Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUGAS MANDIRI

“Asuhan Keperawatan Jiwa Lanjut pada Diagnosa Keperawatan Ansietas”

oleh:
Salwa Nirwanawati NIM 206070300111003

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
RESUME
Asuhan Keperawatan Jiwa Lanjut pada Diagnosa Keperawatan Ansietas

1 Konsep Gangguan Ansietas


Distres psikologis dapat diwujudkan dengan perasaan ansietas. Ansietas
merupakan munculnya perasaan khawatir, waspada, dan takut terhadap sesuatu
yang masih samar atau tidak jelas disertai respon otonom yang membuat individu
bertindak untuk menghadapi bahaya atau ancaman yang dirasakan (Herdman,
2017). Perasaan ini merupakan respon normal untuk melindungi diri dari situasi
tidak nyaman sebagai alarm diri. Sehingga dapat memotivasi untuk berkembang
dan produktif menyelesaikan masalah yang ada. Namun menjadi masalah jika
mengganggu perilaku adaptif dan menyebabkan gejala fisik atau psikologis yang
berat bagi individu (Wuryaningsih, 2018). Respon negatif dan ketidakmampuan
individu akibat ansietas dapat menghambat pemenuhan kebutuhan dasar individu.
Adapun penyebab dari ansietasi antara lain perubahan status kesehatan, ancaman
terhadap kematian, hospitalisasi, dan bencana (Keliat, B. A., 2020).

