Anda di halaman 1dari 128

SALINAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK


INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2022 TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa untuk pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melakukan pengelolaan perkembangan kependudukan, pembangunan keluarga, dan
keluarga berencana, perlu ditetapkan Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana;
b. bahwa Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
21 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga
Berencana sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan peraturan perundang-undangan
sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang
Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana;
Mengingat: 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477);
5. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 240);
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2021 tentang Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 126);
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 834);
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 60 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 1249) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 39 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2021 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 753);
Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 753);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA.

BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS,
dan pembinaan manajemen PNS di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
5. Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melaksanakan pengelolaan perkembangan kependudukan, pembangunan keluarga,
dan keluarga berencana.
6. Pejabat Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut
Penyuluh KB adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
secara penuh untuk melaksanakan pengelolaan perkembangan
kependudukan, pembangunan keluarga, dan keluarga berencana.
7. Perkembangan Kependudukan adalah kondisi yang berhubungan dengan
perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan
dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
8. Pembangunan Keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
9. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
10. Pengelolaan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga, dan Keluarga Berencana adalah kegiatan yang meliputi
penyuluhan, pelayanan, penggerakan, dan pengembangan dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
11. Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian komunikasi, informasi dan
edukasi tentang Program dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku individu, keluarga dan/atau masyarakat.
12. Pelayanan adalah kegiatan pelayanan dan fasilitasi program untuk
memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan/atau masyarakat dalam
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
13. Penggerakan adalah kegiatan pengelolaan sumber daya yang ada untuk
mencapai tujuan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas melalui program Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
14. Pengembangan adalah proses meningkatkan atau menciptakan produk
konseptual secara sistematis dan bertahap untuk mencapai model dalam
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
15. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja
dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS di setiap tahun.
16. Angka Kredit adalah satuan nilai dari uraian kegiatan dan/atau akumulasi
nilai dari uraian kegiatan yang harus dicapai oleh Penyuluh KB dalam rangka pembinaan
karier yang bersangkutan.
17. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai Angka Kredit minimal yang
harus dicapai oleh Penyuluh KB sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat
dan/atau jabatan.
18. Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disingkat PAK adalah hasil penilaian
yang diberikan berdasarkan Angka Kredit untuk pengangkatan atau kenaikan
pangkat dan/atau jabatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
19. Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang selanjutnya
disebut Tim Penilai adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat
yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit dan bertugas
mengevaluasi keselarasan hasil kerja dengan tugas yang disusun dalam SKP
serta menilai capaian kinerja Penyuluh KB dalam bentuk Angka Kredit.
20. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang selanjutnya
disebut Standar Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang diperlukan seorang Penyuluh KB dalam melaksanakan tugas jabatan.
21. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran dan penilaian terhadap kompetensi
teknis, manajerial, dan sosial kultural dari Penyuluh KB dalam melaksanakan
tugas dan fungsi dalam jabatan.
22. Hasil Kerja adalah unsur kegiatan utama yang harus dicapai oleh Penyuluh
KB sebagai prasyarat menduduki setiap jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
23. Hasil Kerja Minimal adalah unsur kegiatan utama yang harus dicapai
minimal oleh Penyuluh KB sebagai prasyarat pencapaian hasil kerja setiap
jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
24. Karya Tulis/Karya Ilmiah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan,
dan hasil kajian atau penelitian yang disusun oleh Penyuluh KB baik perorangan
atau kelompok di bidang Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga, dan Keluarga Berencana.
25. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang
selanjutnya disebut Instansi Pembina adalah lembaga pemerintahan
nonkementerian yang melaksanakan
23. Hasil Kerja Minimal adalah unsur kegiatan utama yang harus dicapai
minimal oleh Penyuluh KB sebagai prasyarat pencapaian hasil kerja setiap
jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
24. Karya Tulis/Karya Ilmiah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan,
dan hasil kajian atau penelitian yang disusun oleh Penyuluh KB baik perorangan
atau kelompok di bidang Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga, dan Keluarga Berencana.
25. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang
selanjutnya disebut Instansi Pembina adalah lembaga pemerintahan
nonkementerian yang melaksanakan

urusan pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan


keluarga berencana.
26. Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Indonesia yang selanjutnya disebut
IPeKB Indonesia adalah organisasi profesi bagi Penyuluh Keluarga Berencana dan
Petugas Lapangan Keluarga Berencana.
27. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
aparatur negara.

BAB II
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, DAN KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN

Bagian Kesatu Kedudukan dan Tanggung Jawab


Pasal 2
(1) Penyuluh KB berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di
bidang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
dan Keluarga Berencana pada Instansi Pembina dan Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
(2) Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi
madya, pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau pejabat
pengawas yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Penyuluh KB.
(3) Kedudukan Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dalam peta jabatan berdasarkan analisis tugas dan fungsi unit kerja, analisis
jabatan, dan analisis beban kerja dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 3
Jabatan Fungsional Penyuluh KB merupakan jabatan karier PNS.

Bagian Kedua Klasifikasi/Rumpun Jabatan


Pasal 4
Jabatan Fungsional Penyuluh KB termasuk dalam klasifikasi/rumpun
ilmu sosial dan yang berkaitan.

BAB III
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KB

Pasal 5
(1) Jabatan Fungsional Penyuluh KB merupakan Jabatan Fungsional kategori
keahlian.
(2) Jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Penyuluh KB Ahli Pertama;

b. Penyuluh KB Ahli Muda;


c. Penyuluh KB Ahli Madya; dan
d. Penyuluh KB Ahli Utama.
(3) Jenjang pangkat Jabatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III sampai dengan Lampiran V
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB IV
TUGAS JABATAN, UNSUR DAN SUBUNSUR KEGIATAN, URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN, DAN HASIL
KERJA
Bagian Kesatu Tugas Jabatan
Pasal 6
Tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB yaitu melakukan Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
Bagian Kedua
Unsur dan Subunsur Kegiatan

Pasal 7
(1) Unsur kegiatan dari tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 yang dapat dinilai Angka Kredit nya terdiri atas:
a. Penyuluhan;
b. Pelayanan;
c. Penggerakan; dan
d. Pengembangan.
(2) Subunsur dari unsur kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. Penyuluhan meliputi:
1. komunikasi, informasi dan edukasi; dan
2. analisis Penyuluhan;
b. Pelayanan meliputi:
1. fasilitasi Pelayanan; dan
2. analisis Pelayanan;
c. Penggerakan meliputi:
1. advokasi ke pemangku kebijakan dan mitra terkait;
2. analisis advokasi;
3. kemitraan; dan
4. analisis kemitraan; dan
d. Pengembangan meliputi:
1. Pengembangan model Penyuluhan;
2. Pengembangan model Pelayanan; dan
3. Pengembangan model Penggerakan.

Bagian Ketiga
Uraian Kegiatan sesuai Jenjang Jabatan
Pasal 8
(1) Uraian kegiatan Jabatan Fungsional Penyuluh KB sesuai dengan jenjang
jabatan ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut:
a. Penyuluh KB Ahli Pertama, meliputi:
1. melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi melalui media sosial berbentuk
tulisan, gambar, infografis, video, atau audio;
2. melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi melalui media massa dalam
bentuk tulisan, gambar, infografis, video, atau audio;
3. menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi Penyuluhan;
4. melakukan konseling secara perorangan terkait Keluarga Berencana dan
kesehatan reproduksi;
5. menganalisis dan mengevaluasi pasca pelayanan nonmetode
kontrasepsi jangka panjang;
6. melakukan pelayanan rujukan terkait komplikasi dan kegagalan;
7. menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi Pelayanan;
8. menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan advokasi
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
9. menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi dalam kegiatan kemitraan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
10. mengembangkan materi komunikasi, informasi, dan edukasi;
11. menyusun profil keluarga, profil kelompok kegiatan, atau profil setara
kelompok kegiatan;
12. menyusun materi konseling berbasis teknologi informasi; dan
13. menyusun dan/atau mengembangkan materi kebijakan Penggerakan;
b. Penyuluh KB Ahli Muda, meliputi:
1. melakukan pemantauan dan evaluasi Penyuluhan;
2. melakukan konseling secara kelompok terkait Keluarga Berencana dan
kesehatan reproduksi;
3. melakukan konseling terkait komplikasi dan kegagalan di fasilitas kesehatan;
4. menganalisis dan mengevaluasi pasca pelayanan metode kontrasepsi
jangka panjang;
5. melakukan peningkatan kapasitas institusi masyarakat
pedesaan/perkotaan, pembantu pembina Keluarga Berencana desa, sub
pembantu pembina Keluarga Berencana desa,
kelompok Keluarga Berencana, kader kelompok kegiatan, dan/atau setara
kelompok kegiatan;
6. melakukan pemantauan dan evaluasi Pelayanan;
7. melakukan pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan advokasi
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
Berencana;
8. melakukan kemitraan dengan tokoh formal/informal di
tingkat kabupaten/kota;
9. melakukan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat
kabupaten/kota;
10. melakukan pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan kemitraan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
Berencana;
11. mengembangkan model Penyuluhan;
12. mengembangkan media komunikasi, informasi dan edukasi berbasis
teknologi informasi;
13. menganalisis hasil pendataan keluarga;
14. mengembangkan model pelayanan Keluarga Berencana; dan
15. membuat inovasi model Penggerakan;
c. Penyuluh KB Ahli Madya, meliputi:
1. melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana melalui
media massa atau media sosial berbentuk siaran langsung;
2. mempromosikan Perkembangan Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana secara lokal atau regional;
3. menganalisis dan merancang strategi Penyuluhan;
4. memfasilitasi pelayanan kelompok kegiatan bina keluarga balita
holistik integratif;
5. membentuk kelompok kegiatan percontohan dalam Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
6. menganalisis dan merancang strategi Pelayanan;
7. mengadvokasi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga, dan Keluarga Berencana kepada mitra terkait;
8. menganalisis dan merancang strategi kegiatan advokasi
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
Keluarga Berencana;
9. melakukan kemitraan dengan tokoh formal/informal di
tingkat provinsi;
10. melakukan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat
provinsi;
11. menganalisis dan merancang strategi kegiatan kemitraan
Perkembangan Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
12. menyusun rekomendasi hasil analisis pengembangan model
Penyuluhan;
13. menyusun rekomendasi hasil analisis pengembangan model
Pelayanan; dan
14. menyusun rekomendasi hasil analisis pengembangan model
Penggerakan; dan
d. Penyuluh KB Ahli Utama, meliputi:
1. mempromosikan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga, dan Keluarga Berencana secara nasional;
2. melakukan diseminasi data capaian Perkembangan Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
3. mengadvokasi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
dan Keluarga Berencana kepada pemangku kepentingan;
4. melakukan kemitraan dengan tokoh formal/ informal di tingkat nasional atau
internasional;
5. melakukan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat
nasional atau internasional;
6. mengembangkan model kegiatan program strategis;
7. mengembangkan strategi pemberdayaan masyarakat;
8. mengembangkan inovasi model konseling berbasis teknologi informasi;
9. menyusun grand design Pembangunan Kependudukan di tingkat
provinsi/nasional dengan melibatkan mitra;
10. mengembangkan strategi percepatan pelaksanaan Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana; dan
11. merancang strategi kebijakan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga, dan Keluarga Berencana.
(2) Penyuluh KB yang melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan nilai Angka Kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian uraian kegiatan masing-masing
jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam peraturan badan yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.
I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian uraian kegiatan masing-masing
jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dalam peraturan badan yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.

Bagian Keempat Hasil Kerja


Pasal 9
Hasil Kerja tugas jabatan bagi Jabatan Fungsional Penyuluh KB sesuai dengan jenjang
jabatannya adalah sebagai berikut:
a. Penyuluh KB Ahli Pertama, meliputi:
1. dokumen hasil komunikasi, informasi, dan edukasi melalui media sosial
berbentuk tulisan, gambar, infografis, video, atau audio;
2. dokumen hasil komunikasi, informasi, dan edukasi melalui media massa dalam
bentuk tulisan, gambar, infografis, video, atau audio;
3. dokumen penyusunan instrumen pemantauan dan evaluasi Penyuluhan;
4. laporan kegiatan konseling secara perorangan terkait Keluarga Berencana dan
kesehatan reproduksi;
5. dokumen hasil analisis dan evaluasi pasca pelayanan nonmetode kontrasepsi
jangka panjang;
6. dokumen hasil pelayanan rujukan komplikasi dan kegagalan;
7. dokumen instrumen pemantauan dan evaluasi Pelayanan;
8. dokumen instrumen pemantauan dan evaluasi advokasi
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
Berencana;
9. dokumen penyusunan instrumen pemantauan dan evaluasi dalam kegiatan
kemitraan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
Keluarga Berencana;
10. dokumen pengembangan materi komunikasi, informasi, dan edukasi;
11. dokumen profil keluarga, profil kelompok kegiatan, atau profil setara kelompok
kegiatan;
12. dokumen materi konseling berbasis teknologi informasi; dan
13. dokumen materi kebijakan Penggerakan;
b. Penyuluh KB Ahli Muda, meliputi:
1. laporan pemantauan dan evaluasi Penyuluhan;
2. laporan kegiatan konseling secara kelompok terkait Keluarga Berencana dan
kesehatan reproduksi;
3. laporan konseling terkait komplikasi dan kegagalan di fasilitas kesehatan;
4. dokumen hasil analisis dan evaluasi pasca pelayanan metode kontrasepsi jangka
panjang;
5. laporan hasil peningkatan kapasitas institusi masyarakat
pedesaan/perkotaan, pembantu pembina Keluarga Berencana desa, sub
pembantu pembina Keluarga Berencana desa, kelompok Keluarga
Berencana, kader kelompok kegiatan, dan/atau setara kelompok kegiatan;
6. laporan pemantauan dan evaluasi Pelayanan;
7. laporan pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan advokasi
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
Berencana;
8. laporan kemitraan dengan tokoh formal/informal di tingkat kabupaten/kota;
9. laporan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat kabupaten/kota;
10. laporan pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan kemitraan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
11. dokumen pengembangan model Penyuluhan;
12. dokumen pengembangan media komunikasi, informasi, dan edukasi
berbasis teknologi informasi;
13. dokumen hasil analisis pendataan keluarga;
14. dokumen pengembangan model pelayanan Keluarga Berencana; dan
15. dokumen inovasi model Penggerakan;
c. Penyuluh KB Ahli Madya, meliputi:
1. dokumen hasil komunikasi, informasi, dan edukasi Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana melalui
media massa atau media sosial berbentuk siaran langsung;
2. dokumen promosi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
dan Keluarga Berencana secara lokal atau regional;
3. dokumen hasil analisis dan rancangan strategi Penyuluhan;
4. laporan fasilitasi pelayanan kelompok kegiatan bina keluarga balita holistik
integratif;
5. dokumen pembentukan kelompok kegiatan percontohan dalam
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
6. dokumen hasil analisis dan rancangan strategi Pelayanan;
7. dokumen pelaksanaan advokasi Perkembangan Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana kepada mitra terkait;
8. dokumen hasil analisis dan rancangan strategis kegiatan advokasi
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
9. laporan kemitraan dengan tokoh formal/informal di tingkat provinsi;
10. laporan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat provinsi;
11. dokumen hasil analisis dan rancangan strategi kegiatan kemitraan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
12. dokumen rekomendasi hasil analisis pengembangan model Penyuluhan;
13. dokumen rekomendasi hasil analisis pengembangan model Pelayanan; dan
14. dokumen rekomendasi hasil analisis pengembangan model Penggerakan; dan
d. Penyuluh KB Ahli Utama, meliputi:
1. dokumen promosi Perkembangan Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana secara nasional;
2. dokumen hasil diseminasi data capaian Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
3. dokumen pelaksanaan advokasi Perkembangan Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana kepada pemangku
kepentingan;
4. laporan kemitraan dengan tokoh formal/informal di tingkat nasional atau
internasional;
5. laporan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat nasional atau
internasional;
6. dokumen pengembangan model kegiatan program strategis;
7. dokumen pengembangan strategi pemberdayaan masyarakat;
8. dokumen pengembangan inovasi model konseling berbasis teknologi
informasi;
9. dokumen grand design Pembangunan Kependudukan di tingkat
provinsi/nasional dengan melibatkan mitra;
10. dokumen pengembangan strategi percepatan pelaksanaan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
Berencana; dan
11. dokumen rancangan strategi kebijakan Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.

