MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGHULU.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan.
3. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
4. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS dan pembinaan
manajemen PNS di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Jabatan fungsional penghulu adalah jabatan Pegawai
Pencatat Nikah yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk,
pengembangan kepenghuluan, bimbingan masyarakat
Islam serta pengembangan profesi.
7. Pejabat Fungsional Penghulu yang selanjutnya disebut
Penghulu adalah PNS yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan
pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk,
pengembangan kepenghuluan, dan bimbingan
masyarakat Islam.
8. Pelayanan dan bimbingan nikah atau rujuk adalah
kegiatan atau upaya yang dilakukan oleh Penghulu
meliputi perencanaan kegiatan kepenghuluan,
pemeriksaan permohonan nikah atau rujuk,
bimbingan calon pengantin, dan Pelayanan akad nikah
atau rujuk serta bimbingan perkawinan.
9. Kepenghuluan adalah kegiatan pelayanan dan
bimbingan nikah atau rujuk, pengembangan
kepenghuluan, dan bimbingan masyarakat Islam.
10. Pengembangan kepenghuluan adalah kegiatan atau
upaya yang dilakukan oleh Penghulu meliputi
koordinasi dan sosialisasi tentang perkawinan.
11. Bimbingan Masyarakat Islam adalah kegiatan atau
upaya yang dilakukan penghulu meliputi
pembelajaran dan pembinaan masyarakat Islam.
12. Kepala KUA adalah penghulu dengan tugas tambahan
sebagai Kepala KUA.
13. Tim Penilai Kinerja Jabatan Fungsional Penghulu yang
selanjutnya disebut Tim Penilai adalah tim yang
dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang
dan bertugas mengevaluasi keselarasan hasil kerja
dengan tugas yang disusun dalam Sasaran Kerja
Pegawai serta menilai kinerja dan Angka Kredit
Penghulu.
14. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai
oleh seorang PNS.
15. Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir
kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh Penghulu dalam
rangka pembinaan karier yang bersangkutan.
16. Angka kredit kumulatif adalah akumulasi nilai angka
kredit minimal yang harus dicapai oleh Penghulu
sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat dan/atau
jabatan.
17. Tim Penilai Kinerja Jabatan Fungsional
Penghulu yang selanjutnya disebut Tim Penilai adalah
Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang
Berwenang yang bertugas mengevaluasi keselarasan
hasil kerja dengan tugas yang disusun dalam SKP,
dan membantu menilai kinerja Penghulu.
18. Karya Tulis/Karya Ilmiah adalah tulisan hasil pokok
pikiran, pengembangan, dan hasil kajian/penelitian
yang disusun oleh Penghulu baik perorangan atau
kelompok di bidang kepenghuluan dan hukum Islam.
Pasal 2
(1) Petunjuk teknis pelaksanaan Jabatan Fungsional
Penghulu merupakan pedoman bagi penghulu dan tim
penilai jabatan fungsional penghulu dan pejabat
struktural yang terkait dengan pengelolaan Jabatan
Fungsional Penghulu.
(2) Petunjuk teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, kegiatan
penghulu yang dilaksanakan dengan menggunakan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
62 Tahun 2005 tentang Jabatan Fungsional Penghulu dan
Angka Kreditnya dapat dinilai dan ditetapkan angka
kreditnya dengan menggunakan format sebagaimana diatur
dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 20 dan 14 A Tahun
2005.
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2019 tentang
Jabatan Fungsional Penghulu maka perlu ditetapkan Peraturan
Menteri Agama tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Penghulu.
B. Tujuan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu
bertujuan untuk memberikan pedoman kepada pejabat fungsional,
tim penilai jabatan fungsional, dan pejabat struktural dalam
melaksanakan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Penghulu.
C. Sasaran
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penghulu
ditujukan untuk:
1. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Pertama:
2. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Muda:
3. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Madya: dan
4. Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Utama
D. Ruang Lingkup
Peraturan ini mengatur :
1. Pendahuluan
2. Kedudukan, Tugas Jabatan, Jenjang Jabatan, Jenjang Pangkat
dan Golongan Ruang;
3. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penghulu;
4. Unsur Kegiatan, Butir Kegiatan dan Teknis Pelaksanaan tugas;
5. Sasaran Kerja Pegawai, Penilaian kinerja dan konversi hasil
penilaian kinerja serta sanksi;
6. Penyelenggaraan Uji Kompetensi;
7. Pelatihan dan pengembangan kompetensi penghulu;
8. Pejabat yang mengusulkan angka kredit dan pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit;
9. Kenaikan pangkat dan kenaikan jabatan;
10. Tata cara pengusulan penilaian dan penetapan angka kredit;
11. Pelantikan dan pengambilan sumpah;
12. Pemberhentian, pengangkatan kembali dan mutasi;
13. Penetapan daerah Kriteria tipologi; dan
14. Ketentuan lain
15. Penutup.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS JABATAN, JENJANG JABATAN, JENJANG PANGKAT,
DAN GOLONGAN RUANG
A. Kedudukan
1. Jabatan Fungsional Penghulu berkedudukan sebagai pelaksana
teknis fungsional di bidang kepenghuluan pada Kementerian
Agama;
2. Jabatan Fungsional Penghulu merupakan jabatan karier PNS,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama dan Pejabat Administrator secara operasional di
bawah Pejabat Pengawas yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas di bidang pelayanan dan bimbingan nikah atau
rujuk, pengembangan kepenghuluan, dan bimbingan masyarakat
Islam.