2 Pengkajian pada Ansietas


a) Mengeluh sakit kepala
Subjektif b) Mengeluh tidak nafsu makan
Mayor
c) Merasa lemas dan khawatir
(gejala yang
a) Gelisah
muncul 80%
b) Tampak tegang
- 100%) Objektif
c) Sulit tidur dan tidak lelap
d) Gangguan pencernaan
a) Mengeluh takut
Subjektif b) Mengeluh cepat lelah
Minor
c) Merasa tidak berdaya
(gejala yang
a) Gemetar
muncul 50%
b) Menangis
- 79%) Objektif
c) Aktivitas sehari-hari terbengkalai
d) Sulit berkonsentrasi
Sumber: Keliat, B. A., 2020
a. Faktor Predisposisi dan Presipitasi Ansietas
Faktor Predisposisi
Biologi 1) Teori genetik
a) Gen 5HTTP yang mempengaruhi produksi serotonin
b) Gangguan panik akibat riwayat kesehatan keluarga
2) Teori biologi meliputi fungsi saraf, hormon, anatomi,
dan kimia saraf
3) Teori kognitif menekan pada kegiatan belajar dan
pengalaman individu dalam memberikan respon
terhadap stimulus
Psikologi 1) Teori psikoanalisis
a) Ketidakmampuan menyelesaikan masalah
b) Konflik yang tidak didasari antara impuls agresif
atau kepuasaan libido
c) Takut kehilangan cinta dan perhatian orang tua
d) Perasaan tidak nyaman, rasa takut
e) Gambaran lemah tentang kemampuan diri
f) Penggunaan strategi yang kurang tepat
2) Teori perilaku
a) Pengalaman sepanjang hidup
b) Kemampuan individu mencapai tujuaan hidup
c) Gangguan konsep diri
3) Teori belajar
Respon individu menghadapi masalah
Sosial budaya 1) Interpersonal meliputi kehilangan, perpisahan, harga
diri rendah
2) Sosial budaya meliputi pengalaman individu
beradaptasi pada, disfungsi tugas perkembangan sesuai
usia
Faktor Presipitasi
1) Kebutuhan dasar yang tidak 6) Perubahan status sosial
terpenuhi 7) Harapan yang tidak realistik
2) Situasi kerentanan yang 8) Kurang informasi
mengancam 9) Disfungsi sistem keluarga
3) Sitiasi kehilangan 10) Penyalahgunaan zat
4) Situasi ancaman integritas fisik 11) Situasi perkembangan sesuai usia
5) Perubahan lingkungan
Sumber: Wuryaningsih, 2018
Hasil penelitian Ulke (2021), faktor pemberat dari masalah ansietas antara
lain akibat dari perpindahan individu ke tempat baru, adanya perbedaan antar
kelompok sekitar, dan sistem sosial-politik yang beraku.
b. Penilaian Terhadap Stressor
Respon individu terhadap ansietas mengintegrasikan data-data tanda dan gejala
ansietas berdasarkan perspektif biologis, genetik, psikologis, dan perilaku.
Wuryaningsih (2018), adapun tingkat ansitas yang dialami klien antara lain:
Ansietas ringan 1)Lapang persepsi meningkat
2)Kesadaran diri meningkat
3)Lebih waspada
4)Kemampuan belajar dan motivasi semakin
meningkat
5) Mulai gelisah dan tersinggung
6) Muncul motivasi
Ansietas sedang 1) Tidak mendengarkan ketika diajak berbicara
2) Mengabaikan objek disekitar
3) Berfokus pada kekhawatiran
4) Kemampuan belajar dan motivasi semakin
menurun
5) Gelisah
6) Peningkatan denyut jantung
7) Pernafasan terasa tegang
8) Rasa tidak nyaman di lambung
9) Berkeringat
10) Berbicara cepat
11) Volume dan nada suara meningkat
Ansietas berat 1) Penurunan lapang persepsi yang signifikan
2) Hanya berfokus pada diri sendiri
3) Berfokus satu objek
4) Tidak mampu mengambil keputusan
5) Menguluh sakit fisik
6) Menyadari masalah dan penderitaan
7) Tidak kehilangan daya nilai realitas
Panik 1) Gangguan penilaian realitas
2) Tidak mampu diarahkan dan tidak mampu belajar
3) Tidak mampu menjalin komunikasi dengan baik
4) Kehilangan lapang persepsi
5) Berpikir irasional
6) Gerakan involunter dan tidak bertujuan
7) Tidak mampu mengungkapkan perasaan
8) Merasa terintimidasi
9) Menarik diri
10) Tidak menyadari permasalahannya
Sumber: Wuryaningsih, 2018
c. Sumber Koping pada Ansietas
Kemampuan 1) Kemampuan fisik
personal Kondisi fisik yang sehat
2) Kemampuan mental
a) Kognitif: mengidentifikasi masalah, menilai dan
menyelesaikan masalah
b) Afektif: meningkatkan konsep diri klien dan
caregiver
c) Perilaku: melakukan tindakan yang positif
dalam menyelesaikan masalah
d) Sosial: respon individu dan caregiver
Dukungan sosial Dukungan informasional, dukung emosional,
dukungan matrei
Modal material Ketersediaan dana baik dari asuransi maupun tabungan
Keyakinan positif Keyakinan positif serta spiritual untuk
mempertahankan koping adaptif
Sumber: Wuryaningsih, 2018
d. Mekanisme Koping Ansietas
Mekanisme koping merupakan proses evaluasi diri terhadap stresor dan
penggunaan strategi pertahanan untuk mengatasi gangguan dalam diri maupun
lingkungan sekitar. Berikut merupakan mekanisme koping ansietas
berdasarkan tingkatannya:
Tingkatan Ansietas Mekanisme Koping
Ansietas riang Menangis, menguap, makan berlebihan, tidur,
tertawa, latihan fisik, melamun, mengumpat,
merokok, minum alkohol, mengurangi interaksi,
kontak mata kurang, memberikan jawaban klise, dan
membatasi untuk mengungkapkan perasaan (Stuart,
2013)
Ansietas sedang, 1) Berfokus pada masalah
berat dan panik 2) Berfokus pada emosi
Sumber: Wuryaningsih, 2018

3. Diagnosis Ansietas
Selanjutnya yaitu kondisi klinis dan diagnosa keperawatan yang terkait pada
ansietas seperti:
Diagnosa Medis Diagnosa Keperawatan
a. Skizofrenia a. Ketidakberdayaan
b. Skizoafektif b. Halusinasi (NANDA-I, 2018)
c. Delusi
d. Gangguan panik, fobia, gangguan
obsesif-kompulsif
e. PTSD
f. Gangguan somatoform
g. Gangguan disosiatif (Kelliat, B. A, 2020)

4. Intervensi pada Ansietas


Adapun tindakan keperawatan generalis yang dapat dilakukan pada klien
dengan ansietas berdasarkan levelnya antara lain:
Level Ansietas Rencana Tindakan
Ansietas berat dan panik 1) Lindungi klien dari bahaya
2) Ciptakan lingkungan yang kondusif
3) Kolaborasi pemberian medikasi
Ansietas ringan dan sedang 1) Bangun insight klien terhadap ansietas
2) Latih untuk koping adaptif: mekanisme
koping berfokus pada masalah
3) Latihan relaksasi sebagai salah satu
mekanisme koping berfokus pada emosi
yang adaptif
Sumber: Wuryaningsih, 2018
Selain itu, Keliat (2020), menuliskan tindakan keperawatan generalis pada
masalah ansietas:
1) Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien dalam mengurangi
ansietas
2) Jelaskan proses terjadinya ansietas
3) Latih cara mengatasi ansietas
a) Tarik napas dalam
b) Distraksi: bercakap-cakap hal positif
c) Hipnotis lima jari yang fokus pada hal positif
4) Bantu klien untuk melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan

5. Psikoterapi Individu pada Ansietas


Selanjutnya, tindakan keperawatan spesialis yang dapat diberikan yaitu:
a. Penghentian pikiran (tought stopping)
b. Latihan relaksasi otot progresif
c. Logoterapi: medical ministry
d. Terapi penerimaan komitmen
e. Terapi kognitif perilaku (CBT) (Keliat, B. A., 2020)

6. Psikoterapi Keluarga pada Ansietas


Psikoedukasi Keluarga (Family Psychoeducation Therapy)

7. Psikoterapi Kelompok pada Ansietas


Terapi suportif

8. Interpersonal Therapy pada Ansietas


Interpersonal Therapy (IPT) merupakan terapi keterampilan personal untuk
mengatasi gangguan mood dan stres. Terapi ini dapat memberi dukungan sosial
dan mengetahui isi pikir klien secara interpersonal. Interpersonal tersebut meliputi
peningkatan dukungan sosial, menurunkan stres, memfasilitasi proses emosional,
dan meningkatkan interpersonal (Ariani, 2016).

9. Psychodynamic Therapy pada Ansietas


Menolong anggota keluarga mencapai suatu pengertian tentang dirinya dan
caranya beraksi satu sama lain di dalam keluarga. Disini anggota keluarga
didorong kearah asosiasi bebas dengan membiarkan pikiran mereka berjalan bebas
tanpa sensor alam sadar dan memverbalisasilan pikirannya. Terapis hendaknya
dapat secara aktif melakukan intervensi juga menghindari memberi saran dan
memanipulasi keluarga dengan eksplorasi masa lalu (Ariani, 2016).

10. Evaluasi Keperawatan


Adapun kriteria evaluasi yang diharapkan pada klien dengan ansietas yaitu
(Keliat, 2020):
a. Penurunan tanda dan gejala ansietas
b. Peningkatan kemampuan klien mengatasi ansietas
c. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan ansietas
DAFTAR PUSTAKA

Ariani. (2016). Interpersonal Therapy (IPT) pada Pasien Paliatif. Tinjauan


Pustaka. Denpasar: Univeristas Udayana.

Kelliat, B. A., dkk. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Herdman T. H, Kamitsuru. S. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi &


Klasifikasi 2018-2020. Edisi 10. Alih Bahasa Oleh Budi, Heni, Akemat,
Arsyad. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric of Nursing 10 th


Edition. St. Louis Missouri: Elsevier.

Stuart, G. W. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart.


Edisi Indonesia: Elsevier.

Ulke, C., et al. (2021). Later-Life Depressive Symptoms and Anxiety


Attacks in Displaced and Nondisplaced Populations. Journal of
Affective Disorders Reports. 3

Wuryaningsih, E. W., Windarwati, H. D., Dewi, E. I., Deviantony, F., dan Hadi,
E. (2018). Keperawatam Kesehatan Jiwa 1. Jember: UPT Percepatakan &
Penerbitan Universitas Jember.

Yusuf, A, Fitryasari,. P, Nihayati, H.E. (2015). Buku Ajar Keperawatan


Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai