Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRATIKUM DIGITAL SIGNAL PROCESSING

OPERASI DASAR SINYAL 2 (OPERASI DENGAN VARIABEL BEBAS)

NAMA : KAMALIA PUTRI


NIM : 1890343020
KELAS : TRKJ 2.B
JURUSAN/PRODI : TIK/TRKJ
DOSEN PEMBIMBING : NANDA SAPUTRI, SST, MT

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nomor : 06/2.B/Semester 4/TRKJ/2020

Judul Praktikum : Operasi Dasar Sinyal 2 (Operasi Dengan Variabel Bebas)

Tanggal Praktikum : 26 Maret 2020

Tanggal Selesai : 02 April 2020

Tabel Penilaian :

Buket Rata, 02 April 2020

Nama Praktikan Dosen Pembimbing

Kamalia Putri Nanda Saputri, SST, MT


OPERASI DASAR SINYAL 2 (OPERASI DENGAN VARIABEL BEBAS)

A. Tujuan
 Mahasiswa dapat memperlihatkan proses-proses aritmatika sinyal seperti time shifting,
time scaling dan reflection sebagai proses dasar dari pengolah sinyal.

B. Dasar Teori
1. Operasi Sinyal Yang dibentuk dengan Variabel Bebas
1.1 Time Shifting
Metetapkan x(t) sebagai suatu sinyal waktu kontinyu. Selanjutnya kita tetapkan bahwa
y(t) sebagai output dari suatu operasi pegeseran waktu, dan mendefinisikannya sebagai:
y(t) = x(t − to)
Sehingga kita dapatkan bahwa y(t) merupakan sebuah versi tergeser waktu dari x(t), dan
dalam hal ini to merupakan besarnya pergeseran. Jika nilai to > 0, kita akan mendapatkan
bentuk pergeseran sinyal ke kanan, sedangkan jika nilai to < 0 akan diperoleh bentuk
pergeseran ke kiri.

Di dalam bidang telekomunikasi, operasi pergeseran bisa digunakan untuk


merepresentasikan sebuah proses delay propagasi sinyal. Sebuah gelombang radio dari
pemancar dikirimkan pada t = 0, untuk sampai ke penerima yang cukup jauh, kira-kira 300
meter maka bagian penerima akan menangkap sinyal tersebut dalam bentuk versi sinyal
tertunda selama +1µ detik (10-6 detik). Tentu saja bukan sinyal tersebut juga mengalami
proses pelemahan, dan mungkin juga mangalami bentuk gangguan yang lainnya.
1.2 Time Scaling
Tetapkan x(t) sebagai sebuah sinyal waktu kontinyu, selanjutnya anda tetapkan bahwa
y(t) adalah output dari sebuah proses pensekalaan yang dilakukan dengan variable bebas,
dalam hal ini waktu, t dengan sebuah factor penskalaan bernilai a. Maka hubungan antara
y(t) dan x(t) dapat dinyatakan di dalam persamaan:
y(t) = x(at)
Jika a > 1, sinyal y(t) akan memiliki bentuk seperti x(t) dengan versi terkompresi. Jika 0
< a <1, maka sinyal y(t) merupakan versi ekspansi atau versi pembentangan (strected) dari
sinyal x(t). Kedua efek operasi ini dikenal sebagai proses time scaling, dan bisa dilihat
seperti pada Gambar 5.3. y(t) = amp x(t)

Di dalam versi sinyal waktu diskrit, operasi time scaling bias dinyatkaan dalam
persamaan matematik seperti berikut:
y[n] = x[kn], dimana k > 0
Yang dalam hal ini hanya didefinisikan dengan integer pada nilai k. Jika nilai k > 1,
memungkinkan terjadinya hilangnya komponen nilai pada pada sinyal waktu diskrit y[kn],
seperti diilustraikan pada Gambar 5.2, untuk nilai k = 2. Sampel-sampel x[k] untuk n = + 1,
+ 3, … dst akan hilang karena penempatan k = 2 pada x[kn] menyebabkan sampel-sampel
ini terlewati. Pada contoh kasus berikut ini dimana x[n] bernilai 1 untuk n= ganjil, dan x[n]
bernilai 0 untuk n genap. Maka ketika kita melakukantime scaling dengan y[n] = x[kn] =
x[2n], akan menghasilkan nilai 0 untuk semua nilai n. Sebab, y[n] terdiri dari nilai-nilai
x[2], x[4], x[6], … dst.
Proses time scaling banyak ditemui pada pengolahan sinyal wicara, dimana pada suatu
kondisi diperlukan untuk meningkatkan jumlah sampel untuk pembentukan sinyal dari data
yang diperoleh dengan tujuan menghasilkan sinyal yang lebih smooth. Proses ini
selanjutnya berkembang menjadi teknik yang dikenal dengan up sampling dan interpolasi.
Pada suatu kondisi lainnya, perlu untuk mengurangi jumlah sampel dengan tujuan
mempercepat proses komputasi tanpa mengorbankan kualitas sinyal. Proses ini kemudian
berkembang menjadi down sampling dan decimation.