B. Tugas Jabatan
Jabatan Fungsional Penghulu yaitu melaksanakan kegiatan pelayanan
dan bimbingan nikah atau rujuk, pengembangan kepenghuluan, dan
bimbingan masyarakat Islam.
BAB III
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU
A. Pengangkatan Pertama
Pengangkatan pertama merupakan pengangkatan untuk mengisi
lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional Penghulu dari Calon PNS.
1. Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penghulu melalui
pengangkatan pertama harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat
keterangan sehat dari dokter pemerintah;
d. berijazah paling rendah Sarjana (S1) fakultas Syariah;
e. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam1 (satu)
tahun terakhir.
2. Penghulu dari formasi calon PNS, setelah diangkat menjadi PNS
paling lama 1 (satu) tahun diangkat dalam Jabatan Fungsional
Penghulu.
3. Dalam hal PNS sebagaimana dimaksud pada angka 2, yang belum
diangkat ke dalam Jabatan Fungsional melebihi 1 (satu) tahun,
tidak diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi sampai
dengan diangkat dalam Jabatan Fungsionalnya.
4. PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (4), paling lama 3 (tiga)
tahun setelah diangkat harus mengikuti dan lulus pendidikan dan
pelatihan di bidang kepenghuluan dan memperoleh sertifikat
penghulu.
5. Penghulu yang belum mengikuti atau tidak lulus pendidikan dan
pelatihan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
diberhentikan dari jabatannya.
5) Bimbingan Perkawinan
a) melakukan kegiatan pelayanan konsultasi nikah atau
rujuk
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan layanan konsultasi
tentang nikah atau rujuk/buku nikah rusak atau
hilang yang dimintakan oleh masyarakat dengan
menghadir pihak-pihak terkait (bila diperlukan) untuk
dimintai keterangan dan membuat berita acara
konsultasi yang hasilnya ditandatangani kedua belah
pihak.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk berita acara layanan
konsultasi.
- Setiap satu naskah berita acara diberi angka kredit
Penghulu Ahli Pertama: 0,020.
b) melakukan kegiatan analisis layanan konsultasi nikah
atau rujuk
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan analisis dari sisi
peraturan dan hukum Islam terkait berita acara hasil
layanan konsultasi yang dimintakan oleh masyarakat
dengan membuat surat hasil analisis.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil analisis layanan
konsultasi nikah atau rujuk.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Pertama: 0,020.
c) melakukan kegiatan pemantauan hasil layanan konsultasi
nikah atau rujuk.
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan tindaklanjut laporan
analisis/verifikasi layanan konsultasi dengan
melakukan kunjungan ketempat kejadian atau kepada
pihak yang berkonsultasi.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil pemantauan.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Pertama: 0,040.
d) melakukan kegiatan pelayanan konsultasi rumah tangga
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan layanan konsultasi
tentang kasus rumah tangga yang dimintakan oleh
masyarakat dengan menghadir pihak-pihak terkait
untuk dimintai keterangan (bila diperlukan) dan
membuatkan berita acara konsultasi yang hasilnya
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk berita acara layanan
konsultasi tentang kasus rumah tangga.
- Setiap satu naskah berita acara diberi angka kredit
Penghulu Ahli Muda: 0,080.
e) melakukan kegiatan analisis layanan konsultasi rumah
tangga
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan analisis dari sisi
peraturan dan hukum Islam terkait berita acara hasil
layanan konsultasi tentang rumah tangga yang
dimintakan oleh masyarakat dengan membuat surat
hasil analisis.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil analisis
terhadap layanan konsultasi kasus rumah tangga.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Muda: 0,030.
f) melakukan kegiatan pemantauan hasil layanan konsultasi
rumah tangga
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan tindaklanjut laporan
analisis/verifikasi layanan konsultasi tentang kasus
rumah tangga dengan melakukan kunjungan
ketempat kejadian atau kepada pihak yang
berkonsultasi.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil pemantauan.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Muda: 0,080.
c. Pengembangan kepenghuluan
1) koordinasi tentang perkawinan
a) mengkaji dan melakukan kegiatan koordinasi dengan
instansi lintas sektoral/vertikal/dan lembaga keagamaan
tentang nikah siri
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan kajian praktek nikah
siri yang beredar di media cetak/online atau
melakukan koordinasi dengan instansi lintas
sektoral/vertikal/dan lembaga keagamaan terkait
adanya praktik nikah siri yang dilakukan seseorang
atau kelompok masyarakat dengan menghasilkan
kajian atau hasil koordinasi dalam bentuk laporan
(latar belakang masalah, lokasi, pelaku, korban, dan
akibat pelanggaran hukum terhadap yang
bersangkutan dan masyarakat) terkait praktik nikah
siri yang terjadi dilingkungan masyarakat.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil kajian atau hasil
koordinasi.