Pasal 10
Dalam hal unit kerja tidak terdapat Penyuluh KB yang sesuai dengan jenjang
jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1), Penyuluh KB yang berada 1 (satu) tingkat di atas atau 1 (satu) tingkat di
bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan
penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 11
(1) Penilaian Angka Kredit atas hasil penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10 ditetapkan sebagai berikut:
a. Penyuluh KB yang melaksanakan tugas penyuluhan program pembangunan
keluarga, keluarga berencana dan kependudukan yang berada 1 (satu) tingkat di atas
jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan 80% (delapan puluh
persen) dari Angka Kredit setiap kegiatan; dan
b. Penyuluh KB yang melaksanakan tugas penyuluhan program pembangunan
keluarga, keluarga berencana dan kependudukan yang berada 1 (satu) tingkat di
bawah jenjang jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan 100%
(seratus persen) dari Angka Kredit setiap kegiatan.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB V PENGANGKATAN DALAM JABATAN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 12
Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
KB yaitu pejabat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13
Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB dapat dilakukan melalui:
a. pengangkatan pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain; atau
c. promosi.

Bagian Kedua Pengangkatan Pertama


Pasal 14
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB melalui pengangkatan
pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat di bidang ilmu
komunikasi, komunikasi hubungan masyarakat, komunikasi massa,
komunikasi pembangunan, komunikasi penyiaran Islam, ilmu kesejahteraan sosial,
pembangunan sosial, teknologi informasi, ilmu desain, ilmu desain terapan, ilmu
multimedia, desain komunikasi visual, ilmu komputer dan informatika,
sosiologi, sosiologi pedesaan, ilmu antropologi, antropologi sosial, ilmu sains
politik, ilmu sosiatri, ilmu kependudukan, demografi, ilmu administrasi niaga, ilmu
administrasi negara, ilmu administrasi publik, ilmu pembangunan, ilmu kesehatan,
ilmu kesehatan masyarakat, ilmu kesehatan lingkungan, ilmu pemerintahan,
ilmu ekonomi manajemen, ilmu ekonomi, ekonomi pembangunan, ekonomi
sumber daya, ilmu manajemen, ilmu manajemen pemasaran,
manajemen media dan komunikasi, manajemen komunikasi, administrasi bisnis,
manajemen bisnis, ilmu akuntansi, kebijakan publik, studi
pembangunan, ilmu perencanaan wilayah, ilmu perencanaan wilayah dan
pedesaan, ilmu perencanaan wilayah dan kota, psikologi umum, ilmu keluarga,
ilmu pendidikan lingkungan, ilmu pendidikan bimbingan dan
konseling, ilmu pendidikan nonformal, ilmu pendidikan masyarakat,
ilmu pendidikan anak usia dini, pendidikan agama, ilmu agama, ilmu kebidanan, ilmu
keperawatan, ilmu kedokteran, ilmu gizi, ilmu gizi masyarakat, ilmu hukum, ilmu
biologi, statistika terapan, ilmu geografi, atau pertanian; dan
e. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
(2) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan kebutuhan Jabatan
Fungsional Penyuluh KB dari calon PNS.
(3) Calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah diangkat sebagai
PNS, paling lama 1 (satu) tahun harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
KB.
(4) PNS yang telah diangkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 3 (tiga) tahun setelah diangkat
wajib mengikuti dan lulus pelatihan fungsional Penyuluh KB.
(5) Penyuluh KB yang belum mengikuti dan/atau tidak lulus pelatihan fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak diberikan kenaikan jenjang satu tingkat
diatasnya.
(6) Angka Kredit untuk pengangkatan pertama dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
KB dinilai dan ditetapkan pada saat mulai melaksanakan tugas Jabatan Fungsional
Penyuluh KB.

Bagian Ketiga Perpindahan dari Jabatan Lain


Pasal 15
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB melalui perpindahan
dari jabatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah:
1. sarjana atau diploma empat untuk Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli
Pertama sampai dengan Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli Madya dengan
kualifikasi pendidikan di bidang ilmu komunikasi, komunikasi hubungan
masyarakat, komunikasi massa, komunikasi pembangunan, komunikasi penyiaran
Islam, ilmu kesejahteraan sosial, pembangunan sosial, teknologi informasi,
ilmu desain, ilmu desain terapan, ilmu multimedia, desain komunikasi visual,
ilmu komputer dan informatika, sosiologi, sosiologi pedesaan, ilmu antropologi,
antropologi sosial, ilmu sains politik, ilmu sosiatri, ilmu kependudukan,
demografi, ilmu administrasi niaga, ilmu administrasi negara, ilmu
administrasi publik, ilmu pembangunan, ilmu kesehatan, ilmu kesehatan
masyarakat, ilmu
kesehatan lingkungan, ilmu pemerintahan, ilmu ekonomi manajemen, ilmu
ekonomi, ekonomi pembangunan, ekonomi sumber daya, ilmu
manajemen, ilmu manajemen pemasaran, manajemen media dan
komunikasi, manajemen komunikasi, administrasi bisnis, manajemen bisnis,
ilmu akuntansi, kebijakan publik, studi pembangunan, ilmu perencanaan
wilayah, ilmu perencanaan wilayah dan pedesaan, ilmu perencanaan
wilayah dan kota, psikologi umum, ilmu keluarga, ilmu pendidikan lingkungan,
ilmu pendidikan bimbingan dan konseling, ilmu pendidikan
nonformal, ilmu pendidikan masyarakat, ilmu pendidikan anak usia
dini, pendidikan agama, ilmu agama, ilmu kebidanan, ilmu keperawatan, ilmu
kedokteran, ilmu gizi, ilmu gizi masyarakat, ilmu hukum, ilmu biologi,
statistika terapan, ilmu geografi, pertanian, atau bidang kualifikasi pendidikan
lain yang relevan yang ditetapkan oleh Instansi Pembina; dan
2. magister untuk Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli Utama dengan
kualifikasi pendidikan di bidang ilmu komunikasi, pembangunan sosial,
teknologi informasi, sosiologi, ilmu antropologi, ilmu kependudukan, ilmu
administrasi publik, ilmu pembangunan, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu
kesehatan lingkungan, ilmu pemerintahan, ilmu ekonomi, ekonomi
pembangunan, ekonomi sumber daya, ilmu manajemen, kebijakan publik, studi
pembangunan, psikologi, ilmu keluarga, ilmu agama, ilmu kebidanan, ilmu
kedokteran, ilmu gizi, ilmu gizi masyarakat, ilmu hukum, atau kualifikasi
pendidikan lain yang relevan yang ditetapkan oleh Instansi Pembina;
e. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi
yang telah disusun oleh Instansi Pembina;
f. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
Berencana paling singkat 2 (dua) tahun;
g. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir; dan
h. berusia paling tinggi:
1. 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan
Fungsional Penyuluh KB Ahli Pertama dan Jabatan Fungsional Penyuluh KB
Ahli Muda;
2. 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan
Fungsional Penyuluh KB Ahli Madya;
3. 60 (enam puluh) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan
Fungsional Penyuluh KB
Ahli Utama untuk PNS yang telah menduduki jabatan pimpinan tinggi; dan
4. 63 (enam puluh tiga) tahun bagi yang akan Jabatan Fungsional Penyuluh
KB Ahli Utama untuk PNS yang telah menduduki Jabatan Fungsional Ahli
Utama lain.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan ketersediaan
lowongan kebutuhan untuk jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang akan
diduduki.
(3) Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
sama dengan pangkat yang dimiliki dan jenjang jabatan yang ditetapkan sesuai
dengan jumlah Angka Kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang memiliki
kewenangan menetapkan Angka Kredit.
(4) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinilai dan ditetapkan
dari tugas jabatan dengan mempertimbangkan pengalaman dalam
pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
(5) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli Utama dari
pejabat fungsional ahli utama lain harus mempertimbangkan ketersediaan
lowongan kebutuhan untuk Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli Utama yang akan
diduduki dan mendapat persetujuan dari Menteri.

Bagian Ketiga Promosi

Pasal 16
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf c ditetapkan berdasarkan kriteria:
a. termasuk dalam kelompok rencana suksesi;
b. menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi instansi dan kepentingan
nasional, dan diakui oleh lembaga pemerintah terkait bidang inovasinya; dan
c. memenuhi Standar Kompetensi jenjang jabatan yang akan diduduki.
Pasal 17
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c dilaksanakan dalam hal:
a. PNS yang belum menduduki Jabatan Fungsional Penyuluh KB; atau
b. kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB 1 (satu) tingkat lebih tinggi.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai Standar Kompetensi yang telah
disusun oleh Instansi Pembina;
b. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

c. memiliki rekam jejak yang baik;


d. tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik profesi PNS; dan
e. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan ketersediaan
lowongan kebutuhan untuk jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang akan
diduduki.
(4) Angka Kredit untuk pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
KB melalui promosi dinilai dan ditetapkan dari tugas Jabatan Fungsional Penyuluh
KB.
(5) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI
Pasal 18
(1) Setiap PNS yang diangkat menjadi Jabatan Fungsional Penyuluh KB harus
dilantik dan diambil sumpah/janji menurut agama atau kepercayaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB VII PENILAIAN KINERJA
Bagian Kesatu Umum

Pasal 19
(1) Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Penyuluh KB bertujuan untuk
menjamin objektivitas pembinaan yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem
karier.
(2) Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Penyuluh KB dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi dengan memperhatikan target, capaian, hasil dan manfaat yang dicapai,
serta perilaku PNS.
(3) Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Penyuluh KB dilakukan secara
objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 20
Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 meliputi:
a. SKP; dan
b. perilaku kerja.

Bagian Kedua SKP

Paragraf 1 Umum

Pasal 21
(1) Penyuluh KB wajib menyusun SKP setiap awal tahun.
(2) SKP merupakan target kinerja Penyuluh KB berdasarkan penetapan target
kinerja unit kerja yang bersangkutan.
(3) SKP untuk setiap jenjang jabatan diambil dari uraian kegiatan tugas
jabatan sebagai turunan dari penetapan target kinerja unit kerja.

Pasal 22
(1) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat
(2) terdiri atas kinerja utama berupa target Angka Kredit dan/atau kinerja
tambahan berupa tugas tambahan.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan dalam
bentuk butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
pimpinan unit kerja berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 23
(1) Target Angka Kredit dan dan tugas tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 ayat (1) sebagai dasar untuk penyusunan, penetapan, dan penilaian SKP.
(2) SKP yang disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
persetujuan dan ditetapkan oleh atasan langsung.
(3) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Hasil penilaian SKP Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan sebagai capaian SKP.

Paragraf 2 Target Angka Kredit

Pasal 24
(1) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 ayat (1) bagi Penyuluh KB setiap tahun ditetapkan paling sedikit:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Penyuluh KB Ahli Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Penyuluh KB Ahli Muda;
c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Penyuluh KB Ahli Madya; dan
d. 50 (lima puluh) untuk Penyuluh KB Ahli Utama.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d tidak
berlaku bagi Penyuluh KB Ahli Utama yang

memiliki pangkat tertinggi dalam jenjang jabatan yang didudukinya.


(3) Selain target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
Penyuluh KB wajib memperoleh Hasil Kerja Minimal untuk setiap periode.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghitungan target Angka Kredit dan
Hasil Kerja Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
peraturan badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana.
Paragraf 3
Angka Kredit Pemeliharaan
Pasal 25
(1) Penyuluh KB yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat
lebih tinggi tetapi belum tersedia lowongan kebutuhan pada jenjang jabatan yang
akan diduduki, setiap tahun harus memenuhi target Angka Kredit paling sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Penyuluh KB Ahli Pertama;
b. 20 (dua puluh) untuk Penyuluh KB Ahli Muda; dan
c. 30 (tiga puluh) untuk Penyuluh KB Ahli Madya.
(2) Penyuluh KB Ahli Utama yang menduduki pangkat tertinggi dari
jabatannya, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling
sedikit 25 (dua puluh lima) Angka Kredit.

Bagian Ketiga Perilaku Kerja

Pasal 26
Perilaku kerja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b ditetapkan berdasarkan standar
perilaku kerja dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB dan dinilai sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB VIII
TATA CARA PENILAIAN DAN PAK
Bagian Kesatu Penilaian dan PAK

Pasal 27
(1) Capaian SKP Penyuluh KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)
disampaikan kepada Tim Penilai untuk dilakukan penilaian sebagai capaian Angka
Kredit.
(2) Capaian Angka Kredit Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan paling tinggi 150% (seratus lima puluh persen) dari target Angka
Kredit minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.
(3) Dalam hal telah terpenuhinya Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan pangkat dan/atau jabatan, capaian Angka Kredit Penyuluh KB
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diusulkan kepada pejabat yang memiliki kewenangan
menetapkan Angka Kredit untuk ditetapkan dalam PAK.
(4) PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai dasar
kenaikan pangkat dan/atau jabatan setingkat lebih tinggi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III sampai dengan Lampiran V yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 28
(1) Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja, Penyuluh KB
mendokumentasikan Hasil Kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang
ditetapkan setiap tahunnya.
(2) Tim Penilai dapat meminta laporan pelaksanaan kegiatan dan bukti fisik Hasil
Kerja Penyuluh KB sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan penilaian Angka
Kredit.
(3) Hasil penilaian dan PAK Penyuluh KB sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 ayat (1) dan ayat (3) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam penilaian kinerja Penyuluh KB.
Bagian Kedua
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit
Pasal 29
Usulan PAK bagi Penyuluh KB diajukan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi lini lapangan atau
pejabat pimpinan tinggi madya pada Instansi Pembina kepada pimpinan
Instansi Pembina untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Utama pada Instansi
Pembina;
b. pejabat pimpinan tinggi pratama pada perwakilan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional provinsi atau pejabat lain yang diberikan wewenang pada
Instansi Pembina kepada pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi advokasi,
penggerakan, dan informasi untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Madya pada
Instansi Pembina;
c. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi kepegawaian pada
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kepada pejabat pimpinan tinggi
madya yang membidangi advokasi, penggerakan, dan informasi untuk Angka Kredit
Penyuluh KB Ahli Madya di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
d. pejabat administrator yang membidangi kepegawaian kepada pejabat
pimpinan tinggi pratama pada perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional provinsi untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Pertama dan
Penyuluh KB Ahli Muda pada Instansi Pembina; dan
e. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi kepegawaian pada
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta kepada pejabat pimpinan tinggi
madya yang membidangi kesekretariatan pada Pemerintah

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk Angka Kredit Penyuluh KB


Ahli Pertama dan Penyuluh KB Ahli Muda di lingkungan Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Bagian Ketiga Pejabat Penetap Angka Kredit


Pasal 30
Pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit yaitu:
a. pimpinan instansi pembina untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Utama pada
Instansi Pembina;
b. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi advokasi, penggerakan, dan
informasi untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Madya di lingkungan Instansi
Pembina dan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
c. pejabat pimpinan tinggi pratama pada perwakilan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional provinsi untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli
Pertama dan Penyuluh KB Ahli Muda di lingkungan Instansi Pembina; dan
d. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi kesekretariatan pada
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk Angka Kredit Penyuluh
KB Ahli Pertama dan Penyuluh KB Ahli Muda di lingkungan Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Bagian Keempat Tim Penilai

Pasal 31
(1) Dalam menjalankan tugasnya, pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 dibantu oleh Tim Penilai yang terdiri atas:
a. Tim Penilai Pusat bagi:
1. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi advokasi, penggerakan, dan
informasi untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Madya dan Ahli Utama pada Instansi
Pembina; dan
2. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi advokasi, penggerakan, dan
informasi untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Madya pada Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta;
b. Tim Penilai Unit Kerja bagi:
1. pejabat pimpinan tinggi pratama pada perwakilan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional provinsi untuk Angka Kredit bagi Penyuluh KB Ahli
Pertama dan Penyuluh KB Ahli Muda pada Instansi Pembina; dan
2. pejabat pimpinan tinggi pratama pada organisasi perangkat daerah yang
membidangi pemberdayaan, perlindungan anak, dan pengendalian penduduk
untuk Angka Kredit bagi Penyuluh KB Ahli Pertama dan Penyuluh KB Ahli
Muda pada lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas:
a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang dilakukan oleh pejabat
penilai;
b. melaksanakan penilaian Angka Kredit berdasarkan nilai capaian tugas jabatan;
c. memberikan rekomendasi kenaikan pangkat dan/atau jenjang jabatan;
d. memberikan rekomendasi mengikuti Uji Kompetensi;
e. melakukan pemantauan terhadap hasil penilaian capaian tugas jabatan;
f. memberikan pertimbangan penilaian SKP; dan
g. memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat yang Berwenang dalam
pengembangan PNS, pengangkatan dalam jabatan, pemberian tunjangan dan sanksi,
mutasi, serta keikutsertaan Penyuluh KB dalam pelatihan.
Pasal 32
(1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 terdiri atas pejabat yang
berasal dari unsur teknis yang membidangi pengelolaan bidang Penyuluh KB,
unsur kepegawaian, dan unsur Penyuluh KB.
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai terdiri atas:
a. seorang ketua merangkap anggota;
b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan
c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
(3) Susunan keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus berjumlah ganjil.
(4) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling rendah pejabat
pimpinan tinggi pratama atau Penyuluh KB Ahli Madya.
(5) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b harus berasal dari
unsur kepegawaian.
(6) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c berasal dari Jabatan
Fungsional Penyuluh KB.
(7) Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu:
a. menduduki jabatan atau pangkat paling rendah sama dengan jabatan atau
pangkat Penyuluh KB yang dinilai;
b. memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai Angka Kredit Penyuluh KB; dan
c. aktif melakukan penilaian Angka Kredit Penyuluh KB.
(8) Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) tidak dapat dipenuhi dari Penyuluh KB, anggota Tim Penilai dapat
diangkat dari PNS lain yang memiliki kompetensi untuk menilai Hasil Kerja Penyuluh
KB.
(9) Pembentukan dan susunan anggota Tim Penilai ditetapkan oleh
pimpinan Instansi Pembina.

Pasal 33
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Kredit Jabatan
Fungsional Penyuluh KB diatur dalam peraturan badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
BAB IX
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN

Bagian Kesatu Kenaikan Pangkat


Pasal 34
(1) Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila capaian Angka Kredit telah
memenuhi Angka Kredit Kumulatif yang dipersyaratkan.
(2) Angka Kredit Kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dihitung berdasarkan pencapaian Angka Kredit pada setiap tahun dan
perolehan Hasil Kerja Minimal pada setiap periode.
(3) Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang harus dipenuhi untuk kenaikan
pangkat dan/atau jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB, untuk:
a. Penyuluh KB dengan pendidikan sarjana sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III;
b. Penyuluh KB dengan pendidikan magister sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IV; dan
c. Penyuluh KB dengan pendidikan doktor sebagaimana tercantum dalam Lampiran
V,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 35
(1) Dalam hal untuk kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
34 ayat (1), Penyuluh KB dapat melaksanakan kegiatan penunjang meliputi:
a. pengajar/pelatih/pembimbing di bidang Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
b. keanggotaan dalam Tim Penilai;
c. perolehan penghargaan/tanda jasa;
d. perolehan gelar/ijazah lainnya; dan/atau
e. pelaksanaan tugas lain yang mendukung pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Penyuluh KB.
(2) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kumulatif
Angka Kredit paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Angka Kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk 1
(satu) kali kenaikan pangkat.

Bagian Kedua Kenaikan Jenjang Jabatan


Pasal 36
(1) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB satu tingkat lebih tinggi
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memenuhi Angka Kredit yang ditetapkan;
b. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi;
c. nilai kinerja paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
d. memenuhi Hasil Kerja Minimal.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dari
akumulasi Angka Kredit kenaikan pangkat dalam 1 (satu) jenjang Jabatan Fungsional
yang sedang diduduki sebagaimana tercantum dalam Lampiran III sampai dengan
Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Penyuluh KB Ahli Madya yang akan naik jenjang jabatan ke Penyuluh KB Ahli
Utama harus memenuhi kualifikasi pendidikan paling rendah magister dengan
kualifikasi pendidikan di bidang ilmu komunikasi, pembangunan sosial, teknologi
informasi, sosiologi, ilmu antropologi, ilmu kependudukan, ilmu administrasi
publik, ilmu pembangunan, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu kesehatan
lingkungan, ilmu pemerintahan, ilmu ekonomi, ekonomi pembangunan, ekonomi
sumber daya, ilmu manajemen, kebijakan publik, studi pembangunan,
psikologi, ilmu keluarga, ilmu agama, ilmu kebidanan, ilmu kedokteran, ilmu gizi,
ilmu gizi masyarakat, ilmu hukum, atau kualifikasi pendidikan lain yang relevan
dengan tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli Utama yang ditetapkan soleh
Instansi Pembina.
(4) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan lowongan
kebutuhan jenjang jabatan yang akan diduduki.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat kinerja dan Hasil Kerja Minimal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam peraturan badan yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.
Pasal 37
(1) Dalam hal kenaikan jenjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat
(1), Penyuluh KB dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi.
(2) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. perolehan ijazah/gelar pendidikan formal di bidang tugas Jabatan Fungsional
Penyuluh KB;
b. penyusunan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;

c. penerjemahan/penyaduran buku dan karya ilmiah, di bidang tugas Jabatan


Fungsional Penyuluh KB;
d. penyusunan standar/pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk
teknis di bidang tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
e. pelatihan/pengembangan kompetensi di bidang tugas Jabatan Fungsional Penyuluh
KB; dan
f. kegiatan lain yang mendukung pengembangan profesi yang ditetapkan oleh
Instansi Pembina di bidang tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
(3) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan Angka Kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Bagi Penyuluh KB yang akan naik ke jenjang jabatan ahli madya dan ahli
utama, Penyuluh KB wajib melaksanakan kegiatan pengembangan profesi Jabatan
Fungsional Penyuluh KB, dengan Angka Kredit pengembangan profesi yang
disyaratkan sebagai berikut:
a. 6 (enam) bagi Penyuluh KB Ahli Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih
tinggi menjadi Penyuluh KB Ahli Madya; dan
b. 12 (dua belas) bagi Penyuluh KB Ahli Madya yang akan naik jabatan
setingkat lebih tinggi menjadi Penyuluh KB Ahli Utama.
Pasal 38
(1) Penyuluh KB yang secara bersama-sama membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di
bidang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, Dan
Keluarga Berencana, diberikan Angka Kredit dengan ketentuan sebagai berikut:
a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu
60% (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen)
bagi penulis penunjang;
b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu
50% (lima puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh
lima persen) bagi penulis penunjang;
c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis pembagian Angka Kredit
yaitu 40% (empat puluh persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20%
(dua puluh persen) bagi penulis penunjang; dan
d. apabila tidak terdapat atau tidak dapat ditentukan penulis utama dan
penulis penunjang maka pembagian Angka Kredit dibagi sebesar proporsi yang
sama untuk setiap penulis.
(2) Jumlah penulis penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak 3
(tiga) orang.

Bagian Ketiga
Mekanisme Kenaikan Pangkat dan Jabatan
Pasal 39
Mekanisme kenaikan pangkat dan jenjang jabatan bagi Penyuluh KB
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 40
Penyuluh KB yang memiliki Angka Kredit melebihi Angka Kredit yang disyaratkan
untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka Kredit tersebut
dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya dalam 1 (satu) jenjang
Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
Pasal 41
Dalam hal target Angka Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat
dan/atau jabatan setingkat lebih tinggi tidak tercapai, Penyuluh KB tidak
diberikan kenaikan pangkat dan/atau jabatan.
BAB X
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KB
Pasal 42
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB dihitung
berdasarkan beban kerja yang ditentukan dari indikator sebagai berikut:
a. jumlah penduduk dan luas wilayah;
b. persebaran penduduk yang tidak merata dengan luasnya wilayah; dan
c. ruang lingkup di bidang Perkembangan Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
(2) Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Penyuluh KB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Instansi Pembina setelah
mendapatkan persetujuan dari Menteri.

Pasal 43
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB tidak dapat dilakukan
sebelum pedoman penghitungan kebutuhan Jabatan Fungsional Penyuluh KB
telah ditetapkan oleh Instansi Pembina.

BAB XI KOMPETENSI

Bagian Kesatu Standar Kompetensi

Pasal 44
(1) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Penyuluh KB harus memenuhi
Standar Kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan.
(2) Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh KB meliputi:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
(3) Rincian Standar Kompetensi setiap jenjang jabatan dan tata cara
pelaksanaan Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disusun oleh Instansi Pembina.

Bagian Kedua Pengembangan Kompetensi


Pasal 45
(1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Penyuluh KB wajib
diikutsertakan pelatihan.
(2) Pelatihan yang diberikan bagi Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan dan penilaian kinerja.
(3) Pelatihan yang diberikan kepada Penyuluh KB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk:
a. pelatihan fungsional; dan
b. pelatihan teknis di bidang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan,
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
(4) Selain pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyuluh KB dapat
mengembangkan kompetensinya melalui program pengembangan kompetensi
lainnya.
(5) Program pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) meliputi:
a. pemeliharaan kinerja dan target kinerja;
b. seminar;
c. lokakarya;
d. konferensi; atau
e. program pengembangan kompetensi lainnya.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelatihan dan pengembangan
kompetensi serta pedoman penyusunan analisis kebutuhan pelatihan fungsional
Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam
Peraturan Badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

BAB XII PEMBERHENTIAN DARI JABATAN


Pasal 46
(1) Penyuluh KB diberhentikan dari jabatannya apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh pada jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrator, jabatan pengawas, dan jabatan pelaksana; atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
(2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan pribadi yang tidak mungkin untuk
melaksanakan tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
(3) Penyuluh KB yang diberhentikan karena alasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf e dapat diangkat
kembali sesuai dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia lowongan
kebutuhan Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
(4) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan menggunakan Angka
Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dengan Angka Kredit dari
penilaian pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB selama diberhentikan.
(5) Kriteria tidak memenuhi persyaratan jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f dapat dipertimbangkan dalam hal:
a. tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan untuk
menduduki Jabatan Fungsional Penyuluh KB; atau
b. tidak memenuhi Standar Kompetensi yang ditentukan pada Jabatan
Fungsional yang diduduki.
Pasal 47
Penyuluh KB yang diberhentikan karena ditugaskan pada jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf e dapat disesuaikan pada jenjang sesuai
dengan pangkat terakhir pada jabatannya paling singkat 1 (satu) tahun setelah
diangkat kembali pada jenjang terakhir yang didudukinya, setelah mengikuti dan
lulus Uji Kompetensi apabila tersedia lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional
Penyuluh KB.
Pasal 48
(1) Terhadap Penyuluh KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
huruf a dan huruf f dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan izin dari
Pejabat yang Berwenang sebelum ditetapkan pemberhentiannya.
(2) Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diangkat
kembali dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB.

BAB XIII PEMINDAHAN DALAM JABATAN LAIN DAN LARANGAN RANGKAP JABATAN
Pasal 49
Untuk kepentingan organisasi dan pengembangan karier, Penyuluh KB dapat
dipindahkan ke dalam jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan persetujuan dari Pejabat Pembina Kepegawaian.

Pasal 50
Untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja organisasi, Penyuluh KB dilarang
rangkap jabatan dengan jabatan pimpinan tinggi atau jabatan administrasi.
BAB XIV
TUGAS INSTANSI PEMBINA
Pasal 51
(1) Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan Fungsional Penyuluh
KB yang bertanggung jawab untuk menjamin terwujudnya standar
kualitas dan profesionalitas jabatan.
(2) Instansi Pembina mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
b. menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan Penyuluh KB;
d. menyusun standar kualitas Hasil Kerja dan pedoman penilaian kualitas Hasil Kerja
Penyuluh KB;
e. menyusun pedoman penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah yang bersifat
inovatif di bidang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga, dan Keluarga Berencana;
f. menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Penyuluh KB;
g. menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
h. membina penyelenggaraan pelatihan fungsional Penyuluh KB pada lembaga
pelatihan;
i. menyelenggarakan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
j. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di bidang tugas Jabatan
Fungsional Penyuluh KB;
k. melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan
Fungsional Penyuluh KB;
l. mengembangkan sistem informasi Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
m. memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
n. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Penyuluh KB;
o. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik profesi dan kode
perilaku Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
p. melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan mengacu kepada
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara;
q. melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan Jabatan Fungsional
Penyuluh KB;
r. melakukan koordinasi dengan Instansi Pengguna dalam rangka pembinaan
karier; dan
s. menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi jabatan.
(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Instansi Pembina dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf
i, huruf k, huruf l, huruf m, huruf n, huruf o, huruf q, huruf r, dan huruf s menyampaikan
hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh KB secara berkala
sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Menteri dengan
tembusan Kepala Badan Kepegawaian Negara.
(5) Instansi Pembina menyampaikan secara berkala setiap tahun pelaksanaan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, huruf g, huruf h, huruf j, dan
huruf p kepada Menteri dengan tembusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Uji Kompetensi Penyuluh
KB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i diatur dalam peraturan
badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

BAB XV ORGANISASI PROFESI


Pasal 52
(1) Organisasi profesi bagi Penyuluh KB yaitu IPeKB Indonesia.
(2) Setiap Penyuluh KB wajib menjadi anggota IPeKB Indonesia.
(3) IPeKB Indonesia mempunyai tugas :
a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
b. memberikan advokasi; dan
c. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas pelanggaran kode etik dan
kode perilaku profesi.
(4) Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf a ditetapkan oleh IPeKB Indonesia setelah mendapat persetujuan dari
Instansi Pembina.

Pasal 53
(1) Hubungan kerja antara Instansi Pembina dengan IPeKB Indonesia bersifat
koordinatif dan fasilitatif untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
(2) Hubungan kerja antara Instansi Pembina dengan IPeKB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XVI KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 54
(1) Penyuluh KB yang bertugas di daerah terpencil, rawan, dan/atau berbahaya
dapat diberikan tambahan Angka Kredit paling banyak 25% (dua puluh lima
persen) dari Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan
diakui sebagai tugas pokok dalam PAK.
(2) Tambahan Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan selama melaksanakan tugas di daerah terpencil, rawan, dan/atau
berbahaya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan penetapan daerah terpencil,
rawan, dan/atau berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan Badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

BAB XVII KETENTUAN PENUTUP


Pasal 55
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2018
tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 488) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21
Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 209), dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 56
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun
2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 455) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2018
tentang

Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 209), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 57
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Desember 2022
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
INDONESIA,
ttd

ABDULLAH AZWAR ANAS


Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 23 Desember 2022
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ttd
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 1314

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTER
DAN REFORMASI BIRO
NOMOR 52 TAHUN 202
TENTANG JABATAN F
KEGIATAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELU
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
I Penyuluhan A. Komunikasi, Informasi dan Edukasi 1

B. Analisis Penyuluhan 1

2
B. Analisis Penyuluhan

II Pelayanan A. Fasilitasi Pelayanan 1

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
3

B. Analisis Pelayanan 1

III. Penggerakan A. Advokasi ke pemangku kebijakan dan 1


mitra terkait

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
B. Analisis Advokasi 1
B. Analisis Advokasi

C. Kemitraan 1

D. Analisis Kemitraan 1

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
IV. Pengembangan A. Pengembangan Model Penyuluhan 1

2
3

B. Pengembangan Model Pelayanan 1

3
4
5

C. Pengembangan Model Penggerakan 1

2
3

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
6

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGAR


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONES
APARATUR NEGARA
SI REPUBLIK INDONESIA

ATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK


DONESIA
AHUN 2022 TENTANG
NYULUH KELUARGA BERENCANA

TUHAN YANG MAHA ESA


ATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

angan karier dan peningkatan profesionalisme


lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
embangan kependudukan, pembangunan keluarga, dan
ngsional Penyuluh Keluarga Berencana;
aan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
l Penyuluh Keluarga Berencana sebagaimana telah
an Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
8 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga
perkembangan peraturan perundang-undangan
ana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang
na;
-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran
or 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

tang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63,
a Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana
an Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
merintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
pil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
baran Negara Republik Indonesia Nomor 6477);
omor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
i Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah
residen Nomor 116 Tahun 2014 tentang
utusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
egawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
240);
mor 47 Tahun 2021 tentang Kementerian
Negara dan Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara
1 Nomor 126);
ayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
entang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan
Negeri Sipil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
ayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
entang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
ara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik
Nomor 1249) sebagaimana telah diubah dengan
gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
ng Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
asi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2021 tentang Organisasi
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
blik Indonesia Tahun 2022 Nomor 753);
blik Indonesia Tahun 2022 Nomor 753);

ENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN


UNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA.

ang dimaksud dengan:


yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
menuhi syarat
gawai aparatur sipil negara secara tetap oleh pejabat
k menduduki jabatan pemerintahan.
egawaian adalah pejabat yang mempunyai
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS,
PNS di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan
an.
g adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
ngangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS
aturan perundang-undangan.
alah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
elayanan fungsional yang berdasarkan pada
ertentu.
uluh Keluarga Berencana adalah jabatan yang
gas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
rkembangan kependudukan, pembangunan keluarga,
yuluh Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut
ng diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
ksanakan pengelolaan perkembangan
n keluarga, dan keluarga berencana.
udukan adalah kondisi yang berhubungan dengan
dukan yang dapat berpengaruh dan
lan pembangunan berkelanjutan.
a adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas
n yang sehat.
alah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
engatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
k reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
embangan Kependudukan, Pembangunan
ncana adalah kegiatan yang meliputi
nggerakan, dan pengembangan dalam mewujudkan
an keluarga berkualitas.
iatan penyampaian komunikasi, informasi dan
alam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan
n/atau masyarakat.
iatan pelayanan dan fasilitasi program untuk
u, keluarga, dan/atau masyarakat dalam
n, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
giatan pengelolaan sumber daya yang ada untuk
tumbuh
rkualitas melalui program Perkembangan
n Keluarga, dan Keluarga Berencana.
proses meningkatkan atau menciptakan produk
s dan bertahap untuk mencapai model dalam
n, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.
yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja
oleh seorang PNS di setiap tahun.
atuan nilai dari uraian kegiatan dan/atau akumulasi
harus dicapai oleh Penyuluh KB dalam rangka pembinaan
adalah akumulasi nilai Angka Kredit minimal yang
h KB sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat
yang selanjutnya disingkat PAK adalah hasil penilaian
Angka Kredit untuk pengangkatan atau kenaikan
m Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang selanjutnya
tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat
menetapkan Angka Kredit dan bertugas
sil kerja dengan tugas yang disusun dalam SKP
nerja Penyuluh KB dalam bentuk Angka Kredit.
batan Fungsional Penyuluh KB yang selanjutnya
si adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan
rang Penyuluh KB dalam melaksanakan tugas jabatan.
proses pengukuran dan penilaian terhadap kompetensi
sosial kultural dari Penyuluh KB dalam melaksanakan
n.
ur kegiatan utama yang harus dicapai oleh Penyuluh
duki setiap jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
lah unsur kegiatan utama yang harus dicapai
KB sebagai prasyarat pencapaian hasil kerja setiap
nyuluh KB.
ah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan,
ian yang disusun oleh Penyuluh KB baik perorangan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
ana.
n Fungsional Penyuluh KB yang
Pembina adalah lembaga pemerintahan
laksanakan
lah unsur kegiatan utama yang harus dicapai
KB sebagai prasyarat pencapaian hasil kerja setiap
nyuluh KB.
ah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan,
ian yang disusun oleh Penyuluh KB baik perorangan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
ana.
n Fungsional Penyuluh KB yang
Pembina adalah lembaga pemerintahan
laksanakan

ng pengendalian penduduk dan penyelenggaraan


rga Berencana Indonesia yang selanjutnya disebut
anisasi profesi bagi Penyuluh Keluarga Berencana dan
rencana.
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

BAB II
B, DAN KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN

Kedudukan dan Tanggung Jawab


ukan sebagai pelaksana teknis fungsional di
kembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
da Instansi Pembina dan Pemerintah Provinsi
a.
mana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di
ab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi
ggi pratama, pejabat administrator, atau pejabat
keterkaitan dengan pelaksanaan tugas Jabatan
KB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
sarkan analisis tugas dan fungsi unit kerja, analisis
kerja dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
an.

KB merupakan jabatan karier PNS.

pun Jabatan
uluh KB termasuk dalam klasifikasi/rumpun
.

BAB III
BATAN FUNGSIONAL PENYULUH KB

nyuluh KB merupakan Jabatan Fungsional kategori


onal Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

a;

dan
atan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana
rcantum dalam Lampiran III sampai dengan Lampiran V
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
BAB IV
ATAN, URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN, DAN HASIL
KERJA
satu Tugas Jabatan
Pasal 6
yaitu melakukan Pengelolaan Perkembangan
an Keluarga, dan Keluarga Berencana.
gian Kedua
Subunsur Kegiatan

gas Jabatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana


ang dapat dinilai Angka Kredit nya terdiri atas:

kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

edukasi; dan

kebijakan dan mitra terkait;

yuluhan;
yanan; dan
ggerakan.

gian Ketiga
n sesuai Jenjang Jabatan
n Fungsional Penyuluh KB sesuai dengan jenjang
tir kegiatan sebagai berikut:
a, meliputi:
nformasi, dan edukasi melalui media sosial berbentuk
eo, atau audio;
nformasi, dan edukasi melalui media massa dalam
rafis, video, atau audio;
mantauan dan evaluasi Penyuluhan;
ecara perorangan terkait Keluarga Berencana dan

mengevaluasi pasca pelayanan nonmetode


an rujukan terkait komplikasi dan kegagalan;
mantauan dan evaluasi Pelayanan;
mantauan dan evaluasi terkait kegiatan advokasi
n, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
mantauan dan evaluasi dalam kegiatan kemitraan
n, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
komunikasi, informasi, dan edukasi;
arga, profil kelompok kegiatan, atau profil setara

eling berbasis teknologi informasi; dan


engembangkan materi kebijakan Penggerakan;
meliputi:
auan dan evaluasi Penyuluhan;
ecara kelompok terkait Keluarga Berencana dan

terkait komplikasi dan kegagalan di fasilitas kesehatan;


mengevaluasi pasca pelayanan metode kontrasepsi

n kapasitas institusi masyarakat


ntu pembina Keluarga Berencana desa, sub
Berencana desa,
ncana, kader kelompok kegiatan, dan/atau setara

mantauan dan evaluasi Pelayanan;


ntauan dan evaluasi terkait kegiatan advokasi
ependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
mitraan dengan tokoh formal/informal di

itraan dengan organisasi masyarakat di tingkat


ntauan dan evaluasi terkait kegiatan kemitraan
pendudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
model Penyuluhan;
media komunikasi, informasi dan edukasi berbasis
pendataan keluarga;
model pelayanan Keluarga Berencana; dan
model Penggerakan;
adya, meliputi:
nikasi, informasi, dan edukasi Perkembangan
ngunan Keluarga, dan Keluarga Berencana melalui
edia sosial berbentuk siaran langsung;
Perkembangan Kependudukan,
, dan Keluarga Berencana secara lokal atau regional;
dan merancang strategi Penyuluhan;
ayanan kelompok kegiatan bina keluarga balita

mpok kegiatan percontohan dalam Perkembangan


mbangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
dan merancang strategi Pelayanan;
rkembangan Kependudukan, Pembangunan
uarga Berencana kepada mitra terkait;
merancang strategi kegiatan advokasi
ndudukan, Pembangunan Keluarga, dan
mitraan dengan tokoh formal/informal di

itraan dengan organisasi masyarakat di tingkat

merancang strategi kegiatan kemitraan


ndudukan,
dan Keluarga Berencana;
dasi hasil analisis pengembangan model
dasi hasil analisis pengembangan model
dasi hasil analisis pengembangan model
meliputi:
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
ncana secara nasional;
asi data capaian Perkembangan Kependudukan,
eluarga Berencana;
bangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
epada pemangku kepentingan;
dengan tokoh formal/ informal di tingkat nasional atau
n dengan organisasi masyarakat di tingkat
;
el kegiatan program strategis;
rategi pemberdayaan masyarakat;
vasi model konseling berbasis teknologi informasi;
design Pembangunan Kependudukan di tingkat
batkan mitra;
strategi percepatan pelaksanaan Perkembangan
Keluarga, dan Keluarga Berencana; dan
bijakan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
cana.
aksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
Kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
mengenai rincian uraian kegiatan masing-masing
enyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan yang menyelenggarakan urusan
engendalian penduduk dan
encana.
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
mengenai rincian uraian kegiatan masing-masing
enyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan yang menyelenggarakan urusan
engendalian penduduk dan
encana.

an Keempat Hasil Kerja


gi Jabatan Fungsional Penyuluh KB sesuai dengan jenjang
ikut:
a, meliputi:
kasi, informasi, dan edukasi melalui media sosial
infografis, video, atau audio;
kasi, informasi, dan edukasi melalui media massa dalam
rafis, video, atau audio;
instrumen pemantauan dan evaluasi Penyuluhan;
ng secara perorangan terkait Keluarga Berencana dan

an evaluasi pasca pelayanan nonmetode kontrasepsi


nan rujukan komplikasi dan kegagalan;
pemantauan dan evaluasi Pelayanan;
pemantauan dan evaluasi advokasi
udukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
instrumen pemantauan dan evaluasi dalam kegiatan
pendudukan, Pembangunan Keluarga, dan
gan materi komunikasi, informasi, dan edukasi;
a, profil kelompok kegiatan, atau profil setara kelompok
nseling berbasis teknologi informasi; dan
an Penggerakan;
meliputi:
evaluasi Penyuluhan;
ng secara kelompok terkait Keluarga Berencana dan

komplikasi dan kegagalan di fasilitas kesehatan;


n evaluasi pasca pelayanan metode kontrasepsi jangka

katan kapasitas institusi masyarakat


mbantu pembina Keluarga Berencana desa, sub
a Berencana desa, kelompok Keluarga
k kegiatan, dan/atau setara kelompok kegiatan;
evaluasi Pelayanan;
n evaluasi terkait kegiatan advokasi
udukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
an tokoh formal/informal di tingkat kabupaten/kota;
an organisasi masyarakat di tingkat kabupaten/kota;
an evaluasi terkait kegiatan kemitraan
udukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
model Penyuluhan;
gan media komunikasi, informasi, dan edukasi
endataan keluarga;
n model pelayanan Keluarga Berencana; dan
Penggerakan;
meliputi:
asi, informasi, dan edukasi Perkembangan
unan Keluarga, dan Keluarga Berencana melalui
l berbentuk siaran langsung;
kembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
ara lokal atau regional;
dan rancangan strategi Penyuluhan;
nan kelompok kegiatan bina keluarga balita holistik

an kelompok kegiatan percontohan dalam


n, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
dan rancangan strategi Pelayanan;
advokasi Perkembangan Kependudukan,
dan Keluarga Berencana kepada mitra terkait;
dan rancangan strategis kegiatan advokasi
an, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
an tokoh formal/informal di tingkat provinsi;
an organisasi masyarakat di tingkat provinsi;
s dan rancangan strategi kegiatan kemitraan
n, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
hasil analisis pengembangan model Penyuluhan;
hasil analisis pengembangan model Pelayanan; dan
hasil analisis pengembangan model Penggerakan; dan
meliputi:
kembangan Kependudukan,
Keluarga Berencana secara nasional;
diseminasi data capaian Perkembangan
bangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;
anaan advokasi Perkembangan Kependudukan,
ga, dan Keluarga Berencana kepada pemangku
dengan tokoh formal/informal di tingkat nasional atau
dengan organisasi masyarakat di tingkat nasional atau

bangan model kegiatan program strategis;


bangan strategi pemberdayaan masyarakat;
bangan inovasi model konseling berbasis teknologi
ign Pembangunan Kependudukan di tingkat
n melibatkan mitra;
mbangan strategi percepatan pelaksanaan
endudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
cangan strategi kebijakan Perkembangan
bangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana.

erdapat Penyuluh KB yang sesuai dengan jenjang


akan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
berada 1 (satu) tingkat di atas atau 1 (satu) tingkat di
pat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan
ari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
tas hasil penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
ksanakan tugas penyuluhan program pembangunan
dan kependudukan yang berada 1 (satu) tingkat di atas
dit yang diperoleh ditetapkan 80% (delapan puluh
iap kegiatan; dan
ksanakan tugas penyuluhan program pembangunan
dan kependudukan yang berada 1 (satu) tingkat di
Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan 100%
a Kredit setiap kegiatan.
mana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
n bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

GKATAN DALAM JABATAN

gian Kesatu Umum

ngan mengangkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

batan Fungsional Penyuluh KB dapat dilakukan melalui:

lain; atau

edua Pengangkatan Pertama


abatan Fungsional Penyuluh KB melalui pengangkatan
ksud dalam Pasal 13 huruf a harus memenuhi

oralitas yang baik;


;
sarjana atau diploma empat di bidang ilmu
ungan masyarakat, komunikasi massa,
omunikasi penyiaran Islam, ilmu kesejahteraan sosial,
gi informasi, ilmu desain, ilmu desain terapan, ilmu
unikasi visual, ilmu komputer dan informatika,
aan, ilmu antropologi, antropologi sosial, ilmu sains
kependudukan, demografi, ilmu administrasi niaga, ilmu
inistrasi publik, ilmu pembangunan, ilmu kesehatan,
ilmu kesehatan lingkungan, ilmu pemerintahan,
ilmu ekonomi, ekonomi pembangunan, ekonomi
anajemen, ilmu manajemen pemasaran,
munikasi, manajemen komunikasi, administrasi bisnis,
kuntansi, kebijakan publik, studi
anaan wilayah, ilmu perencanaan wilayah dan
aan wilayah dan kota, psikologi umum, ilmu keluarga,
gan, ilmu pendidikan bimbingan dan
nonformal, ilmu pendidikan masyarakat,
ini, pendidikan agama, ilmu agama, ilmu kebidanan, ilmu
, ilmu gizi, ilmu gizi masyarakat, ilmu hukum, ilmu
u geografi, atau pertanian; dan
ng rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
sebagaimana dimaksud pada ayat
n untuk mengisi lowongan kebutuhan Jabatan
calon PNS.
a dimaksud pada ayat (2) setelah diangkat sebagai
hun harus diangkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
gkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB
ayat (3) paling lama 3 (tiga) tahun setelah diangkat
atihan fungsional Penyuluh KB.
m mengikuti dan/atau tidak lulus pelatihan fungsional
yat (4) tidak diberikan kenaikan jenjang satu tingkat
gangkatan pertama dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
da saat mulai melaksanakan tugas Jabatan Fungsional

a Perpindahan dari Jabatan Lain


abatan Fungsional Penyuluh KB melalui perpindahan
mana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b harus
i berikut:
oralitas yang baik;
;

mpat untuk Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli


atan Fungsional Penyuluh KB Ahli Madya dengan
ang ilmu komunikasi, komunikasi hubungan
massa, komunikasi pembangunan, komunikasi penyiaran
osial, pembangunan sosial, teknologi informasi,
erapan, ilmu multimedia, desain komunikasi visual,
ka, sosiologi, sosiologi pedesaan, ilmu antropologi,
ns politik, ilmu sosiatri, ilmu kependudukan,
asi niaga, ilmu administrasi negara, ilmu
embangunan, ilmu kesehatan, ilmu kesehatan
lmu pemerintahan, ilmu ekonomi manajemen, ilmu
mbangunan, ekonomi sumber daya, ilmu
manajemen pemasaran, manajemen media dan
n komunikasi, administrasi bisnis, manajemen bisnis,
akan publik, studi pembangunan, ilmu perencanaan
an wilayah dan pedesaan, ilmu perencanaan
ologi umum, ilmu keluarga, ilmu pendidikan lingkungan,
ingan dan konseling, ilmu pendidikan
pendidikan masyarakat, ilmu pendidikan anak usia
ilmu agama, ilmu kebidanan, ilmu keperawatan, ilmu
ilmu gizi masyarakat, ilmu hukum, ilmu biologi,
geografi, pertanian, atau bidang kualifikasi pendidikan
g ditetapkan oleh Instansi Pembina; dan
an Fungsional Penyuluh KB Ahli Utama dengan
di bidang ilmu komunikasi, pembangunan sosial,
siologi, ilmu antropologi, ilmu kependudukan, ilmu
u pembangunan, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu
lmu pemerintahan, ilmu ekonomi, ekonomi
sumber daya, ilmu manajemen, kebijakan publik, studi
gi, ilmu keluarga, ilmu agama, ilmu kebidanan, ilmu
mu gizi masyarakat, ilmu hukum, atau kualifikasi
relevan yang ditetapkan oleh Instansi Pembina;
us Uji Kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi
nstansi Pembina;
man dalam pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan
udukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga
t 2 (dua) tahun;
paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
i:
ga) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan
KB Ahli Pertama dan Jabatan Fungsional Penyuluh KB

ma) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan


KB Ahli Madya;
) tahun bagi yang akan menduduki Jabatan
KB
yang telah menduduki jabatan pimpinan tinggi; dan
tahun bagi yang akan Jabatan Fungsional Penyuluh
yang telah menduduki Jabatan Fungsional Ahli
abatan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana
(1) harus mempertimbangkan ketersediaan
jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang akan
bagi PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
miliki dan jenjang jabatan yang ditetapkan sesuai
yang ditetapkan oleh pejabat yang memiliki
ka Kredit.
ana dimaksud pada ayat (3) dinilai dan ditetapkan
dengan mempertimbangkan pengalaman dalam
bidang Pengelolaan Perkembangan
n Keluarga, dan Keluarga Berencana.
abatan Fungsional Penyuluh KB Ahli Utama dari
a lain harus mempertimbangkan ketersediaan
Jabatan Fungsional Penyuluh KB Ahli Utama yang akan
tujuan dari Menteri.

gian Ketiga Promosi

ungsional Penyuluh KB melalui promosi sebagaimana


huruf c ditetapkan berdasarkan kriteria:
k rencana suksesi;
ng bermanfaat bagi instansi dan kepentingan
eh lembaga pemerintah terkait bidang inovasinya; dan
etensi jenjang jabatan yang akan diduduki.
abatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi
m Pasal 13 huruf c dilaksanakan dalam hal:
uduki Jabatan Fungsional Penyuluh KB; atau
Fungsional Penyuluh KB 1 (satu) tingkat lebih tinggi.
abatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi
m ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai

Kompetensi sesuai Standar Kompetensi yang telah


;
g rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

g baik;
an pelanggaran kode etik profesi PNS; dan
ukuman disiplin PNS.
abatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi
a ayat (1) harus mempertimbangkan ketersediaan
jenjang Jabatan Fungsional Penyuluh KB yang akan
pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyuluh
dan ditetapkan dari tugas Jabatan Fungsional Penyuluh
abatan Fungsional Penyuluh KB melalui promosi
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI
NGAMBILAN SUMPAH/JANJI

gkat menjadi Jabatan Fungsional Penyuluh KB harus


h/janji menurut agama atau kepercayaannya kepada
dan pengambilan sumpah/janji sebagaimana
anakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
gian Kesatu Umum

atan Fungsional Penyuluh KB bertujuan untuk


naan yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem
atan Fungsional Penyuluh KB dilakukan
nerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
hatikan target, capaian, hasil dan manfaat yang dicapai,

atan Fungsional Penyuluh KB dilakukan secara


artisipatif, dan transparan sesuai dengan ketentuan
an.

ana dimaksud dalam Pasal 19 meliputi:

gian Kedua SKP

graf 1 Umum

usun SKP setiap awal tahun.


kinerja Penyuluh KB berdasarkan penetapan target
gkutan.
ang jabatan diambil dari uraian kegiatan tugas
penetapan target kinerja unit kerja.

ana dimaksud dalam Pasal 21 ayat


a berupa target Angka Kredit dan/atau kinerja
han.
bagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan dalam
agaimana tercantum dalam Lampiran I yang
sahkan dari Peraturan Menteri ini.
aimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
dasarkan penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.
dan tugas tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
uk penyusunan, penetapan, dan penilaian SKP.
aimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat
eh atasan langsung.
mana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
uran perundang-undangan.
yuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

raf 2 Target Angka Kredit

bagaimana dimaksud dalam Pasal


KB setiap tahun ditetapkan paling sedikit:
ma) untuk Penyuluh KB Ahli Pertama;
k Penyuluh KB Ahli Muda;
ma lima) untuk Penyuluh KB Ahli Madya; dan
nyuluh KB Ahli Utama.
bagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d tidak
hli Utama yang

dalam jenjang jabatan yang didudukinya.


dit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
eh Hasil Kerja Minimal untuk setiap periode.
mengenai penghitungan target Angka Kredit dan
aimana dimaksud pada ayat (3) diatur dalam
elenggarakan urusan pemerintahan di bidang
penyelenggaraan keluarga
menuhi syarat untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat
lowongan kebutuhan pada jenjang jabatan yang
arus memenuhi target Angka Kredit paling sedikit:
h KB Ahli Pertama;
uh KB Ahli Muda; dan
luh KB Ahli Madya.
a yang menduduki pangkat tertinggi dari
menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling
ka Kredit.

gian Ketiga Perilaku Kerja

Pasal 26
alam Pasal 20 huruf b ditetapkan berdasarkan standar
luh KB dan dinilai sesuai dengan ketentuan peraturan
ang-undangan.
BAB VIII
PENILAIAN DAN PAK
u Penilaian dan PAK

KB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4)


ai untuk dilakukan penilaian sebagai capaian Angka

t Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat


150% (seratus lima puluh persen) dari target Angka
maksud dalam Pasal 24.
penuhinya Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk
atan, capaian Angka Kredit Penyuluh KB
ulkan kepada pejabat yang memiliki kewenangan
untuk ditetapkan dalam PAK.
aksud pada ayat (3) digunakan sebagai dasar
u jabatan setingkat lebih tinggi sebagaimana
II sampai dengan Lampiran V yang merupakan bagian
an Menteri ini.

ktivitas dalam penilaian kinerja, Penyuluh KB


erja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang

ta laporan pelaksanaan kegiatan dan bukti fisik Hasil


han pertimbangan dalam pelaksanaan penilaian Angka

PAK Penyuluh KB sebagaimana dimaksud dalam


(3) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
uh KB.
Kredit
jukan oleh:
pratama yang membidangi lini lapangan atau
ya pada Instansi Pembina kepada pimpinan
Kredit Penyuluh KB Ahli Utama pada Instansi

atama pada perwakilan Badan Kependudukan dan


vinsi atau pejabat lain yang diberikan wewenang pada
at pimpinan tinggi madya yang membidangi advokasi,
tuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Madya pada
pratama yang membidangi kepegawaian pada
husus Ibukota Jakarta kepada pejabat pimpinan tinggi
asi, penggerakan, dan informasi untuk Angka Kredit
di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus
ng membidangi kepegawaian kepada pejabat
perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
uk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Pertama dan
ansi Pembina; dan
pratama yang membidangi kepegawaian pada
husus Ibukota Jakarta kepada pejabat pimpinan tinggi
ekretariatan pada Pemerintah

us Ibukota Jakarta untuk Angka Kredit Penyuluh KB


uluh KB Ahli Muda di lingkungan Pemerintah Provinsi
Jakarta.

ga Pejabat Penetap Angka Kredit


tapkan Angka Kredit yaitu:
na untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli Utama pada

madya yang membidangi advokasi, penggerakan, dan


Penyuluh KB Ahli Madya di lingkungan Instansi
vinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
pratama pada perwakilan Badan Kependudukan dan
provinsi untuk Angka Kredit Penyuluh KB Ahli
hli Muda di lingkungan Instansi Pembina; dan
ggi madya yang membidangi kesekretariatan pada
husus Ibukota Jakarta untuk Angka Kredit Penyuluh
luh KB Ahli Muda di lingkungan Pemerintah Provinsi
a.

an Keempat Tim Penilai

ugasnya, pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal


ang terdiri atas:
dya yang membidangi advokasi, penggerakan, dan
Penyuluh KB Ahli Madya dan Ahli Utama pada Instansi
dya yang membidangi advokasi, penggerakan, dan
t Penyuluh KB Ahli Madya pada Pemerintah Provinsi

ggi pratama pada perwakilan Badan Kependudukan


nal provinsi untuk Angka Kredit bagi Penyuluh KB Ahli
Muda pada Instansi Pembina; dan
tama pada organisasi perangkat daerah yang
perlindungan anak, dan pengendalian penduduk
uh KB Ahli Pertama dan Penyuluh KB Ahli
ntah Provinsi DKI Jakarta.
dimaksud pada ayat (1) bertugas:
n hasil penilaian yang dilakukan oleh pejabat

ngka Kredit berdasarkan nilai capaian tugas jabatan;


asi kenaikan pangkat dan/atau jenjang jabatan;
mengikuti Uji Kompetensi;
erhadap hasil penilaian capaian tugas jabatan;
penilaian SKP; dan
mbangan kepada Pejabat yang Berwenang dalam
katan dalam jabatan, pemberian tunjangan dan sanksi,
yuluh KB dalam pelatihan.
dimaksud dalam Pasal 31 terdiri atas pejabat yang
yang membidangi pengelolaan bidang Penyuluh KB,
Penyuluh KB.
m Penilai terdiri atas:
anggota;
kap anggota; dan
anggota.
ebagaimana dimaksud pada ayat
ksud pada ayat (2) huruf a paling rendah pejabat
Penyuluh KB Ahli Madya.
dimaksud pada ayat (2) huruf b harus berasal dari

dimaksud pada ayat (2) huruf c berasal dari Jabatan


ggota Tim Penilai, yaitu:
pangkat paling rendah sama dengan jabatan atau
nilai;
emampuan untuk menilai Angka Kredit Penyuluh KB; dan
Angka Kredit Penyuluh KB.
ota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
dari Penyuluh KB, anggota Tim Penilai dapat
memiliki kompetensi untuk menilai Hasil Kerja Penyuluh

usunan anggota Tim Penilai ditetapkan oleh

Pasal 33
Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Kredit Jabatan
n badan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dan penyelenggaraan keluarga berencana.
BAB IX
T DAN KENAIKAN JABATAN

n Kesatu Kenaikan Pangkat


dipertimbangkan apabila capaian Angka Kredit telah
mulatif yang dipersyaratkan.
ebagaimana dimaksud pada ayat
ncapaian Angka Kredit pada setiap tahun dan
mal pada setiap periode.
Kumulatif yang harus dipenuhi untuk kenaikan
Jabatan Fungsional Penyuluh KB, untuk:
an pendidikan sarjana sebagaimana tercantum
an pendidikan magister sebagaimana tercantum

didikan doktor sebagaimana tercantum dalam Lampiran

k terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

enaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal


pat melaksanakan kegiatan penunjang meliputi:
mbing di bidang Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
enilai;
tanda jasa;
nnya; dan/atau
lain yang mendukung pelaksanaan tugas Jabatan

agaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kumulatif


0% (dua puluh persen) dari Angka Kredit yang
n pangkat sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
ak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
mana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk 1

dua Kenaikan Jenjang Jabatan


n Fungsional Penyuluh KB satu tingkat lebih tinggi
sebagai berikut:
g ditetapkan;
petensi;
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
mal.
mana dimaksud pada ayat (1) dihitung dari
kan pangkat dalam 1 (satu) jenjang Jabatan Fungsional
mana tercantum dalam Lampiran III sampai dengan
gian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
a yang akan naik jenjang jabatan ke Penyuluh KB Ahli
ikasi pendidikan paling rendah magister dengan
ng ilmu komunikasi, pembangunan sosial, teknologi
ropologi, ilmu kependudukan, ilmu administrasi
ilmu kesehatan masyarakat, ilmu kesehatan
ilmu ekonomi, ekonomi pembangunan, ekonomi
en, kebijakan publik, studi pembangunan,
u agama, ilmu kebidanan, ilmu kedokteran, ilmu gizi,
ukum, atau kualifikasi pendidikan lain yang relevan
onal Penyuluh KB Ahli Utama yang ditetapkan soleh

tan Fungsional Penyuluh KB sebagaimana dimaksud


an memperhatikan ketersediaan lowongan
akan diduduki.
engenai syarat kinerja dan Hasil Kerja Minimal
at (1) diatur dalam peraturan badan yang
erintahan di bidang pengendalian penduduk dan
ncana.
jenjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat
sanakan kegiatan pengembangan profesi.
n profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pendidikan formal di bidang tugas Jabatan Fungsional
is/Karya Ilmiah di bidang Pengelolaan
dukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana;

an buku dan karya ilmiah, di bidang tugas Jabatan


standar/pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk
abatan Fungsional Penyuluh KB;
n kompetensi di bidang tugas Jabatan Fungsional Penyuluh

ukung pengembangan profesi yang ditetapkan oleh


tugas Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
n profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
sahkan dari Peraturan Menteri ini.
akan naik ke jenjang jabatan ahli madya dan ahli
aksanakan kegiatan pengembangan profesi Jabatan
gan Angka Kredit pengembangan profesi yang
KB Ahli Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih
Ahli Madya; dan
yuluh KB Ahli Madya yang akan naik jabatan
di Penyuluh KB Ahli Utama.
ra bersama-sama membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di
angan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, Dan
n Angka Kredit dengan ketentuan sebagai berikut:
ua) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu
bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen)
ga) orang penulis, pembagian Angka Kredit yaitu
bagi penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh
unjang;
4 (empat) orang penulis pembagian Angka Kredit
ersen) bagi penulis utama dan masing-masing 20%
is penunjang; dan
tau tidak dapat ditentukan penulis utama dan
pembagian Angka Kredit dibagi sebesar proporsi yang
ng sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak 3

gian Ketiga
kan Pangkat dan Jabatan

kat dan jenjang jabatan bagi Penyuluh KB


etentuan peraturan perundang-undangan.

ngka Kredit melebihi Angka Kredit yang disyaratkan


ingkat lebih tinggi, kelebihan Angka Kredit tersebut
kenaikan pangkat berikutnya dalam 1 (satu) jenjang
KB.
Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat
ih tinggi tidak tercapai, Penyuluh KB tidak
t dan/atau jabatan.
AN FUNGSIONAL PENYULUH KB
S dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB dihitung
ditentukan dari indikator sebagai berikut:
wilayah;
g tidak merata dengan luasnya wilayah; dan
bidang Perkembangan Kependudukan,
n Keluarga Berencana.
ebutuhan Jabatan Fungsional Penyuluh KB
ayat (1) ditetapkan oleh Instansi Pembina setelah
enteri.

Fungsional Penyuluh KB tidak dapat dilakukan


gan kebutuhan Jabatan Fungsional Penyuluh KB
nsi Pembina.

B XI KOMPETENSI

Kesatu Standar Kompetensi

abatan Fungsional Penyuluh KB harus memenuhi


dengan jenjang jabatan.
gsional Penyuluh KB meliputi:
an
al.
tensi setiap jenjang jabatan dan tata cara
si sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
.

dua Pengembangan Kompetensi


kompetensi dan profesionalisme Penyuluh KB wajib
n bagi Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat
analisis kebutuhan pelatihan dan penilaian kinerja.
erikan kepada Penyuluh KB sebagaimana
bentuk:

Pengelolaan Perkembangan Kependudukan,


dan Keluarga Berencana.
aimana dimaksud pada ayat (3), Penyuluh KB dapat
nsinya melalui program pengembangan kompetensi
gan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
n target kinerja;

kompetensi lainnya.
jut mengenai pelatihan dan pengembangan
penyusunan analisis kebutuhan pelatihan fungsional
maksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam
elenggarakan urusan pemerintahan di bidang
n penyelenggaraan keluarga berencana.

ERHENTIAN DARI JABATAN


an dari jabatannya apabila:
abatan;
sebagai PNS;
ggungan negara;
bih dari 6 (enam) bulan;
uh pada jabatan pimpinan tinggi, jabatan
was, dan jabatan pelaksana; atau
atan jabatan.
aimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
emiliki alasan pribadi yang tidak mungkin untuk
ungsional Penyuluh KB.
diberhentikan karena alasan sebagaimana
uruf b sampai dengan huruf e dapat diangkat
ng jabatan terakhir apabila tersedia lowongan
Penyuluh KB.
i dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB
da ayat (3) dilakukan dengan menggunakan Angka
dan dapat ditambah dengan Angka Kredit dari
Jabatan Fungsional Penyuluh KB selama diberhentikan.
emenuhi persyaratan jabatan sebagaimana
huruf f dapat dipertimbangkan dalam hal:
alifikasi pendidikan yang dipersyaratkan untuk
sional Penyuluh KB; atau
andar Kompetensi yang ditentukan pada Jabatan
ntikan karena ditugaskan pada jabatan sebagaimana
at (1) huruf e dapat disesuaikan pada jenjang sesuai
da jabatannya paling singkat 1 (satu) tahun setelah
ang terakhir yang didudukinya, setelah mengikuti dan
tersedia lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)


kukan pemeriksaan dan mendapatkan izin dari
elum ditetapkan pemberhentiannya.
na dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diangkat
ungsional Penyuluh KB.

M JABATAN LAIN DAN LARANGAN RANGKAP JABATAN

asi dan pengembangan karier, Penyuluh KB dapat


n lain sesuai dengan ketentuan peraturan
n persetujuan dari Pejabat Pembina Kepegawaian.

Pasal 50
ncapaian kinerja organisasi, Penyuluh KB dilarang
pimpinan tinggi atau jabatan administrasi.
BAB XIV
STANSI PEMBINA
eran sebagai pengelola Jabatan Fungsional Penyuluh
untuk menjamin terwujudnya standar
s jabatan.
unyai tugas sebagai berikut:
ormasi Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
petensi Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan Penyuluh KB;
as Hasil Kerja dan pedoman penilaian kualitas Hasil Kerja
nulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah yang bersifat
aan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
ana;
elatihan Jabatan Penyuluh KB;
tihan Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
raan pelatihan fungsional Penyuluh KB pada lembaga

ji Kompetensi Jabatan Fungsional Penyuluh KB;


n pelatihan fungsional di bidang tugas Jabatan

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Jabatan

em informasi Jabatan Fungsional Penyuluh KB;


an tugas pokok Jabatan Fungsional Penyuluh KB;
ukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
n dan penetapan kode etik profesi dan kode
al Penyuluh KB;
elatihan fungsional dengan mengacu kepada
pkan oleh Lembaga Administrasi Negara;
n dan evaluasi penerapan Jabatan Fungsional
dengan Instansi Pengguna dalam rangka pembinaan

tor jabatan untuk evaluasi jabatan.


imana dimaksud pada ayat (2) huruf i dilaksanakan
aturan perundang-undangan.
m rangka melaksanakan tugas pembinaan
ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf
uf n, huruf o, huruf q, huruf r, dan huruf s menyampaikan
n Jabatan Fungsional Penyuluh KB secara berkala
pelaksanaan pembinaan kepada Menteri dengan
gawaian Negara.
yampaikan secara berkala setiap tahun pelaksanaan
d pada ayat (2) huruf f, huruf g, huruf h, huruf j, dan
engan tembusan Kepala Lembaga Administrasi
mengenai penyelenggaraan Uji Kompetensi Penyuluh
pada ayat (2) huruf i diatur dalam peraturan
an urusan pemerintahan di bidang pengendalian
aan keluarga berencana.

V ORGANISASI PROFESI
enyuluh KB yaitu IPeKB Indonesia.
wajib menjadi anggota IPeKB Indonesia.
nyai tugas :
kode perilaku profesi;
n
berikan rekomendasi atas pelanggaran kode etik dan

e perilaku profesi sebagaimana dimaksud pada ayat


IPeKB Indonesia setelah mendapat persetujuan dari

Instansi Pembina dengan IPeKB Indonesia bersifat


untuk
fungsi pembinaan Jabatan Fungsional Penyuluh KB.
Instansi Pembina dengan IPeKB sebagaimana dimaksud
uai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KETENTUAN LAIN-LAIN

ugas di daerah terpencil, rawan, dan/atau berbahaya


Angka Kredit paling banyak 25% (dua puluh lima
mulatif untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dan
am PAK.
sebagaimana dimaksud pada ayat
aksanakan tugas di daerah terpencil, rawan, dan/atau
mengenai kriteria dan penetapan daerah terpencil,
ahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
uduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

I KETENTUAN PENUTUP
eri ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri
ara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2018
Penyuluh Keluarga Berencana (Berita Negara
n 2015 Nomor 488) sebagaimana telah diubah
teri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
10 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
aratur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21
Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (Berita
Tahun 2021 Nomor 209), dinyatakan masih tetap
ntangan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

ri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri


egara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun
onal Penyuluh Keluarga Berencana (Berita Negara
2018 Nomor 455) sebagaimana telah diubah dengan
gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
entang Perubahan atas Peraturan Menteri
ara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2018

ncana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021


dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 57
berlaku pada tanggal diundangkan.

engetahuinya, memerintahkan pengundangan


n penempatannya dalam Berita Negara Republik

kan di Jakarta
nggal 19 Desember 2022
UR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
INDONESIA,
ttd

ABDULLAH AZWAR ANAS


UBLIK INDONESIA,

022 NOMOR 1314

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
KEGIATAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA

4 5
Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi melalui media Dokumen hasil komunikasi, informasi, dan edukasi melalui media
sosial berbentuk tulisan, gambar, infografis, video, atau audio sosial berbentuk tulisan, gambar, infografis, video, atau audio

Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi melalui media Dokumen hasil komunikasi, informasi, dan edukasi melalui media
massa dalam bentuk tulisan, gambar, infografis, video, atau audio massa dalam bentuk tulisan, gambar, infografis, video, atau audio

Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi Perkembangan Dokumen hasil komunikasi, informasi, dan edukasi
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
melalui media massa atau media sosial berbentuk siaran Keluarga Berencana melalui media massa atau media sosial
langsung berbentuk siaran langsung

Mempromosikan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Dokumen promosi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan


Keluarga, dan Keluarga Berencana secara lokal atau regional Keluarga, dan Keluarga Berencana secara lokal atau regional

Mempromosikan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Dokumen promosi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan


Keluarga, dan Keluarga, dan
Keluarga Berencana secara nasional Keluarga Berencana secara nasional

Melakukan diseminasi data capaian Perkembangan Dokumen hasil diseminasi data capaian Perkembangan
Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana

Menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi Dokumen penyusunan instrumen pemantauan


Penyuluhan dan evaluasi Penyuluhan
Melakukan pemantauan dan evaluasi Laporan pemantauan dan evaluasi Penyuluhan
Penyuluhan
Menganalisis dan merancang strategi Dokumen hasil analisis dan rancangan strategi
Penyuluhan Penyuluhan
Melakukan konseling secara perorangan terkait Keluarga Laporan kegiatan konseling secara perorangan terkait Keluarga
Berencana dan kesehatan reproduksi Berencana dan kesehatan
reproduksi

Menganalisis dan mengevaluasi pasca pelayanan nonmetode Dokumen hasil analisis dan evaluasi pasca pelayanan nonmetode
kontrasepsi jangka kontrasepsi jangka
panjang panjang

BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA

4 5
Melakukan pelayanan rujukan terkait komplikasi dan Dokumen hasil pelayanan rujukan komplikasi dan kegagalan
kegagalan

Melakukan konseling secara kelompok terkait Keluarga Laporan kegiatan konseling secara kelompok terkait Keluarga
Berencana dan kesehatan reproduksi Berencana dan kesehatan reproduksi

Melakukan konseling terkait komplikasi dan kegagalan di Laporan konseling terkait komplikasi dan kegagalan di fasilitas
fasilitas kesehatan kesehatan
Menganalisis dan mengevaluasi pasca pelayanan metode Dokumen hasil analisis dan evaluasi pasca pelayanan metode
kontrasepsi jangka panjang kontrasepsi jangka panjang

Melakukan peningkatan kapasitas institusi masyarakat Laporan hasil peningkatan kapasitas institusi masyarakat
pedesaan/perkotaan, pembantu pembina Keluarga Berencana pedesaan/perkotaan, pembantu pembina Keluarga Berencana desa,
desa, sub pembantu pembina Keluarga Berencana desa, kelompok sub pembantu pembina Keluarga Berencana desa, kelompok
Keluarga Berencana, kader kelompok kegiatan, dan/atau setara Keluarga Berencana, kader kelompok kegiatan, dan/atau setara
kelompok kegiatan kelompok kegiatan

