input Parameter yang dibutuhkan yang mana Amplitudo = 67 m,


frekuensi sampling nya 100 Hz, Frekuensi 1 = 10 Hz dan Frekuensi 2 =
5Hz

masukkan persamaan untuk membangun 2 sinyal


y1 = A1*sin(omg1*t);
y2 = A1*sin(omg2*t);

buat pemograman operasi aritmatikanya


y3 = y1+y2; (Penjumlahan)
y3 = y1-y2; (Pengurangan)
y3 = y1.*y2; (Perkalian)

Plot semua sinyal yang ada, dari sinyal 1 dan 2


hingga sinyal ketiga yang merupakan sinyal dari
hasil operasi aritmatikan sinyal 1 dan 2

Run atau Bisa menekan f5


( semisal file script nya masih baru
silahkan simpan di file yang diinginkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

a) Hasil

1. Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit Sinusoida dan


Cosinus dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi Sama

 Sinyal Kontiniyu (Sinus)


 Fs = 100 , Am = 1 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 3 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 5 m , f = 5 Hz
 Kontinyu (Cosinus)
 Fs = 100 , Am = 1 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 3 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 5 m , f = 5 Hz
 Sinyal Diskrit (Sinus)
 Fs = 100 , Am = 1 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 3 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 5 m , f = 5 Hz
 Sinyal Diskrit (Cosinus)
 Fs = 100 , Am = 1 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 3 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 5 m , f = 5 Hz
2. Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit Sinusoida dan
Cosinus dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi Sama

 Sinyal Kontinyu (Sinus)


 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 1 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 10 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 25 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 100 Hz
 Sinyal Kontinyu (Cosinus)
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 1 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 10 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 25 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 100 Hz
 Sinyal Diskrit (Sinus)
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 1 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 10 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 25 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 100 Hz
 Sinyal Diskrit (Cosinus)
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 1 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 10 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 25 Hz
 Fs = 100 , Am = 10 m , f = 100 Hz
3. Pembangkit sinyal diskrit square

 Frekuensi Sampling Sama (100Hz)


 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 1 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 10 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 25 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 100 Hz
 Frekuensi Sama (5Hz)
 Fs = 1 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 5 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 10 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 25 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
4. Pembangkit sinyal kontinyu square

 Frekuensi Sampling Sama (100Hz)


 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 1 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 10 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 25 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 100 Hz
 Frekuensi Sama (5Hz)
 Fs = 1 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 5 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 10 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 25 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
 Fs = 100 Hz , Am = 10 m , f = 5 Hz
5. Penjumlahan, pengurangan dan perkalian dua buah Sinyal

 Pemjumlahan
 Fs = 100 Hz , Am = 67 m , f1 = 10 Hz , f2 = 5 Hz
 Pengurangan
 Fs = 100 Hz , Am = 67 m , f1 = 10 Hz , f2 = 5 Hz
 Perkalian
 Fs = 100 Hz , Am = 67 m , f1 = 10 Hz , f2 = 5 Hz
b) Pembahasan
Pada soal pertama, Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit
Sinusoida dan Cosinus dengan Amplitudo berbeda dan Frekuensi Sama.Parameter
yang dibutuhkan pada soal pertama ini adalah Frekuensi Sampling bernilai 100
Hz , pada soal pertama ini parameter yang mempunyai variasi adalah Amplitudo,
terdapat 3 variasi besaran nilai amplitudo yaitu nya 1m, 3m, 5m. dan untuk nilai
frekuensinya sebesar 5 Hz. Pada Soal pertama ini diminta untuk membangun
sinyal kontinyu/diskrit sinusoidal dan cosinusuidal.Perbandingan Hasil antara
Sinyal Kontiniyu (Sinus/Cosinus) dan Sinyal Diskrit ialah ketika Amplitudo
semakin besar maka nilai dari sinyal tersebut semakin besar juga,ketika amplitudo
di ubah nilai nya terdapat perbedaan ketinggian gelombang,semakin besar nilai
amplitudo nya maka semakin tinggi juga gelombang yang di buat.Untuk
perbedaan dari sinyal kontinyu ataupun diskrit dari parameter sinusoidal
gelombang dimulai dari puncak/nilai amplitudonya,sedangkan untuk parameter
cosinus gelombang dimulai dari nilai 0.Sinyal Kontinyu dari jarak waktu ke
satuan waktu berikutnya saling berhubungan berbeda dengan sinyal diskrit yang
mempunyai interval tiap waktu ke waktu berkiutnya.Saat nilai Amplitudo diubah
pun dari hasil nya akan berubah,nilai pengali Amplitudo semakin besar nilai
amplitudo nya maka semakin besar nilai sinyal yang dibangkitkan.
Pada soal kedua, Pembangkitan Sinyal Waktu Kontinyu dan Diskrit
Sinusoida dan Cosinus dengan Amplitudo Sama dan Frekuensi Berbeda.
parameter yang dibutuhkan pada soal kedua ini sama seperti soal pertama,
hanya ada pembeda pada soal kedua parameter yang dibtuhkan frekuensi
sampling bernilai 100 Hz lalu Nilai Amplitudonya sama,yaitu sebesar 10 m.
Dan Pada nilai frekuensi di masing masing jenis dan tipe sinyal terdapat 5
variasi perbedaan frekuensi, yaitunya 1 Hz, 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 100 Hz. Hasil
perbandingan yang didapat ketika sinyal sinusoidal dan cosinusuidal ketika
parameter berdasarkan yang diatas, ketika ia bertipikal sinyal sinusoidal
semakin besar nilai frekuensi nya maka semakin besar nilai dari Sin/cos nya.
Maka itu akan berpengaruh ketika hasil akhir yang didapat. Saat nilai frekuensi
kita ubah ubah dari 1 Hz , 5 Hz, 10 Hz, 25 Hz, 100 Hz pada saat kita
membangun sinyalnya dan melihat penjalaran gelombangnya .Apabila nilai
frekuensi semakin kecil maka kerapatan gelombang dalam per satu detik akan
semakin renggang,sebaliknya jika semakin besar angka frekuensi nya makan
kerapatan gelombang nya dalam per satu detik semakin rapat, atau bisa
dikatakan semakin besar nilai frekuensi maka semakin banyakgelombang yang
dihasilkan dalam satu satuan waktu.
Pada Soal Ketiga, Pembangkit sinyal diskrit square. Pada soal ini
parameter yang dibutuhkan terdapat nilai amplitudo yang sama yaitu sebesar
10m. Untuk yang pertama Frekuensi Sampling Sama bernilai 100 Hz dan
variasi frekuensi nya 1 Hz, 5 Hz, 10 hz, 25 Hz, 100 Hz dan yang kedua
Frekuensi yang sama sebesar 5 Hz dan Variasi Frekuensi samplingnya 1 Hz, 5
Hz, 10 hz, 25 Hz, 100 Hz. Pada tipesoal pertamanya yang mana fs nya bernilai
sama dan frekuensi berbeda pada saat dibangkitkan sinyal nya terdapat
perbedaan antara tiap tiap nilai frekuensi yang diminta,.Apabila nilai frekuensi
semakin kecil maka kerapatan gelombang dalam per satu detik akan semakin
renggang,sebaliknya jika semakin besar angka frekuensi nya makan kerapatan
gelombang nya dalam per satu detik semakin rapat, atau bisa dikatakan
semakin besar nilai frekuensi maka semakin banyak gelombang yang
dihasilkan dalam satu satuan waktu.Namun pada kejadian ini terdapat pada
frekuensi 100 Hz hanya terdapat satu gelombang yang selalu bernilai positif.
Penyebab dari Sinyal yang berbeda disebabkan karena nilai frekuensi semakin
besar maka akans emakin banyak gelombangn yang dihasilkan.Disaat
Frekuensi Sampling yang mempunyai 5 variasi seperti yang diketahui dan nilai
frekuensi sama bernilai 5 Hz. Tahap sampling, yaitu dengan mengambil sinyal
secara periodik, dengan periode sampling T.Semakin Besar nilai frekuensi
sampling semakin banyak sinyal diskrit yang dihasilkan per satu
gelombangnya.Ini disebabkan fs merupakan salah satu paraemter di t,yang mana
semakin besar nilai fs semakin besar nilai t yang meangkibatkan di persamaan
sinyal square nya pada perkalian omega dikali t akan membuat nilai sinyalnya
semakin besar dan data yang didapatkan semakin banyak.
Pada Soal Keempat Pembangkit sinyal Kontinyu Square, pada soal ini
parameter yang dibutuhkan terdapat nilai amplitudo yang sama yaitu sebesar
10m. Untuk yang pertama Frekuensi Sampling Sama bernilai 100 Hz dan
variasi frekuensi nya 1 Hz, 5 Hz, 10 hz, 25 Hz, 100 Hz dan yang kedua
Frekuensi yang sama sebesar 5 Hz dan Variasi Frekuensi samplingnya 1 Hz, 5
Hz, 10 hz, 25 Hz, 100 Hz. Pada tipesoal pertamanya yang mana fs nya bernilai
sama dan frekuensi berbeda pada saat dibangkitkan sinyal nya terdapat
perbedaan antara tiap tiap nilai frekuensi yang diminta,.Apabila nilai frekuensi
semakin kecil maka kerapatan gelombang dalam per satu detik akan semakin
renggang,sebaliknya jika semakin besar angka frekuensi nya makan kerapatan
gelombang nya dalam per satu detik semakin rapat, atau bisa dikatakan
semakin besar nilai frekuensi maka semakin banyak gelombang yang
dihasilkan dalam satu satuan waktu.Namun pada kejadian ini terdapat pada
frekuensi 100 Hz hanya terdapat satu gelombang yang selalu bernilai positif.
Penyebab dari Sinyal yang berbeda disebabkan karena nilai frekuensi semakin
besar maka akans emakin banyak gelombangn yang dihasilkan.Disaat
Frekuensi Sampling yang mempunyai 5 variasi seperti yang diketahui dan nilai
frekuensi sama bernilai 5 Hz. Tahap sampling, yaitu dengan mengambil sinyal
secara periodik, dengan periode sampling T.Semakin Besar nilai frekuensi
sampling semakin banyak sinyal Kontinyu yang dihasilkan per satu
gelombangnya.Ini disebabkan fs merupakan salah satu paraemter di t,yang mana
semakin besar nilai fs semakin besar nilai t yang meangkibatkan di persamaan
sinyal square nya pada perkalian omega dikali t akan membuat nilai sinyalnya
semakin besar dan data yang didapatkan semakin banyak,Analisi pada soal ke
empat sama dengan ke tiga.
Pada soal ke lima, Penjumlahan, pengurangan dan perkalian dua buah
Sinyal (Operasi Aritmatika) mempunyaiparameter ialah Frekuensi Sampling
bernilai 100 Hz, dengan Amplitudo diambil besar nilainya dari 3 nim terakhir
praktikan yang mana saya sendiri memakai amplitudo sebesar 67m, dan
frekuensi 1 bernilai 10 Hz dan frekuensi 2 bernilai 5 Hz.. Analisis pada
Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian (Aritmatika) pada Sinyal, pada operasi
aritmatikan ini terdapat peredaan pada tabel yang ke tiga,untuk tabel 1 dan 2
sama dikarenakan y1 dan y2 pada persamaan kali ini tidak ada yang berbeda
untuk operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian, karena yang
membedakannya ada pada y3 yang mana di y3 di tentukan untuk operasi
penjumlahan, pengurangan ataupun perkalian.dapat dilihat untuk tiap masing
masing grafik mempunyi bentuk berbeda di tiap operasi aritmatikanya,pada
penjumlahan,parameter amplitudo nya dibuat sama, Apabila nilai Amplitudo
lebih kecil maka Tinggi dari gelombangnya akan lebih pendek dibandingkan
nilai amplitudo yang lebih besar,atau bisa kita artikan semakin besar nilai
amplitudo maka semakin tinggi juga dari tinggi maksimum dari
gelombangnya.Namun apabila frekuensi sampling nya di ganti lebih kecil maka
y1, y2, y3 akan berubah bentuk nya menjadi lebih lancip/tajam apabila nilai fs
nya lebih kecil. Pada Operasi pengurangan kali ini berbeda di tabel ketiganya
yang dimulai dari 0 seperti gelombang cosinusuidal,sisa nya pada operasi
pengurangan sama halnya seperti pada operasi penjumlahan dari parameter
frekuensi dan amplitudonya. Pada operasi perkalian terdapat perbedaan di y1
dan y2 apabila amplitudo nya dibuat lebih kecil maka Tinggi dari
gelombangnya akan lebih pendek dibandingkan nilai amplitudo yang lebih
besar,atau bisa kita artikan semakin besar nilai amplitudo maka semakin tinggi
juga dari tinggi maksimum dari gelombangny, begitu juga dengan halnya
frekuensi,apabila nilai frekuensi semakin kecil maka kerapatan gelombang
dalam per satu detik akan semakin renggang,sebaliknya jika semakin besar
angka frekuensi nya makan kerapatan gelombang nya dalam per satu detik
semakin rapat, atau bisa dikatakan semakin besar nilai frekuensi maka semakin
banyak gelombang yang dihasilkan dalam satu satuan waktu.Berbeda dengan
penjumlahan dan pengurangan,di operasi perkalian apabila satu parameter
berganti maka akan berubah langsung bentuk dari sinyalnya.
V. KESIMPULAN
Pada Praktikum Modul 1 yang Berjudul Pembangkit Dan Operasi Dasar
Pada Sinyal Praktikan diminta untuk membangun Sinyal Kontinyu dan Sinyal
Diskrit Sinusoidal dan Cosinusuidal, Sinya Diskrit Square, Sinyal Kontinyu
Square, dan Penjumlahan, pengurangan dan perkalian dua buah Sinyal.Setiap
Sinyal yang kita bangkitkan mempunya perbedaan masing masing,dari
frekuensi,amplitudo,frekuensi sampling.Pada Soal 1 dan 2 dapat disimpulkan
semakin besar parameter pembedanya maka nilai dari sinyal nya akan semakin
besar, pada gelombang sinyal yang dihasilkan. Perbedaan Sinyal Sinusoidal dan
cosinusoidal terdapat pada awal mula gelombang,Sinusoida akan memulai
penjalaran gelombangnya dari amplitudo maksimal,sedangkan cosinusoida
dimulai pada nilai 0.Pada sinyal Square diskrit dan kontinyu terdapat perbedaan
berupa sinyal yang ditampilkan,perbedaan pada umumnya sinyal kontinyu tidak
mempunyai interval sampai batas waktu yang ditentukan sedangkan kebalikan
dengan sinyal diskrit mempunyai interval.Bentuk dari sinyal square pun tidak
seperti sinyal biasanya mempunyai amplitudo maksimal mendatar atau
melancip yang jelas berbeda pada sinyal kontinyu.Menjumlahkan mengurangi
dan mengalikan dua buah sinyal yang dibangkitkan juga terdapat perebedaan
yang mungkin terjadi karena operasi yang dilakukan,dimana pada gelombang
ke 3 yang mana gelombang hasil hubungan gelombang 1 dan 2 mempunyai
amplitudo maksimal 67 namun pada penjlaran sinyal terdapat perbedaan,
perbedaan berasal dari nilai frekuensi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

ADG, A. (2022). Modul 1. PEMBANGKITKAN SINYAL .


Heck, E. K. (2000). Fundamentals of Signals and Systems. Prentice Hall.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai