Anda di halaman 1dari 45

SISTEM LINIER

TE-35203

SINYAL

TRI RAHAJOENINGROEM, MT
T. ELEKTRO - UNIKOM

1
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan terkait
dengan konsep sinyal
 Mahasiswa mampu menjelaskan dan membedakan berbagai
macam sinyal, terutama sinyal waktu kontinyu dengan sinyal
waktu diskrit
 Mahasiswa mengenal berbagai macam sinyal dasar yang
digunakan dalam pemrosesan sinyal
 Mahasiswa mampu menggambarkan operasi dasar sinyal
Outline
 Definisi Sinyal
 Klasifikasi Sinyal
 Sinyal Waktu Kontinyu & Sinyal Waktu Diskret
 Sinyal Periodik & Aperiodik
 Sinyal Genap & Sinyal Ganjil
 Sinyal Deterministik dan Acak
 Sinyal-sinyal Dasar
 Operasi Dasar

3
Definisi Sinyal
 Sinyal pada umumnya menggambarkan berbagai fenomena fisik.
 Sinyal didefinisikan sebagai besaran fisik yang memiliki nilai real
atau nilai skalar yang merupakan fungsi dari variabel waktu t
 Berbagai contoh sinyal dalam kehidupan sehari-hari : arus atau
tegangan dalam rangkaian elektrik, suara, suhu, tekanan udara,
kecepatan, debit air, sinyal biomedis seperti EEG, ECG dlsb.
 Dalam konteks hubungan sinyal dengan sistem, sinyal adalah
masukan dari environment ke dalam sistem dan keluaran dari sistem
ke environment.
SINYAL SINYAL
INPUT SISTEM OUTPUT

4
Definisi Sinyal
 Perhatikan gambar dibawah, sebuah sistem rangkaian penyearah jembatan dengan
sinyal masukan adalah tegangan AC, dan sinyal keluaran berupa sinyal DC.

Vin Vout
D4
D1

t Vin t
D2
D3 RL
Vout

(a) (b)

 Dalam hal ini sinyal adalah masukan sistem dan output sistem yang
direpresentasikan sebagai perubahan tegangan terhadap waktu.

5
Definisi Sinyal
 Gambar dibawah adalah sinyal ucapan dari kata “apa kabar” yang dilewatkan melalui
mikrofon sepanjang 1100 milidetik. Dalam hal ini, suara ucapan digambarkan
sebagai perubahan tekanan akustik terhadap waktu.

6
Definisi Sinyal
 Selain sinyal satu dimensi, dalam sehari-hari, kita juga akan sering menjumpai sinyal
dua dimensi. Sebagai contoh adalah citra digital. Perhatikan sebuah citra
monokromatis. Citra monokromatis direpresentasikan oleh tingkat kecerahan
sebagai fungsi titik koordinat.

7
Definisi Sinyal
 Secara metematis sinyal dinyatakan sebagai fungsi dari
variabel bebas. Sinyal dapat memiliki satu atau lebih dari
satu variabel bebas.
 Sebagaimana contoh di atas, sinyal listrik memiliki satu
variabel bebas waktu, sedangkan sinyal citra memiliki
dua variabel bebas berupa titik koordinat.
 Dalam banyak hal sinyal adalah fungsi waktu yang
merepresentasikan variabel fisik yang berkaitan dengan
sistem.

8
Definisi Sinyal

 Dalam kuliah ini kita akan membatasi pembahasan pada


sinyal dengan satu variabel bebas berupa waktu.
Meskipun pada kenyataannya tidak seluruh variabel bebas
dinyatakan dengan waktu, seperti variasi tekanan udara
dan kelembaban terhadap ketinggian.
 Waktu sebagai variabel bebas yang akan kita pelajari
dalam kuliah ini, mencakup waktu kontinyu dan waktu
diskret.

9
Representasi Sinyal
 Selain dengan cara grafis seperti contoh-contoh di atas, sinyal dapat juga
direpresentasikan dengan persamaan matematis.
Contoh :
Untuk sinyal waktu kontinyu :
 x(t) = 10 sin 2t
 x(t) = 2t+7

t t  0
y (t )  
0 t  0
Untuk sinyal waktu diskret :
 x(n)=2n+3
 y(n)=[1, 2, 3, 4, 3, 2, 1], keterangan : tanda ”_” adalah titik n=0.

1 n  0
y ( n)  
0 n  0

10
Klasifikasi Sinyal
 Sinyal waktu kontinyu & Sinyal waktu Diskret
 Sinyal Periodik & Aperiodik
 Sinyal Genap & Sinyal Ganjil
 Sinyal Deterministik & Sinyal Acak

11
Sinyal waktu kontinyu & Sinyal waktu
Diskret
 Sinyal Waktu Kontinyu terdefinisi untuk setiap nilai pada sumbu waktu, sedangkan
Sinyal Waktu Diskret terdefinisi hanya pada nilai waktu diskret.
 Dalam pembahasan kita, sumbu waktu untuk Sinyal Waktu Kontinyu menggunakan
simbol t, sedangkan untuk Sinyal Waktu Diskret menggunakan simbol n. Sehingga
representasi sinyal x untuk Sinyal Waktu Kontinyu dituliskan sebagai x(t) dan untuk
Sinyal Waktu Diskret dituliskan sebagai x(n).
 Contoh Sinyal Waktu Kontinyu : Sinyal modulasi AM

12
Sinyal waktu kontinyu & Sinyal waktu
Diskret
 Contoh Sinyal Waktu Dsikret :
Jumlah pelanggan tetap VoIP U.S

Sumber :Trend in the U.S communication equipment market :A wall


street perspective.
Communication Magazine, Vol 44.

