Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KETRAMPILAN KLINIK PRAKTIK KEBIDANAN

Pengenalan ANC.

Diajukan untuk memenuhi tugas ketrampilan klinik praktik kebidanan yang


diampu oleh:

Ibu Erni Ratna, SST.,M.KM

DISUSUN OLEH:

ALYATUN ALFASALAM (2010115010)

ROVIATUL KHOIRIYAH (2010115011)

FADHILAH NURUSSA’ADAH (2010115012)

STIKES MUHAMMADIYAH CIREBON

i
Kata pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya, kami dapat
membuat makalah ini. Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas Ibu Erni Ratna, SST.M.KM. Shalawat serta salam,
kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw. Sehingga kami
dapat tetap hidup dibawah naungan cahaya rahmat dan dapat terus
menuntut ilmu guna mendapat derajat kemuliaan disisi-Nya serta lebih
mengenal hakikat-Nya.

Dengan adanya Makalahl ini, kami berharap dapat berguna bagi


para pembaca untuk menambah pengetahuan, teruama pengetahuan
tentang ilmu Pengenalan ANC.

Dalam segala upaya penyusunan Makalah ini, kami sadari masih


banyak kekurangan yang perlu disempurnakan. Untuk itu, Kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan Makalah ini sangat kami nantikan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih dan semoga Makalah ini
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Cirebon, 20 april 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar Isi..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................5

BAB 2 ISI

2.1 Asuhan Antenatal................................................................................6

2.2 Standar Pelayanan Antenatal Di Komunitas.......................................8

2.3 Standar Minimal Peralatan Antenatal................................................11

2.4 Manajemen Asuhan Antenatal..........................................................12

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................16

DAFTAR PUSAKA.............................................................................................17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setiap ibu hamil menginginkan proses kehamilan sampai dengan
persalinan dapat berjalan dengan normal dan lancar, serta tidak
mengalami gangguan pada masa kehamilan dan persalinan. Salah
satu cara untuk menjaga ibu dan bayi tetap sehat selama kehamilan
yaitu dengan melakukan pemeriksaan kehamilan (antenatal care).
Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Pemeriksaan ini bertujuan memeriksa keadaan ibu dan janin secara
berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan, dengan frekuensi kunjungan 4 kali selama kehamilannya,
yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2
kali pada trimester ketiga. Pemeriksaan medis dalam pelayanan
antenatal meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis,
pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan diagnosis penunjang
(Yanuari,2017).
Kunjungan antenatal yang sesuai dengan program pemerintah
yakniminimal empat kali ini bertujuan untuk menjamin perlindungan
kepada ibu hamil dan janin. Kelengkapan kunjungan antenatal ini
untuk meminimalisir masalahmasalah yang mungkin terjadi pada ibu
hamil seperti komplikasi pada masa kehamilan. Kegiatan yang
dilakukan berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan
penanganan dini pada komplikasi yang mungkin terjadi pada masa
kehamilan. Deteksi dini yang dilakukan ini merupakan usaha yang
dilakukan untuk mencegah kematian pada ibu hamil dan janin serta
meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu dan kesejahteraan
keluarga

4
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah itu
ANC? Bagaimana Standar Pelayanan Antenatal yang berlaku di
komunitas”
1.3 Tujuan penelitian
Mengetahui apa itu ANC dan standar pelayana ANC yang berlaku di
komunitas
.

5
BAB 2
ISI
2.1 Asuhan Antenatal
Pengertian Asuhan Antenatal Menurut Karwati 2013, asuhan
kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai wewenang dan ruang lingkup prktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Pemeriksaan kehamilan untuk
melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara
berkala. Tiap hasil pemeriksaan di ikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim .

Tujuan Asuhan Antenatal


a. Tujuan Umum
Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu dan janin yang
sesuai dengan kebutuhan, sehingga kehamilan dapat berjalan
secara normal dan bayi dapat lahir dengan sehat.
b. Tujuan Khusus
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2) Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam
jiwa ibu dan janin.
3) Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
4) Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam
menghadapi komplikasi.
5) Mempersiapkan masa nifas dan pemberian ASI Ekslusif
Standar Minimal Asuhan Antenatal 7t
a. Timbang berat badan. Kunjungan dilakukan :
1) Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali.
2) 28-36 minggu : 2 minggu sekali.

6
3) Diatas 36 minggu: satu minggu sekali
b. Ukur tekanan darah.
Mengukur tekanan darah untuk deteksi dini seperti adanya
preeklamsi dan eklamsi
c. Ukur tinggi fundus uteri.
Untuk memantau perkembangan janin
d. Pemberian imunisasi tetanus toxoid.
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk
menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang
disebabkan oleh tetanus. TT1 diberikan saat ANC pertama,
dilanjutkan TT 2 setelah 4 minggu dari TT1. Diharapkan bayi
yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum ( 3
tahun ). Dengan pemberian imunisasi TT diharapkan bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum dalam kurun
waktu 3 tahun.
e. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Diberikan untuk mencegah anemia dalam kehamilan. Setiap
tablet mengandung FeSO4 320mg (zat besi 60mg) dan asam
folat 500µg. Pemberian dimulai dengan dosis satu tablet sehari
pada saat ibu tidak merasa mual, dan pemberian selama
kehamilan minimal sebanyak 90 tablet.
f. Tes terhadap infeksi menular seksual (IMS).
Ibu hamil merupakan kelompok resiko tinggi terhadap PMS.
Melakukan pemeriksaan konfirmatif dengan tujuan untuk
mengetahui etiologi yang pasti tentang ada atau tidaknya
penyakit menular seksual yang diderita ibu hamil, sangat penting
karena PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas baik
kepada ibu maupun bayi yang dikandung/dilahirkan. Upaya
diagnosis yang dilakukan adalah dengan melakukan diagnosis
pendekatan gejala, memberikan terapi sesuai dengan gejala
yang muncul, dan memberikan konseling untuk rujukan.

7
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Ditujukan untuk ibu hamil dengan msalah kesehatan atau
komplikasi yang memerlukan rujukan., yang dimaksudkan untuk
memberikan konsuultasi atau melakukan kerja sama
penanganan. Tindakan yang harus dilakukan adalah :
1. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu
menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi.
2. Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil beserta surat
rujukan.
3. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan
membawa surat hasil rujukan.
4. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama
kehamilan.
5. Memberikan layanan atau asuhan antenatal.
6. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan di
rumah.
7. Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam
keluarga tentang rencana kelahiran.
8. Persiapan atau pengaturan transpportasi dan biaya untuk
ke tempat persalinan.

2.2 Standar Pelayanan Antenatal Di Komunitas


Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan
bagian dari ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 – standar
8. Standar tersebut meliputi :
a. Standar 3 : identifikasi ibu hamil.
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan memotivasi ibu,
suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya secara dini dan secara teratur.

8
Hasil yang diharapkan adalah :
1) Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.
2) Ibu, suami, anggota masyarakat meyadari manfaat
pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta
mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
3) Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri
sebelum kehamilan 16 minggu.
b. Standar 4 : pemeriksaan dan pematauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin
dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV;
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas. Mereka harus dapat mencatat data yang tepat pada
setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya. Hasil yang diharapkan adalah :
1) Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4x
selama kehamilan.
2) Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
3) Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.
4) Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui
tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
5) Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi
kedaruratan.
c. Standar 5 : palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan
melakukan palpasi untuk meperkirakan usia kehamilan. Bila umur

9
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, msuknya
kepala ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu. Hasil yang diharapkan adalah :
1) Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
2) Diagnosis dini kelainan letak, dan merujuknya sesuai
dengan kebutuhan.
3) Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain, serta
merujuknya sesuai dengan kebutuhan.
d. Standar 6 : pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan,
dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Hasil yang diharapkan adalah :
1) Ibu hamil dengan anemia berat segera dirujuk.
2) Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia.
3) Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia/BBLR
e. Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilandan mengenali tanda serta gejala preeklamsia lainnya,
serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Hasil yang
diharapkan adalah :
1) Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan
yang memadai dan tepat waktu.
2) Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat
preeklamsia.
f. Standar 8 : persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,
suami/keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan
persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan
biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

10
Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah
ibu hamil untuk hal ini. Hasil yang diharapkan adalah :
1) Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan
persalinan yang bersih dan aman.
2) Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan memadai
dengan pertolongan bidan terampil.
3) Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu
bersalin jika perlu.
4) Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan bila diperlukan.

2.3 Standar Minimal Peralatan Antenatal


Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril
dan tidak steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan
obat-obatan.
a. Peralatan tidak steril
1) Timbangan dewasa
2) Pengukur tinggi badan
3) Sphygmomanometer (tensi meter)
4) Stetoskop
5) Funduskup
6) Thermometer aksila
7) Pengukur waktu
8) Senter
9) Reflex hamer
10) Pita lila
11) Pengukur hb
12) Metline
13) Bengkok
14) Handuk kering
15) Tabung urin
16) Lampu spiritus

11
17) Reagen untuk urin
18) Tempat sampah
b. Peralatan steril
1) Bak instrument
2) Spate lidah
3) Sarung tangan
4) Spuit
c. Bahan habis pakai
1) Kasa bersih
2) Kapas
3) Alcohol 70%
4) Larutan klorin
d. Formulir
1) Buku KIA
2) Kartu status
3) Formulir rujukan
4) Buku register
5) Alat tulis kantor
6) Kartu penapisan dini
7) Kohort ibu atau bayi
e. Obat-obatan
1) Golongan roborantia (vit B6 dan B kompleks)
2) Tablet zat besi
3) Vaksin TT
4) Kapsul iodium
5) Obat KB.

2.4 Manajemen Asuhan Antenatal


Manajemen asuhan antenatal di komunitas merupakan langkah-
langkah alamiah sistematis yang dilakukan bidan, dengan tujun untuk
mempersiapkankehamilan dan persalinan yang sehat berdasarkan

12
standar yang berlaku. Dalam manajemen asuahan antenatal di komunitas,
bidan harus melakukan kerja sama dengan ibu, keluarga, dan masyarakat
megenai persiapan recana kelahiran, penolong persalinan, tempat
bersalinan, tabung untuk bersalinan, dan mempersiapkan recana apabila
terjadi komplikasi. Upaya yang harus dilakukan bidan untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut adalah dengan:
a. Melakukan kunjungan rumah;
b. Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak
melakukan pemeriksaan;
c. Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari
pemencahannya;
d. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.

Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :


1) Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14.
2) Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14
sampai minggu ke -28.
3) Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai
minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36

Kunjungan ideal selama kehamilan:


a) Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan
terlambat haid 1 bulan.
b) Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan.
c) Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan.
d) Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan.
e) Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan

Pelaksanaan Asuhan Antenatal di Rumah. Bidan dapat melakukan


beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di rumah.
1) Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya.

13
2) Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan teratur.
3) Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak
merasakan kehamilannya.
4) Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu,
tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak
mengganggu aktifitas ibu serta keluarga.
5) Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan
sesuai dengan standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila
ibu mempunyai rencana melahirkan dirumah.

Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat


kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini,
pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur,
kondisi rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan hal-hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan
dilakukan pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau
dokter.
2) Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan
percaya terhadap orang yang menolong. Tempat persalinan harus
direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya rujukan secara
estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua ibu
hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai
masalah atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan
menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor
resiko, dan Temu keluarga.

14
7. Langkah-Langkah Dalam Pelaksanaan Managemen Asuhan Antenatal
Di Komunitas
a. Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga
seramah mungkin dan membuatnya merasa nyaman.
b. Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip
mendengarkan efektif.
c. Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan
ibu dan kebidanan
d. Melakukan peeriksaan seperlunya.
e. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin,
Hb).
f. Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan
kemungkinan tindakan darurat
g. Memberikan konseling sesuai kebutuhan.
h. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman
dirumah.
i. Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila
ada tanda-tanda seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari
biasanya, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan
tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak seperti biasanya.
j. Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu.
k. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc.
l. Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
m. Mendokumentasikan hasil kunjungan

15
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan
- Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai wewenang dan ruang
lingkup prktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
- Standar pelayanan asuhan antenatal di komunitas merupakan
bagian dari ruang lingkup pelayanan kebidanan yaitu standar 3 –
standar 8.
- Standar peralatan dalam asuhan antenatal meliputi peralatan steril
dan tidak steril, bahan-bahan habis pakai, formulir yang disediakan dan
obatobatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/69560/mod_resource/content/1/T
UGAS%20KOMUNITAS.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai