Anda di halaman 1dari 19

TUGAS

Mata kuliah : Penulisan Artikel dan Publikasi Internasional


Dosen : Hj. ENUNG NURHAYATI, M.A., P.hD./Dr. EDI PARMADI, M.Pd.
Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENGEMBANGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND


COMPOSITION (CIRC)

1
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO
DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
DI SMP KABUPATEN KARAWANG

Rini Septiana Mulyasari


STKIP Siliwangi Bandung
E-mail: riniseptianamulyasari85@gmail.com

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menulis bukanlah suatu keterampilan yang mudah untuk dipelajari, karena
keterampilan menulis dapat diperoleh melalui proses belajar yang memerlukan
ketekunan berlatih. Menulis merupakan kemampuan yang lebih sulit dikuasai
dibandingkan tiga kemampuan lain yaitu menyimak, berbicara, dan membaca. 1
Kesulitan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Semakin
rajin peserta didik berlatih terampilan menulis yang dimilki juga akan semakin
meningkat. Untuk itu peserta didik perlu dimotivasi supaya gemar menulis. Di era
globalisasi seperti ini keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Dalam dunia
pendidikan, keterampilan menulis mempunyai arti yang sangat penting. Dengan
berlatihnya peserta didik menulis dan mengungkapkan ide, peserta didik akan
terampil dan terarah kemampuan berekspresinya. Pelaksanaan pembelajaran
menulis yang bervariasi meliputi metode, teknik, dan media pembelajaran yang
bervariasi akan mendorong minat peserta didik untuk meningkatkan
keterampilan menulisnya. Kemampuan menulis teks pidato tidak terlepas dari
keterampilan menulis yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa di
samping keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan
menyimak yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa di Sekolah mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan Kompetensi Inti: Mencoba,
mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
1
Burhan Nurgiyatoro, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jogjakarta: BPFE, 2013), hlm 9.

2
Sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Sedangkan
Kompetensi Dasar: (4.4) Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam
pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau keragaman budaya) secara
lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan. Dengan
indikator: Menyusun teks pidato persuasif dan Menyajikan pidato persuasif
secara menarik.
Menutur Warsidi (2008:72) Pidato adalah kata-kata yang disampaikan dan
ditujukan kepada orang banyak.2
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut
keterampilan menulis teks pidato perlu dipelajari oleh peserta didik. Di samping
itu, keterampilan menulis teks pidato relevan dengan kebutuhan peserta didik
misalnya, dalam suatu organisasi peserta didik sering terlibat dengan kegiatan
berpidato. Pada saat pemilihan ketua OSIS, acara perpisahan peserta didik,
peringatan hari besar nasional, peringatan hari besar keagamaan, dan juga
keperluan berinteraksi sosial dalam acara-acara kemasyarakatan. Keterampilan
menulis teks pidato perlu dimiliki setiap peserta didik, tetapi pada pembelajaran
menulis teks pidato kecenderungan peserta didik malas dan pembelajaran
menulis di SMP yang dilaksanakan selama ini kurang produktif, dalam arti
manfaat atau hasil dari pembelajaran menulis teks pidato hanya sebatas
pengetahuan bagi peserta didik karena realisasinya dalam kehidupan sehari-hari
kurang. Guru bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya menerangkan hal-hal
yang berkenaan dengan teori menulis teks pidato. Sementara pelatihan menulis
teks pidato jarang diimplementasikan. Akibatnya keterampilan menulis teks
pidato yang dimiliki peserta didik rendah. Teks pidato dan berpidato sangat erat
hubungannya. Teks pidato sebagai persiapan sebelum tampil berpidato
dihadapan publik dan teks pidato turut ambil bagian dalam menentukan
keberhasilan berpidato. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa dan
sastra Indonesia SMP Negeri di Karawang, kemampuan menulis teks pidato
2
E. Warsidi & Farika. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008), hlm 72.

3
peserta didik, khususnya di kelas IX masih rendah. Standar kompetensi kelulusan
minimal (KKM) yang ditetapkan untuk KD menulis teks pidato adalah 70
sedangkan nilai rata-rata kelas IX pada pembelajaran menulis teks pidato adalah
6,6. Adapun rendahnya kemampuan menulis tersebut disebabkan oleh:
kurangnya minat peserta didik dalam hal menulis teks pidato itu sulit, sulitnya
mengembangkan topik karena kurannya pengetahuan, perbendaharaan kata
yang kurang memadai untuk menulis teks pidato dengan lancar, dan kurangnya
pengetahuan mengenai sistematika menulis teks pidato yang baik dan benar.
Dalam belajar minat sebagai awal yang menentukan segalanya, karena minat
merupakan kecenderungan hati, keinginan atau ketertarikan yang tinggi
terhadap sesuatu. Tanpa adanya minat dalam belajar, keinginan untuk
memperdalam materi menjadi kurang berminat cenderung melakukan aktifitas
yang lain dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika diadakan
evaluasi ringan banyak peserta didik yang menunjukkan tidak paham pada
materi yang telah disampaikan oleh guru, lalu mengatakan bahwa menulis teks
pidato itu sulit. Kurangnya minat dan adanya anggapan bahwa menulis teks
pidato itu sulit, merupakan hambatan yang saling berkaitan, untuk itu motivasi
sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar
menulis teks pidato dan mengahapus anggapan bahwa menulis teks pidato itu
sulit. Topik dalam menulis teks pidato merupakan salah satu penunjang
keefektifan apa yang ingin disampaikan pembicara kepada khalayak ramai atau
penulis kepada pembaca. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu
pengetahuan, pengalaman, pengamatan, pendapat, penalaran, buku bacaan, dan
khalayak. Perbendaharaan kata yang kurang memadai atau kosakata yang
rendah disebabkan oleh rendahnya minat baca peserta didik. Dengan rajin
membaca buku ilmu pengetahuan luas, sehingga kendala sulitnya
mengembangkan topik karena kurangnya pengetahuan dan perbendaharaan
kata yang kurang memadai dalam meningkatkan keterampilan menulis teks
pidato dapat teratasi.

4
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis teks pidato
dalam penelitian ini adalah pendekatan Model CIRC. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dalam
membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa. Fokus utama
kegiatan Model CIRC adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif.
Peserta didik dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian
dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi
tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan
ejaan. Tujuan utama Model CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk
membantu para peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaan yang
dapat diaplikasikan secara luas. Tahapan dalam model ini antara lain sebagai
berikut: Orientasi, Organisasi, Pengenalan konsep, Publikasi, dan Penguatan dan
refleksi.
Model CIRC ini menggabungkan kegiatan membaca dengan kegiatan
lainnya, seperti menulis, diskusi, dan presentasi terpadu. Tujuan pembelajaran
pada model CIRC ini peserta didik dituntut untuk bekerja sama dalam
mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas,
sehingga terbentuknya pemahaman dan pengalaman belajar yang baik. 3
Pengembangan model dalam suatu pembelajaran, tentu sangat penting,
karena sangat berpengaruh pada hasil belajar. Maka dari itu pengembangan
model merupakan langkah awal yang harus dicapai dalam pembelajaran. Jika
peserta didik sudah paham terhadap suatu materi, maka akan memperoleh hasil
yang baik. Sesuai dengan UU RI NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yakni, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

3
Aslihatun Nikmah, Meningkatkan Kemampuan Menulis dengan Model Pembelajaran Cooperative CIRC pada
Peserta didik Kelas 3 SDN Banaran 1 Kota Kediri. Universitas Islam Negeri Malang, 2008), hlm 221-222.

5
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Permasalahan yang dikemukakan di atas, menjadi acuan bagi penulis untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di masa mendatang. Dengan adanya
permasalahan tersebut, penulis berusaha untuk memperbaiki pembelajaran,
agar peserta didik lebik aktif dalam belajar dengan menggunakan Model
Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
Berkaitan dengan permasalahan tersebut, penulis akan melakukan
Penelitian dengan judul “Pengembangan Model Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato
dan Kemandirian Belajar Peserta didik di SMP Kabupaten Karawang.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Rencana Model Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRC) dilaksanakan, dalam peningkatan Kemampuan Menulis Teks Pidato dan
Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMP Kabupaten Karawang?
b. Bagaimana Langkah-langkah Model Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) dilaksanakan, dalam peningkatan Kemampuan Menulis
Teks Pidato dan Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMP Kabupaten
Karawang?
c. Bagaimana peningkatan Kemampuan Menulis Teks Pidato dan Kemandirian
Belajar Peserta Didik di SMP Kabupaten Karawang?
d. Adakah peningkatan Kemampuan dan Kemandirian Belajar Peserta Didik
dalam menulis Teks Pidato melalui Model Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) di SMP Kabupaten Karawang?

6
e. Apakah Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) efektif
dalam peningkatan Kemampuan Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar
Peserta Didik di SMP Kabupaten Karawang?

3. Kerangka Penelitian
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan
menghasilkan hasil belajar. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di
sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil
belajar yang baik, karena hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik
dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses
belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan
terjadinya hasil belajar yang baik. Kerangka pemikiran harus didukung oleh kajian
teoretis yang kuat dan ditunjang informasi dari berbagai hasil penelitian
terdahulu yang sesuai, hasil observasi, dan hasil konsultasi sehingga melahirkan
pendekatan dan pemikiran baru. Fungsi kerangka pemikiran adalah menentukan
variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian dan posisi dari masing-masing
variabel pada penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, terlihat jelas
jenis variabel yang digunakan, seperti variabel bebas, variabel penyela, variabel
kontrol, atau variabel terikat.
“Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang
penting”.4 Dengan demikian kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang
melandasi pemahaman-pemahaman lainnya, sebuah pemahaman yang paling
mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses
dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan”. Model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan
sebagai masalah penting, yang dihadapi yaitu bagaimana menumbuhkan minat
belajar peserta didik dan menumbutuhkan keterampilan menulis. Kerangka

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Afabeta, 2011), hlm 60.

7
pemikiran dalam buku Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah (2017:17-18),
“Kerangka pemikiran adalah kerangka logis yang menempatkan masalah
penelitian di dalam kerangka teoritis yang relevan dan ditunjang oleh hasil
penelitian terdahulu”. Maka dapat disimpulkan bahwa, kerangka pemikiran
merupakan kerangka logis yang di dalamnya terdapat permasalahan dalam
penelitian dan ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu. Sementara
itu,pengertian lain “Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara
terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan”. 5 Maka dapat
disimpulkan bahwa, kerangka pemikiran adalah penjelasan sementara terhadap
permasalahan yang menjadi objek penelitian.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa
kerangka pemikiran merupakan kerangka logis yang sesuai dengan permasalahan
yang akan diteliti atau menjadi objek dalam penelitian dan ditunjang oleh hasil
penelitian terdahulu. Terdapat beberap permasalahan yang dihadapi penulis
dalam penelitian ini.
Kerangka penelitian dalam penelitian merupakan perumusan berbagai
permasalahan hingga kepada tindakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
tersebut karena kerangka logis yang menempatkan masalah penelitian di dalam
kerangka teoretis yang relevan dan ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu.
Dalam hal ini permasalahan yang dihadapi yaitu meningkatkan kemampuan
menulis teks pidato dan kmandirian belajar peserta didik.
Di samping itu adanya permasalahan diakibatkan adanya beberapa faktor
seperti guru konvensional dalam mengajar dan model yang digunakan kurang
bervariasi dan tidak inovatif. Menyikapi hal tersebut, peneliti menilai perlu
digunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) untuk meningkatkan kemampuan menulis teks pidato dan
kemandirian belajar peserta didik. Dalam hal ini permasalahan yang dihadapi
yaitu bagaimana meningkatkan kemampuan menulis teks pidato dan

5
Suriasumantri dalam buku Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). (Bandung: Alfabeta, 2015) hlm 92.

8
kemandirian belajar peserta didi. Di samping itu adanya permasalahan tersebut
diakibatkan oleh beberapa faktor seperti guru masih menggunakan tradisi lama
dalam mengajar, model yang digunakan kurang bervariasi dan inovatif, dan
media yang digunakan kurang kreatif dan menarik bagi peserta didik. Kerangka
pemikiran merupakan kerangka logis yang sesuai dengan permasalahan yang
akan diteliti atau menjadi objek dalam penelitian dan ditunjang oleh hasil
penelitian terdahulu. Terdapat beberap permasalahan yang dihadapi penulis
dalam penelitian ini. Kerangka pemikiran harus didukung oleh kajian teoretis
yang kuat dan ditunjang informasi dari berbagai hasil penelitian terdahulu yang
sesuai, hasil observasi, dan hasil konsultasi sehingga melahirkan pendekatan dan
pemikiran baru. Setiap proses belajar mengajar tidak terlepas dari berbagai
masalah yang dihadapi. Permasalahan terjadi karena kondisi pembelajaran yang
terjadi kurang baik. Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan dari
peserta didik dan guru SMP di Kabupaten Karawang, kondisi pembelajaran
bahasa Indonesia pada saat ini dapat dideskripsikan sebagai berikut.
Bagan 1
Kerangka Pemikiran

9
4. Metode Penelitian
4.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and
Depelopment) dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif untuk menjawab beberapa permasalahan
yang terjadi di tempat tugas peneliti bekerja dan di beberapa SMP di
Kabupaten Karawang. Model penelitian yang digunakan adalah Borg and Gall.
Model penelitian ini adalah model pengembangan untuk mengembangkan
suatu produk sehingga menjadi efektif dan dapat digunakan sebagai latihan
di sekolah. Penelitian dan pengembangan model Borg and Gall dapat
digunakan untuk merancang produk baru dan prosedur. Dikembangkan
melalui beberapa tahapan secara sistematik diuji di lapangan, dievaluasi, dan
disempurnakan, sehingga tujuan dari penelitian pengembangan ini sampai
memenuhi kriteria yang ditentukan seperti keefektifan, kualitas, atau standar
dalam penelitian.
4.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi
1. Subjek Penelitian
Sumber dan data validasi yang akan dinilai: peserta didik dan guru
Sumber data validasi yang menjadi penilai: guru dan dosen ahli
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di 3 Sekolah jenjang SMP, yaitu SMP
Negeri 2 Karawang Timur, SMP Negeri 2 Karawang Barat, dan SMPN 8
Karawang Barat di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat.
4.3 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data
kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara
langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan

10
bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang
diperlukan adalah: peserta didik, guru, dan hasil angket
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
dua sumber data yaitu:
a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya. Adapun yang
menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah peserta didik,
guru di SMP Kabupaten Karawang, khususnya SMPN 2 Karawang
Timur, SMPN 2 Karawang Barat, dan SMPN 8 Karawang Barat.
b. Sumber data skunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan
data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Dalam
penelitian ini, dokumentasi dan angket merupakan sumber data
sekunder
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan
penelitian, seorang peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan
teori yang digunakan. Dugaan tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk
membuktikan hipotesis secara empiris, seorang peneliti membutuhkan
pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada
dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah
ditentukan sebelumnya. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi
penerimanya dan masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa
memiliki berbagai wujud, mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa,
simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut dapat disebut sebagai data

11
asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek,
kejadian, ataupun suatu konsep.
Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Menurut cara memperolehnya
a) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
b) Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek atau subjek penelitian.
2. Menurut sumbernya
a) Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan
dalam sebuah organisasi.
b) Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau
kegiatan di luar sebuah organisasi.
3. Menurut sifatnya
a) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti.
b) Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka.
4. Menurut waktu pengumpulannya
a) Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada
suatu waktu tertentu.
b) Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau
kecenderungan keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
Berdasarkan penjelasan di atas, metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula

12
dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya
telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan
data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga
dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang
bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-
gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang
kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi
dalam penelitian ini adalah Participant observation, artinya peneliti
terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi
yang diamati sebagai sumber data.
3. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode
pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Berdasarkan
bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis,
yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka
adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian
untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner
yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek
penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini

13
juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka.
Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun
objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan
kemauan mereka.
4. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak
ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis
pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang
berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian ini adalah dokumen primer, artinya
dokumen yang ditulis dan diperoleh secara langsung dari sumbernya.
4.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi
informasi. Saat melakukan suatu penelitian, kita perlu menganalisis data
agar data tersebut mudah dipahami. Analisis data juga diperlukan agar kita
mendapatkan solusi atas permasalahan penelitian yang tengah dikerjakan.
Sedangkan analisis data adalah suatu proses atau upaya mengolah data
menjadi informasi baru. Proses ini diperlukan agar karakteristik data menjadi
lebih mudah dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu
permasalahan, khususnya yang berkaitan dengan penelitian.
1. Jenis Teknik Analisis Data
a. Teknik Analisis Data Kuantitatif
1) Analisis Deskriptif
Teknik analisis data kuantitatif deskriptif dilakukan ketika kita
melihat performa data di masa lalu untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Teknik analisis data kuantitatif ini digunakan ketika kita
berhadapan dengan data dalam volume yang sangat besar seperti
data sensus penduduk.

14
2. Analisis Inferensial
Teknik analisis data kuantitatif inferensial menggunakan rumus
statistik. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut digunakan
sebagai dasar untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara
umum (generalisasi).
b. Teknik Analisis Data Kualitatif
1) Analisis Konten
Teknik analisis konten diperlukan ketika kita harus memahami
keseluruhan tema pada data kualitatif yang kita miliki. Dalam
metode penelitian ini, kita dapat menerapkan kode warna untuk
tema atau ide tertentu. Penguraian data tekstual seperti ini
membantu kita menemukan rangkaian data yang paling umum.
2) Analisis Naratif
Teknik analisis naratif fokus pada bagaimana suatu ide atau cerita
dikomunikasikan kepada seluruh bagian terkait. Metode penelitian
ini biasanya digunakan untuk membuat interpretasi tentang
penilaian pelanggan, proses operasional, perasaan karyawan
terhadap pekerjaannya, dan lain-lain. Teknik analisis data kualitatif
naratif dapat membantu kita memahami dan mengembangkan
kultur atau budaya suatu organisasi seperti perusahaan. Metode
penelitian kualitatif naratif juga membantu kita dalam membuat
rencana strategi pemasaran.
c. Analisis Wacana
Selain teknik analisis naratif, teknik analisis wacana juga digunakan
untuk menganalisis interaksi orang. Perbedaan keduanya terletak pada
fokus. Metode penelitian kualitatif analisis wacana lebih fokus pada
konteks sosial di mana komunikasi antara responden dan peneliti
terjadi.

15
Berdasarkan penjelasan di atas, teknik analisis data yang digunakan
data dalam penelitian ini adalah: Teknik analisis data kuantitatif dengan
analisis deskriftif.

5. Hipotesis dan Asumsi Penelitian


5.1 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah atau submasalah
yang secara teori telah dinyatakan dalam kerangka pemikiran dan masih harus
diuji kebenerannya secara empiris. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk kalimat
yang bersifat afirmatif, bukan dalam bentuk kalimat tanya, suruhan, saran, dan
kalimat harapan. Pada penelitian yang tidak menggunakan hipotesis, kedudukan
hipotesis diganti dengan pertanyaan penelitian.
Sugiyono (2013: 96) menyatakan, “Hipotesis merupakan jawaban terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, hipotesis juga dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik
data”. 6
Berdasarkan pada asumsi di atas, penulis dapat merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
a. Penulis mampu melaksanakan Rencana Model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) dalam peningkatan Kemampuan Menulis
Teks Pidato dan Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMP Kabupaten
Karawang.
b. Penulis mampu melaksanakan Langkah-langkah Model Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC), dalam peningkatan Kemampuan
Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMP Kabupaten
Karawang.

6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Afabeta, 2013), hlm.96

16
c. Penulis mampu melaksanakan peningkatan Kemampuan Menulis Teks Pidato
dan Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMP Kabupaten Karawang.
d. Terjadi peningkatan Kemampuan dan Kemandirian Belajar Peserta Didik
dalam menulis Teks Pidato melalui Model Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) di SMP Kabupaten Karawang.
e. Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) efektif dalam
peningkatan Kemampuan Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar
Peserta Didik di SMP Kabupaten Karawang.
Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini merupakan kemampuan
penulis dalam mengembangkan model pembelajaran dari mulai perencanaan,
pelaksanaan, sampai kepada evaluasi pembelajaran khususnya pembelajaran
menulis teks pidato dengan menggunakan model Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC). Selain itu, siswa terbukti mampu melakukan
pembelajaran tersebut dan mampu menyajikan pidato secara tertulis
berdasarkan aturan-aturan atau kaidah penulisan pidato; serta model yang
digunakan sangat tepat dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran
menulis pidato.
5.2 Asumsi Penelitian
Asumsi merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima
peneliti. Asumsi berfungsi sebagai landasan bagi perumusan hipotesis. Oleh
karena itu, asumsi penelitian yang diajukan dapat berupa teori-teori, evidensi-
evidensi, atau dapat pula berasal dari pemikiran peneliti suatu kebenaran, teori
atau pendapat yang disajikan dasar hukum penelitian. Rumusan asumsi
berbentuk kalimat yang bersifat deklaratif, bukan kalimat pertanyaan, perintah,
pengharapan, atau kalimat yang bersifat saran. Asumsi dalam penelitian ini
merupakan suatu kebenaran, teori atau pendapat yang disajikan dasar hukum
penelitian. Berdasarkan penjelasan di atas, maka rumusan anggapan dasar
asumsi dalam penelitian ini sebagai berikut:

17
a. Penulis dianggap telah mampu melaksanakan Rencana Model Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam peningkatan Kemampuan
Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMP Kabupaten
Karawang.
b. Penulis dianggap telah mampu melaksanakan Langkah-langkah Model
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dalam peningkatan
Kemampuan Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar Peserta Didik di
SMP Kabupaten Karawang.
c. Penulis dianggap telah mampu melaksanakan peningkatan Kemampuan
Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar Peserta Didik di SMP Kabupaten
Karawang.
d. Telah terjadi peningkatan Kemampuan dan Kemandirian Belajar Peserta Didik
dalam menulis Teks Pidato melalui Model Cooperative Integrated Reading
and Composition (CIRC) di SMP Kabupaten Karawang.
e. Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan
suatu model pembelajaran yang mampu mengiring peserta didik dalam
meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar.
Selain itu, bisa memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses,
bekerja sama, kemudian menyimpulkan sendiri, dan mereflektif
pembelajaran.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa penulis dianggap telah mampu melaksanakan Rencana, langkah-langkah
model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam
peningkatan Kemampuan Menulis Teks Pidato dan Kemandirian Belajar Peserta
Didik di SMP Kabupaten Karawang.

DAFTAR PUSTAKA
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teknik-analisa-data-apa-bagaimana-dan-
ragam_jenisnya#:~:text=Teknik%20analisis%20data%20adalah

18
%20metode,permasalahan%20penelitian%20yang%20tengah
%20dikerjakan.
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-
penelitian
http://repository.unpas.ac.id/29285/4/9.%20BAB%202.pdf
Nikmah, Aslihatun. (2008). Meningkatkan Kemampuan Menulis dengan Model
Pembelajaran Cooperative CIRC pada Peserta didik Kelas 3 SDN Banaran 1
Kota Kediri. Universitas Islam Negeri Malang.
Nurgiyantoro, Burhan. (2013). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jogjakarta: BPFE.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Warsidi, E dan Farika. (2008). Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas, Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas,

19

Anda mungkin juga menyukai