1.3 Reflection

Kita tetapkan x(t) untuk menandai sebuah sinyal waktu kontiyu. Dan selanjutnya y(t)
ditetapkan sebagai hasil operasi yang diperoleh melaui penukaran waktu „t‟ dengan „– t‟,
yang merupakan sebuah pembalikan urutan proses sinyal dari belakang ke depan. Sehingga
kita memiliki persamaan:

y(t) = x( − t)

Dalam hal ini persamaan diatas merupakan sebuah operasi pemantulan (reflection), yang
mengacu pada suatu titik di t = 0. Ada dua kondisi yang menjadi kasus khusus pada operasi
refleksi:

 Sinyal genap, untuk suau kondisi dimana x(−t) = x(t) belaku untuk semua nilai t. Dalam
hal ini sinyal hasil refleksi memiliki nilai yang sama dengan sinyal sebelum proses
refleksi.
 Sinyal ganjil, untuk suatu kondisi dimana x(−t) = −x(t) berlaku untuk semua nilai t.
Dalam hal ini sinyal hasil refleksi merupakan versi negative dari sinyal sebelum proses
refleksi.
Dua hal ini juga berlaku untuk sinyal waktu diskrit.
Di dalam aplikasi teknologi telekomunikasi operasi time reflection dimanfaatkan untuk
proses estimasi dan ekualisasi kanal dengan cara mengembangkan proses refleksi sinyal
menjadi sebuah teknik yang dikenal sebagai time reversal communication. Masalah time
reversal tidak dibahas lebih jauh, karena memerlukan pemahaman berbagai teknik propagasi
dan estimasi kanal yang cukup panjang, dan teknologi ini mulai dikembangkan mulai akhir
tahun 90-an.

C. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang perlu disediakan dalam praktikum ini yaitu :
 Laptop
 Aplikasi Matlab

D. Langkah Percobaan
Time Shifting
1. Membuat sebuah program operasi pergeseran sinyal (time shifting) sederhana seperti
pada listing dibawah ini.
Hasil :

2. Melakukan sedikit modifikasi dengan cara merubah variable pergeseran dari 2 menjadi 3,
5, 10, dsb. Dan mengamati perubahan bentuk sinyal yang dihasilkan
- Variabel pergeseran 3

Hasil :
- Variabel pergeseran 5
Hasil :

- Variabel pergeseran 10
Hasil :

- Variabel pergeseran 10 dengan perubahan axis


Hasil :

Analisis :
 t = linspace(-5,5);
t yang biasanya menjadi ariabel yang menyatakan waktu, disini variabel
menampung nilai dari fungsi linspace yang berarti membuat sebuah vektor dari
100 titik yang ditempatkan secara linear dalam interval [-5, 5]

 y = sinc(t);
yaitu variabel y yang menampung nilai dari fungsi sinc yang berarti fungsi
tersebut akan mengembalikan array,y, yang elemen-elemennya adalah sinc dari
elemen –elemen input.

 stem( t, y,'linewidth',2); dan stem(t-2,y);


yaitu untuk menampilkan data dari sekuen t dan y dengan ketebalan garis pada
gelombang sinyal tersebut 2 mm. Sedangkan pada sinyal yang kedua dibawahnya
yaitu dari sekuen t-2 dan y.

 xlabel('(a) Sinyal Asli'); dan xlabel('(b) Sinyal tertunda');


yaitu memberi label sumbu-x sumbu saat ini atau bagan yang dikembalikan oleh
perintah gca.
 axis([-5 5 -0.5 1.2])
Fungsi axis yaitu untuk menentukan range tampilan dari suatu plot, menggunakan
fundamental koordinat certius yang dapat diformulasikan sebagai axis([xmin
xmax ymin ymax])

 Sinyal yang dilakukan time shifting, akan terlihat bergeser. Semakin(t-…) besar
nilainya akan terlihat semakin bergeser kearah kiri. Apabila ingin melihat
seberapa jauh ia bergeser, maka axisnya diatur agar terlihat seberapa jauh sinyal
tersebut bergeser.
3. Melakukan perubahan nilai variable pergeseran dari positif menjadi negative, dan amati
bentuk pergeseran yang dihasilkan.

Hasil :

Analisis :
 Apabila variabel negative dan t yang digunakan akan menjadi (t+…) dikarenakan (-
“minus” dikali dengn –“minus”) akan terlihat sinyal bergeser ke kanan.
Time Scaling (Down Sampling)
1. Membuat program baru time scaling dengan tujuan memperkecil jumlah sampel pada
suatu sekuen, atau yang dikenal dengan down sampling. Coba contoh sederhana beikut
ini.

Kemudian mengetikkan pada matlab command line

Analisis :
 Dalam hal ini program anda melakukan pengambilan sampel ke-1, sample ke-4, ke-
7,ke-10 untuk disimpan ke variable y.

2. Dilakukan sedikit modifikasi seperti berikut ini

Kemudian mengetikkan pada matlab command line

Analisis :
 Proses down sampling pada program ini dilakukan dengan memberikan phase offset
senilai 2, yaitu ada penggeseran sampel yang diambil sebesar 2 sampel ke atas.
Sehingga pengambilan sampel dilakukan pada sampel ke-3, ke-6, danke-9.

3. Selanjutnya membuat sebuah sebuah program untuk membuat time scaling dengan teknik
yang berbeda, program tersebut sebagai berikut:
Hasil :

Analisis :
 t = 0:.00025:1;
merupakan sebuah time vector

 k=6
merupakan nilai sebuah factor decimination. Faktor ini berfungsi mengalikan interval
pengambilan sampel atau, yang setara, membagi laju pengambilan sampel. Dan
melakukan pemrosesan penipisan sinyal sebanyak 6 kali

 y = decimate(x,k);
yaitu variabel y yang didalamnya terdapat factor decimination yaitu mengurangi laju
sampel x, sinyal input, dengan faktor k. Vektor yang dihancurkan, y, dipersingkat
oleh faktor k sehingga panjang (y) = ceil (panjang (x) / k).

4. Merubah nilai decimasi, dengan merubah nilai k = 6, 8, 10, atau 12. Dan anda amati
perubahan yang dihasilkan.
- K= 8

- K = 10

- K = 12

Analisis :
 Sinyal yang dilakukan time scaling secara down sampling, sample yang diambil
masing-masing hanya sedikit. Semakin K nya diubah lebih besar, ia akan semakin
dikit mengambil samplenya.
Time Scaling (Up sampling)
1. Membuat program baru time scaling dengan tujuan memperbanyak jumlah sampel pada
suatu sekuen, atau yang dikenal dengan upsamping. Dicoba contoh sederhana beikut ini

Kemudian mengetikkan pada matlab command line

Analisis :
 Pada program diatas menghasilkan sebuah penambahan nilai sampel menjadi 3 kali
lebih banyak, dalam hal ini yang disisipkan adalah nilai 0.

2. Melakukan perubahan program anda menjadi sebagai berikut:

Kemudian mengetikkan pada matlab command line

Analisis :
 Dalam hal ini ada semacam pengaturan fase offset senilai 2, yang ditandai dengan
proses penyisipan nilai-nilai 0 sebanyak 2 sampel pada sebelum sample pertama.
3. Selanjutnya membuat program time scaling dengan tujuan mendapatkan penghalusan
sinyal menggunakan teknik yang berbeda, dalam hal ini interpolation, untuk sementara
bisa mennganggapnya sebagai up sampling. Dapat dilihat kode program berikut ini.

Hasil :

Analisis :
 k=4;
pada program ini k dideskripsikan sebagai interpilasi dengan nilai faktornya 4

 y = interp(x,k);
yaitu meningkatkan laju sampel x, sinyal input, dengan nilai pada faktor k .
4. Merubah faktor interpolasi untuk menghasilkan efek yang berbeda. Dalam hal ini anda
ganti nilai k = 6, 8, 10 atau 12.
- K=6

- K=8

- K = 10
Analisis :
 Sinyal yang di lakukan time scaling up sampling, akan terlihat banyak sample yang
diambil. Pengubahan K akan mempengaruhi berapa kali lipat suatu sinyal diskrit yang
di ambil samplenya. Semakin besar nilai K akan terlihat semakin banyak sinyal yang
di ambil.

Time Reflection
1. Membuat program time reflection dengan memanfaatkan kode program berikut ini.

Hasil :

2. Merubah program diatas untuk menghasilkan sebuah proses refleksi sinyal dengan pusat
pencerminan bukan pada sumbu y, atau pada x tidak sama dengan nol. Dalam hal ini
dapat dilakukan pada posisi x =2, atau x=4.
- Posisi x=2

Hasil :

- Posisi x=4
Analisis :
 Pada time reflection untuk penambahan (N+…) mempengaruhi letak sebuah sinyal.
Sinyal asli yang dimulai dari satu sedangkan jika N+2 sinyal asli yang awalnya
terletak di satu akan berpindah dua kalinya, sehingga sinyal tersebut akan dimulai
dari 3. Hal ini berkaitan dengan sinyal refleksinya.

E. Kesimpulan
Dalam praktikum operasi dengan variabel bebas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
 Operasi sinyal yang dibentuk dengan variabel bebas ada 3 yaitu time shifting, time scaling
dan time reflection
 Time Shifting ialah sebuah pergeseran sinyal, dalam proses ini Pengaturan axis sangat
berguna apabila kita ingin melihat sejauh apa sinyal tersebut bergeser.
 Down sampling yaitu subsampling yang merupakan sinyal diskrit dimana sample yang
diambil masing-masing hanya sedikit
 Sedangkan sinyal yang di lakukan time scaling up sampling, akan terlihat banyak sample
yang diambil.
 Time reflection dimanfaatkan untuk proses estimasi dan ekualisasi kanal dengan cara
mengembangkan proses refleksi sinyal menjadi sebuah teknik yang dikenal sebagai time
reversal communication. Besar atau kecilnya volume dari sebuah audio noise dipengaruhi
pada nilai var

Anda mungkin juga menyukai