- Surat tugas atau surat pemberitahuan koordinasi.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Pertama: 0,060; Penghulu Ahli Muda: 0,120.
b) melakukan kegiatan koordinasi dengan instansi lintas
sektoral/vertikal/dan lembaga keagamaan tentang buku
nikah palsu
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan koordinasi dengan
instansi lintas sektoral/vertikal/dan lembaga
keagamaan terkait ada atau pencegahan pemalsuan
buku nikah yang dimasyarakat.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil koordinasi.
- Surat tugas atau surat pemberitahuan koordinasi.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Pertama: 0,060; Penghulu Ahli Muda: 0,120.
c) melakukan kegiatan koordinasi dengan instansi lintas
sektoral/vertikal/dan lembaga keagamaan tentang
pemalsuan data pernikahan
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan koordinasi dengan
instansi lintas sektoral/vertikal/dan lembaga
keagamaan tentang ada atau pencegahan terjadinya
pemalsuan data pernikahan.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil koordinasi.
- Surat tugas atau surat pemberitahuan koordinasi.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Madya: 0,180.
d) melakukan kegiatan koordinasi dengan instansi lintas
sektoral/vertikal/dan lembaga keagamaan tentang
kekerasan dalam rumah tangga
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan koordinasi dengan
instansi lintas sektoral/vertikal/dan lembaga
keagamaan atau menjadi pemateri pada forum ilmiah
yang membahas tentang ada atau pencegahan
kekerasan dalam rumah tangga.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil koordinasi atau
makalah.
- Surat tugas atau surat pemberitahuan koordinasi.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Utama: 0,240.
e) melakukan kegiatan koordinasi dengan instansi lintas
sektoral/vertikal/dan lembaga keagamaan tentang
pelaksanaan pernikahan yang tidak sesuai dengan hukum
pernikahan Islam (munakahat)
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah melakukan koordinasi dengan
instansi lintas sektoral/vertikal/dan lembaga
keagamaan tentang ada atau pencegahan terjadinya
penyimpangan pelaksanaan pernikahan.
(2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
- Laporan dalam bentuk surat hasil koordinasi.
- Surat tugas atau surat pemberitahuan koordinasi.
- Setiap satu laporan diberi angka kredit Penghulu
Ahli Utama: 0,240.
f) melakukan kajian pengembangan kepenghuluan nasional
(1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan ini adalah menyusun kajian pengembangan
regulasi perkawinan atau regulasi pembinaan
perkawinan atau regulasi jabatan fungsional penghulu
kemudian disampaikan kepada Direktur yang
membidangi kepenghuluan.
(2) Instrumen dan kreteria bukti fisik:
- Hasil kajian pengembangan kepenghuluan.
- Surat pengantar laporan hasil kajian.
- Setiap satu laporan hasil kajian diberi angka kredit
Penghulu Ahli Utama: 0,900.
e. Pengembangan Profesi
1) Deskripsi umum
Pola umum pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi
Penghulu adalah kegiatan penyusunan karya ilmiah dibidang
kepenghuluan dan hukum Islam baik yang berkaitan dengan
materi/substansi maupun metode dan teknis
pelaksanaan/penerapannya di lapangan, yang jenisnya dapat
berupa:
2) Deskripsi Khusus
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang teknis
penyusunan beberapa bentuk karya tulis ilmiah seperti yang
telah dijelaskan pada deskripsi umum di atas, berikut ini
disajikan deskripsi khusus masing-masing bentuk karya tulis
ilmiah tersebut.
Kegiatan penyusunan karya ilmiah dalam bentuk
penyusunan buku atau modul atau diktat atau makalah atau
artikel atau karya terjemahan/saduran pada prinsipnya
sama, yaitu menggunakan pola umum penulisan karya ilmiah
sebagaimana diterangkan dalam deskripsi umum penulisan
karya ilmiah di atas.
Perbedaannya hanya akan dapat dilihat, minimal dari 3 (tiga)
segi, yaitu: (a) Cakupan isi/materi; (b) Cara penerbitan; (c)
Cakupan peredaran, yang didapat digambarkan sebagai
berikut:
No Bentuk Jenis karya Cakupan dan teknis Angka
Cara penerbitan Cakupan peredaran
. karya ilmiah ilmiah penulisan isi/materi kredit
1. Buku/Modul 1.Karyatulis Cakupan utuh terhadap Dicetak, 1. Beredar/disajikan 12,5
ilmiah hasil suatu bidang/sub bidang diterbitkan, secara nasional.
penelitian. keilmuan tertentu. mendapat nomor
Teknis penulisan buku ISBN, dan diakui oleh 2. Beredar/disajikan 8,00
scr deskriptif dalam Balitbang dan Diklat secara
bentuk bab. Modul Kementerian Agama. terbatas/internal/
disajikan dalam tidak
pemenggalan materi dipublikasikan
untuk setiap pokok secara luas.
bahasan.
7,00
3. Karyatulis Terjemahan/saduran Dicetak, 1. Beredar/disajikan
ilmiah hasil kitab/buku bahasa asing diterbitkan, secara nasional.
terjemahan/ ke dalam bahasa mendapat nomor 3,00
saduran. Indonesia secara utuh. ISBN, dan diakui oleh 2. Beredar/disajikan
Balitbang dan Diklat secara terbatas/
Kementerian Agama. internal/tidak
dipublikasikan
secara luas.
2. 6,00
Diktat/
Makalah/ 1.Karyatulis Resensi buku/hasil 1. Ditulis dalam 1. Beredar/disajikan
Paper/Artikel ilmiah hasil penelitian yang cakupan majalah/surat secara nasional.
4,00
penelitian. materinya padat. kabar.
2. Beredar/disajikan
2. Disajikan dalam secara
forum ilmiah. terbatas/lokal.
4,00
2. Karyatulis
Tinjauan/ulasan 1. Beredar/disajikan
ilmiah 1. Artikel ditulis dalam
ilmiah terhadap suatu secara nasional.
berupa majalah/surat
tinjauan/ aspek keilmuan yang 3,50
berkaitan dengan bidang kabar.
ulasan 2. Beredar/disajikan
ilmiah. kepenghuluan dan
hukum Islam. 2. Diktat/makalah/ secara
Paper disajikan terbatas/lokal.
dalam forum ilmiah.
3,00
1. Beredar/disajikan
3. Karyatulis secara nasional.
Terjemahan/saduran Dicetak, diterbitkan, 1,50
ilmiah hasil
kitab/buku bahasa asing dan diakui oleh
terjemahan/ 2. Beredar/disajikan
ke dalam bahasa Balitbang dan Diklat
saduran. secara
Indonesia secara utuh. Kementerian Agama.
terbatas/internal/
tidak
dipublikasikan
secara luas.
3)
4) Instrumen dan kriteria bukti fisik
a) Penulisan karya ilmiah dapat dilakukan secara mandiri
oleh seorang Penghulu dan dapat juga dilakukan secara
bersama dalam bentuk tim yang terdiri dari beberapa
orang Penghulu dengan ketentuan pemberian angka
kredit didasarkan pada Pasal 26 Permenpan Nomor 9
Tahun 2019, yaitu untuk penulis utama memperoleh
60% dari nilai angka kredit yang ditetapkan dan untuk
semua penulis pembantu membagi rata nilai 40 % dari
angka kredit yang ditetapkan dengan ketentuan jumlah
penulis pembantu dibatasi sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
orang.
b) Bukti fisik adalah naskah asli/orsinil, dan khusus untuk:
(a) karya ilmiah dalam bentuk artikel yang ditulis dalam
majalah/surat kabar dengan mengirimkan asli
majalah/surat kabar tersebut; (b) diktat/makalah/paper
disahkan oleh penyelenggara forum ilmiah tersebut
beserta bukti surat undangan/sertifikat/keterangan dari
penyelenggara forum ilmiah dimana karya tulis ilmiah
tersebut disajikan.
Contoh:
1) Sub Unsur menyusun karya tulis/karya ilmiah di bidang
kepenghuluan dan hukum Islam.
a) membuat karya tulis/ilmiah/hasil
penelitian/pengkajian/survey/evaluasi dalam bidang
Kepenghuluan dan Hukum Islam yang dipublikasikan.
2. Unsur Penunjang
a) Sub unsur pengajar/pelatih di bidang kepenghuluan dan hukum
Islam
Mengajar atau melatih yang berkaitan dengan bidang
kepenghuluan dan hukum Islam.
1) Deskripsi kegiatan
Kegiatan Penghulu mengajar/melatih pada berbagai forum
seminar, lokakarya, pendidikan dan pelatihan/bimbingan
dalam bidang kepenghuluan dan Hukum Islam yang
dilakukan oleh lembaga pemerintah atau LSM.
2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
Surat tugas atau surat keterangan mengajar dari
penyelenggara pendidikan/pelatihan yang bersangkutan,
dengan kriteria:
Setiap kali mengajar/melatih selama 2 jam pelajaran @ 45
menit diberi angka kredit 0,040.
Contoh:
Imam Subakir, S.HI, Penghulu Muda, ditugaskan mengajar
mata pelatihan ”Hukum Munakahat” pada suatu diklat teknis
fungsional di Balai Diklat Jakarta sebanyak 4 jam pelajaran.