Memfasilitasi pelayanan kelompok kegiatan Laporan fasilitasi pelayanan kelompok kegiatan


bina keluarga balita holistik integratif bina keluarga balita holistik integratif
Membentuk kelompok kegiatan percontohan dalam Dokumen pembentukan kelompok kegiatan percontohan dalam
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
Keluarga Keluarga Berencana
Berencana

Menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi Pelayanan Dokumen instrumen pemantauan dan evaluasi Pelayanan

Melakukan pemantauan dan evaluasi Pelayanan Laporan pemantauan dan evaluasi Pelayanan

Menganalisis dan merancang strategi Pelayanan Dokumen hasil analisis dan rancangan strategi
Pelayanan
Mengadvokasi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Dokumen pelaksanaan advokasi Perkembangan Kependudukan,
Keluarga, dan Keluarga Berencana kepada mitra terkait Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana kepada mitra
terkait

Mengadvokasi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Dokumen pelaksanaan advokasi Perkembangan Kependudukan,


Keluarga, dan Keluarga Berencana kepada pemangku kepentingan Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana kepada
pemangku
kepentingan

BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA

4 5
Menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan Dokumen instrumen pemantauan dan evaluasi advokasi
advokasi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
dan Keluarga Berencana Keluarga Berencana
Melakukan pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan advokasi Laporan pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan advokasi
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
Keluarga Berencana Keluarga Berencana

Menganalisis dan merancang strategi kegiatan advokasi Dokumen hasil analisis dan rancangan strategis kegiatan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan advokasi Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana dan Keluarga Berencana

Melakukan kemitraan dengan tokoh Laporan kemitraan dengan tokoh


formal/informal di tingkat kabupaten/kota formal/informal di tingkat kabupaten/kota
Melakukan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat Laporan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat
kabupaten/kota kabupaten/kota
Melakukan kemitraan dengan tokoh Laporan kemitraan dengan tokoh
formal/informal di tingkat provinsi formal/informal di tingkat provinsi
Melakukan kemitraan dengan organisasi Laporan kemitraan dengan organisasi
masyarakat di tingkat provinsi masyarakat di tingkat provinsi
Melakukan kemitraan dengan tokoh formal/ informal di Laporan kemitraan dengan tokoh
tingkat nasional atau internasional formal/informal di tingkat nasional atau internasional

Melakukan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat Laporan kemitraan dengan organisasi masyarakat di tingkat
nasional atau nasional atau
internasional internasional

Menyusun instrumen pemantauan dan evaluasi dalam kegiatan Dokumen penyusunan instrumen pemantauan dan evaluasi
kemitraan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan dalam kegiatan kemitraan Perkembangan Kependudukan,
Keluarga, dan Keluarga Berencana Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana

Melakukan pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan Laporan pemantauan dan evaluasi terkait kegiatan kemitraan
kemitraan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
Keluarga, dan Keluarga Berencana Keluarga Berencana

Menganalisis dan merancang strategi kegiatan kemitraan Dokumen hasil analisis dan rancangan strategi kegiatan
Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan kemitraan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan
Keluarga Berencana Keluarga, dan Keluarga Berencana

BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA

4 5
Mengembangkan materi komunikasi, informasi, Dokumen pengembangan materi Komunikasi,
dan edukasi Informasi dan Edukasi
Mengembangkan model Penyuluhan Dokumen pengembangan model Penyuluhan
Mengembangkan media komunikasi, informasi dan edukasi Dokumen pengembangan media komunikasi, informasi, dan
berbasis teknologi informasi edukasi berbasis teknologi
informasi

Mengembangkan model kegiatan program Dokumen pengembangan model kegiatan


strategis program strategis
Mengembangkan strategi pemberdayaan masyarakat Dokumen pengembangan strategi pemberdayaan masyarakat

Menyusun profil keluarga, profil kelompok Dokumen profil keluarga, profil kelompok
kegiatan, atau profil setara kelompok kegiatan kegiatan, atau profil setara kelompok kegiatan
Menyusun materi konseling berbasis teknologi Dokumen materi konseling berbasis teknologi
informasi informasi
Menganalisis hasil pendataan keluarga Dokumen hasil analisis pendataan keluarga
Mengembangkan model pelayanan Keluarga Dokumen pengembangan model pelayanan
Berencana Keluarga Berencana
Menyusun rekomendasi hasil analisis pengembangan model Dokumen rekomendasi hasil analisis pengembangan model
Penyuluhan Penyuluhan

Menyusun rekomendasi hasil analisis pengembangan model Dokumen rekomendasi hasil analisis pengembangan model
Pelayanan Pelayanan
Mengembangkan inovasi model konseling berbasis teknologi Dokumen pengembangan inovasi model konseling berbasis
informasi teknologi informasi

Menyusun dan/atau mengembangkan materi kebijakan Dokumen materi kebijakan Penggerakan


Penggerakan

Membuat inovasi model Penggerakan Dokumen inovasi model Penggerakan


Menyusun rekomendasi hasil analisis Dokumen rekomendasi hasil analisis
pengembangan model Penggerakan pengembangan model Penggerakan
Menyusun grand design Pembangunan Kependudukan di tingkat Dokumen grand design Pembangunan Kependudukan di tingkat
provinsi/nasional provinsi/nasional
dengan melibatkan mitra dengan melibatkan mitra

Mengembangkan strategi percepatan pelaksanaan Dokumen pengembangan strategi percepatan pelaksanaan


Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
Keluarga Keluarga
Berencana Berencana

BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA

4 5
Merancang strategi kebijakan Perkembangan Kependudukan, Dokumen rancangan strategi kebijakan Perkembangan
Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan Keluarga Berencana

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ABDULLAH AZWAR ANAS
ANGKA KREDIT PELAKSANA
TUGAS
6 7
0.06 Ahli Pertama

0.14 Ahli Pertama

0.12 Ahli Madya

0.28 Ahli Madya

0.75 Ahli Utama

0.49 Ahli Utama

0.17 Ahli Pertama

0.23 Ahli Muda


0.46 Ahli Madya

0.03 Ahli Pertama

0.09 Ahli Pertama

ANGKA KREDIT PELAKSANA


TUGAS
6 7
0.07 Ahli Pertama

0.09 Ahli Muda

0.10 Ahli Muda

0.17 Ahli Muda

0.14 Ahli Muda

0.23 Ahli Madya

0.29 Ahli Madya

0.10 Ahli Pertama

0.20 Ahli Muda

0.46 Ahli Madya

0.22 Ahli Madya

0.43 Ahli Utama

ANGKA KREDIT PELAKSANA


TUGAS
6 7
0.10 Ahli Pertama
0.18 Ahli Muda

0.28 Ahli Madya

0.29 Ahli Muda

0.34 Ahli Muda

0.17 Ahli Madya

0.18 Ahli Madya

0.51 Ahli Utama

0.48 Ahli Utama

0.12 Ahli Pertama

0.36 Ahli Muda

0.43 Ahli Madya

ANGKA KREDIT PELAKSANA


TUGAS
6 7
0.14 Ahli Pertama

0.36 Ahli Muda


0.31 Ahli Muda

0.70 Ahli Utama

0.77 Ahli Utama

0.22 Ahli Pertama

0.18 Ahli Pertama

0.31 Ahli Muda


0.33 Ahli Muda
0.44 Ahli Madya

0.25 Ahli Madya

0.91 Ahli Utama

0.16 Ahli Pertama

0.40 Ahli Muda


0.27 Ahli Madya

1.11 Ahli Utama

0.76 Ahli Utama

ANGKA KREDIT PELAKSANA


TUGAS
6 7
0.80 Ahli Utama

ttd
BDULLAH AZWAR ANAS
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYA
DAN REFORMASI BIROKRASI RE
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONA
KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSION
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
I. Pengembangan Profesi Penyuluh A Perolehan ijazah/gelar pendidikan formal sesuai Memperoleh ijazah sesuai dengan bida
Keluarga Berencana dengan bidang tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana
Penyuluh
Keluarga Berencana

B Pembuatan karya tulis/ilmiah 1 membuat karya tulis/ilmiah hasil


survei, atau evaluasi dibidang pen
dipublikasikan:

2 Membuat karya tulis/karya ilmiah


penelitian/pengkajian/ survei/eva
pengelolaan Program yang tidak d

a
b
3 Membuat karya tulis/karya ilmiah
ulasan ilmiah hasil gagasan sendir
Program yang dipublikasikan:

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
b

4 Membuat karya tulis/karya ilmiah


ulasan ilmiah hasil gagasan sendir
Program yang tidak dipublikasika

a
b
5 Menyampaikan prasaran berupa t
atau ulasan ilmiah dalam
pertemuan ilmiah
6 Membuat artikel di bidang Jabatan
Keluarga Berencana yang dipublik

C Penerjemahan/ Penyaduran Buku dan Bahan- 1 Menerjemahkan/menyadur buku a


Bahan Lain di bidang Jabatan Fungsional bidang pengelolaan Program yang
Penyuluh Keluarga Berencana

2 Menerjemahkan / menyadur buku


bidang pengelolaan Program yang

a
b
D Penyusunan Standar/Pedoman/ Petunjuk Membuat buku standar/pedoman/ pet
Pelaksanaan/ Petunjuk Teknis di bidang Jabatan petunjuk teknis di bidang Jabatan Fun
Fungsional Penyuluh Keluarga Keluarga Berencana
Berencana

E Pengembangan Kompetensi di bidang Jabatan Mengikuti kegiatan pengembangan kom


Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana
1 pelatihan fungsional
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
2 seminar/lokakarya/konferensi/ si
lapangan

3 Pelatihan teknis/magang di bidan


Keluarga Berencana dan mempero

a
b
c
d
e
f
g
4 Pelatihan manajerial/sosial kultu
Penyuluh Keluarga Berencana
dan memperoleh Sertifikat

a
b
c
d
e
f
g
5 Maintain performance (pemelihar
kinerja)

F Kegiatan lain yang mendukung pengembangan Melaksanakan kegiatan lain yang men
profesi yang ditetapkan oleh Instansi Pembina di profesi yang ditetapkan oleh Instansi P
bidang Jabatan Fungsional Fungsional Penyuluh Keluarga Berencan
Penyuluh Keluarga Berencana

II. Penunjang Penyuluh Keluarga A Pengajar/Pelatih/Pembimbing di bidang Jabatan Mengajar/melatih/membimbing yang b


Berencana Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga

B Keanggotaan dalam Tim Penilai/Tim Uji Menjadi anggota Tim Penilai/ Tim Uji K
Kompetensi
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
ESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA ANGKA PELAKSANA
KREDIT TUGAS
4 5 6 7
Memperoleh ijazah sesuai dengan bidang tugas jabatan Ijazah/Gelar 25% AK Semua jenjang
Penyuluh Keluarga Berencana kenaikan
pangkat

membuat karya tulis/ilmiah hasil penelitian, pengkajian,


survei, atau evaluasi dibidang pengelolaan Program yang
dipublikasikan:

dalam buku/majalah ilmiah internasional yang Jurnal/Buku 20 Semua jenjang


terindek

dalam buku/majalah ilmiah nasional terakreditasi Jurnal/Buku 12.5 Semua jenjang

dalam buku/majalah ilmiah yang diakui organisasi Jurnal/Buku/ Naskah 6 Semua jenjang
profesi dan Instansi Pembina

Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil


penelitian/pengkajian/ survei/evaluasi di bidang
pengelolaan Program yang tidak dipublikasikan:

dalam bentuk buku Buku 8 Semua jenjang


dalam bentuk majalah ilmiah Naskah 4 Semua jenjang
Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pengelolaan
Program yang dipublikasikan:

dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan Buku 8 Semua jenjang
secara nasional

BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA ANGKA PELAKSANA


KREDIT TUGAS
4 5 6 7
dalam majalah ilmiah yang diakui organisasi profesi Naskah 4 Semua jenjang
dan Instansi Pembina

Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau


ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pengelolaan
Program yang tidak dipublikasikan:

dalam bentuk buku Buku 7 Semua jenjang


dalam bentuk makalah Naskah 3.5 Semua jenjang
Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan Naskah 2.5 Semua jenjang
atau ulasan ilmiah dalam
pertemuan ilmiah
Membuat artikel di bidang Jabatan Fungsional Penyuluh Artikel 2 Semua jenjang
Keluarga Berencana yang dipublikasikan

Menerjemahkan/menyadur buku atau karya ilmiah di


bidang pengelolaan Program yang dipublikasikan:

dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan Buku 7 Semua jenjang
secara nasional
dalam majalah ilmiah yang diakui organisasi profesi Naskah 3.5 Semua jenjang
dan Instansi Pembina

Menerjemahkan / menyadur buku atau karya ilmiah di


bidang pengelolaan Program yang tidak dipublikasikan

dalam bentuk buku Buku 3 Semua jenjang


dalam bentuk makalah Naskah 1.5 Semua jenjang
Membuat buku standar/pedoman/ petunjuk pelaksanaan/ Buku 3 Semua jenjang
petunjuk teknis di bidang Jabatan Fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana

Mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi:

pelatihan fungsional Sertifikat/laporan 0.5 Semua jenjang


BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA ANGKA PELAKSANA
KREDIT TUGAS
4 5 6 7
seminar/lokakarya/konferensi/ simposium/studi banding- Sertifikat/laporan 3 Semua jenjang
lapangan

Pelatihan teknis/magang di bidang tugas Penyuluh


Keluarga Berencana dan memperoleh Sertifikat

Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat/laporan 15 Semua jenjang


Lamanya antara 641 -960 jam Sertifikat/laporan 9 Semua jenjang
Lamanya antara 481 -640 jam Sertifikat/laporan 6 Semua jenjang
Lamanya antara 161 -480 jam Sertifikat/laporan 3 Semua jenjang
Lamanya antara 81 -160 jam Sertifikat/laporan 2 Semua jenjang
Lamanya antara 30 -80 jam Sertifikat/laporan 1 Semua jenjang
Lamanya kurang dari 30 jam Sertifikat/laporan 0.5 Semua jenjang
Pelatihan manajerial/sosial kultural di bidang tugas
Penyuluh Keluarga Berencana
dan memperoleh Sertifikat

Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat/laporan 7.5 Semua jenjang


Lamanya antara 641 -960 jam Sertifikat/laporan 4.5 Semua jenjang
Lamanya antara 481 -640 jam Sertifikat/laporan 3 Semua jenjang
Lamanya antara 161 -480 jam Sertifikat/laporan 1.5 Semua jenjang
Lamanya antara 81 -160 jam Sertifikat/laporan 1 Semua jenjang
Lamanya antara 30 -80 jam Sertifikat/laporan 0.5 Semua jenjang
Lamanya kurang dari 30 jam Sertifikat/laporan 0.25 Semua jenjang
Maintain performance (pemeliharaan kinerja dan target Laporan 0.5 Semua jenjang
kinerja)

Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung pengembangan Laporan 0.5 Semua jenjang
profesi yang ditetapkan oleh Instansi Pembina di bidang Jabatan
Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

Mengajar/melatih/membimbing yang berkaitan dengan bidang Sertifikat/laporan 0.4 Semua jenjang


Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

Menjadi anggota Tim Penilai/ Tim Uji Kompetensi Laporan 0.04 Semua jenjang
LAKSANA
TUGAS
7
ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang

LAKSANA
TUGAS
7
ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang
LAKSANA
TUGAS
7
ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
C Perolehan Penghargaan 1 Memperoleh penghargaan / tanda
Karya Satya:
a
b
c
2 Penghargaan atas prestasi kerjany
a

D Perolehan ijazah/gelar kesarjanaan lainnya 1 Memperoleh ijazah/gelar yang tid


tugasnya:
a
b
c
E Pelaksanaan tugas lain yang mendukung Pelaksanaan tugas lain yang menduku
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga
Keluarga Berencana

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDON
BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA ANGKA PELAKSANA
KREDIT TUGAS
4 5 6 7
Memperoleh penghargaan / tanda jasa Satya Lancana
Karya Satya:
30 (tiga puluh) tahun lebih Piagam 3 Semua jenjang
30 (tiga puluh) tahun lebih Piagam 2 Semua jenjang
30 (tiga puluh) tahun lebih Piagam 1 Semua jenjang
Penghargaan atas prestasi kerjanya
Tingkat Internasional Sertifikat/Piagam 35% AK Semua jenjang
kenaikan
pangkat

Tingkat Nasional Sertifikat/Piagam 25% AK Semua jenjang


kenaikan
pangkat

Tingkat Lokal Sertifikat/Piagam 15% AK Semua jenjang


kenaikan
pangkat

Memperoleh ijazah/gelar yang tidak sesuai bidang


tugasnya:
Sarjana/Diploma Empat Ijazah 5 Semua jenjang
Magister Ijazah 10 Semua jenjang
Doktor Ijazah 15 Semua jenjang
Pelaksanaan tugas lain yang mendukung pelaksanaan tugas Laporan 0.04 Semua jenjang
Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

TERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


EFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ABDULLAH AZWAR ANAS
LAKSANA
TUGAS
7

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYA
DAN REFORMASI BIROKRASI RE
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONA
KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSION
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
I. Pengembangan Profesi Penyuluh A Perolehan ijazah/gelar pendidikan formal sesuai Memperoleh ijazah sesuai dengan bida
Keluarga Berencana dengan bidang tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana
Penyuluh
Keluarga Berencana

B Pembuatan karya tulis/ilmiah 1 membuat karya tulis/ilmiah hasil


survei, atau evaluasi dibidang pen
dipublikasikan:

2 Membuat karya tulis/karya ilmiah


penelitian/pengkajian/ survei/eva
pengelolaan Program yang tidak d

a
b
3 Membuat karya tulis/karya ilmiah
ulasan ilmiah hasil gagasan sendir
Program yang dipublikasikan:

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
b

4 Membuat karya tulis/karya ilmiah


ulasan ilmiah hasil gagasan sendir
Program yang tidak dipublikasika

a
b
5 Menyampaikan prasaran berupa t
atau ulasan ilmiah dalam
pertemuan ilmiah
6 Membuat artikel di bidang Jabatan
Keluarga Berencana yang dipublik

C Penerjemahan/ Penyaduran Buku dan Bahan- 1 Menerjemahkan/menyadur buku a


Bahan Lain di bidang Jabatan Fungsional bidang pengelolaan Program yang
Penyuluh Keluarga Berencana

2 Menerjemahkan / menyadur buku


bidang pengelolaan Program yang

a
b
D Penyusunan Standar/Pedoman/ Petunjuk Membuat buku standar/pedoman/ pet
Pelaksanaan/ Petunjuk Teknis di bidang Jabatan petunjuk teknis di bidang Jabatan Fun
Fungsional Penyuluh Keluarga Keluarga Berencana
Berencana

E Pengembangan Kompetensi di bidang Jabatan Mengikuti kegiatan pengembangan kom


Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana
1 pelatihan fungsional
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
2 seminar/lokakarya/konferensi/ si
lapangan

3 Pelatihan teknis/magang di bidan


Keluarga Berencana dan mempero

a
b
c
d
e
f
g
4 Pelatihan manajerial/sosial kultu
Penyuluh Keluarga Berencana
dan memperoleh Sertifikat

a
b
c
d
e
f
g
5 Maintain performance (pemelihar
kinerja)

F Kegiatan lain yang mendukung pengembangan Melaksanakan kegiatan lain yang men
profesi yang ditetapkan oleh Instansi Pembina di profesi yang ditetapkan oleh Instansi P
bidang Jabatan Fungsional Fungsional Penyuluh Keluarga Berencan
Penyuluh Keluarga Berencana

II. Penunjang Penyuluh Keluarga A Pengajar/Pelatih/Pembimbing di bidang Jabatan Mengajar/melatih/membimbing yang b


Berencana Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga

B Keanggotaan dalam Tim Penilai/Tim Uji Menjadi anggota Tim Penilai/ Tim Uji K
Kompetensi
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
ESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA ANGKA PELAKSANA
KREDIT TUGAS
4 5 6 7
Memperoleh ijazah sesuai dengan bidang tugas jabatan Ijazah/Gelar 25% AK Semua jenjang
Penyuluh Keluarga Berencana kenaikan
pangkat

membuat karya tulis/ilmiah hasil penelitian, pengkajian,


survei, atau evaluasi dibidang pengelolaan Program yang
dipublikasikan:

dalam buku/majalah ilmiah internasional yang Jurnal/Buku 20 Semua jenjang


terindek

dalam buku/majalah ilmiah nasional terakreditasi Jurnal/Buku 12.5 Semua jenjang

dalam buku/majalah ilmiah yang diakui organisasi Jurnal/Buku/ Naskah 6 Semua jenjang
profesi dan Instansi Pembina

Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil


penelitian/pengkajian/ survei/evaluasi di bidang
pengelolaan Program yang tidak dipublikasikan:

dalam bentuk buku Buku 8 Semua jenjang


dalam bentuk majalah ilmiah Naskah 4 Semua jenjang
Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pengelolaan
Program yang dipublikasikan:

dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan Buku 8 Semua jenjang
secara nasional

BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA ANGKA PELAKSANA


KREDIT TUGAS
4 5 6 7
dalam majalah ilmiah yang diakui organisasi profesi Naskah 4 Semua jenjang
dan Instansi Pembina

Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau


ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pengelolaan
Program yang tidak dipublikasikan:

dalam bentuk buku Buku 7 Semua jenjang


dalam bentuk makalah Naskah 3.5 Semua jenjang
Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan Naskah 2.5 Semua jenjang
atau ulasan ilmiah dalam
pertemuan ilmiah
Membuat artikel di bidang Jabatan Fungsional Penyuluh Artikel 2 Semua jenjang
Keluarga Berencana yang dipublikasikan

Menerjemahkan/menyadur buku atau karya ilmiah di


bidang pengelolaan Program yang dipublikasikan:

dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan Buku 7 Semua jenjang
secara nasional
dalam majalah ilmiah yang diakui organisasi profesi Naskah 3.5 Semua jenjang
dan Instansi Pembina

Menerjemahkan / menyadur buku atau karya ilmiah di


bidang pengelolaan Program yang tidak dipublikasikan

dalam bentuk buku Buku 3 Semua jenjang


dalam bentuk makalah Naskah 1.5 Semua jenjang
Membuat buku standar/pedoman/ petunjuk pelaksanaan/ Buku 3 Semua jenjang
petunjuk teknis di bidang Jabatan Fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana

Mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi:

pelatihan fungsional Sertifikat/laporan 0.5 Semua jenjang


BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA ANGKA PELAKSANA
KREDIT TUGAS
4 5 6 7
seminar/lokakarya/konferensi/ simposium/studi banding- Sertifikat/laporan 3 Semua jenjang
lapangan

Pelatihan teknis/magang di bidang tugas Penyuluh


Keluarga Berencana dan memperoleh Sertifikat

Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat/laporan 15 Semua jenjang


Lamanya antara 641 -960 jam Sertifikat/laporan 9 Semua jenjang
Lamanya antara 481 -640 jam Sertifikat/laporan 6 Semua jenjang
Lamanya antara 161 -480 jam Sertifikat/laporan 3 Semua jenjang
Lamanya antara 81 -160 jam Sertifikat/laporan 2 Semua jenjang
Lamanya antara 30 -80 jam Sertifikat/laporan 1 Semua jenjang
Lamanya kurang dari 30 jam Sertifikat/laporan 0.5 Semua jenjang
Pelatihan manajerial/sosial kultural di bidang tugas
Penyuluh Keluarga Berencana
dan memperoleh Sertifikat

Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat/laporan 7.5 Semua jenjang


Lamanya antara 641 -960 jam Sertifikat/laporan 4.5 Semua jenjang
Lamanya antara 481 -640 jam Sertifikat/laporan 3 Semua jenjang
Lamanya antara 161 -480 jam Sertifikat/laporan 1.5 Semua jenjang
Lamanya antara 81 -160 jam Sertifikat/laporan 1 Semua jenjang
Lamanya antara 30 -80 jam Sertifikat/laporan 0.5 Semua jenjang
Lamanya kurang dari 30 jam Sertifikat/laporan 0.25 Semua jenjang
Maintain performance (pemeliharaan kinerja dan target Laporan 0.5 Semua jenjang
kinerja)

Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung pengembangan Laporan 0.5 Semua jenjang
profesi yang ditetapkan oleh Instansi Pembina di bidang Jabatan
Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

Mengajar/melatih/membimbing yang berkaitan dengan bidang Sertifikat/laporan 0.4 Semua jenjang


Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

Menjadi anggota Tim Penilai/ Tim Uji Kompetensi Laporan 0.04 Semua jenjang
LAKSANA
TUGAS
7
ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang

LAKSANA
TUGAS
7
ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang
LAKSANA
TUGAS
7
ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN

1 2 3 4
C Perolehan Penghargaan 1 Memperoleh penghargaan / tanda
Karya Satya:
a
b
c
2 Penghargaan atas prestasi kerjany
a

D Perolehan ijazah/gelar kesarjanaan lainnya 1 Memperoleh ijazah/gelar yang tid


tugasnya:
a
b
c
E Pelaksanaan tugas lain yang mendukung Pelaksanaan tugas lain yang menduku
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Penyuluh Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga
Keluarga Berencana

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDON
BUTIR KEGIATAN HASIL KERJA ANGKA PELAKSANA
KREDIT TUGAS
4 5 6 7
Memperoleh penghargaan / tanda jasa Satya Lancana
Karya Satya:
30 (tiga puluh) tahun lebih Piagam 3 Semua jenjang
30 (tiga puluh) tahun lebih Piagam 2 Semua jenjang
30 (tiga puluh) tahun lebih Piagam 1 Semua jenjang
Penghargaan atas prestasi kerjanya
Tingkat Internasional Sertifikat/Piagam 35% AK Semua jenjang
kenaikan
pangkat

Tingkat Nasional Sertifikat/Piagam 25% AK Semua jenjang


kenaikan
pangkat

Tingkat Lokal Sertifikat/Piagam 15% AK Semua jenjang


kenaikan
pangkat

Memperoleh ijazah/gelar yang tidak sesuai bidang


tugasnya:
Sarjana/Diploma Empat Ijazah 5 Semua jenjang
Magister Ijazah 10 Semua jenjang
Doktor Ijazah 15 Semua jenjang
Pelaksanaan tugas lain yang mendukung pelaksanaan tugas Laporan 0.04 Semua jenjang
Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

TERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


EFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ABDULLAH AZWAR ANAS
LAKSANA
TUGAS
7

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang

ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
ua jenjang
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PEND
DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIO
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA DENGAN PENDID
JENJAN

TUGAS JABATAN AHLI PERTAMA


III/a III/b
Melakukan Pengelolaan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
dan Keluarga Berencana
50 50

MENTERI PE
MPIRAN III
RATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
N REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
MOR 52 TAHUN 2022
NTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
TUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
ENCANA DENGAN PENDIDIKAN SARJANA/DIPLOMA EMPAT
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT

AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA


III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

100 100 150 150 150 200 200

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ttd
ABDULLAH AZWAR ANAS
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PENDAYAG
DAN REFORMASI BIROKRASI REP
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL P
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN D
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA DENGA

TUGAS JABATAN AHLI


PERTAMA
III/b
Melakukan Pengelolaan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
Keluarga Berencana
50

MENTERI PENDA

AB
AMPIRAN IV
ERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
AN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
OMOR 52 TAHUN 2022
ENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
MAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
KELUARGA BERENCANA DENGAN PENDIDIKAN MAGISTER
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA

III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

100 100 150 150 150 200 200

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ttd
ABDULLAH AZWAR ANAS
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENY
JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA DEN
JENJANG JABAT
JA
TUGAS JABATAN
AHLI MUDA
III/c
Melakukan Pengelolaan Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga, dan
Keluarga Berencana 100

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK IN

ABDUL
NTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
N 2022
AN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
TUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
RGA BERENCANA DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR
JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA
III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

100 150 150 150 200 200

AGUNAAN APARATUR NEGARA


ROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ABDULLAH AZWAR ANAS
LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTERI PENDAY
DAN REFORMASI BIROKRASI RE
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONA
ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL PENY
GOLONGAN AK untuk kenaikan pangkat ANGKA KR
NO RUANG IJAZAH/STTB YANG SETINGKAT selanjutnya
< 1 TAHUN
1 III/a Sarjana (S1)/Diploma IV 50 3
Sarjana (S1)/Diploma IV 50 3
2 III/b
Magister (S2) 50 4
3 III/c Sarjana (S1)/Diploma IV 100 5
Magister (S2) 100 6
Doktor (S3) 100 7
4 III/d Sarjana (S1)/Diploma IV 100 5
Magister (S2) 100 6
Doktor (S3) 100 7
5 IV/a Sarjana (S1)/Diploma IV 150 8
Magister (S2) 150 9
Doktor (S3) 150 11
6 IV/b Sarjana (S1)/Diploma IV 150 8
Magister (S2) 150 9
Doktor (S3) 150 11
7 IV/c Sarjana (S1)/Diploma IV 150 8
Magister (S2) 150 9
Doktor (S3) 150 11
8 IV/d Sarjana (S1)/Diploma IV 200 10
Magister (S2) 200 12
Doktor (S3) 200 14
Sarjana (S1)/Diploma IV / Magister (S2)
9 IV/e /Doktor (S3) ** 200
LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2022
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
TUK PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA
ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN

1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN/ LEBIH


18 28 38 47
18 28 38 47
19 29 39 48
35 55 75 95
36 56 76 96
37 57 77 97
35 55 75 95
36 56 76 96
37 57 77 97
53 83 113 143
54 84 114 144
56 86 116 146
53 83 113 143
54 84 114 144
56 86 116 146
53 83 113 143
54 84 114 144
56 86 116 146
70 110 150 190
72 112 152 192
74 114 154 194

200 200 200 200

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ABDULLAH AZWAR ANAS

Anda mungkin juga menyukai