Keterangan : 1Q03 = ¼ pertama tahun 2003

13
Sinyal Kontinyu vs Sinyal Diskrit

Sinyal Waktu Kontinyu

Sinyal Waktu Diskrit

14 Kembali
Sinyal Periodik dan Sinyal Aperiodik
 Sinyal waktu kontinyu dinyatakan periodik jika dan hanya jika
x(t+kT)=x(t) untuk -  < t < , X(t)
dimana k adalah bilangan bulat.
T adalah perioda sinyal.

 Sinyal waktu diskrit dinyatakan periodik jika dan hanya jika


x(n+kN)=x(n) untuk -  < n < , 0 T t
dimana k adalah bilangan bulat.
N adalah perioda sinyal.
X(n)

0 1 2 3 4 5 6 7 8N n
N

15
Sinyal Genap dan Sinyal Ganjil
 Salah satu klasifikasi lain diperoleh dengan melihat kesimetrian sinyal pada waktu
balikan (reverse time). Sinyal x(t) atau x(n) dinyatakan sinyal genap jika :
x(-t)=x(t) dan x(-n)=x(n)
Jadi sinyal genap membentuk simteri dengan waktu balikannya.
Contoh :

16
Sinyal Genap dan Sinyal Ganjil
 Sinyal x(t) atau x(n) dinyatakan sinyal ganjil jika :
x(-t)=-x(t) dan x(-n)=-x(n)
Jadi sinyal ganjil membentuk anti-simteri dengan waktu balikannya.
Contoh :

17
Sinyal Deterministik dan Stochastic
 Sinyal determinisktik adalah sinyal yang keseluruhan nilainya dapat ditentukan
dengan suatu persamaan matematis.
Contoh : sinyal sinus, sinyal-sinyal dalam pembahasan MK ini selanjutnya adalah
sinyal deterministik.

 Sinyal Stochastic jika nilai yang akan datang dari suatu sinyal tidak dapat ditentukan
secara pasti.
Contoh : noise tegangan dalam penguat, dll

18
Energi dan Daya Sinyal
 The total energy of the continuous-time signal x(t) can be
defined as:

E   x 2 (t )dt

;

 The power of a periodic signal x(t) of fundamental period T


is:
T /2
1
P   x 2 (t )dt
T T / 2
Energi dan Daya Sinyal
 In the case of discrete-time signal x[n], the total energy can be
defined as:

E  [ n]
x 2

n  

 The average power in a periodic signal x[n] with fundamental


period N is:

1 N 1 2
P   x [ n]
N n 0
Sinyal-sinyal Dasar
 Sinyal Unit Step
 Sinyal Impuls
 Sinyal Ramp
 Sinyal Eksponensial
 Sinyal Sinusoidal

21
Unit Step
 Unit Step Diskret

u[n]
 u[n]= 1 ,n  0
 1
0 ,n  0
n
-3 -2 -1 1 2 3
 Unit Step Diskret Tergeser
u[n-k]
1 ,n  k
 u[n-k]=  1
0 ,n  k
n
-1 1 … k
22
Unit Step (cont’d)
 Unit Step Kontinyu
u(t)

 u(t)= 1 ,t  0 1

0 ,t  0 t

 Unit Step Kontinyu Tergeser

u(t- )
 u(t-)= 1 ,t  
 1
0 ,t   t

23
Unit Step (cont’d)
 Unit Step Kontinyu diskontinyu pada t=0, sehingga tak terdiferensiasi
(not differentiable)!
 Kita definisikan unit step ter-delay:
u(t)

1 ,t   / 2 1

u (t )  0 ,t   / 2
 t 1 , otherwise
t
  
 
 2 2 2

 u(t) kontinyu dan dapat di-diferensiasi


1
du (t )  ,  / 2  t   / 2
u (t )  lim u (t )  
 0 dt , otherwise
0
24
Unit Impuls
 Unit Impuls Diskret [n]

1 ,n  0 1
 [ n]  
0 ,n  0
n
-3 -2 -1 1 2 3
 Unit Impuls Diskret Tergeser

[n-k]
1
1 ,n  k
 [n  k ]   n
0 ,n  k -1 1 … k

25
Unit Impulse (cont’d)
 Unit Impuls Kontinyu:
(t)
 ,t  0
 (t )   1/
0 , t  0 t
 
 
2 2

  (t )dt  1

(t)
1  
du (t )  , t  0
 (t )  lim   2 2
 0 dt 0 , otherwise
t

26
Unit Impuls (cont’d)
 Unit Impuls Kontinyu Tergeser: (t-)

 t
 Properties Unit Impuls Kontinyu :

du (t )
 (t ) 
dt 
x(t )   x( ) (t   )d
t
u (t )    ( )d



 (t )   (t )
x(t ) (t )  x(0) (t )
x(t ) (t   )  x( ) (t   )
27
Unit Impuls (cont’d)
 Properties Fungsi Unit Impuls Diskret:

 [n]  u[n]  u[n  1]


n
u[n]    [k ]
k  

x[n] [n]  x[0] [n]


x[n] [n  k ]  x[k ] [n  k ]

x[n]   x[k ] [n  k ]
k  

28
Signals Sebagai Fungsi Step (cont’d)

x[n]
1
n
-1 1 … N

y[n]
1
n
… -3 -2 -1 1 2 3 4 5…

29
Sinyal Ramp Satuan

Fungsi Ramp Satuan,


r(t)=0 utk t<0, r(t)=t utk t>0

30
Sinyal Eksponensial
B and a are real parameters
Exponential Signals x(t )  Be at

1. Decaying exponential, for which a < 0


2. Growing exponential, for which a > 0

(a) Decaying exponential form of continuous-time signal. (b) Growing exponential


form of continuous-time signal.

31
Sekuen Eksponensial x[n]=C.e(j.o.n), x[n]=x[n+N)
o.N = m.2∏ → o/2∏ = m/N
X[n] akan periodik hanya jk o/2∏ berupa bil rasional

(a) Decaying exponential form of discrete-time signal. (b) Growing


exponential form of discrete-time signal.

32
Sinyal Sinusoidal
Sinyal sinusoidal waktu kontinyu x(t )  A sin(t   )

(a) Sinusoidal signal A cos( t + Φ) with phase Φ = +/6 radians.


(b) Sinusoidal signal A sin ( t + Φ) with phase Φ = +/6 radians.
33
Operasi-operasi Dasar
 Operasi terhadap SumbuWaktu
  b    b 
f ( at  b)  f  a t   f ( an  b)  f  a n  
  a    a 
 Pergeseran sumbu waktu

X(t+t0) geser ke kiri sejauh t0  sinyal dipercepat


X(t-t0) geser ke kanan sejauh t0  sinyal diperlambat

 Pencerminan
X(-t) pencerminan terhadap sumbu vertikal

34
Operasi-operasi Dasar
 Penskalaan waktu (kompresi-ekspansi)
X(at) jika |a|>1 Kompresi
jika |a|<1 Ekspansi
 Gabungan Pergeseran&Pencerminan
 X(3-t) = x(-t+3)=x(-(t-3))
 X(t) direfleksikan thd t=0 kmdn ditunda/digeser kekanan 3
satuan.
 Atau sinyal dipercepat 3 kemudian direfleksikan
 X(-t-3) = x(-(t+3))
 X(t) direfleksikan thd t=0 kmdn dipercepat/digeser kekiri 3
satuan
 Atau sinyal diperlambat 3 kemudian direfleksikan
35
Operasi-operasi Dasar
Operasi terhadap Amplituda

 Penskalaan
A.x(t)  kalikan magnitudo sinyal dengan A
A lebih dari 1 : sinyal diperkuat
A kurang dari 1: sinyal diperlemah
Time Shifting &Time Scaling

Pergeseran

Penskalaan
waktu
Reflection & Time shifting

Pencerminan

x(t) y(t)=x(t-2)

Pergeseran
Energi dan Daya Sinyal
Contoh 1 : Tentukan energi total dari sinyal pulsa di bawah ini

 (t )dt
x(t)
E x 2

A

T1 / 2

  dt
t 2
A
T1 / 2
T1

 A 2T1

40/62
Energi dan Daya Sinyal
Contoh 2 : Tentukan daya rata-rata dari sinyal berikut
 n, 0n5

x[n]  10  n, 5  n  10
 0,
 otherwise

x(n)

Sinyal di atas dapat digambarkan sebagai berikut


10-n
n

t
0 5 10
Solution:


E  [ n]
x 2

n  

 12  2 2  3 2  4 2  5 2  4 2  3 2  2 2  12
 85
x(t)

1 2 3 t

Lakukan operasi-operasi berikut terhadap isyarat x(t) pada gambar


di atas :
1. Penskalaan waktu x(2t) dan x(0.5t)
2. Operasi pergeseran x(t-1) dan x(t+2)
3. Operasi pencerminan x(-t) dan x(-0,5t)
4. Operasi pencerminan dan pergeseran x(-t+1) dan x(-t-2)
5. Operasi penskalaan dan pergeseran x(2t+1) dan x(0,5t-1)

44
X(t)
3
2
1

0 1 2 3 4 5

Nyatakan x(t) pada gambar di bawah ini sebagai fungsi


dari unit step

45

Anda mungkin juga menyukai