Dengan menunjukkan surat tugas mengajar dan surat
keterangan mengajar dari penyelenggara diklat (Balai Diklat
Jakarta), Imam Subakir, S.HI, mendapatkan angka kredit
sebesar (4/2) x 0,040 = 0,080.
b) Sub unsur peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di
bidang kepenghuluan dan hukum Islam.
1) Deskripsi kegiatan
Kegiatan Penghulu mengikuti sebagai peserta,
moderator/pembahas/narasumber, dan pemrasaran dalam
seminar/lokakarya/konfrensi baik dalam tingkat
kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional yang
membahas masalah yang berkaitan dengan bidang tugas
kepenghuluan dan hukum Islam.
2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
Fotokopi makalah sajian dan sertifikat/surat keterangan dari
penyelenggara seminar, dengan kriteria:
Sebagai peserta mendapat angka kredit 1,00;
Sebagai moderator/pembahas/narasumber mendapat angka
kredit 2,00;
Sebagai pemrasaran mendapat angka kredit 3,00.
Contoh:
Husni Mubarak, S.Th.I Penghulu Muda pada KUA Kecamatan
Batu Mandi Kabupaten Balangan Kalimantan Barat diundang
sebagai pemrasaran pada sebuah seminar nasional dengan
topik “Perubahan Paradigma Pelayanan Isbat Nikah” di UIN
Kalimantan Selatan. Dengan menunjukkan surat keterangan
dari penyelenggara seminar, Husni Mubarak, S.Th.I
memperoleh angka kredit sebesar 3,00.
Pada kesempatan lain, H. Saleh, S.Ag Penghulu Muda pada
KUA Kecamatan Jenamas Kabupaten Barito Selatan
Kalimantan Tengah diundang sebagai moderator pada
seminar internasional dibidang tugas kepenghuluan dan
hukum Islam di Bandung. Dengan menunjukkan surat
keterangan dari Panitia seminar tersebut, H. Saleh, S.Ag
mendapatkan angka kredit sebesar 2,00.
Sudirman, S.Ag. pada tahun 2019 diundang sebagai peserta
workshop di UIN Makasar, tentang “Akuntabilitas Pelayanan
Di Bidang Pembinaan Keluarga” di UIN Makasar. Pada tahun
2018, Sudirman, S.Ag. menghadiri Seminar ”Pelayanan KUA
Pada Masyarakat” di Jakarta. Apabila Sudirman, S.Ag. dapat
menunjukkan sertifikat sebagai peserta pada beberapa
seminar dan workshop tersebut, maka yang dapat diakui dan
mendapatkan angka kredit adalah sebesar 2 x 1,00 = 2,00,
yaitu angka kredit yang berasal dari 2 seminar pada 2019 dan
1 seminar pada 2018.
c) Sub unsur menjadi anggota dalam organisasi profesi Penghulu
(angka kredit 1,0 untuk pengurus aktif dan 0,75 untuk anggota
aktif per tahun, semua jenjang)
1) Deskripsi kegiatan:
Penghulu menjalankan tugas sebagai pengurus inti atau
anggota pengurus organisasi profesi dalam bidang pembinaan
dan pengembangan profesi kepenghuluan, antara lain APRI
(Asosiasi Penghulu Republik Indoensia) atau profesi hukum
Islam.
2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
Keputusan Pengurus Organisasi Profesi.
Penghulu yang menjadi pengurus aktif diberikan angka kredit
sebesar 1,00 setiap tahunnya.
Penghulu yang menjadi anggota pengurus aktif diberikan
angka kredit sebesar 0,75 setiap tahunnya.
Contoh:
Pada periode tahun 2019-2024, Zulfian, S.HI diangkat
menjadi Ketua APRI Kabupaten Bau-bau, maka pada saat
penilaian tahun 2021, Zulfian, S.HI memperoleh angka kredit
sebesar 1.
Apabila Zulfian, S.HI hanya sebagai anggota aktif pengurus
APRI (minimal memenuhi kewajiban sebagai sekjen, anggota,
dan menghadiri secara aktif kegiatan yang diselenggarakan
oleh Pokjahulu minimal 25 %), maka ia memperoleh angka
kredit 0,75.
d) Sub unsur menjadi anggota dalam tim penilai angka kredit
jabatan fungsional Penghulu (angka kredit 0,5. setiap satu tahun,
berlaku untuk semua jenjang)
1) Deskripsi kegiatan:
Penghulu yang menjadi anggota tim penilai angka kredit dan
aktif melakukan kegiatan penilaian, minimal dalam 2 (dua)
periode penilaian yang dibuktikan dengan surat keterangan
kegiatan APRI, Penghulu yang bersangkutan telah dapat
memperoleh angka kredit sebesar 0,5 untuk setiap tahun
masa keanggotaan.
2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
tentang pembentukan dan penetapan tim penilai angka
kredit.
Surat keterangan/surat penyataan dari ketua tim penilai
yang bersangkutan.
Contoh:
Muhlis Isini, S.Ag, Penghulu Muda, golongan ruang III/c di
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah,
diangkat menjadi Wakil Ketua merangkap anggota Tim Penilai
Propinsi dalam masa jabatan 2020 - 2025. Pada tahun 2021,
Muhlis Isini, S.Ag, mengajukan usulan kenaikan pangkat
menjadi Golongan Ruang III/d. Apabila Muhlis Isini, S.Ag,
memasukkan kegiatan keanggotaan Tim Penilai sebagai salah
kegiatan yang dinilai, maka yang bersangkutan mendapatkan
angka kredit sebesar 1 tahun x 0,5 = 0,5.
e) Sub unsur melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (angka
kredit 1,0. setiap satu tahun, berlaku untuk semua jenjang)
1) Deskripsi kegiatan
Penghulu yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat
sebagai pengurus lembaga keagamaan yang bergerak di
bidang dakwah dapat memperoleh angka kredit sebesar 1,0
untuk setiap tahun masa pengabdian.
2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
Surat Keputusan/Keterangan/Surat Pernyataan dari kepala
desa/lurah/tokoh/pemuka masyarakat.
Contoh:
Pada periode tahun 2018 s.d 2022, Husni, S.Ag, Penghulu
Pertama di KUA Kecamatan Belo Kabupaten Bima melakukan
kegiatan memberikan sosialisasi tentang pentingnya
pencatatan perkawinan pada masyarakat di lingkungan
Kecamatan Belo. Dengan menunjukkan surat keterangan dari
kepala desa/lurah/tokoh/pemuka masyarakat, maka pada
saat penilaian tahun 2021, Husni, S.Ag, memperoleh angka
kredit sebesar 2,0.
f) Sub unsur menjadi anggota delegasi dalam misi keagamaan
(berlaku untuk semua jenjang)
1) Deskripsi kegiatan:
Kegiatan Penghulu menjadi tim delegasi dalam misi
keagamaan (misi seni budaya keagamaan, konferensi
keagamaan, MTQ, perjalanan Haji, studi banding/muhibah
keagamaan) berdasarkan surat penugasan dari atasan
langsung/pimpinan instansi yang terkait.
2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
Keputusan tim delegasi dan/atau surat
keterangan/penugasan. Atasan langsung/pimpinan instansi
yang terkait, dengan kriteria sebagai berikut:
Ketua delegasi:
Tingkat internasional mendapat angka kredit 2,00.
Tingkat nasional/provinsi mendapat angka kredit 1,00.
Anggota delegasi:
Tingkat internasional mendapat angka kredit 1,00.
Tingkat nasional/provinsi mendapat angka kredit 0,50.
Contoh:
Chairul Wella S.Ag. Penghulu pada KUA Kecamatan
Nangapanda Kabuapten Ende, mendapatkan tugas dari
Menteri Agama untuk menjadi anggota tim delegasi dalam
rangka studi banding/muhibah keagamaan di Kuala Lumpur
Malaysia. Dengan menunjukkan SK anggota tim tersebut dan
surat penugasannya, Chairul Wella, S.Ag mendapatkan angka
kredit sebesar 2,00.
g) Sub unsur memperoleh penghargaan/tanda jasa di bidang Satya
Lencana Karya Satya (berlaku untuk semua jenjang)
1) Deskripsi kegiatan
Kegiatan Penghulu memperoleh tanda jasa Satya Lencana
Karya Satya, dan penghargaan lainnya (citra pelayanan
prima, Penghulu teladan, dan lain-lain).
2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
Fotokopi keputusan/keterangan/tanda jasa dari instansi
yang berwenang, dan disahkan oleh Kepala KUA, dengan
kriteria sebagai berikut:
Tanda jasa Satya Lencana Karya Satya 30 tahun atau
penghargaan lainnya tingkat nasional diberikan angka kredit
sebesar 3,00.
Tanda jasa Satya Lencana Karya Satya 20 tahun atau
penghargaan lainnya tingkat provinsi diberikan angka kredit
sebesar 2,00.
Tanda jasa Satya Lencana Karya Satya 10 tahun atau
penghargaan lainnya tingkat kabupaten/kota diberikan
angka kredit sebesar 1,00
Ketentuan perolehan angka kredit untuk Satya Lencana
Karya Satya mengikuti ketentuan ini, sedangkan perolehan
angka kredit untuk penghargaan lainnya dinilai pada tingkat
yang terakhir saja.
Contoh:
H. ADNAN YELIPELE, SHI., MA.Hk Penghulu Muda pada KUA
Kecamatan Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, Papua
telah mengabdi menjadi PNS selama 21 tahun. Untuk jasanya
tersebut, Drs. Johanes mendapatkan angka kredit sebesar
2,00.
h) Sub unsur memperoleh gelar kesarjanaan lainnya (berlaku untuk
semua jenjang)
1) Deskripsi kegiatan
Penghulu mengikuti pendidikan selain di bidang
syariah/hukum Islam dan memperoleh gelar kesarjanaan,
dengan angka kredit yang dapat diberikan untuk Doktor (S3)
sebesar 15,00; Master (S2) sebesar 10,00 dan Sarjana (S1)
sebesar 5,00.
Ditjen Bimas Islam atas nama Menteri Agama bekerja sama
dengan Ditjen Pendidikan Islam menetapkan jenis dan
kualifikasi pendidikan tertentu yang diperlukan sesuai
dengan bidang tugas Penghulu.
2) Instrumen dan kriteria bukti fisik:
Ijazah kesarjanaan yang telah dilegalisir instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Contoh:
Umar Rumanama, S.HI Penghulu di KUA Kecamatan
Bomberay, Kabupaten Fak-Fak Papua Barat mengikuti
pendidikan S2 Magister Pendidikan (MPd) pada sebuah
universitas. Karena yang bersangkutan memperoleh gelar S2
yang tidak sesuai dengan bidang tugas Penghulu, maka yang
bersangkutan hanya memperoleh angka kredit sebesar 10,00.
BAB V
SASARAN KERJA PEGAWAI, PENILAIAN KINERJA
DAN KONVERSI HASIL PENILAIAN KINERJA, SERTA SANKSI
Mohon tambahan
BAB VI
PENYELANGGARAAN UJI KOMPETENSI PENGHULU
E. Pelaporan
1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
menyampaikan laporan pelaksanaan Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Penghulu kepada Direktur Jenderal Bimas Islam
melalui Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah.
2. Direktur Jenderal Bimas Islam menetapkan laporan pelaksanaan
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Penghulu;
3. Tembusan penetapan laporan pelaksanaan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Penghulu serta laporan individunya
disampaikan kepada Kepala Biro Kepegawaian cq Kepala Bagian
yang membidangi uji kompetensi untuk diinput ke dalam database
pemetaan kompetensi Kementerian Agama;
4. Pelaporan disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
setelah pelaksanaan uji Kompetensi Jabatan Fungsional Penghulu.
BAB VII
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENGHULU
BAB VIII
PEJABAT YANG MENGUSULKAN ANGKA KREDIT DAN PEJABAT YANG
BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT
E. Tim Verifikasi
1. Untuk membantu kelancaran pelaksanan tugas penilai usul PAK,
pejabat yang berwenang menenetapkan angka kredit dapat
membentuk tim verifikasi.
2. Tim Verifikasi terdiri dari para pejabat teknis dan PNS di bidang
penghuluan dan/atau kepegawaian.
3. Proses Usul PAK Penghulu disampaikan setelah menurut
perhitungan sementara dari Tim Verifikasi dan dinyatakan layak
untuk diberikan kepada dewan penilai.
4. Dalam masa verifikasi DUPAK Penghulu, Tim Verifikasi dapat
melakukan Monitoring untuk mengkoordinasikan kepada
penghulu yang bersangkutan
5. Tim Verifikasi dapat memberitahukan kepada pengusul untuk
memenuhi kekurangan dokumen yang disyaratkan sebelum
kegiatan penilaian dilaksanakan. Tim verifikasi bertugas selama
tiga tahun.
BAB IX
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN
A. Kenaikan Pangkat
1. Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat bagi Penghulu
dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
serta mempertimbangkan:
a. paling singkat 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;
b. tidak ada keberatan secara tertulis dari pejabat yang berwenang
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir
d. memenuhi Angka Kredit Kumulatif yang ditentukan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; dan
e. Jumlah angka kredit kumulitif minimal yang harus dipenuhi oleh
setiap Penghulu untuk setiap kali kenaikan pangkat harus
berasal dari unsur utama sekurang-kurangnya 80 % dan unsur
penunjang sekurang-kurangnya 20 %.
2. Kenaikan pangkat PNS yang menduduki jabatan Penghulu Ahli
Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c untuk
menjadi Penghulu Ahli Utama, pangkat Pembina Utama Madya,
golongan ruang IV/d sampai dengan Penghulu Ahli Utama, pangkat
Pembina Utama, golongan ruang IV/e, ditetapkan dengan Keputusan
Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
3. Kenaikan pangkat PNS yang menduduki jabatan Penghulu Ahli
Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b untuk
menjadi pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara atas nama
Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
4. Kenaikan pangkat PNS yang menduduki jabatan Penghulu Ahli
Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a untuk menjadi
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b sampai dengan untuk
menjadi PenghuluAhli Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan
ruang IV/b ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pembina
Kepegawaian yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan
teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara/Kepala Kantor Regional
Badan Kepegawaian Negara.
5. Kenaikan pangkat bagi Penghulu dalam jenjang jabatan yang lebih
tinggi dapat dipertimbangkan jika kenaikan jabatannya telah
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
6. Penghulu yang memiliki Angka Kredit melebihi Angka Kredit yang
ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan
Angka Kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan
pangkat berikutnya.
7. Penghulu pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihi Angka
Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dalam masa
pangkat yang diduduki, pada tahun berikutnya diwajibkan
mengumpulkan paling kurang 20% (dua puluh persen) Angka Kredit
dari jumlah Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan Penghulu.
B. Kenaikan Jabatan
1. Persyaratan dan mekanisme kenaikan jabatan bagi Penghulu
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
serta mempertimbangkan:
a. Telah memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk
kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi.
b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir
c. Tidak ada keberatan secara tertulis dari pejabat yang berwenang.
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
e. Telah mengikuti dan lulus uji kompetensi.
f. Jumlah angka kredit kumulitif minimal yang harus dipenuhi oleh
setiap Penghulu untuk setiap kali kenaikan jabatan harus
berasal dari unsur utama sekurang-kurangnya 80 % dan unsur
penunjang sekurang-kurangnya 20 %.
2. Kenaikan jabatan dari Penghulu Ahli Pertama sampai dengan
menjadi Penghulu Ahli Madya ditetapkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian.
3. Kenaikan jabatan dari Penghulu Ahli Madya menjadi Penghulu Ahli
Utama ditetapkan oleh Presiden setelah mendapat pertimbangan
teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara.
4. Penghulu Ahli Muda yang akan naik jenjang jabatan setingkat lebih
tinggi menjadi Penghulu Ahli Madya wajib mengumpulkan sebanyak
6 (enam) Angka Kredit yang berasal dari sub unsur pengembangan
profesi.
5. Penghulu Ahli Madya yang akan naik jabatan menjadi Penghulu Ahli
Utama wajib mengumpulkan sebanyak 12 (dua belas)Angka Kredit
yang berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
6. Angka Kredit dari sub unsur pengembangan profesi yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan masing-masing sebagaimana
dimaksud pada ayat(4) dan ayat (5) tidak bersifat kumulatif dari
perolehan Angka Kredit pada jenjang jabatan sebelumnya.
7. Penghulu yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi namun belum tersedia lowongan
jabatan, wajib memenuhi Angka Kredit 80% (delapan puluh persen)
dari target kinerja setiap tahun pada jenjang jabatan yang diduduki,
paling sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Penghulu Ahli Pertama;
b. 20 (dua puluh) untuk Penghulu Ahli Muda; dan
c. 30 (tiga puluh) untuk Penghulu Ahli Madya.
8. Penghulu Ahli Utama yang menduduki pangkat tertinggi dari
jabatannya, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib
mengumpulkan paling sedikit 25 (dua puluh lima) Angka Kredit dari
kegiatan tugas jabatan, dan pengembangan profesi.
9. Penghulu pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihi Angka
Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dalam masa
pangkat yang diduduki, pada tahun berikutnya diwajibkan
mengumpulkan paling kurang 20% (dua puluh persen) Angka Kredit
dari jumlah Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan
jabatan setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan Penghulu.
10. Penghulu yang memiliki Angka Kredit melebihi Angka Kredit yang
ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi, kelebihan
Angka Kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan
berikutnya.
BAB X
TATA CARA PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
BAB XI
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI
BAB XII
PEMBERHENTIAN, PENGANGKATAN KEMBALI DAN MUTASI
A. Pemberhentian
B. Pengangkatan Kembali
1. Penghulu yang diberhentikan karena alas an sebagaimana disebut
huruf A angka 1 huruf b, c, d, dan e, dapat diangkat kembali
dengan mempertimbangkan ketersedian formasi Jabatan
Fungsional Penghulu
2. Pengangkatan kembali tidak perlu dilakukan uji kompetensi;
3. Pengangkatan kembali menggunakan angka kredit terakhir yang
dimiliki dan dapat ditambah dengan angka kredit dari
pengembangan profesi
C. Mutasi
1. Perpindahan Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Pertama dan Ahli
Muda dalam 1 kabupaten/kota dilakukan oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama kabupaten/kota atas pertimbangan kepala
seksi yang membidangi kepenghuluan;
2. Perpindahan Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Pertama dan Ahli
Muda antar kabupaten/kota dilakukan oleh Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama provinsi atas pertimbangan kepala
bidang yang membidangi kepenghuluan;
3. Perpindahan Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Madya dalam 1
provinsi dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi atas pertimbangan kepala bidang yang
membidangi kepenghuluan;
4. Perpindahan Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Madya antar
provinsi dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama
atas pertimbangan Direktur yang membidangi Kepenghuluan;
5. Perpindahan Jabatan Fungsional Penghulu Ahli Utama dilakukan
oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama atas pertimbangan
Direktur yang membidangi Kepenghuluan.
BAB XIII
PENETAPAN DAERAH TIPOLOGI D1 DAN TIPOLOGI D2
BAB XIV
KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal