Anda di halaman 1dari 117

SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2021
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk pengembangan karier dan peningkatan


profesionalisme pegawai negeri sipil yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
untuk melaksanakan penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, serta dukungan penanganan perkara yang
meliputi koordinasi dan supervisi, penanganan dan
pengelolaan informasi dan data, pelacakan aset,
pengelolaan barang bukti dan barang rampasan,
penyelenggaraan dan pengelolaan hukum antikorupsi,
perlu ditetapkan Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
tentang Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
- -2-

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 647);
5. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2014 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Presiden Nomor 87
Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 240);
6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 126);
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2019 tentang
Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 834);
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2019 tentang
- -3-

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1593);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian PNS, dan pembinaan
manajemen PNS di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
5. Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melaksanakan
penyelidikan perkara tindak pidana korupsi, serta
dukungan penanganan perkara yang meliputi koordinasi
- -4-

dan supervisi, penanganan dan pengelolaan informasi dan


data, pelacakan aset, pengelolaan barang bukti dan
barang rampasan, penyelenggaraan dan pengelolaan
hukum antikorupsi.
6. Pejabat Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang
selanjutnya disebut Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang secara penuh oleh Pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, serta dukungan penanganan perkara yang
meliputi koordinasi dan supervisi, penanganan dan
pengelolaan informasi dan data, pelacakan aset,
pengelolaan barang bukti dan barang rampasan,
penyelenggaraan dan pengelolaan hukum antikorupsi.
7. Tindak Pidana Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang yang mengatur
mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
8. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah
serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas
tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi,
monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran serta
masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
9. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah rencana kinerja dan target yang akan dicapai oleh
seorang PNS yang harus dicapai setiap tahun.
10. Angka Kredit adalah satuan nilai dari uraian kegiatan
dan/atau akumulasi nilai dari uraian kegiatan yang harus
dicapai oleh Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dalam
rangka pembinaan karier yang bersangkutan.
11. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai Angka
Kredit minimal yang harus dicapai oleh Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi sebagai salah satu syarat kenaikan
pangkat dan/atau jabatan.
12. Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disingkat PAK
adalah hasil penilaian yang diberikan berdasarkan Angka
- -5-

Kredit untuk pengangkatan atau kenaikan pangkat


dan/atau jabatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi.
13. Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi yang selanjutnya disebut Tim
Penilai adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan pejabat
yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit dan
bertugas mengevaluasi keselarasan Hasil Kerja dengan
tugas yang disusun dalam SKP serta menilai capaian
kinerja Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dalam bentuk
Angka Kredit Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
14. Standar Kompetensi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
yang selanjutnya disebut Standar Kompetensi adalah
deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
diperlukan seorang PNS dalam melaksanakan tugas
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
15. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran dan penilaian
terhadap kompetensi teknis, manajerial, dan sosial
kultural dari Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dalam
melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatan.
16. Hasil Kerja adalah unsur kegiatan utama yang harus
dicapai oleh Penyelidik Tindak Pidana Korupsi sebagai
prasyarat menduduki setiap jenjang Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
17. Hasil Kerja Minimal adalah unsur kegiatan utama yang
harus dicapai minimal oleh Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi sebagai prasyarat pencapaian Hasil Kerja.
18. Karya Tulis/Karya Ilmiah adalah tulisan hasil pokok
pikiran, pengembangan, dan hasil kajian/penelitian yang
disusun oleh Penyelidik Tindak Pidana Korupsi baik
perorangan atau kelompok di bidang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
19. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi yang selanjutnya disebut Instansi Pembina
adalah kesekretariatan jenderal pada lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
- -6-

20. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan


pemerintahan di bidang aparatur negara.

BAB II
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, DAN
KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN

Bagian Kesatu
Kedudukan dan Tanggung Jawab

Pasal 2
(1) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi berkedudukan sebagai
pelaksana teknis dalam melaksanakan penyelidikan
perkara tindak pidana korupsi, serta dukungan
penanganan perkara yang meliputi koordinasi dan
supervisi, penanganan dan pengelolaan informasi dan
data, pelacakan aset, pengelolaan barang bukti dan
barang rampasan, penyelenggaraan dan pengelolaan
hukum antikorupsi pada Instansi Pembina.
(2) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi
madya, pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat
administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
(3) Kedudukan Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam
peta jabatan berdasarkan analisis tugas dan fungsi unit
kerja, analisis jabatan, dan analisis beban kerja yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
- -7-

Pasal 3
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
merupakan jabatan karier PNS.

Bagian Kedua
Klasifikasi/Rumpun Jabatan

Pasal 4
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
termasuk dalam klasifikasi/rumpun jabatan penyidik dan
detektif.

BAB III
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

Pasal 5
(1) Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
merupakan Jabatan Fungsional kategori keahlian.
(2) Jenjang Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Pertama;
b. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Muda;
c. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Madya; dan
d. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama.
(3) Jenjang pangkat untuk masing-masing Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran III sampai dengan Lampiran V yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- -8-

BAB IV
TUGAS JABATAN, UNSUR DAN SUB-UNSUR KEGIATAN,
URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN, DAN HASIL KERJA

Bagian Kesatu
Tugas Jabatan

Pasal 6
Tugas Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
yaitu melaksanakan penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, serta dukungan penanganan perkara yang meliputi
koordinasi dan supervisi, penanganan dan pengelolaan
informasi dan data, pelacakan aset, pengelolaan barang bukti
dan barang rampasan, penyelenggaraan dan pengelolaan
hukum antikorupsi.

Bagian Kedua
Unsur dan Sub-unsur Kegiatan

Pasal 7
(1) Unsur kegiatan Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi yang dapat dinilai Angka Kreditnya terdiri
atas:
a. pelaksanaan koordinasi dan supervisi terhadap
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi oleh
aparat penegak hukum (APH) lain;
b. penanganan dan pengelolaan informasi dugaan Tindak
Pidana Korupsi;
c. penyelidikan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi;
d. penanganan dan pengelolaan data dan informasi
pendukung terkait kasus/perkara dugaan Tindak
Pidana Korupsi;
e. pelacakan aset, pengelolaan barang bukti dan barang
rampasan; dan
f. penyelenggaraan dan pengelolaan hukum antikorupsi.
(2) Sub-unsur dari unsur kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
- -9-

a. pelaksanaan koordinasi dan supervisi terhadap


penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi oleh
aparat penegak hukum (APH) lain, meliputi:
1. pelaksanaan koordinasi penanganan perkara
Tindak Pidana Korupsi;
2. pelaksanaan supervisi dalam bentuk pengawasan,
penelitian dan penelaahan terhadap penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi;
3. pengambilalihan dan pelimpahan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi; dan
4. peningkatan kemampuan Aparat Penegak Hukum
(APH) dalam penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi;
b. penanganan dan pengelolaan informasi dugaan Tindak
Pidana Korupsi, meliputi:
1. penerimaan informasi dugaan Tindak Pidana
Korupsi;
2. penelaahan dan pengumpulan informasi dugaan
Tindak Pidana Korupsi; dan
3. penentuan tindak lanjut penanganan informasi
dugaan Tindak Pidana Korupsi;
c. penyelidikan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi,
meliputi:
1. perencanaan penyelidikan kasus dugaan Tindak
Pidana Korupsi;
2. pelaksanaan penyelidikan kasus dugaan Tindak
Pidana Korupsi; dan
3. penyelesaian penyelidikan kasus dugaan Tindak
Pidana Korupsi;
d. penanganan dan pengelolaan data dan informasi
pendukung terkait kasus/perkara dugaan Tindak
Pidana Korupsi, meliputi:
1. analisis pengolahan informasi (information
processing analysis);
2. pencarian data dan informasi secara tertutup;
3. pelaksanaan akuntansi forensik; dan
- - 10 -

4. penanganan dan pemeriksaan barang bukti


elektronik (BBE) dengan metodologi forensik digital
dalam laboratorium;
e. pelacakan aset, pengelolaan barang bukti dan barang
rampasan, meliputi:
1. pelacakan aset;
2. pengelolaan barang bukti; dan
3. pengelolaan barang rampasan; dan
f. penyelenggaraan dan pengelolaan hukum antikorupsi,
meliputi:
1. penyelesaian perkara secara litigasi dan nonlitigasi;
2. penyusunan kajian hukum terkait Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan/atau lembaga negara
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
3. penyusunan rumusan kebijakan hukum di bidang
antikorupsi;
4. penyampaian pendapat hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
5. pemberian informasi hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
6. pengelolaan saksi pelaku yang bekerjasama (justice
collaborator);
7. pengelolaan perlindungan pelapor dan/atau saksi;
8. pendataan dan analisis putusan pengadilan;
9. penyediaan penasihat hukum untuk tersangka
yang tidak mampu;
10. pengelolaan pemberian penghargaan dalam
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi; dan
- - 11 -

11. pengelolaan bantuan hukum terhadap


pelaksanaan tugas dan wewenang di lembaga
negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.

Bagian Ketiga
Uraian Kegiatan sesuai dengan Jenjang Jabatan

Pasal 8
(1) Uraian kegiatan Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi sesuai dengan jenjang jabatannya,
ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut:
a. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Pertama,
meliputi:
1. mengelola data surat perintah dimulainya
penyidikan (SPDP) perkara Tindak Pidana
Korupsi dan perkembangannya yang ditangani
oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia atau
Kejaksaan Republik Indonesia;
2. menyiapkan pengumpulan data dan informasi
terkait penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia atau Kejaksaan Republik
Indonesia;
3. menyusun pemberitahuan hasil pengumpulan
data dan informasi terkait penanganan perkara
Tindak Pidana Korupsi kepada pihak terkait;
4. menyiapkan supervisi dalam bentuk
pengawasan/penelitian/penelaahan perkara
Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh
kepolisian/kejaksaan;
5. menyiapkan rapat koordinasi/gelar perkara
terkait penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi;
6. menyusun pemberitahuan hasil supervisi dalam
bentuk pengawasan, penelitian, dan/atau
- - 12 -

penelaahan tindak pidana korupsi kepada


pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia
atau Kejaksaan Republik Indonesia;
7. menyusun usulan pengambilalihan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi yang ditangani
oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia atau
Kejaksaan Republik Indonesia;
8. menyiapkan serah terima penanganan perkara
Tindak Pidana Korupsi;
9. menyiapkan pengumpulan data dan informasi
terkait persiapan pelatihan aparat penegak
hukum (APH);
10. menyiapkan pelaksanaan pelatihan aparat
penegak hukum (APH);
11. mengumpulkan dan mengidentifikasi informasi
dugaan Tindak Pidana Korupsi;
12. memverifikasi dan menyusun telaahan informasi
dugaan Tindak Pidana Korupsi;
13. mengumpulkan dan mengidentifikasi informasi,
bahan, dan keterangan tambahan atas informasi
dugaan Tindak Pidana Korupsi;
14. menyusun dan merumuskan rencana
penyelidikan Tindak Pidana Korupsi;
15. mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti hasil
dalam kegiatan penyelidikan Tindak Pidana
Korupsi;
16. menyusun laporan perkembangan penyelidikan
Tindak Pidana Korupsi;
17. menyusun bahan paparan untuk ekspose atau
gelar perkara hasil penyelidikan Tindak Pidana
Korupsi;
18. menyusun laporan hasil penyelidikan Tindak
Pidana Korupsi;
19. mengidentifikasi data kasus Tindak Pidana
Korupsi yang akan dianalisis;
- - 13 -

20. mencari dan mengumpulkan data dan informasi


Tindak Pidana Korupsi dari berbagai sumber
(internal dan eksternal);
21. mengidentifikasi subjek dan objek Tindak Pidana
Korupsi terkait seperti orang, perusahaan, dan
instansi;
22. mengolah diagram (charting) Tindak Pidana
Korupsi dengan menggunakan tools analysis;
23. menyusun paparan laporan akhir hasil analisis
Tindak Pidana Korupsi;
24. mengelola data internal dan eksternal terkait
Tindak Pidana Korupsi;
25. melakukan pengelolaan peralatan khusus
terkait Tindak Pidana Korupsi;
26. mengidentifikasi dan menyimpulkan informasi
dan data hasil penyadapan;
27. mengolah permintaan informasi dan data hasil
penyadapan;
28. menganalisis profil korporasi dan rasio
keuangan, peraturan perundang-undangan
terkait, serta proses bisnis entitas/korporasi
berdasarkan data hasil penggeledahan,
penyitaan dan data lain secara projustitia;
29. melakukan prosedur persyaratan-persyaratan
dasar yang berlaku untuk semua penanganan
dan pemeriksaan barang bukti elektronik;
30. melakukan prosedur-prosedur penanganan dan
pemeriksaan awal (first responder) yang meliputi
proses identifikasi, koleksi, akuisisi, dan
preservasi terhadap barang bukti elektronik
pada kegiatan diluar laboratorium
(penangkapan, penggeledahan, penyitaan,
pemeriksaan), dan didalam laboratorium
(penanganan dan pemeriksaan barang bukti
elektronik sebelum eksaminasi dilakukan);
31. menerapkan operasional laboratorium sesuai
dengan pedoman jaminan mutu, yang meliputi
- - 14 -

ketidakberpihakan (impartiality), konsistensi,


dan kompetensi, termasuk uji profisiensi,
kompetensi personel, dan verifikasi dan/atau
validasi peralatan dan metode;
32. menelusuri dan merangkum data dan informasi
kepemilikan aset dari sumber internal, eksternal
dan mandiri;
33. menggali dan mengolah informasi dan data hasil
pelacakan aset;
34. menguraikan analisis portofolio aset dan nilai
taksiran aset;
35. mengurutkan rencana kerja pelacakan aset dan
mengklasifikasikan informasi dan data awal
pelacakan aset;
36. menyusun dan mengolah konsep laporan hasil
pelacakan aset;
37. menyusun basis data barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
38. menyusun kodefikasi benda sitaan/barang
titipan penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan
tindak pidana pencucian uang;
39. mengidentifikasi permasalahan pada barang
titipan penyelidikan/benda sitaan/barang
titipan penuntutan/barang rampasan Tindak
Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian
uang;
40. menelusuri rekam jejak perkara suatu benda
sitaan/barang bukti Tindak Pidana Korupsi dan
tindak pidana pencucian uang yang masih aktif
atau pun telah berkekuatan hukum tetap;
41. mengidentifikasi klaster barang bukti dan
menyusun penomoran daftar barang bukti;
42. mengelola penerimaan dan pengeluaran barang
titipan penyelidikan/benda sitaan/barang
titipan penuntutan/barang rampasan Tindak
- - 15 -

Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian


uang;
43. mengelola penyimpanan dan pengamanan atau
penitipan barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang pada Lembaga negara
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
44. mengelola pendokumentasian barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
45. mengelola pemeriksaan fisik/rekonsiliasi data
rutin/berkala barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
46. mengolah laporan pemeliharaan dan
pengamanan pihak eksternal terkait barang
titipan penyelidikan/benda sitaan/barang
titipan penuntutan/barang rampasan yang
disimpan/dititipkan di luar lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
47. menginventarisasi bahan penyusunan laporan
pengelolaan benda sitaan Tindak Pidana Korupsi
dan tindak pidana pencucian uang;
48. mengidentifikasi permohonan praperadilan,
gugatan perdata, gugatan tata usaha negara, uji
materi, keberatan dan/atau penyelesaian
perkara secara litigasi dan nonlitigasi;
49. menyiapkan bahan, data dan informasi
penyusunan kajian hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
- - 16 -

menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
50. mengumpulkan data sekunder dan bahan
laporan kajian hukum terkait Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
51. menyiapkan bahan, data dan informasi terkait
perumusan kebijakan hukum di bidang
antikorupsi;
52. menyiapkan bahan, data dan informasi terkait
penyusunan konsep pendapat hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
53. menyusun laporan pendapat hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
54. mengklasifikasi/menyiapkan bahan, data dan
informasi terkait penyusunan konsep informasi
hukum terkait pemberantasan korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
55. mengidentifikasi dan menyiapkan bahan, data
dan informasi terkait justice collaborator;
56. mengidentifikasi permohonan dan menyiapkan
bahan, data dan informasi terkait perlindungan
saksi/pelapor;
57. menyusun permohonan salinan putusan
praperadilan, putusan perdata, putusan tata
usaha negara, putusan Tindak Pidana Korupsi;
- - 17 -

58. mengklasifikasi dan mengidentifikasi putusan


praperadilan, putusan perdata, putusan tata
usaha negara, putusan Tindak Pidana Korupsi;
59. mengelola data putusan;
60. mengklasifikasi dan menyiapkan bahan-bahan
untuk verifikasi permintaan penyediaan
bantuan hukum;
61. mengklasifikasi/mengidentifikasi bahan, data
dan informasi terkait pelaksanaan penghargaan
pencegahan/pemberantasan tindak pidana
korupsi;
62. menyiapkan bahan, perlengkapan, adminstrasi,
atau informasi dan data terkait penghargaan
dalam pencegahan/pemberantasan tindak
pidana korupsi;
63. mempersiapkan dokumen, data dan informasi,
serta bukti-bukti terkait proses penyelesaian
perkara secara litigasi dan nonlitigasi termasuk
upaya hukum atas penyelesaian perkara dalam
rangka bantuan hukum; dan
64. mengidentifikasi permohonan bantuan atau
pendampingan hukum terkait pelaksanaan
tugas dan wewenang lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
b. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Muda,
meliputi:
1. menyusun pelaporan hasil pengumpulan data
dan informasi terkait penanganan perkara
Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh
kepolisian/kejaksaan;
2. menyusun usulan penetapan supervisi perkara
Tindak Pidana Korupsi;
3. menyusun pelaporan pemberian fasilitasi
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
kepada kepolisian/kejaksaan;
- - 18 -

4. menyusun pelaporan hasil pengumpulan data


dan informasi terkait persiapan pelaksanaan
pelatihan aparat penegak hukum (APH);
5. menyusun pelaporan hasil pelatihan aparat
penegak hukum (APH).
6. menganalisis dan merumuskan informasi
dugaan Tindak Pidana Korupsi;
7. menganalisis dan merumuskan telaahan
informasi dugaan Tindak Pidana Korupsi;
8. menganalisis dan merumuskan informasi,
bahan dan keterangan tambahan atas
informasi dugaan Tindak Pidana Korupsi;
9. melakukan reviu dan pembinaan hubungan
dengan sumber informasi;
10. melakukan pelimpahan atau penerusan
penanganan laporan dugaan Tindak Pidana
Korupsi;
11. melakukan pembangunan/pengembangan
Whistleblower System terintegrasi;
12. meneruskan penanganan pengaduan
masyarakat tentang dugaan pelanggaran
disiplin atau etik lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
13. melakukan penanganan laporan/pengaduan
bersama dengan aparat pengawasan intern
pemerintah (APIP);
14. menganalisis dan merumuskan bukti hasil
penyelidikan Tindak Pidana Korupsi;
15. menganalisis dan merumuskan laporan
perkembangan penyelidikan Tindak Pidana
Korupsi;
16. merumuskan bahan paparan untuk ekspose
atau gelar perkara hasil penyelidikan Tindak
Pidana Korupsi;
- - 19 -

17. memaparkan kasus pada ekspose atau gelar


perkara hasil penyelidikan Tindak Pidana
Korupsi;
18. menganalisis dan merumuskan laporan hasil
penyelidikan Tindak Pidana Korupsi;
19. melaksanakan kegiatan lanjutan atas
penyelesaian penyelidikan Tindak Pidana
Korupsi;
20. menyusun dan memaparkan laporan singkat
data awal Tindak Pidana Korupsi yang
dianalisis;
21. mendiagnosis aspek-aspek Tindak Pidana
Korupsi yang akan dianalisis;
22. menyusun kronologi kasus Tindak Pidana
Korupsi;
23. menganalisis pola kecurangan dan memetakan
hubungan keterkaitan (cross nexus analysis)
terkait Tindak Pidana Korupsi;
24. menyusun laporan akhir hasil analisis Tindak
Pidana Korupsi;
25. memeriksa paparan laporan akhir hasil analisis
Tindak Pidana Korupsi;
26. mengaudit lawfulI interception dan mutu
internal;
27. mengidentifikasi subjek seperti orang, rumah,
kantor, perusahaan, atau aset secara tertutup;
28. mengobservasi dan memantau
aktivitas/kegiatan subjek (surveillance);
29. memeriksa dan mengukur sumber daya untuk
memenuhi permintaan ikhtisar dan transkrip;
30. menganalisis red flag Tindak Pidana Korupsi
dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang
perbuatan melawan hukum dan penyimpangan
terhadap peraturan berdasarkan data hasil
penggeledahan, penyitaan dan data lain secara
projustitia;
- - 20 -

31. menganalisis aliran uang terkait dugaan Tindak


Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana
Pencucian Uang berdasarkan data hasil
penggeledahan, penyitaan dan data lain secara
projustitia;
32. menganalisis sumber uang suap, anomali
transaksi keuangan dan skema akuntansi yang
digunakan untuk menyamarkan transaksi yang
diduga Tindak Pidana Korupsi dan/atau Tindak
Pidana Pencucian Uang, menghitung dugaan
kerugian keuangan negara, dan
mengidentifikasi keuntungan yang diperoleh
korporasi secara melawan hukum terkait
dugaan Tindak Pidana Korupsi berdasarkan
data hasil penggeledahan, penyitaan dan data
lain secara projustitia;
33. memeriksa dan menganalisis barang bukti
elektronik menggunakan prosedur-prosedur
penanganan dan pemeriksaan pada level teknis
untuk memenuhi permohonan layanan
ekstraksi/akuisisi data elektronik sesuai
dengan metodologi forensik digital;
34. memeriksa dan menyelidiki (search, find, tag,
bookmark) informasi dan/atau dokumen
elektronik dari hasil ekstraksi/akuisisi data
elektronik melalui sistem investigatif reviu;
35. memeriksa dan menganalisis barang bukti
elektronik dan/atau salinan utama forensik
digital (master copy) menggunakan prosedur-
prosedur penanganan dan pemeriksaan pada
level teknis untuk memenuhi permohonan
layanan penghapusan data elektronik sesuai
putusan pengadilan (eksekusi putusan
pengadilan);
36. memeriksa dan menyusun saran atas
rancangan anggaran dan biaya yang
dibutuhkan dalam rencana kegiatan;
- - 21 -

37. memeriksa dan memberikan saran atas


rencana kerja pelacakan asset;
38. memeriksa dan mengarahkan analisis
portofolio aset;
39. menganalisis kesesuaian perolehan aset
dengan tempus perkara;
40. menganalisis profil dan gaya hidup atas
terperiksa tersangka, terdakwa, terpidana,
keluarga dan pihak terkait lainnya;
41. menyusun rencana awal dengan pengguna
layanan berupa ruang lingkup pelacakan aset
yang akan dilakukan;
42. mereviu dan mengarahkan penyusunan dan
pengolahan informasi dan data hasil pelacakan
asset;
43. mereviu dan mengarahkan proses
pemutakhiran kertas kerja pelacakan aset
(KKPA);
44. mereviu bahan dan berkoordinasi dengan level
middle management di lembaga/institusi
terkait baik di dalam maupun luar negeri;
45. mereviu konsep laporan hasil pelacakan asset;
46. merencanakan kegiatan pengelolaan barang
bukti/barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
47. memvalidasi fisik barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang terhadap dokumen
administrasi barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
48. mengklasifikasikan barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
- - 22 -

penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak


pidana pencucian uang;
49. melakukan taksir nilai benda sitaan/barang
titipan penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan
tindak pidana pencucian uang;
50. memverifikasi keaslian barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
51. menganalisis hasil identifikasi permasalahan
pada barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
52. mereviu hasil penelusuran rekam jejak perkara
suatu benda sitaan/barang bukti Tindak
Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian
uang yang masih aktif atau yang telah
berkekuatan hukum tetap;
53. mereviu hasil identifikasi klaster barang bukti
dan penomoran daftar barang bukti;
54. mengelola penyimpanan dan pengamanan atau
penitipan barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang di luar lingkungan
lembaga negara yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
55. mengelola perawatan rutin/berkala dan/atau
perbaikan barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
56. menganalisis pemeliharaan dan pengamanan
barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
- - 23 -

rampasan yang disimpan/dititipkan di luar


lingkungan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
57. menganalisis dan menelaah amar putusan
pengadilan berkekuatan hukum tetap atas
barang bukti Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
58. menyusun laporan pengelolaan benda sitaan
Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana
pencucian uang;
59. menyusun dan mengolah penaksiran mandiri
atas barang rampasan;
60. mengidentifikasi dan mengolah laporan potensi
denda dan uang pengganti yang tidak tertagih
serta barang rampasan yang tidak dapat
dieksekusi;
61. menyusun dan mengolah informasi terkait
asset recovery berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
62. menyusun dan mengolah data pidana badan,
pidana denda, pidana tambahan uang
pengganti dan pencabutan hak politik, biaya
perkara serta putusan peninjauan kembali;
63. mengidentifikasi dan menyusun sistem
visualisasi data atas pidana badan, uang dan
barang bukti yang dikembalikan, barang bukti
terlampir dan asset recovery;
64. menyusun dan mengolah data barang
persediaan rampasan pada aplikasi;
65. mengidentifikasi dan menyusun data ekspirasi
terpidana Tindak Pidana Korupsi;
66. mengidentifikasi dan mengolah data barang
rampasan yang belum dilakukan penilaian dan
lelang;
- - 24 -

67. menyusun data atas tanggapan hasil audit


internal dan eksternal;
68. menyusun dan mengolah dukungan eksekusi;
69. mempersiapkan bahan, data dan informasi
termasuk bukti-bukti terkait proses
penyelesaian perkara secara litigasi dan
nonlitigasi serta upaya hukum atas
penyelesaian perkara;
70. menyusun dokumen berkas persidangan;
71. menyusun analisa/laporan penyelesaian
perkara secara litigasi dan nonlitigasi;
72. menyusun telaahan kajian hukum;
73. menyusun proposal penelitian kajian hukum;
74. melakukan wawancara dengan narasumber
melalui diskusi kelompok terpumpun/seminar;
75. mengolah data hasil kajian hukum terkait
pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
76. menyusun laporan kajian hukum terkait
pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
77. menyusun rumusan kebijakan hukum di
bidang antikorupsi;
78. melakukan diseminasi terkait kebijakan di
bidang antikorupsi;
79. menyusun pendapat hukum terkait
pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
80. menyusun informasi hukum terkait
pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan
- - 25 -

urusan pemerintahan di bidang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi;
81. menyusun laporan informasi hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
82. menyusun telaah/analisis hukum terkait
justice collaborator;
83. menyusun berkas keputusan (beschikking)
justice collaborator;
84. menyusun dokumen pelaksanaan
perlindungan saksi/pelapor;
85. menyusun analisis terhadap permohonan
perlindungan saksi/pelapor;
86. menyusun permohonan bantuan personil
pengamanan terkait pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor;
87. menyusun laporan pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor;
88. menyusun analisis putusan praperadilan,
putusan perdata, putusan tata usaha negara,
putusan Tindak Pidana Korupsi;
89. menyusun dokumen untuk penyediaan
penasihat hukum;
90. melaksanakan verifikasi permintaan
penyediaan dan menyusun laporan hasil
verifikasi penasihat hukum;
91. mengolah data/informasi, menyusun analisis
terkait penghargaan dalam
pencegahan/pemberantasan tindak pidana
korupsi;
92. menyusun analisis dan laporan pelaksanaan
bantuan atau pendampingan dalam proses
terkait pelaksanaan tugas dan wewenang
lembaga negara yang menyelenggarakan
- - 26 -

urusan pemerintahan di bidang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi; dan
93. sosialisasi dan menyusun materi/laporan
sosialisasi terkait pemberian penghargaan
dalam pencegahan/Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
94. melakukan bantuan atau pendampingan dalam
proses hukum terkait pelaksanaan tugas dan
wewenang lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
c. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Madya,
meliputi:
1. menyusun rencana pengumpulan data dan
informasi terkait penanganan perkara Tindak
Pidana Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian
Negara Republik Indonesia/Kejaksaan Republik
Indonesia;
2. melakukan pengumpulan data dan informasi
terkait penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia/Kejaksaan Republik
Indonesia;
3. menyusun perencanaan supervisi dalam bentuk
pengawasan/penelitian/penelaahan perkara
Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh
Kepolisian Negara Republik
Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia;
4. melakukan supervisi dalam bentuk
pengawasan/penelitian/penelaahan perkara
Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh
Kepolisian Negara Republik
Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia;
5. melakukan gelar perkara terkait penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi;
6. menyusun pelaporan hasil gelar perkara terkait
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi;
- - 27 -

7. melakukan analisis permintaan fasilitasi


penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi dari
Kepolisian Negara Republik
Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia;
8. memberikan fasilitasi penanganan perkara
Tindak Pidana Korupsi kepada Kepolisian Negara
Republik Indonesia/Kejaksaan Republik
Indonesia;
9. menyusun perencanaan
pengambilalihan/pelimpahan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi;
10. melakukan telaah terhadap perkembangan
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
yang ditangani oleh kepolisian/kejaksaan;
11. melakukan serah terima penanganan perkara
Tindak Pidana Korupsi;
12. menyusun pelaporan
pengambilalihan/pelimpahan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi;
13. menyusun perencanaan pelatihan aparat
penegak hukum (APH);
14. melakukan pengumpulan data dan informasi
terkait persiapan pelatihan aparat penegak
hukum (APH);
15. melaksanakan pelatihan aparat penegak hukum
(APH);
16. mereviu dan mengevaluasi informasi dugaan
tindak pidana korupsi;
17. mengevaluasi telaahan informasi Tindak Pidana
Korupsi;
18. mereviu dan mengevaluasi informasi, bahan dan
keterangan tambahan atas informasi dugaan
Tindak Pidana Korupsi;
19. mereviu laporan pembangunan/pengembangan
whistleblowing system (WBS) terintegrasi;
- - 28 -

20. mereviu penanganan laporan/pengaduan


bersama dengan aparat pengawasan intern
pemerintah (APIP);
21. mengevaluasi rencana penyelidikan Tindak
Pidana Korupsi;
22. mengevaluasi bukti hasil penyelidikan Tindak
Pidana Korupsi yang sudah dianalisis;
23. mengevaluasi laporan perkembangan
penyelidikan Tindak Pidana Korupsi;
24. mengevaluasi bahan paparan untuk ekspose
atau gelar perkara hasil penyelidikan Tindak
Pidana Korupsi;
25. mengevaluasi laporan hasil penyelidikan Tindak
Pidana Korupsi;
26. memeriksa laporan akhir hasil analisis Tindak
Pidana Korupsi;
27. memaparkan laporan hasil pengumpulan
informasi dan analisis Tindak Pidana Korupsi ke
unit kerja terkait;
28. memverifikasi permintaan dan mendistribusikan
kegiatan pencarian informasi dan data lapangan;
29. menilai kelengkapan dasar surat izin
penyadapan dan dokumen penghentian
penyadapan, dan memutuskan pelaksanaan
permintaan dan penghentian penyadapan;
30. merencanakan dan mengarahkan kegiatan
analisis akuntansi forensik/perhitungan
kerugian keuangan negara (PKKN)/pemberian
keterangan ahli (PKA)/audit investigasi melalui
audit program/rencana analisis akuntansi
forensik/perhitungan kerugian keuangan negara
(PKKN)/pemberian keterangan ahli (PKA)/audit
investigasi;
31. memvalidasi dan melakukan penjaminan mutu
atas proses analisis keseluruhan;
32. merangkum dan melakukan sintesis seluruh
kertas kerja analisis parsial kedalam simpulan
- - 29 -

hasil analisis serta membuat pelaporan hasil


analisis akuntansi forensik/perhitungan
kerugian keuangan negara (PKKN)/pemberian
keterangan ahli (PKA)/audit investigatif;
33. menangani dan memperbaiki barang bukti
elektronik dengan kondisi khusus (rusak,
dan/atau akses terkunci) untuk memenuhi
permohonan layanan perbaikan, recovery data
dan/atau ekstraksi/akuisisi data elektronik;
34. memeriksa dan menganalisis hasil proses
ekstraksi/akuisisi data elektronik dari barang
bukti elektronik menggunakan prosedur-
prosedur penanganan dan pemeriksaan pada
level ahli dalam rangka memberi pertimbangan
atau opini pendapat ahli;
35. mengendalikan, dan mengevaluasi operasional
laboratorium sesuai dengan pedoman jaminan
mutu, yang meliputi ketidakberpihakan
(impartiality), konsistensi, dan kompetensi,
termasuk uji profisiensi, kompetensi personel,
dan verifikasi dan/atau validasi peralatan dan
metode;
36. menyusun pertimbangan dan memvalidasi
kegiatan penelusuran informasi dan data terkait
kepemilikan asset;
37. Menyusun pertimbangan dan memvalidasi
rencana kegiatan pelacakan aset;
38. memvalidasi analisis portfolio aset;
39. memvalidasi konsep laporan hasil pelacakan
aset;
40. memvalidasi pemutakhiran kertas kerja
pelacakan aset (KKPA);
41. memvalidasi penyusunan dan pengolahan
informasi dan data portfolio kepemilikan asset;
42. merekomendasikan bahan-bahan koordinasi
dengan pihak-pihak terkait di level upper
- - 30 -

management baik di dalam maupun di luar


negeri;
43. merekomendasikan pencarian data dan
informasi melalui informan;
44. memproyeksikan dampak-dampak
permasalahan pada barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
45. mengevaluasi rangkaian kegiatan pengelolaan
barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
46. memverifikasi dan memvalidasi penaksiran
mandiri atas barang rampasan;
47. memverifikasi dan memvalidasi laporan potensi
denda dan uang pengganti yang tidak tertagih
serta barang rampasan yang tidak dapat
dieksekusi;
48. memverifikasi dan memvalidasi informasi terkait
asset recovery berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
49. menganalisis data pidana badan, pidana denda,
pidana tambahan uang pengganti dan
pencabutan hak politik, biaya perkara serta
putusan peninjauan kembali;
50. mengevaluasi sistem visualisasi data atas pidana
badan, uang dan barang bukti yang
dikembalikan, barang bukti terlampir dan asset
recovery;
51. memverifikasi dan memvalidasi data barang
persediaan rampasan pada aplikasi;
52. memverifikasi data ekspirasi terpidana Tindak
Pidana Korupsi;
- - 31 -

53. menganalisis dan mengevaluasi data barang


rampasan yang belum dilakukan penilaian dan
lelang;
54. mengevaluasi data atas tanggapan hasil audit
internal dan eksternal;
55. menganalisis dan memvalidasi dukungan
eksekusi;
56. mereviu dokumen berkas persidangan;
57. mereviu analisa atau laporan penyelesaian
perkara secara litigasi dan nonlitigasi;
58. mereviu telaahan kajian hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
59. mereviu proposal kajian hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
60. mereviu hasil pengolahan data kajian hukum
terkait Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
61. mereviu laporan kajian hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
62. melakukan reviu rumusan kebijakan hukum di
bidang antikorupsi;
63. mereviu pendapat hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
- - 32 -

64. menyediakan informasi hukum terkait


pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
65. mereviu informasi hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
66. mereviu telaah/analisis hukum terkait justice
collaborator;
67. mereviu berkas justice collaborator;
68. mereviu dokumen pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor;
69. melaksanakan verifikasi terhadap permohonan
perlindungan saksi/pelapor;
70. mereviu analisis terhadap permohonan
perlindungan saksi/pelapor;
71. melaksanakan pemberian perlindungan
saksi/pelapor;
72. mereviu laporan pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor;
73. mereviu hasil analisa putusan praperadilan,
putusan perdata, putusan tata usaha negara,
putusan Tindak Pidana Korupsi;
74. mereviu dokumen untuk penyediaan penasihat
hukum;
75. mereviu laporan hasil verifikasi penasihat
hukum;
76. meriviu materi/laporan sosialisasi terkait
pemberian penghargaan dalam pencegahan/
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
77. meriviu analisis terkait pemberian penghargaan
dalam pencegahan/pemberantasan tindak
pidana korupsi;
- - 33 -

78. memvalidasi atau verifikasi terkait penghargaan


dalam pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi; dan
79. meriviu analisis pelaksanaan bantuan atau
pendampingan dalam proses hukum terkait
pelaksanaan tugas dan wewenang lembaga
negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi; dan
d. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama,
meliputi:
1. melakukan pemantauan (monitoring) dan
evaluasi kegiatan pengumpulan data dan
informasi terkait dengan penanganan perkara
Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh
kepolisian/kejaksaan;
2. melakukan pemantauan (monitoring) dan
evaluasi pelaksanaan supervisi dalam bentuk
pengawasan/penelitian/penelaahan
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi;
3. melakukan pemantauan (monitoring) dan
evaluasi pelaksanaan
pengambilalihan/pelimpahan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi;
4. melakukan pemantauan pelaksanaan pelatihan
aparat penegak hukum (APH);
5. mengembangkan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan penyelidikan Tindak Pidana
Korupsi;
6. menelaah permintaan analisis akuntansi
forensik/perhitungan kerugian keuangan negara
(PKKN)/pemberian keterangan ahli (PKA)/audit
investigasi dan memberi pertimbangan
kesesuaian ruang lingkup permintaan analisis
dengan kriteria dan skala prioritas penanganan
perkara Komisi Pemberantasan Korupsi;
- - 34 -

7. merumuskan rekomendasi kepada pemangku


kepentingan (stakeholder) berdasarkan
hasil/putusan perkara secara litigasi dan non-
litigasi;
8. melakukan evaluasi laporan kajian hukum
terkait Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
9. merumuskan kebijakan strategis dalam
penyusunan, pelaksanaan, terkait kebijakan di
bidang antikorupsi;
10. mengevaluasi kebijakan di bidang antikorupsi;
11. mengkomunikasikan kebijakan di bidang
antikorupsi kepada para pemangku
kepentingan;
12. mengevaluasi pemberian informasi hukum
terkait pemberantasan korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
13. mengevaluasi sistem dan prosedur serta
penyusunan telaah/analisis hukum terkait
justice collaborator;
14. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
perlindungan saksi/pelapor;
15. mengembangkan modul penggunaan aplikasi
pengelolaan data putusan praperadilan, putusan
perdata, putusan tata usaha negara, putusan
Tindak Pidana Korupsi;
16. mengevaluasi sistem dan prosedur inventarisasi
putusan praperadilan, putusan perdata,
putusan tata usaha negara, putusan Tindak
Pidana Korupsi;
17. mengevaluasi dan mengimprovisasi pelaksanaan
penyediaan penasihat hukum untuk tersangka
tidak mampu;
- - 35 -

18. melakukan koreksi dan evaluasi kegiatan, sistem


dan prosedur pemberian penghargaan dalam
rangka pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
19. menyusun rekomendasi terkait proses
pemberian penghargaan dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi kepada pemangku kepentingan
(stakeholder) dan melakukan penilaian
kandidat/calon penerima penghargaan;
20. merancang dan mengembangkan sistem dan
strategi dalam pemberian penghargaan dalam
rangka pencegahan dan pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
21. merumuskan rekomendasi dan policy brief
dalam pemberian penghargaan dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
22. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan batuan atau
pendampingan terkait pelaksanaan tugas dan
wewenang lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Tindak Pidana Korupsi.
(2) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang melaksanakan
kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
nilai Angka Kredit tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian uraian kegiatan
masing-masing jenjang Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dalam peraturan Pimpinan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
- - 36 -

Bagian Keempat
Hasil Kerja

Pasal 9
Hasil Kerja Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:
a. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Pertama, meliputi:
1. data surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP)
dan perkembangan penanganan perkara Tindak
Pidana Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia atau Kejaksaan Republik
Indonesia;
2. surat koordinasi data surat perintah dimulainya
penyidikan (SPDP)/pengaduan
masyarakat/instansi/lembaga terkait penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi;
3. nota Dinas/surat pemberitahuan hasil pengumpulan
data dan informasi penanganan perkara Tindak
Pidana Korupsi;
4. surat permintaan kronologis/perkembangan
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi;
5. nota dinas, surat undangan, surat permintaan
pendampingan kepada kepolisian/kejaksaan;
6. surat Pemberitahuan hasil supervisi dalam bentuk
pengawasan/penelitian/penelaahan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi kepada pimpinan
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kejaksaan
Republik Indonesia;
7. nota dinas usulan pengambilalihan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kejaksaan
Republik Indonesia;
8. dokumen serah terima penanganan perkara Tindak
Pidana Korupsi;
9. dokumen pengumpulan data dan informasi terkait
persiapan pelatihan aparat penegak hukum (APH);
- - 37 -

10. dokumen pelaksanaan pelatihan aparat penegak


hukum (APH);
11. dokumen penerimaan informasi dugaan tindak
pidana korupsi;
12. dokumen penelaahan informasi dugaan tindak
pidana korupsi;
13. laporan hasil pengumpulan dan identifikasi
informasi, bahan, dan keterangan tambahan atas
informasi dugaan tindak pidana korupsi;
14. dokumen rencana penyelidikan tindak pidana
korupsi;
15. dokumen identifikasi dan pengumpulan bukti dalam
kegiatan penyelidikan Tindak Pidana Korupsi;
16. laporan perkembangan penyelidikan Tindak Pidana
Korupsi;
17. bahan paparan ekspose atau gelar perkara hasil
penyelidikan tindak pidana korupsi;
18. laporan hasil penyelidikan dan/atau laporan kejadian
Tindak Pidana Korupsi;
19. dokumen hasil identifikasi data kasus Tindak Pidana
Korupsi;
20. dokumen/kertas kerja data dan informasi Tindak
Pidana Korupsi dari berbagai sumber internal dan
eksternal;
21. laporan profil subjek dan objek Tindak Pidana
Korupsi terkait seperti orang, perusahaan, dan
instansi;
22. dokumen charting Tindak Pidana Korupsi dengan
menggunakan tools analysis;
23. bahan paparan laporan akhir hasil analisis Tindak
Pidana Korupsi;
24. dokumen (log register) data internal dan eksternal
terkait Tindak Pidana Korupsi;
25. dokumen pengelolaan peralatan khusus terkait
Tindak Pidana Korupsi;
26. dokumen hasil penyadapan;
27. dokumen pengolahan hasil penyadapan;
- - 38 -

28. kertas kerja analisis profil korporasi dan rasio


keuangan, peraturan perundang-undangan terkait,
serta proses bisnis entitas/korporasi berdasarkan
data hasil penggeledahan, penyitaan dan data lain
secara projustitia;
29. formulir dan dokumen yang diwajibkan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang tercantum
dalam panduan jaminan jutu (PJM) dan prosedur
yang berlaku di laboratorium;
30. formulir dan dokumen yang diwajibkan dalam
penanganan dan pemeriksaan awal (first responder)
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam panduan jaminan mutu (PJM) dan
prosedur yang berlaku di laboratorium;
31. dokumen, kertas kerja, dan laporan terkait
operasional laboratorium;
32. dokumen kertas kerja pelacakan aset dari sumber
internal, eksternal dan mandiri;
33. dokumen kertas kerja informasi dan data pelacakan
aset;
34. laporan analisis data portofolio aset dan nilai taksiran
aset;
35. dokumen rencana kerja pelacakan aset dan
mengklasifikasikan informasi dan data awal
pelacakan aset;
36. laporan penyusunan dan pengolahan konsep
pelacakan aset;
37. basis data barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
38. data kodefikasi benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
39. dokumen hasil identifikasi permasalahan pada
barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang
titipan penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
- - 39 -

40. data penelusuran rekam jejak perkara suatu benda


sitaan/barang bukti Tindak Pidana Korupsi dan
tindak pidana pencucian uang yang masih aktif atau
pun telah berkekuatan hukum tetap;
41. data klaster dan nomor barang bukti untuk berkas
perkara;
42. data/dokumen penerimaan dan pengeluaran barang
titipan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
43. data hasil penyimpanan barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada
ruang barang bukti atau tempat lainnya pada
Lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
44. metadata dokumentasi barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang dengan alih nama sesuai
kodefikasi atau nomor barang bukti berkas perkara;
45. data/dokumen terkait kegiatan pemeriksaan
fisik/rekonsiliasi data rutin/berkala barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
46. data/dokumen hasil pengolahan laporan
pemeliharaan dan pengamanan barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan yang
disimpan/dititipkan di luar lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada basis
data;
- - 40 -

47. data/dokumen bahan penyusunan laporan


pengelolaan benda sitaan Tindak Pidana Korupsi dan
tindak pidana pencucian uang;
48. dokumen permohonan praperadilan, gugatan
perdata, gugatan tata usaha negara, uji materi,,
keberatan dan/atau penyelesaian perkara secara
litigasi dan nonlitigasi;
49. bahan pendapat hukum berupa data dan informasi
penyusunan kajian hukum terkait Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
50. data sekunder dan bahan laporan kajian hukum
terkait Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
51. bahan perumusan kebijakan di bidang antikorupsi;
52. bahan, data dan informasi terkait penyusunan
konsep pendapat hukum terkait Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
53. laporan atas penyusunan pendapat hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
54. dokumen penyusunan konsep informasi hukum
terkait pemberantasan korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
55. dokumen identifikasi dan penyiapan bahan, data dan
informasi terkait justice collaborator;
- - 41 -

56. dokumen identifikasi permohonan dan penyiapan


bahan, data dan informasi terkait perlindungan
saksi/oelapor;
57. pendataan dan analisis putusan pengadilan;
58. dokumen klasifikasi dan identifikasi putusan
praperadilan, putusan perdata, putusan tata usaha
negara, putusan Tindak Pidana Korupsi;
59. dokumen pengelolaan data putusan;
60. dokumen permintaan penyediaan bantuan hukum;
61. laporan klasifikasi/identifikasi bahan, data dan
informasi terkait pelaksanaan penghargaan dalam
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
62. dokumen laporan, notulen kegiatan, kerangka acuan
kerja/term of reference kegiatan terkait penghargaan
dalam Pencegahan /pemberantasan tindak pidana
korupsi;
63. dokumen proses penyelesaian perkara secara litigasi
dan nonlitigasi termasuk upaya hukum atas
penyelesaian perkara dalam rangka bantuan hukum;
dan
64. dokumen permohonan bantuan atau pendampingan
hukum terkait pelaksanaan tugas dan wewenang
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
b. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Muda, meliputi:
1. nota dinas laporan hasil pengumpulan data dan
informasi penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi;
2. nota dinas dan Surat Penetapan Supervisi;
3. nota dinas laporan kegiatan fasilitasi penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi kepada
kepolisian/kejaksaan;
4. nota dinas laporan kegiatan pengumpulan data dan
informasi terkait persiapan pelatihan aparat
penegak hukum (APH);
- - 42 -

5. nota dinas pelaporan kegiatan pelatihan aparat


penegak hukum (APH);
6. dokumen penerimaan informasi dugaan tindak
pidana korupsi;
7. dokumen penelaahan informasi dugaan tindak
pidana korupsi;
8. laporan hasil pengumpulan informasi, bahan, dan
keterangan tambahan atas informasi dugaan tindak
pidana korupsi;
9. laporan hasil kegiatan reviu dan pembinaan
hubungan dengan sumber informasi;
10. surat pelimpahan atau penerusan penanganan
laporan dugaan Tindak Pidana Korupsi;
11. laporan hasil kegiatan pembangunan/
pengembangan Whistleblower System Terintegrasi;
12. surat elpimpahan atau penerusan penanganan
pengaduan masyarakat tentang dugaan pelanggaran
disiplin atau etik lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
13. laporan hasil kegiatan penanganan
laporan/pengaduan bersama dengan aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP);
14. surat perintah penyelidikan;
15. laporan perkembangan penyelidikan;
16. bahan paparan untuk ekspose atau gelar perkara
hasil penyelidikan tindak pidana korupsi;
17. notulen ekspose atau gelar perkara hasil
penyelidikan tindak pidana korupsi;
18. laporan hasil penyelidikan dan/atau laporan
kejadian tindak pidana korupsi;
19. notulen, berita acara, surat tanda penerimaan
dokumen kegiatan lanjutan atas penyelesaian
penyelidikan tindak pidana korupsi;
20. laporan dan paparan bahan awal Tindak Pidana
Korupsi hasil analisis;
- - 43 -

21. dokumen hasil diagnosis analisis aspek-aspek


Tindak Pidana Korupsi yang akan dianalisis
22. laporan kronologi kasus Tindak Pidana Korupsi;
23. laporan hasil analisis pola kecurangan dan
memetakan hubungan keterkaitan (cross nexus
analysis) terkait Tindak Pidana Korupsi;
24. laporan akhir hasil analisis Tindak Pidana Korupsi;
25. bahan paparan dan laporan akhir hasil analisis
Tindak Pidana Korupsi;
26. laporan hasil audit lawfulI interception dan mutu
internal;
27. laporan hasil identifikasi lapangan;
28. laporan observasi lapangan;
29. dokumen kaji ulang permintaan ikhtisar dan
transkrip;
30. kertas kerja menganalisis red flag Tindak Pidana
Korupsi dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang
perbuatan melawan hukum dan penyimpangan
terhadap peraturan berdasarkan data hasil
penggeledahan, penyitaan dan data lain secara
projustitia;
31. kertas kerja menganalisis aliran uang terkait dugaan
Tindak Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana
Pencucian Uang berdasarkan data hasil
penggeledahan, penyitaan dan data lain secara
projustitia;
32. kertas kerja menganalisis sumber uang suap,
anomali transaksi keuangan dan skema akuntansi
yang digunakan untuk menyamarkan transaksi
yang diduga Tindak Pidana Korupsi dan/atau
Tindak Pidana Pencucian Uang, menghitung dugaan
kerugian keuangan negara, dan mengidentifikasi
keuntungan yang diperoleh korporasi secara
melawan hukum terkait dugaan Tindak Pidana
Korupsi berdasarkan data hasil penggeledahan,
penyitaan dan data lain secara projustitia;
- - 44 -

33. formulir dan dokumen yang diwajibkan dalam


penanganan dan pemeriksaan awal (first responder)
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam panduan jaminan mutu (PJM) dan
prosedur yang berlaku di laboratorium;
34. dokumentasi photo, kertas kerja (examination
worksheet), catatan eksaminasi (examination notes)
dan/atau laporan pemeriksaan barang bukti
elektronik dalam bentuk sederhana;
35. laporan pemeriksaan barang bukti elektronik;
36. dokumen rencana kerja pelacakan aset atas
rancangan anggaran dan biaya yang dibutuhkan
dalam rencana kegiatan;
37. dokumen permeriksaan dan pemberian saran atas
rencana kerja pelacakan aset;
38. laporan analisis data portofolio aset;
39. laporan analisis data kesesuaian perolehan aset
dengan tempus perkara;
40. laporan analisis data profil dan gaya hidup atas
terperiksa tersangka, terdakwa, terpidana, keluarga
dan pihak terkait lainnya;
41. dokumen rencana kerja pelacakan asset dengan
pengguna layanan berupa ruang lingkup pelacakan
aset yang akan dilakukan;
42. dokumen kertas kerja penyusunan dan pengolahan
informasi dan data hasil pelacakan asset;
43. dokumen kertas kerja proses pemutakhiran kertas
kerja pelacakan aset (KKPA);
44. dokumen kertas kerja reviu bahan dan
berkoordinasi dengan level middle management di
lembaga/institusi terkait baik di dalam maupun luar
negeri;
45. laporan reviu konsep laporan hasil pelacakan aset;
46. dokumen rencana kegiatan pengelolaan barang
bukti/barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
- - 45 -

rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana


pencucian uang;
47. data/dokumen hasil kegiatan validasi fisik barang
titipan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tppu
terhadap dokumen administrasi barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
48. data klasifikasi barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
49. data/dokumen hasil penaksiran nilai benda
sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
50. data/dokumen verifikasi keaslian barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang;
51. dokumen analisis hasil identifikasi permasalahan
pada barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
52. dokumen hasil reviu penelusuran rekam jejak
perkara suatu benda sitaan/barang bukti Tindak
Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian uang
yang masih aktif atau pun telah berkekuatan
hukum tetap;
53. dokumen rancangan daftar barang bukti untuk
berkas perkara;
54. data/dokumen hasil penyimpanan dan pengamanan
atau penitipan barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana
pencucian uang di luar lingkungan lembaga negara
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
- - 46 -

55. data/dokumen terkait kegiatan perawatan


rutin/berkala dan/atau perbaikan barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
56. dokumen hasil analisis pemeliharaan dan
pengamanan barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang
rampasan yang disimpan/dititipkan di luar
lingkungan lembaga negara yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
57. data uraian amar putusan pengadilan berkekuatan
hukum tetap atas barang bukti Tindak Pidana
Korupsi dan tppu pada basis data benda
sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
58. laporan pengelolaan benda sitaan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
59. laporan penaksiran mandiri atas barang rampasan;
60. laporan rekapitulasi potensi denda dan up dan
barang rampasan yang tidak dapat dieksekusi;
61. laporan asset recovery berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap;
62. laporan rekapitulasi pidana badan, denda, up, biaya
perkara seta putusan peninjauan kembali;
63. visualisasi data pidana badan, uang dan barang
bukti yang dikembalikan, barang bukti terlampir
dan asset recovery;
64. laporan rekonsiliasi barang persediaan rampasan;
65. laporan ekspirasi terpidana Tindak Pidana Korupsi;
66. laporan barang rampasan belum dilakukan
penilaian dan lelang;
67. laporan tanggapan hasil audit internal dan
eksternal;
68. laporan dukungan eksekusi;
- - 47 -

69. dokumen bahan, data dan informasi termasuk


bukti-bukti terkait proses penyelesaian perkara
secara litigasi dan nonlitigasi serta upaya hukum
atas penyelesaian perkara;
70. dokumen berkas persidangan;
71. dokumen analisa/laporan penyelesaian perkara
secara litigasi dan nonlitigasi;
72. dokumen telaahan kajian hukum;
73. dokumen proposal penelitian kajian hukum;
74. dokumen wawancara dengan narasumber melalui
diskusi kelompok terpumpun/seminar;
75. dokumen hasil kajian hukum terkait
pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
76. laporan kajian hukum terkait pemberantasan
korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
77. dokumen rumusan kebijakan hukum di bidang
antikorupsi;
78. laporan pelaksanaan diseminasi kebijakan
antikorupsi;
79. dokumen pendapat hukum terkait pemberantasan
korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
80. dokumen informasi hukum terkait pemberantasan
korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
81. dokumen laporan informasi hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
- - 48 -

82. dokumen telaah/analisis hukum terkait justice


collaborator;
83. dokumen keputusan (beschikking) justice
collaborator;
84. dokumen pelaksanaan perlindungan saksi/pelapor;
85. dokumen analisis terhadap permohonan
perlindungan saksi/pelapor;
86. laporan penyusunan permohonan bantuan personil
pengamanan terkait pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor;
87. dokumen laporan pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor;
88. dokumen analisis putusan praperadilan, putusan
perdata, putusan tata usaha negara, putusan tindak
pidana korupsi;
89. dokumen penyediaan penasihat hukum;
90. dokumen laporan verifikasi penasihat hukum;
91. berkas dokumen hasil pengolahan data/analisis
terkait penghargaan dalam
pencegahan/pemberantasan tindak pidana korupsi;
92. dokumen analisis dan riviu laporan pelaksanaan
bantuan atau pendampingan dalam proses hukum
terkait pelaksanaan tugas dan wewenang lembaga
negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi; dan
93. dokumen laporan /materi sosialisasi terkait
pemberian penghargaan pelapor dalam pencegahan
/Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
94. laporan bantuan atau pendampingan dalam proses
hukum yang dihadapi terkait pelaksanaan tugas
dan wewenang lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
- - 49 -

c. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Madya, meliputi:


1. dokumen rencana kegiatan pengumpulan data dan
informasi terkait penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia;
2. laporan kegiatan pengumpulan data dan informasi
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi;
3. dokumen rencana kegiatan supervisi dalam bentuk
pengawasan/penelitian/penelaahan perkara Tindak
Pidana Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia;
4. surat pemberitahuan hasil supervisi dalam bentuk
pengawasan/penelitian/penelaahan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi kepada pimpinan
Kepolisian Negara Republik Indonesia/Kejaksaan
Republik Indonesia;
5. dokumen notulen rapat koordinasi/kesimpulan dan
rekomendasi gelar perkara;
6. laporan hasil rapat koordinasi/gelar perkara terkait
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi;
7. hasil analisis permintaan fasilitasi penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi dari Kepolisian
Negara Republik Indonesia/Kejaksaan Republik
Indonesia;
8. laporan pelaksanaan pemberian fasilitasi
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia/Kejaksaan
Republik Indonesia;
9. dokumen rencana kegiatan
pengambilalihan/pelimpahan penanganan perkara
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi dari
Kepolisian/Kejaksaan;
10. hasil telaah penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian/Kejaksaan;
11. berita acara serah terima penanganan perkara Tindak
Pidana Korupsi;
- - 50 -

12. laporan kegiatan pengambilalihan/pelimpahan


penanganan perkara;
13. rencana kegiatan pelatihan aparat penegak hukum
(APH);
14. laporan kegiatan pengumpulan data dan informasi
terkait persiapan pelatihan aparat penegak hukum
(APH);
15. laporan pelaksanaan pelatihan aparat penegak
hukum (APH);
16. dokumen penerimaan informasi dugaan Tindak
Pidana Korupsi;
17. dokumen penelaahan informasi dugaan Tindak
Pidana Korupsi;
18. laporan hasil pengumpulan informasi, bahan, dan
keterangan tambahan atas informasi dugaan Tindak
Pidana Korupsi;
19. laporan hasil kegiatan pembangunan/
pengembangan whistleblowing system (WBS)
terintegrasi;
20. laporan hasil kegiatan penanganan laporan/
pengaduan bersama dengan aparat pengawasan
intern pemerintah (APIP);
21. dokumen rencana penyelidikan tindak pidana
korupsi;
22. surat perintah penyelidikan tindak pidana korupsi
yang sudah dianalisis;
23. laporan perkembangan penyelidikan tindak pidana
korupsi;
24. bahan paparan untuk ekspose atau gelar perkara
hasil penyelidikan tindak pidana korupsi;
25. laporan hasil penyelidikan dan/atau laporan kejadian
tindak pidana korupsi;
26. formulir check list Tindak Pidana Korupsi (laporan
akhir hasil analisis);
27. laporan akhir hasil analisis Tindak Pidana Korupsi;
28. dokumen verifikasi dan distribusi kegiatan lapangan
- - 51 -

29. surat perintah penyadapan, dan dokumen


penghentian penyadapan;
30. kertas kerja kegiatan analisis akuntansi
forensik/perhitungan kerugian keuangan negara
(PKKN)/pemberian keterangan ahli (PKA)/audit
investigasi melalui audit program/rencana analisis
akuntansi forensik/perhitungan kerugian keuangan
negara (PKKN)/ pemberian keterangan ahli
(PKA)/audit investigasi;
31. kertas kerja penjaminan mutu atas proses analisis
keseluruhan;
32. laporan hasil analisis parsial kedalam simpulan hasil
analisis serta membuat pelaporan hasil analisis
akuntansi forensik/perhitungan kerugian keuangan
negara (PKKN)/pemberian keterangan ahli
(PKA)/audit investigasi;
33. dokumentasi photo, kertas kerja (examination
worksheet), catatan eksaminasi (examination notes)
dan/atau laporan pemeriksaan barang bukti
elektronik dalam bentuk sederhana;
34. laporan pemeriksaan barang bukti elektronik
menggunakan prosedur-prosedur penanganan dan
pemeriksaan pada level ahli dalam rangka memberi
pertimbangan atau opini pendapat ahli;
35. dokumen, kertas kerja, dan laporan terkait
operasional laboratorium;
36. dokumen kertas kerja pelacakan aset terkait
pertimbangan dan memvalidasi kegiatan penelusuran
informasi dan data terkait kepemilikan aset;
37. dokumen rencana kerja pertimbangan dan validasi
rencana kegiatan pelacakan aset
38. laporan analisis data portfolio asset;
39. laporan validasi konsep hasil pelacakan asset;
40. dokumen kertas kerja memvalidasi pemutakhiran
kertas kerja pelacakan aset (KKPA);
- - 52 -

41. dokumen kertas kerja validasi penyusunan dan


pengolahan informasi dan data portfolio kepemilikan
asset;
42. dokumen kertas kerja rekomendasikan bahan-bahan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait di level upper
management baik di dalam maupun di luar negeri;
43. dokumen kertas kerja rekomendasikan pencarian
data dan informasi melalui informan;
44. dokumen hasil proyeksi dampak-dampak
permasalahan pada barang titipan
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
45. dokumen hasil evaluasi kegiatan pengelolaan barang
titipan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang;
46. laporan penaksiran mandiri atas barang rampasan;
47. laporan rekapitulasi potensi denda, uang pengganti
dan barang rampasan yang tidak dapat dieksekusi;
48. laporan asset recovery berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap;
49. laporan rekapitulasi pidana badan, denda, uang
pengganti, biaya perkara serta putusan peninjauan
kembali;
50. visualisasi data pidana badan, uang dan barang bukti
yang dikembalikan, barang bukti terlampir dan asset
recovery;
51. laporan rekonsiliasi barang persediaan rampasan;
52. laporan ekspirasi terpidana Tindak Pidana Korupsi;
53. laporan barang rampasan belum dilakukan penilaian
dan lelang;
54. laporan tanggapan hasil audit internal dan eksternal;
55. laporan dukungan eksekusi;
56. dokumen reviu berkas persidangan;
- - 53 -

57. dokumen riviu analisa/laporan penyelesaian perkara


secara litigasi dan nonlitigasi;
58. dokumen reviu telaahan kajian hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
59. dokumen reviu proposal kajian hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
60. dokumen riviu hasil pengolahan data kajian hukum
terkait Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
61. dokumen reviu laporan penelitian kajian hukum
terkait Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
62. dokumen reviu rumusan kebijakan hukum di bidang
antikorupsi;
63. dokumen reviu pendapat hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
64. laporan pelaksanaan penyediaan informasi hukum
terkait pemberantasan korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
65. dokumen reviu informasi hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
- - 54 -

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
66. dokumen telaah/analisis hukum terkait justice
collaborator;
67. dokumen justice collaborator;
68. dokumen pelaksanaan perlindungan saksi/pelapor;
69. laporan pelaksanaan verifikasi terhadap permohonan
perlindungan saksi/pelapor;
70. dokumen riviu analisis terhadap permohonan
perlindungan saksi/pelapor;
71. dokumen surat tugas pelaksanaan pemberian
perlindungan saksi/pelapor;
72. dokumen riviu laporan pelaksanaan perlindungan
saksi/pelapor;
73. dokumen hasil analisis putusan praperadilan,
putusan perdata, putusan tata usaha negara,
putusan tindak pidana korupsi;
74. dokumen penyediaan penasihat hukum;
75. dokumen hasil verifikasi penasihat hukum;
76. dokumen riviu materi/laporan sosialisasi terkait
pemberian penghargaan dalam pencegahan atau
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
77. dokumen riviu analisis/hasil pengolahan
data/informasi terkait penghargaan dalam
pencegahan atau pemberantasan tindak pidana
korupsi;
78. laporan validasi atau verifikasi terkait penghargaan
dalam pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi; dan
79. dokumen hasil reviu analisis dan laporan
pelaksanaan bantuan atau pendampingan dalam
proses terkait pelaksanaan tugas dan wewenang
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi; dan
- - 55 -

d. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama, meliputi:


1. laporan hasil pengumpulan data dan informasi
perkembangan penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi;
2. surat pemberitahuan hasil supervisi dalam bentuk
pengawasan/penelitian/penelaahan penanganan
perkara Tindak Pidana Korupsi kepada pimpinan
kepolisian/kejaksaan;
3. laporan kegiatan pengambilalihan/pelimpahan
penanganan perkara;
4. laporan pemantauan pelaksanaan pelatihan aparat
penegak hukum (APH);
5. laporan, notulen pengembangan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan penyelidikan tindak pidana
korupsi;
6. kertas kerja telaahan permintaan analisis akuntansi
forensik/perhitungan kerugian keuangan negara
(PKKN)/pemberian keterangan ahli (PKA) /audit
investigasi dan dokumen pertimbangan kesesuaian
ruang lingkup permintaan analisis dengan kriteria
dan skala prioritas penanganan perkara Komisi
Pemberantasan Korupsi;
7. dokumen rumusan rekomendasi kepada pemangku
kepentingan (stakeholder) berdasarkan
hasil/putusan perkara secara litigasi dan nonlitigasi;
8. laporan evaluasi kajian hukum terkait
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
9. dokumen rumuskan kebijakan strategis dalam
penyusunan, pelaksanaan, terkait kebijakan di
bidang antikorupsi;
10. laporan evaluasi kebijakan di bidang antikorupsi;
11. laporan komunikasi kebijakan di bidang antikorupsi
kepada para pemangku kepentingan;
- - 56 -

12. dokumen evaluasi pemberian informasi hukum


terkait pemberantasan korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
13. dokumen telaah/analisis hukum terkait justice
collaborator;
14. laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan perlindungan
saksi/pelapor;
15. modul pengembangan sistem penggunaan aplikasi
pengelolaan data putusan praperadilan, putusan
perdata, putusan tata usaha negara, putusan Tindak
Pidana Korupsi;
16. laporan evaluasi sistem dan prosedur inventarisasi
putusan praperadilan, putusan perdata, putusan tata
usaha negara, putusan Tindak Pidana Korupsi;
17. laporan evaluasi dan mengimprovisasi pelaksanaan
penyediaan penasihat hukum untuk tersangka tidak
mampu;
18. dokumen penilaian, evaluasi kegiatan, sistem dan
prosedur pemberian penghargaan dalam rangka
pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
19. dokumen rekomendasi terkait proses pemberian
penghargaan dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi kepada
pemangku kepentingan (stakeholder) dan berita acara
penilaian;
20. dokumen perancangan dan pengembangan sistem
dan strategi dalam pemberian penghargaan dalam
rangka pencegahan dan pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
21. dokumen rekomendasi dan policy brief dalam
pemberian penghargaan dalam rangka pencegahan
dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; dan
22. dokumen evaluasi pelaksanaan kegiatan
pendampingan terkait pelaksanaan tugas dan
- - 57 -

wewenang lembaga negara yang menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang Tindak Pidana
Korupsi.

Pasal 10
Dalam hal unit kerja tidak terdapat Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1), Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang berada 1 (satu)
tingkat di atas atau 1 (satu) tingkat di bawah jenjang
jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan
penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang
bersangkutan.

Pasal 11
(1) Penilaian Angka Kredit atas hasil penugasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ditetapkan sebagai berikut:
a. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang
melaksanakan tugas Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi yang berada 1 (satu) tingkat di atas jenjang
jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan
80% (delapan puluh persen) dari Angka Kredit setiap
butir kegiatan; dan
b. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang
melaksanakan tugas Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi yang berada 1 (satu) tingkat di bawah jenjang
jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan
100% (seratus persen) dengan Angka Kredit dari
setiap butir kegiatan.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- - 58 -

BAB V
PENGANGKATAN DALAM JABATAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 12
Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat dalam Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yaitu pejabat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13
Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi dilakukan melalui:
a. pengangkatan pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain;
c. penyesuaian; atau
d. promosi.

Bagian Kedua
Pengangkatan Pertama

Pasal 14
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi melalui pengangkatan pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat
dalam rumpun ilmu humaniora, ilmu sosial, ilmu
terapan, ilmu alam, ilmu formal, atau jejaring
keilmuan multi-, inter-, atau transdisiplin; dan
e. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir bagi PNS.
- - 59 -

(2) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan
kebutuhan Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi dari calon PNS.
(3) Calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah
diangkat sebagai PNS paling lama 1 (satu) tahun diangkat
dalam Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi.
(4) PNS yang telah diangkat dalam Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) paling lama 3 (tiga) tahun setelah diangkat
wajib mengikuti dan lulus pelatihan fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi.
(5) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang belum mengikuti
dan/atau tidak lulus pelatihan fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) tidak diberikan kenaikan jenjang
satu tingkat diatasnya.
(6) Angka Kredit untuk pengangkatan pertama dalam Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dinilai dan
ditetapkan pada saat mulai melaksanakan tugas Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.

Bagian Ketiga
Perpindahan dari Jabatan Lain

Pasal 15
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi melalui perpindahan dari jabatan
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat
dalam rumpun ilmu humaniora, ilmu sosial, ilmu
terapan, ilmu alam, ilmu formal, atau jejaring
keilmuan multi-, inter-, atau transdisiplin atau
- - 60 -

rumpun ilmu lain yang ditentukan oleh Instansi


Pembina untuk Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi Ahli Pertama sampai dengan
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Madya;
e. berijazah paling rendah magister di bidang ilmu
sesuai dengan tugas Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi yang ditentukan oleh Instansi
Pembina untuk Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama;
f. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai dengan
Standar Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina;
g. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang penyelidikan perkara tindak pidana korupsi,
serta dukungan penanganan perkara yang meliputi
koordinasi dan supervisi, penanganan dan
pengelolaan informasi dan data, pelacakan aset,
pengelolaan barang bukti dan barang rampasan,
penyelenggaraan dan pengelolaan hukum antikorupsi
dalam korporasi paling singkat 2 (dua) tahun;
h. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir; dan
i. berusia paling tinggi:
1. 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi Ahli Pertama dan
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Muda;
2. 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi Ahli Madya;
3. 60 (enam puluh) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama bagi PNS
yang telah menduduki jabatan pimpinan tinggi;
dan
- - 61 -

4. 63 (enam puluh tiga) tahun bagi pejabat


fungsional ahli utama lain yang akan menduduki
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Utama.
(2) Pengangkatan Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus mempertimbangkan ketersediaan lowongan
kebutuhan untuk jenjang Jabatan Fungsional yang akan
diduduki.
(3) Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yaitu sama dengan pangkat yang
dimiliki dan jenjang jabatan yang ditetapkan sesuai
dengan jumlah Angka Kredit yang ditetapkan oleh pejabat
yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit.
(4) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinilai
dan ditetapkan dari tugas jabatan dengan
mempertimbangkan pengalaman dalam pelaksanaan
tugas di bidang penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, serta dukungan penanganan perkara yang
meliputi koordinasi dan supervisi, penanganan dan
pengelolaan informasi dan data, pelacakan aset,
pengelolaan barang bukti dan barang rampasan,
penyelenggaraan dan pengelolaan hukum antikorupsi.
(5) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama dari pejabat fungsional
ahli utama lain harus mempertimbangkan ketersediaan
lowongan kebutuhan untuk Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama yang akan
diduduki dan mendapat persetujuan Menteri.
- - 62 -

Bagian Keempat
Penyesuaian

Pasal 16
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi melalui penyesuaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf c harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
berstatus PNS;
memiliki integritas dan moralitas yang baik;
sehat jasmani dan rohani;
berijazah paling rendah sarjana atau diploma empat;
memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang penyelidikan perkara tindak pidana korupsi,
serta dukungan penanganan perkara yang meliputi
koordinasi dan supervisi, penanganan dan
pengelolaan informasi dan data, pelacakan aset,
pengelolaan barang bukti dan barang rampasan,
penyelenggaraan dan pengelolaan hukum antikorupsi
paling singkat 2 (dua) tahun; dan
nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan
lowongan kebutuhan jabatan untuk jenjang jabatan yang
akan diduduki.

Pasal 17
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi melalui penyesuaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 diberikan nilai Angka Kredit
tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
berlaku 1 (satu) kali selama masa penyesuaian.
- - 63 -

(3) Tata cara pengangkatan dalam Jabatan Fungsional


Penyelidik Tindak Pidana Korupsi melalui penyesuaian
diatur dalam peraturan Pimpinan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bagian Kelima
Promosi

Pasal 18
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi melalui promosi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 huruf d ditetapkan berdasarkan kriteria:
a. termasuk dalam kelompok rencana suksesi;
b. menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi instansi dan
kepentingan nasional dan diakui oleh lembaga pemerintah
terkait bidang inovasinya; dan
c. memenuhi Standar Kompetensi jenjang jabatan yang akan
diduduki.

Pasal 19
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi melalui promosi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18, dilaksanakan dalam hal:
a. PNS yang belum menduduki Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi; atau
b. kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi satu tingkat lebih tinggi dalam
satu kategori Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi melalui promosi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. mengikuti dan lulus Uji Kompetensi sesuai dengan
Standar Kompetensi yang telah disusun oleh Instansi
Pembina;
- - 64 -

b. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam


2 (dua) tahun terakhir;
c. memiliki rekam jejak yang baik;
d. tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik dan
profesi PNS; dan/atau
e. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi melalui promosi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan
ketersediaan lowongan kebutuhan untuk jenjang Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang akan
diduduki.
(4) Angka Kredit untuk pengangkatan dalam Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi melalui
promosi dinilai dan ditetapkan dari tugas Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
(5) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi melalui promosi dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI

Pasal 20
(1) Setiap PNS yang akan diangkat menjadi Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi wajib dilantik dan diambil sumpah/janji
menurut agama atau kepercayaannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
(2) Tata cara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- - 65 -

BAB VII
PENILAIAN KINERJA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 21
(1) Penilaian kinerja Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan yang
didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.
(2) Penilaian kinerja Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil dan manfaat yang
dicapai, serta perilaku PNS.
(3) Penilaian kinerja Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif,
dan transparan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 22
Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
meliputi:
a. SKP; dan
b. perilaku kerja.

Bagian Kedua
SKP

Paragraf 1
Umum

Pasal 23
(1) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi wajib menyusun SKP
setiap awal tahun.
- - 66 -

(2) SKP merupakan target kinerja Penyelidik Tindak Pidana


Korupsi berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang
bersangkutan.
(3) SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari
uraian kegiatan tugas jabatan sebagai turunan dari
penetapan kinerja unit kerja.

Pasal 24
(1) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat
(2) terdiri atas kinerja utama berupa target Angka Kredit
dan/atau kinerja tambahan berupa tugas tambahan.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diuraikan dalam bentuk kegiatan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan
penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.

Pasal 25
(1) Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) sebagai dasar untuk
penyusunan, penetapan, dan penilaian SKP.
(2) SKP yang disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan langsung.
(3) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
(4) Hasil penilaian SKP Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan sebagai
capaian SKP.
- - 67 -

Paragraf 2
Target Angka Kredit

Pasal 26
(1) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (2) bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi setiap
tahun ditetapkan paling sedikit:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi Ahli Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Muda;
c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi Ahli Madya; dan
d. 50 (lima puluh) untuk Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Utama.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d tidak berlaku bagi Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Utama yang memiliki pangkat paling tinggi
dalam jenjang jabatan yang didudukinya.
(3) Selain target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
wajib memperoleh Hasil Kerja Minimal untuk setiap
periode.
(4) Ketentuan mengenai perhitungan target Angka Kredit dan
Hasil Kerja Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diatur dalam peraturan Pimpinan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Paragraf 3
Angka Kredit Pemeliharaan

Pasal 27
(1) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang telah memenuhi
syarat untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih
tinggi tetapi belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan
- - 68 -

yang akan diduduki, setiap tahun wajib memenuhi target


Angka Kredit paling sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
Ahli Pertama;
b. 20 (dua puluh) untuk Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Muda; dan
c. 30 (tiga puluh) untuk Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Madya.
(2) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama yang
menduduki pangkat tertinggi dari jabatannya, setiap
tahun sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan
paling sedikit 25 (dua puluh lima) Angka Kredit.

Bagian Ketiga
Perilaku Kerja

Pasal 28
Perilaku kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b
ditetapkan berdasarkan standar perilaku kerja dalam Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dan dinilai sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII
PENILAIAN DAN PAK

Bagian Kesatu
Penilaian dan PAK

Pasal 29
(1) Capaian SKP Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (4)
disampaikan kepada Tim Penilai untuk dilakukan
penilaian sebagai capaian Angka Kredit.
(2) Capaian Angka Kredit Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling
tinggi 150% (seratus lima puluh persen) dari target Angka
- - 69 -

Kredit minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26


dan Pasal 27.
(3) Dalam hal telah memenuhi Angka Kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat dan/atau
jabatan, capaian Angka Kredit Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan
kepada pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan
Angka Kredit untuk ditetapkan dalam PAK.
(4) PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
sebagai dasar kenaikan pangkat dan/atau jabatan
setingkat lebih tinggi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III sampai dengan Lampiran V yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 30
(1) Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja,
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi mendokumentasikan
Hasil Kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang
ditetapkan setiap tahunnya.
(2) Dalam hal sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan penilaian Angka Kredit, Tim Penilai dapat
meminta laporan pelaksanaan kegiatan dan bukti fisik
Hasil Kerja Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
(3) Hasil penilaian dan PAK Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat
(3) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penilaian kinerja Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.

Bagian Kedua
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit

Pasal 31
Usul PAK Penyelidik Tindak Pidana Korupsi diajukan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi madya pada Instansi Pembina
kepada pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Pembina untuk Angka
- - 70 -

Kredit bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama


di lingkungan Instansi Pembina;
b. pejabat pimpinan tinggi pratama pada Instansi Pembina
kepada pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
sumber daya manusia pada Instansi Pembina untuk
Angka Kredit bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli
Madya di lingkungan Instansi Pembina; dan
c. pejabat pimpinan tinggi pratama pada Instansi Pembina
kepada pejabat pimpinan tinggi madya pada Instansi
Pembina untuk Angka Kredit bagi Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi Ahli Muda dan Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Pertama di lingkungan Instansi Pembina.

Bagian Ketiga
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit

Pasal 32
Pejabat yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit
yaitu:
a. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
kesekretariatan pada Instansi Pembina untuk Angka
Kredit bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Utama
di lingkungan Instansi Pembina;
b. pejabat pimpinan tinggi pratama yang membidangi
sumber daya manusia pada Instansi Pembina untuk
Angka Kredit bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli
Madya di lingkungan Instansi Pembina; dan
c. pejabat pimpinan tinggi madya pada Instansi Pembina
untuk Angka Kredit bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
Ahli Muda dan Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli
Pertama di lingkungan Instansi Pembina.
- - 71 -

Bagian Keempat
Tim Penilai

Pasal 33
(1) Dalam menjalankan tugasnya, pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 dibantu oleh Tim Penilai.
(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki
tugas:
a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang
dilakukan oleh pejabat penilai;
b. memberikan penilaian Angka Kredit berdasarkan
nilai capaian tugas jabatan;
c. memberikan rekomendasi kenaikan pangkat
dan/atau jenjang jabatan;
d. memberikan rekomendasi mengikuti Uji Kompetensi;
e. melakukan pemantauan terhadap hasil penilaian
capaian tugas jabatan;
f. memberikan pertimbangan penilaian SKP; dan
g. memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat
yang Berwenang dalam pengembangan PNS,
pengangkatan dalam jabatan, pemberian tunjangan
dan sanksi, mutasi, serta keikutsertaan Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi dalam pendidikan dan
pelatihan.
(3) Tim Penilai Penyelidik Tindak Pidana Korupsi terdiri atas:
a. Tim Penilai pusat bagi pejabat pimpinan tinggi madya
yang membidangi kesekretariatan untuk Angka
Kredit bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli
Utama di lingkungan Instansi Pembina;
b. Tim Penilai instansi bagi pejabat pimpinan tinggi
pratama yang membidangi sumber daya manusia
untuk Angka Kredit bagi Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi Ahli Madya di lingkungan Instansi Pembina;
dan
c. Tim Penilai unit kerja bagi pejabat pimpinan tinggi
pratama untuk Angka Kredit bagi Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi Ahli Muda dan Penyelidik Tindak
- - 72 -

Pidana Korupsi Ahli Pertama di lingkungan Instansi


Pembina.

Pasal 34
(1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 terdiri
atas pejabat yang berasal dari unsur
teknis yang membidangi penyelenggaraan Pencarian dan
Pertolongan, unsur kepegawaian, dan Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi.
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagai berikut:
a. seorang ketua merangkap anggota;
b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan
c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
(3) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus berjumlah ganjil.
(4) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling
rendah pejabat pimpinan tinggi pratama atau Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi Ahli Madya.
(5) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
harus berasal dari unsur kepegawaian.
(6) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
paling sedikit 2 (dua) orang Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi.
(7) Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu:
a. menduduki pangkat dan/atau jabatan paling rendah
sama dengan pangkat dan/atau jabatan Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi yang dinilai;
b. memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai
Angka Kredit Penyelidik Tindak Pidana Korupsi; dan
c. aktif melakukan penilaian Angka Kredit Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi.
(8) Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) tidak dapat dipenuhi dari
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi, maka anggota Tim
Penilai dapat diangkat dari PNS lain yang memiliki
kompetensi untuk menilai Hasil Kerja Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi.
- - 73 -

(9) Pembentukan dan susunan anggota Tim Penilai


ditetapkan oleh:
a. pejabat pimpinan tinggi madya yang membidangi
kesekretariatan bagi tim penilai pusat dan tim penilai
instansi pada Instansi Pembina; dan
b. pejabat pimpinan tinggi madya bagi tim penilai unit
kerja.

Pasal 35
Tata kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi diatur
dalam peraturan Pimpinan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

BAB IX
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN

Bagian Kesatu
Kenaikan Pangkat

Pasal 36
(1) Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila capaian
Angka Kredit telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif
yang dipersyaratkan.
(2) Angka Kredit Kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dihitung berdasarkan pencapaian Angka Kredit pada
setiap tahun dan perolehan Hasil Kerja Minimal pada
setiap periode.
(3) Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang harus dipenuhi
untuk kenaikan pangkat dan/atau jenjang Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi, sebagai
berikut:
a. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dengan pendidikan
sarjana atau diploma empat sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
- - 74 -

b. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dengan pendidikan


magister tercantum dalam sebagaimana Lampiran IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini; dan
c. Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dengan pendidikan
doktor sebagaimana tercantum dalam Lampiran V
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Pasal 37
(1) Dalam hal untuk kenaikan pangkat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1), Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi dapat melaksanakan kegiatan penunjang,
meliputi:
a. pengajar atau pelatih di bidang penyelidikan perkara
tindak pidana korupsi, tindak pidana pencucian
uang, dan tindak pidana korupsi dalam korporasi;
b. keanggotaan dalam Tim Penilai atau tim Uji
Kompetensi;
c. perolehan penghargaan/tanda jasa;
d. perolehan ijazah/gelar kesarjanaan lainnya; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang mendukung
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi.
(2) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kumulatif Angka Kredit paling tinggi 20% (dua
puluh persen) dari Angka Kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan untuk 1 (satu) kali kenaikan pangkat.
- - 75 -

Bagian Kedua
Kenaikan Jenjang Jabatan

Pasal 38
(1) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi 1 (satu) tingkat lebih tinggi wajib
memenuhi Angka Kredit yang ditetapkan.
(2) Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung dari akumulasi Angka Kredit kenaikan pangkat
dalam satu jenjang yang sedang diduduki sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III sampai dengan Lampiran V
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(3) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli Madya yang akan
naik jenjang menjadi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
Ahli Utama harus memenuhi kualifikasi pendidikan paling
rendah magister di bidang ilmu sesuai dengan dengan
tugas Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi yang ditentukan oleh Instansi Pembina.
(4) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan lowongan
kebutuhan jabatan.
(5) Selain memenuhi syarat kinerja, Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi yang akan dinaikkan jabatannya setingkat lebih
tinggi harus mengikuti dan lulus Uji Kompetensi,
memenuhi Hasil Kerja Minimal, dan persyaratan lain yang
diatur dalam peraturan sekretaris jenderal pada lembaga
negara yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
(6) Syarat kinerja, Hasil Kerja Minimal, dan/atau persyaratan
lain sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam
peraturan sekretaris jenderal pada lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
- - 76 -

Pasal 39
(1) Untuk kenaikan jenjang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 ayat (1), Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi.
(2) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. perolehan ijazah/gelar pendidikan formal di bidang
yang sesuai dengan tugas Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
b. pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
penyelidikan perkara tindak pidana korupsi, tindak
pidana pencucian uang, dan tindak pidana korupsi
dalam korporasi;
c. penerjemahan/penyaduran buku dan karya ilmiah di
bidang penyelidikan perkara tindak pidana korupsi,
tindak pidana pencucian uang, dan tindak pidana
korupsi dalam korporasi;
d. penyusunan standar/pedoman/petunjuk
pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang penyelidikan
perkara tindak pidana korupsi, tindak pidana
pencucian uang, dan tindak pidana korupsi dalam
korporasi;
e. pelatihan/pengembangan kompetensi di bidang
penyelidikan perkara tindak pidana korupsi, tindak
pidana pencucian uang, dan tindak pidana korupsi
dalam korporasi; dan/atau
f. kegiatan lain yang ditetapkan oleh Instansi Pembina
di bidang penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, tindak pidana pencucian uang, dan tindak
pidana korupsi dalam korporasi.
(3) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan Angka Kredit tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(4) Bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang akan naik ke
jenjang jabatan ahli madya dan ahli utama, Penyelidik
- - 77 -

Tindak Pidana Korupsi yang bersangkutan wajib


melaksanakan kegiatan pengembangan profesi Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dengan
Angka Kredit pengembangan profesi yang disyaratkan
sebagai berikut:
a. 6 (enam) bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli
Muda yang akan naik jabatan setingkat lebih tinggi
menjadi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli
Madya; dan
b. 12 (dua belas) bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
Ahli Madya yang akan naik jabatan setingkat lebih
tinggi menjadi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi Ahli
Utama.

Pasal 40
(1) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang secara bersama-
sama membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
penyelidikan perkara tindak pidana korupsi, tindak
pidana pencucian uang, dan tindak pidana korupsi dalam
korporasi, diberikan Angka Kredit dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. apabila terdiri atas 2 (dua) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 60% (enam puluh
persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh
persen) bagi penulis pembantu;
b. apabila terdiri atas 3 (tiga) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 50% (lima puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing 25%
(dua puluh lima persen) bagi penulis pembantu;
c. apabila terdiri atas 4 (empat) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 40% (empat puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20%
(dua puluh persen) bagi penulis pembantu; dan
d. apabila tidak terdapat atau tidak dapat ditentukan
penulis utama dan penulis pembantu maka
pembagian Angka Kredit dibagi sebesar proporsi yang
sama untuk setiap penulis.
- - 78 -

(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) paling banyak 3 (tiga) orang.

Bagian Ketiga
Mekanisme Kenaikan Pangkat dan Jenjang Jabatan

Pasal 41
Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dan jenjang
jabatan bagi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 42
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang memiliki Angka Kredit
melebihi Angka Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan Angka Kredit tersebut
dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya
dalam satu jenjang Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi.

Pasal 43
Dalam hal target Angka Kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat dan/atau jabatan setingkat lebih tinggi tidak
tercapai, Penyelidik Tindak Pidana Korupsi tidak diberikan
kenaikan pangkat dan/atau jabatan.

BAB X
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL
PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

Pasal 44
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dihitung berdasarkan
beban kerja yang ditentukan dari indikator meliputi:
a. jumlah kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi oleh
aparat penegak hukum (APH) lain;
- - 79 -

b. jumlah penanganan dan pengelolaan informasi


dugaan Tindak Pidana Korupsi;
c. jumlah penyelidikan kasus dugaan Tindak Pidana
Korupsi;
d. jumlah kegiatan pelacakan aset, pengelolaan barang
bukti dan barang rampasan; dan
e. jumlah penyelesaian produk hukum antikorupsi.
(2) Pedoman penghitungan kebutuhan Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam peraturan Pimpinan lembaga
negara yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi setelah
mendapat persetujuan dari Menteri.

Pasal 45
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi berdasarkan Peraturan Menteri ini tidak dapat
dilakukan sebelum pedoman penghitungan kebutuhan
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang
diatur dalam peraturan Pimpinan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

BAB XI
KOMPETENSI

Bagian Kesatu
Standar Kompetensi

Pasal 46
(1) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi harus memenuhi Standar
Kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan.
(2) Kompetensi Penyelidik Tindak Pidana Korupsi meliputi:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
- - 80 -

(3) Ketentuan mengenai rincian Standar Kompetensi setiap


jenjang jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) disusun oleh Instansi Pembina.

Bagian Kedua
Pengembangan Kompetensi

Pasal 47
(1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi diikutsertakan pada
pelatihan.
(2) Pelatihan yang diberikan bagi Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan dan penilaian
kinerja.
(3) Pelatihan yang diberikan kepada Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
bentuk:
a. pelatihan fungsional; dan
b. pelatihan teknis penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, tindak pidana pencucian uang, dan tindak
pidana korupsi dalam korporasi.
(4) Selain pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dapat mengembangkan
kompetensinya melalui program pengembangan
kompetensi lainnya.
(5) Program pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. pemeliharaan kinerja dan target kinerja;
b. seminar;
c. lokakarya;
d. konferensi;
e. studi banding; dan
f. latihan simulasi penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, tindak pidana pencucian uang, dan tindak
pidana korupsi dalam korporasi.
- - 81 -

(6) Ketentuan mengenai pelatihan dan pengembangan


kompetensi serta pedoman penyusunan analisis
kebutuhan pelatihan fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dalam peraturan Pimpinan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

BAB XII
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK
TINDAK PIDANA KORUPSI

Pasal 48
(1) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi diberhentikan dari
jabatannya apabila:
a. mengundurkan diri dari jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi; atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
(2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki alasan
pribadi yang tidak mungkin untuk melaksanakan tugas
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
(3) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang diberhentikan
karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b sampai dengan huruf e dapat diangkat kembali sesuai
dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia lowongan
kebutuhan Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi.
(4) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan dengan menggunakan Angka
Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dengan
Angka Kredit dari penilaian pelaksanaan tugas di bidang
- - 82 -

penyelidikan perkara tindak pidana korupsi, serta


dukungan penanganan perkara yang meliputi koordinasi
dan supervisi, penanganan dan pengelolaan informasi dan
data, pelacakan aset, pengelolaan barang bukti dan
barang rampasan, penyelenggaraan dan pengelolaan
hukum antikorupsi.
(5) Tidak memenuhi persyaratan jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f dapat dipertimbangkan
dalam hal:
a. tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang
dipersyaratkan untuk menduduki Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi; atau
b. tidak memenuhi Standar Kompetensi yang
ditentukan pada Jabatan Fungsional yang diduduki.

Pasal 49
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang diberhentikan karena
ditugaskan pada jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
48 ayat (1) huruf e, dapat disesuaikan pada jenjang sesuai
dengan pangkat terakhir pada jabatannya paling singkat 1
(satu) tahun setelah diangkat kembali pada jenjang terakhir
yang didudukinya, setelah mengikuti dan lulus Uji Kompetensi
apabila tersedia lowongan kebutuhan.

Pasal 50
(1) Terhadap Penyelidik Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) huruf a dan huruf f
dilaksanakan pemeriksaan dan mendapatkan izin dari
Pejabat yang Berwenang sebelum ditetapkan
pemberhentiannya.
(2) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak dapat diangkat kembali dalam Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
- - 83 -

BAB XIII
PEMINDAHAN KE DALAM JABATAN LAIN
DAN LARANGAN RANGKAP JABATAN

Pasal 51
Untuk kepentingan organisasi dan pengembangan karier,
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dapat dipindahkan ke dalam
jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian.

Pasal 52
Untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja
organisasi, Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dilarang rangkap
jabatan dengan jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator,
jabatan pengawas, atau jabatan pelaksana.

BAB XIV
TUGAS INSTANSI PEMBINA

Pasal 53
(1) Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi yang
bertanggung jawab untuk menjamin terwujudnya standar
kualitas dan profesionalitas Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi.
(2) Instansi Pembina mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
b. menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi;
d. menyusun standar kualitas Hasil Kerja dan pedoman
penilaian kualitas Hasil Kerja Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
- - 84 -

e. menyusun pedoman penulisan Karya Tulis/Karya


Ilmiah yang bersifat inovatif di bidang penyelidikan
perkara tindak pidana korupsi, tindak pidana
pencucian uang, dan tindak pidana korupsi dalam
korporasi;
f. menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
g. menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
h. membina penyelenggaraan pelatihan fungsional pada
lembaga pelatihan;
i. menyelenggarakan Uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
j. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di
bidang tugas Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi;
k. melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi;
l. mengembangkan sistem informasi Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
m. memfasilitasi pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
n. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi;
o. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik
profesi dan kode perilaku Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi;
p. melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan
mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Lembaga Administrasi Negara;
q. melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi; dan
r. menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi
jabatan.
- - 85 -

(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


huruf i dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Instansi Pembina dalam melaksanakan tugas pembinaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai
dengan huruf q, kecuali huruf f, huruf g, huruf h, huruf j,
dan huruf p, menyampaikan hasil pelaksanaan
pembinaan Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi secara berkala sesuai dengan perkembangan
pelaksanaan pembinaan kepada Menteri dengan
tembusan kepala lembaga pemerintah nonkementerian
yang diberi kewenangan melakukan pembinaan dan
menyelenggarakan manajemen aparatur sipil negara
secara nasional.
(5) Instansi Pembina menyampaikan secara berkala setiap
tahun pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf f, huruf g, huruf h, huruf j, dan huruf p
kepada Menteri dengan tembusan kepala lembaga
pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan
melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan
aparatur sipil negara.
(6) Ketentuan mengenai penyelenggaraan Uji Kompetensi
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i diatur dalam
peraturan Pimpinan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

BAB XV
ORGANISASI PROFESI

Pasal 54
(1) Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi.
(2) Penyelidik Tindak Pidana Korupsi wajib menjadi anggota
organisasi profesi Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi.
- - 86 -

(3) Pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional


Penyelidik Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) difasilitasi oleh Instansi Pembina.
(4) Organisasi profesi Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menyusun kode etik dan kode perilaku profesi.
(5) Organisasi profesi Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi mempunyai tugas:
a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
b. memberikan advokasi; dan
c. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas
pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi.
(6) Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) huruf a, ditetapkan
oleh organisasi profesi Jabatan Fungsional Penyelidik
Tindak Pidana Korupsi setelah mendapat persetujuan dari
Instansi Pembina.

Pasal 55
Hubungan kerja antara Instansi Pembina dengan organisasi
profesi Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi
bersifat koordinatif dan fasilitatif untuk penyelenggaraan tugas
dan fungsi pembinaan Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi.

Pasal 56
Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pembentukan
organisasi profesi Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi dan hubungan kerja Instansi Pembina dengan
organisasi profesi Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak Pidana
Korupsi diatur dalam peraturan Pimpinan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
- - 87 -

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 57
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi melalui penyesuaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 dilaksanakan 1 (satu) kali untuk paling lama 2
(dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

Pasal 58
Pembentukan organisasi profesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 ayat (3) dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun
terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.

Pasal 59
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- - 88 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 Oktober 2021

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2021

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

BENNY RIYANTO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2021 NOMOR 1169


- 89 -

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

KEGIATAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL PENYELDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Melaksanakan A. Pelaksanaan 1. Pelaksanaan 1 mengelola data surat perintah dimulainya data surat perintah dimulainya penyidikan 001 0,041 Ahli Pertama
penyelidikan koordinasi dan koordinasi penyidikan (SPDP) perkara Tindak Pidana Korupsi (SPDP) dan perkembangan penanganan perkara
perkara tindak supervisi terhadap penanganan dan perkembangannya yang ditangani oleh Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh
pidana korupsi, penanganan perkara Tindak Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kepolisian Negara Republik Indonesia atau
serta dukungan perkara Tindak Pidana Korupsi Kejaksaan Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia
penanganan Pidana Korupsi oleh
2 menyusun rencana pengumpulan data dan dokumen rencana kegiatan pengumpulan data 002 0,113 Ahli Madya
perkara yang aparat penegak
informasi terkait penanganan perkara Tindak dan informasi terkait penanganan perkara
meliputi koordinasi hukum (APH) lain
Pidana Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh
dan supervisi,
Negara Republik Indonesia/Kejaksaan Republik kepolisian/kejaksaan
penanganan dan
Indonesia
pengelolaan
3 menyiapkan pengumpulan data dan informasi surat koordinasi data surat perintah dimulainya 003 0,043 Ahli Pertama
informasi dan data,
terkait penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi penyidikan (SPDP)/pengaduan
pelacakan aset,
yang ditangani oleh Kepolisian Negara Republik masyarakat/instansi/lembaga terkait
pengelolaan barang
Indonesia atau Kejaksaan Republik Indonesia penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
bukti dan barang
rampasan,
penyelenggaraan 4 melakukan pengumpulan data dan informasi terkait laporan kegiatan pengumpulan data dan 004 0,180 Ahli Madya
dan pengelolaan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi yang informasi penanganan perkara Tindak Pidana
hukum antikorupsi. ditangani oleh Kepolisian Negara Republik Korupsi
Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia;

5 menyusun pelaporan hasil pengumpulan data dan nota dinas laporan hasil pengumpulan data dan 005 0,073 Ahli Muda
informasi terkait penanganan perkara Tindak informasi penanganan perkara Tindak Pidana
Pidana Korupsi yang ditangani oleh Korupsi
kepolisian/kejaksaan
6 menyusun pemberitahuan hasil pengumpulan data nota Dinas/ surat pemberitahuan hasil 006 0,040 Ahli Pertama
dan informasi terkait penanganan perkara Tindak pengumpulan data dan informasi penanganan
Pidana Korupsi kepada pihak terkait perkara Tindak Pidana Korupsi
7 menyusun usulan penetapan supervisi perkara nota dinas dan Surat Penetapan Supervisi 007 0,078 Ahli Muda
Tindak Pidana Korupsi
8 melakukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi laporan hasil pengumpulan data dan informasi 008 1,541 Ahli Utama
kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait perkembangan penanganan perkara Tindak
dengan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi Pidana Korupsi
yang ditangani oleh kepolisian/kejaksaan

2. Pelaksanaan 1 menyusun perencanaan supervisi dalam bentuk dokumen rencana kegiatan supervisi dalam 009 0,145 Ahli Madya
supervisi dalam pengawasan/penelitian/penelaahan perkara Tindak bentuk pengawasan/penelitian/penelaahan
bentuk Pidana Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian perkara Tindak Pidana Korupsi yang ditangani
pengawasan, Negara Republik Indonesia/Kejaksaan Republik oleh Kepolisian Negara Republik
penelitian dan Indonesia Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia
- 90 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
penelaahan 2 menyiapkan supervisi dalam bentuk Surat permintaan kronologis/ perkembangan 010 0,042 Ahli Pertama
terhadap pengawasan/penelitian/penelaahan perkara Tindak penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
penanganan Pidana Korupsi yang ditangani oleh
perkara Tindak kepolisian/kejaksaan
Pidana Korupsi
3 melakukan supervisi dalam bentuk surat pemberitahuan hasil supervisi dalam 011 0,780 Ahli Madya
pengawasan/penelitian/penelaahan perkara Tindak bentuk pengawasan/penelitian/penelaahan
Pidana Korupsi yang ditangani oleh Kepolisian penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
Negara Republik Indonesia/Kejaksaan Republik kepada pimpinan Kepolisian Negara Republik
Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia
4 menyiapkan rapat koordinasi/gelar perkara terkait nota dinas, surat undangan, surat permintaan 012 0,067 Ahli Pertama
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi pendampingan kepada kepolisian/kejaksaan
5 melakukan gelar perkara terkait penanganan dokumen notulen rapat koordinasi/kesimpulan 013 0,274 Ahli Madya
perkara Tindak Pidana Korupsi. dan rekomendasi gelar perkara
6 menyusun pelaporan hasil gelar perkara terkait laporan hasil rapat koordinasi/gelar perkara 014 0,183 Ahli Madya
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi. terkait penanganan perkara Tindak Pidana
Korupsi
7 melakukan analisis permintaan fasilitasi hasil analisis permintaan fasilitasi penanganan 015 0,143 Ahli Madya
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi dari perkara Tindak Pidana Korupsi dari Kepolisian
Kepolisian Negara Republik Indonesia/Kejaksaan Negara Republik Indonesia/Kejaksaan Republik
Republik Indonesia Indonesia
8 memberikan fasilitasi penanganan perkara Tindak laporan pelaksanaan pemberian fasilitasi 016 0,558 Ahli Madya
Pidana Korupsi kepada Kepolisian Negara Republik penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia/Kejaksaan Republik Indonesia

9 menyusun pelaporan pemberian fasilitasi nota dinas laporan kegiatan fasilitasi penanganan 017 0,060 Ahli Muda
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi kepada perkara Tindak Pidana Korupsi kepada
kepolisian/kejaksaan kepolisian/kejaksaan
10 menyusun pemberitahuan hasil supervisi dalam surat Pemberitahuan hasil supervisi dalam 018 0,038 Ahli Pertama
bentuk pengawasan,penelitian,penelaahan tindak bentuk pengawasan/penelitian/penelaahan
pidana korupsi kepada pimpinan Kepolisian Negara penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
Republik Indonesia atau Kejaksaan Republik kepada pimpinan Kepolisian Negara Republik
Indonesia Indonesia atau Kejaksaan Republik Indonesia
11 melakukan pemantauan (monitoring ) dan evaluasi surat pemberitahuan hasil supervisi dalam 019 2,000 Ahli Utama
pelaksanaan supervisi dalam bentuk pengawasan/ bentuk pengawasan/ penelitian/ penelaahan
penelitian/penelaahan penanganan perkara Tindak penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
Pidana Korupsi kepada pimpinan kepolisian/ kejaksaan
3. Pengambilalihan 1 menyusun perencanaan dokumen rencana kegiatan 020 0,110 Ahli Madya
dan pelimpahan pengambilalihan/pelimpahan penanganan perkara pengambilalihan/pelimpahan penanganan
penanganan Tindak Pidana Korupsi . perkara penanganan perkara Tindak Pidana
perkara Tindak Korupsi dari Kepolisian/Kejaksaan
Pidana Korupsi
2 melakukan telaah terhadap perkembangan hasil telaah penanganan perkara Tindak Pidana 021 0,226 Ahli Madya
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi yang Korupsi yang ditangani oleh
ditangani oleh kepolisian/kejaksaan. Kepolisian/Kejaksaan
3 menyusun usulan pengambilalihan penanganan nota dinas usulan pengambilalihan penanganan 022 0,083 Ahli Pertama
perkara Tindak Pidana Korupsi yang ditangani oleh perkara Tindak Pidana Korupsi yang ditangani
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia atau
Kejaksaan Republik Indonesia Kejaksaan Republik Indonesia
- 91 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 menyiapkan serah terima penanganan perkara dokumen serah terima penanganan perkara 023 0,043 Ahli Pertama
Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi
5 melakukan serah terima penanganan perkara berita acara serah terima penanganan perkara 024 0,152 Ahli Madya
Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi
6 menyusun pelaporan pengambilalihan/pelimpahan laporan kegiatan pengambilalihan/pelimpahan 025 0,173 Ahli Madya
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi penanganan perkara
7 melakukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi laporan kegiatan pengambilalihan/pelimpahan 026 1,483 Ahli Utama
pelaksanaan pengambilalihan/ pelimpahan penanganan perkara
penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi
4. Peningkatan 1 menyusun perencanaan pelatihan aparat penegak rencana kegiatan pelatihan aparat penegak 027 0,147 Ahli Madya
kemampuan hukum (APH). hukum (APH)
Aparat Penegak 2 menyiapkan pengumpulan data dan informasi dokumen pengumpulan data dan informasi 028 0,044 Ahli Pertama
Hukum (APH) terkait persiapan pelatihan aparat penegak hukum terkait persiapan pelatihan aparat penegak
dalam (APH) hukum (APH)
penanganan
3 melakukan pengumpulan data dan informasi terkait laporan kegiatan pengumpulan data dan 029 0,276 Ahli Madya
perkara Tindak
persiapan pelatihan aparat penegak hukum (APH) informasi terkait persiapan pelatihan aparat
Pidana Korupsi
penegak hukum (APH)
4 menyusun pelaporan hasil pengumpulan data dan nota dinas laporan kegiatan pengumpulan data 030 0,049 Ahli Muda
informasi terkait persiapan pelaksanaan pelatihan dan informasi terkait persiapan pelatihan aparat
aparat penegak hukum (APH) penegak hukum (APH)
5 menyiapkan pelaksanaan pelatihan aparat penegak dokumen pelaksanaan pelatihan aparat penegak 031 0,045 Ahli Pertama
hukum (APH) hukum (APH)
6 melaksanakan pelatihan aparat penegak hukum laporan pelaksanaan pelatihan aparat penegak 032 0,740 Ahli Madya
(APH) hukum (APH)
7 menyusun pelaporan hasil pelatihan aparat penegak nota dinas pelaporan kegiatan pelatihan aparat 033 0,059 Ahli Muda
hukum (APH) penegak hukum (APH)

8 melakukan pemantauan pelaksanaan pelatihan laporan pemantauan pelaksanaan pelatihan 034 1,707 Ahli Utama
aparat penegak hukum (APH) aparat penegak hukum (APH)

B. Penanganan dan 1. Penerimaan 1 mengumpulkan dan mengidentifikasi informasi dokumen penerimaan informasi dugaan Tindak 035 0,065 Ahli Pertama
pengelolaan informasi dugaan dugaan Tindak Pidana Korupsi Pidana Korupsi
informasi dugaan Tindak Pidana
2 menganalisis dan merumuskan informasi dugaan dokumen penerimaan informasi dugaan Tindak 036 0,045 Ahli Muda
Tindak Pidana Korupsi
Tindak Pidana Korupsi Pidana Korupsi
Korupsi
3 mereviu dan mengevaluasi informasi dugaan Tindak dokumen penerimaan informasi dugaan Tindak 037 0,097 Ahli Madya
Pidana Korupsi Pidana Korupsi

2. Penelaahan dan 1 memverifikasi dan menyusun telaahan informasi dokumen penelaahan informasi dugaan Tindak 038 0,073 Ahli Pertama
pengumpulan dugaan Tindak Pidana Korupsi Pidana Korupsi
informasi dugaan 2 menganalisis dan merumuskan telaahan informasi dokumen penelaahan informasi dugaan Tindak 039 0,109 Ahli Muda
Tindak Pidana dugaan Tindak Pidana Korupsi Pidana Korupsi
Korupsi
3 mengevaluasi telaahan informasi Tindak Pidana dokumen penelaahan informasi dugaan Tindak 040 0,090 Ahli Madya
Korupsi Pidana Korupsi
4 mengumpulkan dan mengidentifikasi informasi, laporan hasil pengumpulan dan identifikasi 041 0,230 Ahli Pertama
bahan, dan keterangan tambahan atas informasi informasi, bahan, dan keterangan tambahan atas
dugaan Tindak Pidana Korupsi informasi dugaan tindak pidana korupsi
- 92 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 menganalisis dan merumuskan informasi, bahan laporan hasil pengumpulan informasi, bahan, 042 0,279 Ahli Muda
dan keterangan tambahan atas informasi dugaan dan keterangan tambahan atas informasi dugaan
Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi
6 meriviu dan mengevaluasi informasi, bahan dan laporan hasil pengumpulan informasi, bahan, 043 0,373 Ahli Madya
keterangan tambahan atas informasi dugaan Tindak dan keterangan tambahan atas informasi dugaan
Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi
3. Penentuan tindak 1 melakukan reviu dan pembinaan hubungan dengan laporan hasil kegiatan riviu dan pembinaan 044 0,093 Ahli Muda
lanjut penanganan sumber informasi hubungan dengan sumber informasi
informasi dugaan 2 melakukan pelimpahan atau penerusan surat pelimpahan atau penerusan penanganan 045 0,071 Ahli Muda
Tindak Pidana penanganan laporan dugaan Tindak Pidana Korupsi laporan dugaan Tindak Pidana Korupsi
Korupsi
3 melakukan pembangunan/pengembangan laporan hasil kegiatan 046 0,799 Ahli Muda
Whistleblower System terintegrasi pembangunan/pengembangan Whistleblower
System terintegrasi
4 meriviu laporan pembangunan/pengembangan laporan hasil kegiatan 047 1,535 Ahli Madya
whistleblowing system (WBS) terintegrasi pembangunan/pengembangan whistleblowing
system (WBS) terintegrasi
5 meneruskan penanganan pengaduan masyarakat surat pelimpahan atau penerusan penanganan 048 0,054 Ahli Muda
tentang dugaan pelanggaran disiplin atau etik pengaduan masyarakat tentang dugaan
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan pelanggaran disiplin atau etik lembaga negara
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6 melakukan penanganan laporan/pengaduan laporan hasil kegiatan penanganan 049 0,178 Ahli Muda
bersama dengan aparat pengawasan intern laporan/pengaduan bersama dengan aparat
pemerintah (APIP) pengawasan intern pemerintah (APIP)
7 meriviu penanganan laporan/pengaduan bersama laporan hasil kegiatan penanganan 050 0,314 Ahli Madya
dengan aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) laporan/pengaduan bersama dengan aparat
pengawasan intern pemerintah (APIP)

C. Penyelidikan kasus 1. Perencanaan 1 menyusun dan merumuskan rencana penyelidikan dokumen rencana penyelidikan Tindak Pidana 051 0,058 Ahli Pertama
dugaan Tindak penyelidikan Tindak Pidana Korupsi Korupsi
Pidana Korupsi kasus dugaan
2 mengevaluasi rencana penyelidikan Tindak Pidana dokumen rencana penyelidikan Tindak Pidana 052 0,167 Ahli Madya
Tindak Pidana
Korupsi Korupsi
Korupsi
2. Pelaksanaan 1 mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti dalam dokumen identifikasi dan pengumpulan bukti 053 0,440 Ahli Pertama
penyelidikan kegiatan penyelidikan Tindak Pidana Korupsi dalam kegiatan penyelidikan Tindak Pidana
kasus dugaan Korupsi
Tindak Pidana 2 menganalisis dan merumuskan bukti hasil surat perintah penyelidikan 054 0,488 Ahli Muda
Korupsi penyelidikan Tindak Pidana Korupsi
3 mengevaluasi bukti hasil penyelidikan Tindak surat perintah penyelidikan Tindak Pidana 055 0,680 Ahli Madya
Pidana Korupsi yang sudah dianalisis Korupsi yang sudah dianalisis
4 menyusun laporan perkembangan penyelidikan laporan perkembangan penyelidikan Tindak 056 0,108 Ahli Pertama
Tindak Pidana Korupsi Pidana Korupsi
5 menganalisis dan merumuskan laporan laporan perkembangan penyelidikan 057 0,143 Ahli Muda
perkembangan penyelidikan Tindak Pidana Korupsi

6 mengevaluasi laporan perkembangan penyelidikan laporan perkembangan penyelidikan Tindak 058 0,400 Ahli Madya
Tindak Pidana Korupsi Pidana Korupsi
- 93 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7 menyusun bahan paparan untuk ekspose atau gelar bahan paparan ekspose atau gelar perkara hasil 059 0,082 Ahli Pertama
perkara hasil penyelidikan Tindak Pidana Korupsi penyelidikan Tindak Pidana Korupsi

8 merumuskan bahan paparan untuk ekspose atau bahan paparan untuk ekspose atau gelar perkara 060 0,152 Ahli Muda
gelar perkara hasil penyelidikan Tindak Pidana hasil penyelidikan Tindak Pidana Korupsi
Korupsi
9 mengevaluasi bahan paparan untuk ekspose atau bahan paparan untuk ekspose atau gelar perkara 061 0,195 Ahli Madya
gelar perkara hasil penyelidikan Tindak Pidana hasil penyelidikan Tindak Pidana Korupsi
Korupsi
10 memaparkan kasus pada ekspose atau gelar notulen ekspose atau gelar perkara hasil 062 0,045 Ahli Muda
perkara hasil penyelidikan Tindak Pidana Korupsi penyelidikan Tindak Pidana Korupsi
11 mengembangkan efektivitas dan efisiensi laporan, notulen pengembangan efektivitas dan 063 1,785 Ahli Utama
pelaksanaan penyelidikan Tindak Pidana Korupsi efisiensi pelaksanaan penyelidikan Tindak Pidana
Korupsi
3. Penyelesaian 1 menyusun laporan hasil penyelidikan Tindak Pidana laporan hasil penyelidikan dan/atau Laporan 064 0,186 Ahli Pertama
penyelidikan Korupsi Kejadian Tindak Pidana Korupsi
kasus dugaan 2 menganalisis dan merumuskan laporan hasil laporan hasil penyelidikan dan/atau laporan 065 0,255 Ahli Muda
Tindak Pidana penyelidikan Tindak Pidana Korupsi kejadian Tindak Pidana Korupsi
Korupsi
3 mengevaluasi laporan hasil penyelidikan Tindak laporan hasil penyelidikan dan/atau laporan 066 0,195 Ahli Madya
Pidana Korupsi kejadian Tindak Pidana Korupsi

4 melaksanakan kegiatan lanjutan atas penyelesaian notulen, berita acara, surat tanda penerimaan 067 0,106 Ahli Muda
penyelidikan Tindak Pidana Korupsi dokumen kegiatan lanjutan atas penyelesaian
penyelidikan Tindak Pidana Korupsi

D. Penanganan dan 1. Analisis 1 mengidentifikasi data kasus Tindak Pidana Korupsi dokumen hasil identifikasi data kasus Tindak 068 0,111 Ahli Pertama
pengelolaan data pengolahan yang akan dianalisis Pidana Korupsi
dan informasi informasi
pendukung terkait (Information 2 menyusun dan memaparkan Laporan singkat data laporan dan paparan bahan awal Tindak Pidana Korupsi
069 hasil analisis
0,126 Ahli Muda
kasus /perkara Processing awal Tindak Pidana Korupsi yang di analisis
dugaan Tindak Analysis )
Pidana Korupsi 3 mencari dan mengumpulkan data dan informasi dokumen/kertas kerja data dan informasi Tindak 070 0,023 Ahli Pertama
Tindak Pidana Korupsi dari berbagai sumber Pidana Korupsi dari berbagai sumber internal
(internal dan eksternal) dan eksternal
4 mengidentifikasi subjek dan objek Tindak Pidana laporan profil subjek dan objek Tindak Pidana 071 0,109 Ahli Pertama
Korupsi terkait seperti orang, perusahaan, instansi. Korupsi terkait seperti orang, perusahaan, dan
instansi
5 mengolah diagram (charting ) Tindak Pidana Korupsi dokumen charting Tindak Pidana Korupsi dengan 072 0,084 Ahli Pertama
dengan menggunakan tools analysis menggunakan tools analysis
6 mendiagnosis aspek-aspek Tindak Pidana Korupsi dokumen hasil diagnosis analisis aspek-aspek 073 0,093 Ahli Muda
yang akan dianalisis Tindak Pidana Korupsi yang akan dianalisis
7 menyusun kronologi kasus Tindak Pidana Korupsi laporan kronologi kasus Tindak Pidana Korupsi 074 0,115 Ahli Muda

8 menganalisis pola kecurangan dan memetakan laporan hasil analisis pola kecurangan dan 075 0,190 Ahli Muda
hubungan keterkaitan (cross nexus analysis ) terkait memetakan hubungan keterkaitan (cross nexus
Tindak Pidana Korupsi analysis ) terkait Tindak Pidana Korupsi

9 menyusun laporan akhir hasil analisis Tindak laporan akhir hasil analisis Tindak Pidana Korupsi 076 0,163 Ahli Muda
Pidana Korupsi
10 memeriksa laporan akhir hasil analisis Tindak formulir check list Tindak Pidana Korupsi 077 0,214 Ahli Madya
Pidana Korupsi (laporan akhir hasil analisis)
- 94 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
11 menyusun paparan laporan akhir hasil analisis bahan paparan laporan akhir hasil analisis 078 0,088 Ahli Pertama
Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi

12 memeriksa paparan laporan akhir hasil analisis bahan paparan dan laporan akhir hasil analisis 079 0,088 Ahli Muda
Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi
13 memaparkan laporan hasil pengumpulan informasi laporan akhir hasil analisis Tindak Pidana 080 0,146 Ahli Madya
dan analisis Tindak Pidana Korupsi ke unit kerja Korupsi
terkait
14 mengelola data internal dan eksternal terkait Tindak dokumen (log register ) data internal dan 081 0,344 Ahli Pertama
Pidana Korupsi eksternal terkait Tindak Pidana Korupsi

15 mengaudit lawfulI interception dan mutu internal laporan hasil audit lawfulI interception dan mutu 082 1,364 Ahli Muda
internal
2. Pencarian data 1 memverifikasi permintaan dan mendistribusikan dokumen verifikasi dan distribusi kegiatan 083 0,101 Ahli Madya
dan informasi kegiatan pencarian informasi dan data lapangan lapangan
secara tertutup
2 mengidentifikasi subjek seperti orang, rumah, laporan hasil identifikasi lapangan 084 0,115 Ahli Muda
kantor, perusahaan, atau aset secara tertutup
3 mengobservasi dan memantau aktivitas/kegiatan laporan observasi lapangan 085 0,269 Ahli Muda
subjek (surveillance )
4 melakukan pengelolaan peralatan khusus terkait dokumen pengelolaan peralatan khusus terkait 086 0,455 Ahli Pertama
Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi
5 mengidentifikasi dan menyimpulkan informasi dan dokumen hasil penyadapan 087 0,539 Ahli Pertama
data hasil penyadapan
6 mengolah permintaan informasi dan data hasil dokumen pengolahan hasil penyadapan 088 0,633 Ahli Pertama
penyadapan
7 memeriksa dan mengukur sumber daya untuk dokumen kaji ulang permintaan ikhtisar dan 089 0,430 Ahli Muda
memenuhi permintaan ikhtisar dan transkrip transkrip
8 menilai kelengkapan dasar surat izin penyadapan surat perintah penyadapan, dan dokumen 090 0,083 Ahli Madya
dan dokumen penghentian penyadapan, dan penghentian penyadapan
memutuskan pelaksanaan permintaan dan
penghentian penyadapan.

3. Pelaksanaan 1 menelaah permintaan analisis akuntansi kertas kerja telaahan permintaan analisis 091 1,709 Ahli Utama
akuntansi forensik forensik/perhitungan kerugian keuangan negara akuntansi forensik/ perhitungan kerugian
(PKKN)/ pemberian keterangan ahli (PKA)/Audit keuangan negara (PKKN)/ pemberian keterangan
Investigasi dan Memberi Pertimbangan Kesesuaian ahli (PKA) / audit investigasi dan dokumen
Ruang Lingkup Permintaan Analisis dengan Kriteria pertimbangan kesesuaian ruang lingkup
dan Skala Prioritas Penanganan Perkara Komisi permintaan analisis dengan kriteria dan skala
Pemberantasan Korupsi. prioritas penanganan perkara Komisi
Pemberantasan Korupsi
2 merencanakan dan mengarahkan kegiatan Analisis kertas kerja kegiatan analisis akuntansi 092 0,167 Ahli Madya
Akuntansi Forensik/perhitungan kerugian forensik/perhitungan kerugian keuangan negara
keuangan negara (PKKN)/pemberian keterangan ahli (PKKN)/pemberian keterangan ahli (PKA)/audit
(PKA)/audit investigasi melalui audit investigasi melalui audit program/rencana
program/rencana analisis akuntansi analisis akuntansi forensik/perhitungan
forensik/perhitungan kerugian keuangan negara kerugian keuangan negara (PKKN)/ pemberian
(PKKN)/pemberian keterangan ahli (PKA)/audit keterangan ahli (PKA)/audit investigasi
investigasi
- 95 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3 menganalisis profil korporasi dan rasio keuangan, kertas kerja analisis profil korporasi dan rasio 093 0,471 Ahli Pertama
peraturan perundang-undangan terkait, serta keuangan, peraturan perundang-undangan
proses bisnis entitas/korporasi berdasarkan data terkait, serta proses bisnis entitas/korporasi
hasil penggeledahan, penyitaan dan data lain secara berdasarkan data hasil penggeledahan, penyitaan
projustitia dan data lain secara projustitia
4 menganalisis red flag Tindak Pidana Korupsi kertas kerja menganalisis red flag Tindak Pidana 094 0,865 Ahli Muda
dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang perbuatan Korupsi dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang
nelawan hukum dan penyimpangan terhadap perbuatan melawan hukum dan penyimpangan
peraturan berdasarkan data hasil penggeledahan, terhadap peraturan berdasarkan data hasil
penyitaan dan data lain secara projustitia penggeledahan, penyitaan dan data lain secara
projustitia
5 menganalisis aliran uang terkait dugaan Tindak kertas kerja menganalisis aliran uang terkait 095 0,533 Ahli Muda
Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana Pencucian dugaan Tindak Pidana Korupsi dan/atau Tindak
Uang berdasarkan data hasil penggeledahan, Pidana Pencucian Uang individu berdasarkan
penyitaan dan data lain secara projustitia data hasil penggeledahan, penyitaan dan data
lain secara projustitia
6 menganalisis sumber uang suap, anomali transaksi kertas kerja menganalisis sumber uang suap, 096 1,500 Ahli Muda
keuangan dan skema akuntansi yang digunakan anomali transaksi keuangan dan skema
untuk menyamarkan transaksi yang diduga Tindak akuntansi yang digunakan untuk menyamarkan
Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana Pencucian transaksi yang diduga Tindak Pidana Korupsi
Uang, menghitung dugaan kerugian keuangan dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang,
negara, dan mengidentifikasi keuntungan yang menghitung dugaan kerugian keuangan negara,
diperoleh korporasi secara melawan hukum terkait dan mengidentifikasi keuntungan yang diperoleh
dugaan Tindak Pidana Korupsi berdasarkan data korporasi secara melawan hukum terkait dugaan
hasil penggeledahan, penyitaan dan data lain secara Tindak Pidana Korupsi berdasarkan data hasil
projustitia penggeledahan, penyitaan dan data lain secara
projustitia
7 memvalidasi dan melakukan penjaminan mutu atas kertas kerja penjaminan mutu atas proses 097 0,270 Ahli Madya
proses analisis keseluruhan analisis keseluruhan

8 merangkum dan melakukan sintesis seluruh kertas laporan hasil analisis parsial kedalam simpulan 098 4,754 Ahli Madya
kerja analisis parsial kedalam simpulan hasil hasil analisis serta membuat pelaporan hasil
analisis serta membuat pelaporan hasil analisis analisis akuntansi forensik/perhitungan
akuntansi forensik/perhitungan kerugian keuangan kerugian keuangan negara (PKKN)/pemberian
negara (PKKN)/pemberian keterangan ahli keterangan ahli (PKA)/audit investigasi
(PKA)/audit investigatif.
4. Penanganan dan 1 melakukan prosedur persyaratan-persyaratan dasar formulir dan dokumen yang diwajibkan sesuai 099 0,227 Ahli Pertama
pemeriksaan yang berlaku untuk semua penanganan dan dengan persyaratan-persyaratan yang tercantum
barang bukti pemeriksaan barang bukti elektronik dalam panduan jaminan jutu (PJM) dan prosedur
elektronik (BBE) yang berlaku di laboratorium
dengan metodologi
2 melakukan prosedur-prosedur penanganan dan formulir dan dokumen yang diwajibkan dalam 100 0,193 Ahli Pertama
Forensik Digital
pemeriksaan awal (first responder ) yang meliputi penanganan dan pemeriksaan awal (first
dalam
proses identifikasi, koleksi, akuisisi, dan preservasi responder ) sesuai dengan persyaratan-
laboratorium
terhadap barang bukti elektronik pada kegiatan persyaratan yang tercantum dalam panduan
diluar laboratorium (penangkapan, penggeledahan, jaminan mutu (PJM) dan prosedur yang berlaku
penyitaan, pemeriksaan), dan didalam laboratorium di laboratorium
(penanganan dan pemeriksaan barang bukti
elektronik sebelum eksaminasi dilakukan)
- 96 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3 memeriksa dan menganalisis barang bukti formulir dan dokumen yang diwajibkan dalam 101 0,414 Ahli Muda
elektronik menggunakan prosedur-prosedur penanganan dan pemeriksaan awal (first
penanganan dan pemeriksaan pada level teknis responder) sesuai dengan persyaratan-
untuk memenuhi permohonan layanan persyaratan yang tercantum dalam panduan
ekstraksi/akuisisi data elektronik sesuai dengan jaminan mutu (PJM) dan prosedur yang berlaku
metodologi forensik digital. di laboratorium
4 menangani dan memperbaiki barang bukti dokumentasi photo, kertas kerja (examination 102 0,419 Ahli Madya
elektronik dengan kondisi khusus (rusak, dan/atau worksheet ), catatan eksaminasi (examination
akses terkunci) untuk memenuhi permohonan notes ) dan/atau laporan pemeriksaan barang
layanan perbaikan, recovery data dan/atau bukti elektronik dalam bentuk sederhana
ekstraksi/akuisisi data elektronik.
5 memeriksa dan menyelidiki (search, find, tag, dokumentasi photo, kertas kerja (examination 103 0,163 Ahli Muda
bookmark ) informasi dan/atau dokumen elektronik worksheet ), catatan eksaminasi (examination
dari hasil ekstraksi/akuisisi data elektronik melalui notes ) dan/atau laporan pemeriksaan barang
sistem investigatif riviu bukti elektronik dalam bentuk sederhana
6 memeriksa dan menganalisis hasil proses laporan pemeriksaan barang bukti elektronik 104 0,335 Ahli Madya
ekstraksi/akuisisi data elektronik dari barang bukti menggunakan prosedur-prosedur penanganan
elektronik menggunakan prosedur-prosedur dan pemeriksaan pada level ahli dalam rangka
penanganan dan pemeriksaan pada level ahli dalam memberi pertimbangan atau opini pendapat ahli
rangka memberi pertimbangan atau opini pendapat
ahli.

7 memeriksa dan menganalisis barang bukti laporan pemeriksaan barang bukti elektronik 105 0,143 Ahli Muda
elektronik dan/atau salinan utama forensik digital
(master copy ) menggunakan prosedur-prosedur
penanganan dan pemeriksaan pada level teknis
untuk memenuhi permohonan layanan
penghapusan data elektronik sesuai putusan
pengadilan (eksekusi putusan pengadilan);

8 menerapkan operasional laboratorium sesuai dokumen, kertas kerja, dan laporan terkait 106 0,363 Ahli Pertama
dengan pedoman jaminan mutu, yang meliputi operasional laboratorium
ketidakberpihakan (impartiality ), konsistensi, dan
kompetensi, termasuk uji profisiensi, kompetensi
personel, dan verifikasi dan/atau validasi peralatan
dan metode.
9 mengendalikan dan mengevaluasi operasional dokumen, kertas kerja, dan laporan terkait 107 0,513 Ahli Madya
laboratorium sesuai dengan pedoman jaminan operasional laboratorium
mutu, yang meliputi ketidakberpihakan
(impartiality ), konsistensi, dan kompetensi,
termasuk uji profisiensi, kompetensi personel, dan
verifikasi dan/atau validasi peralatan dan metode
E. Pelacakan aset, 1. Pelacakan aset 1 menyusun pertimbangan dan memvalidasi kegiatan dokumen kertas kerja pelacakan aset terkait 108 0,237 Ahli Madya
pengelolaan barang penelusuran informasi dan data terkait kepemilikan pertimbangan dan memvalidasi kegiatan
bukti dan barang aset penelusuran informasi dan data terkait
rampasan kepemilikan aset
2 menyusun pertimbangan dan memvalidasi rencana dokumen rencana kerja pertimbangan dan 109 0,156 Ahli Madya
kegiatan pelacakan aset validasi rencana kegiatan pelacakan aset
3 memvalidasi analisis portfolio aset laporan analisis data portfolio asset 110 0,485 Ahli Madya
4 memvalidasi konsep laporan hasil pelacakan aset laporan validasi konsep hasil pelacakan asset 111 0,746 Ahli Madya
- 97 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 memvalidasi pemutakhiran kertas kerja pelacakan dokumen kertas kerja memvalidasi 112 0,191 Ahli Madya
aset (KKPA) pemutakhiran kertas kerja pelacakan aset (KKPA)

6 memvalidasi penyusunan dan pengolahan informasi dokumen kertas kerja validasi penyusunan dan 113 0,155 Ahli Madya
dan data portfolio kepemilikan aset pengolahan informasi dan data portfolio
kepemilikan asset

7 merekomendasikan bahan-bahan koordinasi dengan dokumen kertas kerja rekomendasikan bahan- 114 0,167 Ahli Madya
pihak-pihak terkait di level upper management baik bahan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di
di dalam maupun di luar negeri level upper management baik di dalam maupun di
luar negeri
8 merekomendasikan pencarian data dan informasi dokumen kertas kerja rekomendasikan pencarian 115 0,173 Ahli Madya
melalui informan data dan informasi melalui informan

9 memeriksa dan menyusun saran atas rancangan dokumen rencana kerja pelacakan aset atas 116 0,074 Ahli Muda
anggaran dan biaya yang dibutuhkan dalam rancangan anggaran dan biaya yang dibutuhkan
rencana kegiatan dalam rencana kegiatan

10 memeriksa dan memberikan saran atas rencana dokumen permeriksaan dan pemberian saran 117 0,085 Ahli Muda
kerja pelacakan aset atas rencana kerja pelacakan asset
11 memeriksa dan mengarahkan analisis portofolio aset laporan analisis data portofolio aset 118 0,291 Ahli Muda

12 menganalisis kesesuaian perolehan aset dengan laporan analisis data kesesuaian perolehan aset 119 0,207 Ahli Muda
tempus perkara dengan tempus perkara

13 menganalisis profil dan gaya hidup atas terperiksa laporan analisis data profil dan gaya hidup atas 120 0,122 Ahli Muda
tersangka, terdakwa, terpidana, keluarga dan pihak terperiksa tersangka, terdakwa, terpidana,
terkait lainnya keluarga dan pihak terkait lainnya

14 menyusun rencana awal dengan pengguna layanan dokumen rencana kerja pelacakan asset dengan 121 0,122 Ahli Muda
berupa ruang lingkup pelacakan aset yang akan pengguna layanan berupa ruang lingkup
dilakukan pelacakan aset yang akan dilakukan

15 meriviu dan mengarahkan penyusunan dan dokumen kertas kerja penyusunan dan 122 0,125 Ahli Muda
pengolahan informasi dan data hasil pelacakan pengolahan informasi dan data hasil pelacakan
asset asset

16 meriviu dan mengarahkan proses pemutakhiran dokumen kertas kerja proses pemutakhiran 123 0,118 Ahli Muda
kertas kerja pelacakan aset (KKPA) kertas kerja pelacakan aset (KKPA)

17 mereviu bahan dan berkoordinasi dengan level dokumen kertas kerja riviu bahan dan 124 0,075 Ahli Muda
middle management di lembaga/institusi terkait baik berkoordinasi dengan level middle management di
di dalam maupun luar negeri lembaga/institusi terkait baik di dalam maupun
luar negeri
18 meriviu konsep laporan hasil pelacakan aset laporan riviu konsep laporan hasil pelacakan aset 125 0,127 Ahli Muda

19 menelusuri dan merangkum data dan informasi dokumen kertas kerja pelacakan aset dari 126 0,059 Ahli Pertama
kepemilikan aset dari sumber internal, eksternal sumber internal, eksternal dan mandiri
dan mandiri
20 menggali dan mengolah informasi dan data hasil dokumen kertas kerja informasi dan data 127 0,101 Ahli Pertama
pelacakan aset pelacakan aset
21 menguraikan analisis portofolio aset dan nilai laporan analisis data portofolio aset dan nilai 128 0,178 Ahli Pertama
taksiran aset taksiran asset
- 98 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
22 mengurutkan rencana kerja pelacakan aset dan dokumen rencana kerja pelacakan aset dan 129 0,056 Ahli Pertama
mengklasifikasikan informasi dan data awal mengklasifikasikan informasi dan data awal
pelacakan aset pelacakan asset

23 menyusun dan mengolah konsep Laporan Hasil laporan penyusunan dan pengolahan konsep 130 0,219 Ahli Pertama
Pelacakan Aset pelacakan aset
2. Pengelolaan 1 merencanakan kegiatan pengelolaan barang dokumen rencana kegiatan pengelolaan barang 131 0,049 Ahli Muda
barang bukti bukti/barang titipan penyelidikan/benda bukti/barang titipan penyelidikan/benda
sitaan/barang titipan penuntutan/barang rampasan sitaan/barang titipan penuntutan/barang
Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
uang pidana pencucian uang

2 memvalidasi fisik barang titipan penyelidikan/benda data/dokumen hasil kegiatan validasi fisik 132 0,096 Ahli Muda
sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang titipan penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan
terhadap dokumen administrasi barang titipan tindak pidana pencucian uang terhadap
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan dokumen administrasi barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
pidana pencucian uang penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang
3 menyusun basis data barang titipan penyelidikan/ basis data barang titipan penyelidikan/benda 133 0,063 Ahli Pertama
benda sitaan/ barang titipan penuntutan Tindak sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian uang Korupsi dan tindak pidana pencucian uang

4 mengklasifikasikan barang titipan data klasifikasi barang titipan 134 0,037 Ahli Muda
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang pidana pencucian uang

5 melakukan taksir nilai benda sitaan/barang titipan data/dokumen hasil penaksiran nilai benda 135 0,050 Ahli Muda
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
pidana pencucian uang Korupsi dan tindak pidana pencucian uang

6 menyusun kodefikasi benda sitaan/ barang titipan data kodefikasi benda sitaan/barang titipan 136 0,052 Ahli Pertama
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang pidana pencucian uang

7 memverifikasi keaslian barang titipan data/dokumen verifikasi keaslian barang titipan 137 0,049 Ahli Muda
penyelidikan/benda sitaan/barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang pidana pencucian uang
8 mengidentifikasi permasalahan pada barang titipan dokumen hasil identifikasi permasalahan pada 138 0,045 Ahli Pertama
penyelidikan/ benda sitaan/ barang titipan barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang
penuntutan/ barang rampasan Tindak Pidana titipan penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang tindak pidana pencucian uang

9 menganalisis hasil identifikasi permasalahan pada dokumen analisis hasil identifikasi permasalahan 139 0,068 Ahli Muda
barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang pada barang titipan penyelidikan/benda
titipan penuntutan/barang rampasan Tindak sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian uang Korupsi dan tindak pidana pencucian uang
- 99 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 memproyeksikan dampak-dampak permasalahan dokumen hasil proyeksi dampak-dampak 140 0,167 Ahli Madya
pada barang titipan penyelidikan/benda permasalahan pada barang titipan
sitaan/barang titipan penuntutan/barang rampasan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
uang Korupsi dan tindak pidana pencucian uang

11 menelusuri rekam jejak perkara suatu benda data penelusuran rekam jejak perkara suatu 141 0,044 Ahli Pertama
sitaan/ barang bukti Tindak Pidana Korupsi dan benda sitaan/barang bukti Tindak Pidana
tindak pidana pencucian uang yang masih aktif atau Korupsi dan tindak pidana pencucian uang yang
pun telah berkekuatan hukum tetap masih aktif atau pun telah berkekuatan hukum
tetap
12 meriviu hasil penelusuran rekam jejak perkara dokumen hasil reviu penelusuran rekam jejak 142 0,037 Ahli Muda
suatu benda sitaan/barang bukti Tindak Pidana perkara suatu benda sitaan/barang bukti Tindak
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang yang Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian
masih aktif ataupun telah berkekuatan hukum uang yang masih aktif atau pun telah
tetap berkekuatan hukum tetap

13 mengidentifikasi klaster barang bukti dan data klaster dan nomor barang bukti untuk 143 0,050 Ahli Pertama
menyusun penomoran daftar barang bukti berkas perkara

14 meriviu hasil identifikasi klaster barang bukti dan dokumen rancangan daftar barang bukti untuk 144 0,079 Ahli Muda
penomoran daftar barang bukti berkas perkara

15 mengelola penerimaan dan pengeluaran barang data/dokumen penerimaan dan pengeluaran 145 0,071 Ahli Pertama
titipan penyelidikan/ benda sitaan/ barang titipan barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang
penuntutan/ barang rampasan Tindak Pidana titipan penuntutan/barang rampasan Tindak
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian
uang
16 mengelola penyimpanan dan pengamanan atau data hasil penyimpanan barang titipan 146 0,044 Ahli Pertama
penitipan barang titipan penyelidikan/ benda penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
sitaan/ barang titipan penuntutan/ barang penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian uang pada
pencucian uang ruang barang bukti atau tempat lainnya pada
Lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
17 mengelola penyimpanan dan pengamanan atau data/dokumen hasil penyimpanan dan 147 0,093 Ahli Muda
penitipan barang titipan penyelidikan/benda pengamanan atau penitipan barang titipan
sitaan/barang titipan penuntutan/barang rampasan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
uang di luar lingkungan lembaga negara yang Korupsi dan tindak pidana pencucian uang di
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar lingkungan lembaga negara yang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
18 mengelola pendokumentasian barang titipan metadata dokumentasi barang titipan 148 0,096 Ahli Pertama
penyelidikan/ benda sitaan/ barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak penuntutan Tindak Pidana Korupsi dan tindak
pidana pencucian uang pidana pencucian uang dengan alih nama sesuai
kodefikasi atau nomor barang bukti berkas
perkara
19 mengelola pemeriksaan fisik/ rekonsiliasi data data/dokumen terkait kegiatan pemeriksaan 149 0,065 Ahli Pertama
rutin/ berkala barang titipan penyelidikan/ benda fisik/rekonsiliasi data rutin/berkala barang
sitaan/ barang titipan penuntutan/ barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
rampasan Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
pencucian uang Korupsi dan tindak pidana pencucian uang
- 100 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
20 mengelola perawatan rutin/berkala dan/atau data/dokumen terkait kegiatan perawatan 150 0,124 Ahli Muda
perbaikan barang titipan penyelidikan/benda rutin/berkala dan/atau perbaikan barang titipan
sitaan/barang titipan penuntutan/barang rampasan penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian penuntutan/barang rampasan Tindak Pidana
uang Korupsi dan tindak pidana pencucian uang

21 mengolah laporan pemeliharaan dan pengamanan data/dokumen hasil pengolahan laporan 151 0,043 Ahli Pertama
pihak eksternal terkait barang titipan penyelidikan/ pemeliharaan dan pengamanan barang titipan
benda sitaan/ barang titipan penuntutan/ barang penyelidikan/benda sitaan/barang titipan
rampasan yang disimpan/ dititipkan di luar penuntutan/barang rampasan yang
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan disimpan/dititipkan di luar lembaga negara yang
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
pada basis data
22 menganalisis pemeliharaan dan pengamanan dokumen hasil analisis pemeliharaan dan 152 0,047 Ahli Muda
barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang pengamanan barang titipan penyelidikan/benda
titipan penuntutan/barang rampasan yang sitaan/barang titipan penuntutan/barang
disimpan/dititipkan di luar lingkungan lembaga rampasan yang disimpan/dititipkan di luar
negara yang menyelenggarakan urusan lingkungan lembaga negara yang
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

23 menganalisis dan menelaah amar putusan data uraian amar putusan pengadilan 153 0,050 Ahli Muda
pengadilan berkekuatan hukum tetap atas barang berkekuatan hukum tetap atas barang bukti
bukti Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana Tindak Pidana Korupsi dan tindak pidana
pencucian uang pencucian uang pada basis data benda
sitaan/barang titipan penuntutan Tindak Pidana
Korupsi dan tindak pidana pencucian uang

24 menginventarisasi bahan penyusunan laporan data/dokumen bahan penyusunan laporan 154 0,077 Ahli Pertama
pengelolaan benda sitaan Tindak Pidana Korupsi pengelolaan benda sitaan Tindak Pidana Korupsi
dan tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pencucian uang
25 menyusun laporan pengelolaan benda sitaan Tindak laporan pengelolaan benda sitaan Tindak Pidana 155 0,122 Ahli Muda
Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian uang Korupsi dan tindak pidana pencucian uang

26 mengevaluasi rangkaian kegiatan pengelolaan dokumen hasil evaluasi kegiatan pengelolaan 156 0,112 Ahli Madya
barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang barang titipan penyelidikan/benda sitaan/barang
titipan penuntutan/barang rampasan Tindak titipan penuntutan/barang rampasan Tindak
Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian uang Pidana Korupsi dan tindak pidana pencucian
uang

3. Pengelolaan 1 menyusun dan mengolah penaksiran mandiri atas laporan penaksiran mandiri atas barang 157 0,095 Ahli Muda
barang rampasan barang rampasan rampasan
2 memverifikasi dan memvalidasi penaksiran mandiri laporan penaksiran mandiri atas barang 158 0,223 Ahli Madya
atas barang rampasan rampasan
3 mengidentifikasi dan mengolah laporan potensi laporan rekapitulasi potensi denda dan up dan 159 0,083 Ahli Muda
denda dan uang pengganti yang tidak tertagih serta barang rampasan yang tidak dapat dieksekusi
barang rampasan yang tidak dapat dieksekusi
- 101 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4 memverifikasi dan memvalidasi laporan potensi laporan rekapitulasi potensi denda, uang 160 0,195 Ahli Madya
denda dan uang pengganti yang tidak tertagih serta pengganti dan barang rampasan yang tidak
barang rampasan yang tidak dapat dieksekusi dapat dieksekusi

5 menyusun dan mengolah informasi terkait asset laporan asset recovery berdasarkan putusan 161 0,083 Ahli Muda
recovery berdasarkan putusan pengadilan yang pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
telah memperoleh kekuatan hukum tetap hukum tetap
6 memverifikasi dan memvalidasi informasi terkait laporan asset recovery berdasarkan putusan 162 0,195 Ahli Madya
asset recovery berdasarkan putusan pengadilan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap hukum tetap
7 menyusun dan mengolah data pidana badan, pidana laporan rekapitulasi pidana badan, denda, up, 163 0,083 Ahli Muda
denda, pidana tambahan uang pengganti dan biaya perkara seta putusan peninjauan kembali
pencabutan hak politik, biaya perkara serta putusan
peninjauan kembali
8 menganalisis data pidana badan, pidana denda, laporan rekapitulasi pidana badan, denda, uang 164 0,195 Ahli Madya
pidana tambahan uang pengganti dan pencabutan pengganti, biaya perkara seta putusan
hak politik, biaya perkara serta putusan peninjauan peninjauan kembali
kembali
9 mengidentifikasi dan menyusun sistem visualisasi visualisasi data pidana badan, uang dan barang 165 0,095 Ahli Muda
data atas pidana badan, uang dan barang bukti bukti yang dikembalikan, barang bukti terlampir
yang dikembalikan, barang bukti terlampir dan dan asset recovery
asset recovery
10 mengevaluasi sistem visualisasi data atas pidana visualisasi data pidana badan, uang dan barang 166 0,223 Ahli Madya
badan, uang dan barang bukti yang dikembalikan, bukti yang dikembalikan, barang bukti terlampir
barang bukti terlampir dan asset recovery dan asset recovery

11 menyusun dan mengolah data barang persediaan laporan rekonsiliasi barang persediaan rampasan 167 0,095 Ahli Muda
rampasan pada aplikasi
12 memverifikasi dan memvalidasi data barang laporan rekonsiliasi barang persediaan rampasan 168 0,223 Ahli Madya
persediaan rampasan pada aplikasi
13 mengidentifikasi dan menyusun data ekspirasi laporan ekspirasi terpidana Tindak Pidana 169 0,095 Ahli Muda
terpidana Tindak Pidana Korupsi Korupsi
14 memverifikasi data ekspirasi terpidana Tindak laporan ekspirasi terpidana Tindak Pidana 170 0,223 Ahli Madya
Pidana Korupsi Korupsi
15 mengidentifikasi dan mengolah data barang laporan barang rampasan belum dilakukan 171 0,083 Ahli Muda
rampasan yang belum dilakukan penilaian dan penilaian dan lelang
lelang
16 menganalisis dan mengevaluasi data barang laporan barang rampasan belum dilakukan 172 0,195 Ahli Madya
rampasan yang belum dilakukan penilaian dan penilaian dan lelang
lelang
17 menyusun data atas tanggapan hasil audit internal laporan tanggapan hasil audit internal dan 173 0,095 Ahli Muda
dan eksternal eksternal
18 mengevaluasi data atas tanggapan hasil audit laporan tanggapan hasil audit internal dan 174 0,223 Ahli Madya
internal dan eksternal eksternal
19 menyusun dan mengolah dukungan eksekusi laporan dukungan eksekusi 175 Ahli Muda

20 menganalisis dan memvalidasi dukungan eksekusi laporan dukungan eksekusi 176 0,195 Ahli Madya
- 102 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
F. Penyelenggaraan 1. Penyelesaian 1 mengidentifikasi permohonan praperadilan, gugatan dokumen permohonan praperadilan, gugatan 177 0,115 Ahli Pertama
dan pengelolaan Perkara secara perdata, gugatan tata usaha negara, uji materi, perdata, gugatan tata usaha negara, uji materi,,
hukum antikorupsi litigasi dan keberatan dan/atau penyelesaian perkara secara keberatan dan/atau penyelesaian perkara secara
nonlitigasi litigasi dan nonlitigasi litigasi dan non litigasi

2 mempersiapkan bahan, data dan informasi dokumen bahan, data, dan informasi termasuk 178 0,186 Ahli Muda
termasuk bukti-bukti terkait proses penyelesaian bukti-bukti terkait proses penyelesaian perkara
perkara secara litigasi dan nonlitigasi serta upaya secara litigasi dan non litigasi serta upaya
hukum atas penyelesaian perkara hukum atas penyelesaian perkara

3 menyusun dokumen berkas persidangan dokumen berkas persidangan 179 0,230 Ahli muda

4 meriviu dokumen berkas persidangan dokumen reviu berkas persidangan 180 0,377 Ahli Madya

5 Menyusun analisa / laporan penyelesaian perkara dokumen analisa/ laporan penyelesaian perkara 181 0,153 Ahli Muda
secara litigasi dan nonlitigasi secara litigasi dan non litigasi

6 meriviu analisa atau laporan penyelesaian perkara dokumen reviu analisa / laporan penyelesaian 182 0,307 Ahli Madya
secara litigasi dan non litigasi perkara secara litigasi dan non litigasi
7 merumuskan rekomendasi kepada pemangku dokumen rumusan rekomendasi kepada 183 2,398 Ahli Utama
kepentingan (stakeholder ) berdasarkan pemangku kepentingan (stakeholder )
hasil/putusan perkara secara litigasi dan non berdasarkan hasil/ putusan perkara secara
litigasi litigasi dan non litigasi
2. Penyusunan 1 menyiapkan bahan, data dan informasi terkait bahan pendapat hukum berupa data dan 184 0,198 Ahli Pertama
kajian hukum penyusunan kajian hukum terkait pemberantasan informasi penyusunan kajian hukum terkait
terkait Tindak Pidana Korupsi dan/atau kelembagaan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
Pemberantasan lembaga negara yang menyelenggarakan urusan kelembagaan lembaga negara yang
Tindak Pidana pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Korupsi dan/atau Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
lembaga negara 2 menyusun telaahan kajian hukum dokumen telaahan kajian hukum 185 0,242 Ahli Muda
yang
menyelenggarakan 3 meriviu telaahan kajian hukum terkait dokumen reviu telaahan kajian hukum terkait 186 0,167 Ahli Madya
urusan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
pemerintahan di kelembagaan lembaga negara yang kelembagaan lembaga negara yang
bidang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pemberantasan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Tindak Pidana
Korupsi 4 menyusun proposal penelitian kajian hukum dokumen proposal penelitian kajian hukum 187 0,207 Ahli muda

5 meriviu proposal kajian hukum terkait dokumen reviu proposal hukum terkait 188 0,140 Ahli Madya
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6 melakukan wawancara dengan narasumber melalui dokumen wawancara dengan narasumber 189 0,168 Ahli Muda
diskusi kelompok terpumpun/seminar melalui diskusi kelompok terpumpun/seminar
7 mengolah data hasil kajian hukum terkait dokumen hasil kajian hukum terkait 190 0,129 Ahli Muda
pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Pidana Korupsi
- 103 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
8 meriviu hasil pengolahan data kajian hukum terkait dokumen riviu hasil pengolahan data kajian 191 0,321 Ahli Madya
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau hukum terkait Pemberantasan Tindak Pidana
kelembagaan lembaga negara yang Korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

9 mengumpulkan data sekunder dan bahan laporan data sekunder dan bahan laporan n kajian 192 0,179 Ahli Pertama
kajian hukum terkait pemberantasan Tindak Pidana hukum terkait Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara Korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

11 menyusun laporan kajian hukum terkait laporan kajian hukum terkait pemberantasan 193 0,127 Ahli Muda
pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pidana Korupsi
12 meriviu laporan kajian hukum terkait dokumen reviu laporan penelitian kajian hukum 194 0,233 Ahli Madya
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau terkait Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
kelembagaan lembaga negara yang dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

13 melakukan evaluasi laporan penelitian kajian hukum laporan


terkait Pemberantasan
evaluasi kajianTindak
hukumPidana
terkaitKorupsi dan/atau
195 kelembagaan
5,665lembagaAhli
negara
Utama
yang menyele
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3. Penyusunan 1 menyiapkan bahan, data dan informasi terkait bahan perumusan kebijakan di bidang 196 0,232 Ahli Pertama
rumusan perumusan kebijakan hukum di bidang antikorupsi antikorupsi
kebijakan hukum
di bidang anti 2 menyusun rumusan kebijakan hukum di bidang dokumen rumusan kebijakan hukum di bidang 197 0,248 Ahli Muda
korupsi antikorupsi antikorupsi
3 melakukan reviu rumusan kebijakan hukum di dokumen reviu rumusan kebijakan hukum di 198 0,698 Ahli Madya
bidang antikorupsi bidang antikorupsi
4 merumuskan kebijakan strategis dalam dokumen rumusan kebijakan strategis dalam 199 2,269 Ahli Utama
penyusunan, pelaksanaan, terkait kebijakan di penyusunan, pelaksanaan, terkait kebijakan di
bidang antikorupsi bidang antikorupsi
5 melakukan diseminasi terkait kebijakan di bidang laporan pelaksanaan diseminasi kebijakan 200 0,476 Ahli Muda
antikorupsi antikorupsi
6 mengevaluasi kebijakan di bidang antikorupsi laporan evaluasi kebijakan di bidang antikorupsi 201 2,038 Ahli Utama

7 mengkomunikasikan kebijakan di bidang laporan komunikasi kebijakan di bidang 202 2,038 Ahli Utama
antikorupsi kepada para pemangku kepentingan antikorupsi kepada para pemangku kepentingan

4. Penyampaian 1 menyiapkan bahan, data dan informasi terkait bahan, data dan informasi terkait penyusunan 203 0,121 Ahli Pertama
pendapat hukum penyusunan konsep pendapat hukum terkait konsep pendapat hukum terkait Pemberantasan
terkait pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau Tindak Pidana Korupsi dan/atau kelembagaan
Pemberantasan kelembagaan lembaga negara yang lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
Tindak Pidana menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Korupsi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pidana Korupsi
- 104 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dan/atau lembaga 2 menyusun pendapat hukum terkait pemberantasan dokumen pendapat hukum terkait 204 0,194 Ahli Muda
negara yang korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
menyelenggarakan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
urusan bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
pemerintahan di Pidana Korupsi
bidang 3 mereviu pendapat hukum terkait Pemberantasan dokumen reviu pendapat hukum terkait 205 0,437 Ahli Madya
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau kelembagaan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
Tindak Pidana lembaga negara yang menyelenggarakan urusan kelembagaan lembaga negara yang
Korupsi; pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
4 menyusun laporan pendapat hukum terkait laporan atas penyusunan pendapat hukum 206 0,129 Ahli Pertama
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau terkait Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
kelembagaan lembaga negara yang dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
5. Pemberian 1 mengklasifikasi/menyiapkan bahan, data dan dokumen penyusunan konsep informasi hukum 207 0,124 Ahli Pertama
informasi hukum informasi terkait penyusunan konsep informasi terkait pemberantasan korupsi dan/atau
terkait hukum terkait pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
Pemberantasan kelembagaan lembaga negara yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Tindak Pidana menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Korupsi dan/atau Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
kelembagaan 2 menyusun informasi hukum terkait pemberantasan dokumen informasi hukum terkait 208 0,350 Ahli Muda
lembaga negara korupsi dan/atau kelembagaan lembaga negara pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan
yang yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
menyelenggarakan bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
urusan Pidana Korupsi
pemerintahan di 3 menyediakan informasi hukum terkait laporan pelaksanaan penyediaan informasi 209 0,428 Ahli Madya
bidang pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan hukum terkait pemberantasan korupsi dan/atau
Pemberantasan lembaga negara yang menyelenggarakan urusan kelembagaan lembaga negara yang
Tindak Pidana pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Korupsi Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

4 menyusun laporan informasi hukum terkait dokumen laporan informasi hukum terkait 210 0,114 Ahli Muda
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
kelembagaan lembaga negara yang dan/atau kelembagaan lembaga negara yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
5 mereviu informasi hukum terkait Pemberantasan dokumen reviu informasi hukum terkait 211 0,377 Ahli Madya
Tindak Pidana Korupsi dan/atau kelembagaan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan/atau
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan kelembagaan lembaga negara yang
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6 mengevaluasi pemberian informasi hukum terkait dokumen evaluasi pemberian informasi hukum 212 1,709 Ahli Utama
pemberantasan korupsi dan/atau kelembagaan terkait pemberantasan korupsi dan/atau
lembaga negara yang menyelenggarakan urusan kelembagaan lembaga negara yang
pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Pidana Korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6. Pengelolaan saksi 1 mengidentifikasi dan menyiapkan bahan, data dan dokumen identifikasi dan penyiapan bahan, data 213 0,087 Ahli Pertama
pelaku yang informasi terkait justice collaborator dan informasi terkait justice collaborator
bekerjasama
2 menyusun telaah/analisis hukum terkait justice dokumen telaah/analisis hukum terkait justice 214 0,153 Ahli Muda
collaborator collaborator
- 105 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(justice 3 mereviu telaah/analisis hukum terkait justice dokumen telaah/analisis hukum terkait justice 215 0,279 Ahli Madya
collaborator) collaborator collaborator
4 menyusun berkas keputusan (beschikking) justice dokumen keputusan (beschikking) justice 216 0,128 Ahli Muda
collaborator collaborator
5 meriviu berkas justice collaborator dokumen justice collaborator 217 0,195 Ahli Madya

6 mengevaluasi sistem dan prosedur serta dokumen telaah/analisis hukum terkait justice 218 2,038 Ahli Utama
penyusunan telaah/analisis hukum terkait justice collaborator
collaborator
7. Pengelolaan 1 mengidentifikasi permohonan dan menyiapkan dokumen identifikasi permohonan dan penyiapan 219 0,235 Ahli Pertama
perlindungan bahan, data dan informasi terkait perlindungan bahan, data dan informasi terkait perlindungan
pelapor dan/atau saksi/pelapor saksi/pelapor
saksi 2 menyusun dokumen pelaksanaan perlindungan dokumen pelaksanaan perlindungan 220 0,153 Ahli Muda
saksi/pelapor saksi/pelapor
3 mereviu dokumen pelaksanaan perlindungan dokumen pelaksanaan perlindungan saksi/pelapor 221 0,595 Ahli Madya
saksi/pelapor
4 melaksanakan verifikasi terhadap permohonan laporan pelaksanaan verifikasi terhadap 222 0,297 Ahli Madya
perlindungan saksi/pelapor permohonan perlindungan saksi/pelapor
5 menyusun analisis terhadap permohonan dokumen analisis terhadap permohonan 223 0,265 Ahli Muda
perlindungan saksi/pelapor perlindungan saksi/pelapor
6 mereviu analisis terhadap permohonan dokumen reviu analisis terhadap permohonan perlindungan
224 saksi/pelapor
0,335 Ahli Madya
perlindungan saksi/pelapor
7 menyusun permohonan bantuan personil laporan penyusunan permohonan bantuan 225 0,080 Ahli Muda
pengamanan terkait pelaksanaan perlindungan personil pengamanan terkait pelaksanaan
saksi/pelapor perlindungan saksi/pelapor
8 melaksanakan pemberian perlindungan dokumen surat tugas pelaksanaan pemberian 226 0,618 Ahli Madya
saksi/pelapor perlindungan saksi/pelapor
9 menyusun laporan pelaksanaan perlindungan dokumen laporan pelaksanaan perlindungan 227 0,126 Ahli Muda
saksi/pelapor saksi/pelapor
10 mereviu laporan pelaksanaan perlindungan dokumen reviu laporan pelaksanaan 228 0,419 Ahli Madya
saksi/pelapor perlindungan saksi/pelapor
11 mengevaluasi pelaksanaan kegiatan perlindungan laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan 229 1,390 Ahli Utama
saksi/ pelapor perlindungan saksi/pelapor
8. Pendataan dan 1 menyusun permohonan salinan putusan pendataan dan analisis putusan pengadilan 230 0,349 Ahli Pertama
analisis Putusan praperadilan, putusan perdata, putusan tata usaha
Pengadilan negara, putusan Tindak Pidana Korupsi
2 mengklasifikasi dan mengidentifikasi putusan dokumen klasifikasi dan identifikasi putusan 231 0,235 Ahli Pertama
praperadilan, putusan perdata, putusan tata usaha praperadilan, putusan perdata, putusan tata
negara, putusan Tindak Pidana Korupsi usaha negara, putusan Tindak Pidana Korupsi

3 mengelola data putusan dokumen pengelolaan data putusan 232 0,349 Ahli Pertama

4 menyusun analisis putusan praperadilan, putusan dokumen analisis putusan praperadilan, putusan 233 0,357 Ahli Muda
perdata, putusan tata usaha negara, putusan perdata, putusan tata usaha negara, putusan
Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Korupsi
5 mereviu hasil analisa putusan praperadilan, dokumen hasil analisis putusan praperadilan, 234 0,462 Ahli Madya
putusan perdata, putusan tata usaha negara, putusan perdata, putusan tata usaha negara,
putusan Tindak Pidana Korupsi putusan Tindak Pidana Korupsi
- 106 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 mengembangkan modul penggunaan aplikasi modul pengembangan sistem penggunaan 235 5,481 Ahli Utama
pengelolaan data putusan praperadilan, putusan aplikasi pengelolaan data putusan praperadilan,
perdata, putusan tata usaha negara, putusan putusan perdata, putusan tata usaha negara,
Tindak Pidana Korupsi putusan Tindak Pidana Korupsi
7 mengevaluasi sistem dan prosedur inventarisasi laporan evaluasi sistem dan prosedur 236 2,453 Ahli Utama
putusan praperadilan, putusan perdata, putusan inventarisasi putusan praperadilan, putusan
tata usaha negara, putusan Tindak Pidana Korupsi perdata, putusan tata usaha negara, putusan
Tindak Pidana Korupsi
9. Penyediaan 1 mengklasifikasi dan menyiapkan bahan-bahan dokumen permintaan penyediaan bantuan 237 0,109 Ahli Pertama
Penasihat Hukum untuk verifikasi permintaan penyediaan bantuan hukum
untuk tersangka hukum
yang tidak mampu
2 menyusun dokumen untuk penyediaan penasihat dokumen penyediaan penasihat hukum 238 0,171 Ahli Muda
hukum
3 mereviu dokumen untuk penyediaan penasihat dokumen penyediaan penasihat hukum 239 0,502 Ahli Madya
hukum
4 melaksanakan verifikasi permintaan penyediaan dokumen laporan verifikasi penasihat hukum 240 0,230 Ahli Muda
dan menyusun laporan hasil verifikasi penasihat
hukum
5 mereviu laporan hasil verifikasi penasihat hukum dokumen hasil verifikasi penasihat hukum 241 0,195 Ahli Madya

6 mengevaluasi dan mengimprovisasi pelaksanaan laporan evaluasi dan improvisasi pelaksanaan 242 2,407 Ahli Utama
penyediaan penasihat hukum untuk tersangka tidak penyediaan penasihat hukum untuk tersangka
mampu tidak mampu
10. Pengelolaan 1 mengklasifikasi/mengidentifikasi bahan, data dan laporan klasifikasi/identifikasi bahan, data dan 243 0,229 Ahli Pertama
pemberian informasi terkait pelaksanaan penghargaan informasi terkait pelaksanaan penghargaan
penghargaan pencegahan/ pemberantasan Tindak Pidana dalam pencegahan dan pemberantasan tindak
dalam Pencegahan Korupsi pidana korupsi
dan 2 menyiapkan bahan,perlengkapan,administrasi, dokumen laporan, notulen kegiatan, kerangka 244 0,229 Ahli Pertama
Pemberantasan atau informasi dan data terkait penghargaan dalam acuan kerja/term of reference kegiatan terkait
Tindak Pidana pencegahan / pemberantasan Tindak Pidana penghargaan dalam Pencegahan /pemberantasan
Korupsi Korupsi tindak pidana korupsi
3 mengolah data/informasi, menyusun analisis berkas dokumen hasil pengolahan data/analisis 245 0,250 Ahli Muda
terkait penghargaan dalam pencegahan / terkait penghargaan dalam
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pencegahan/pemberantasan tindak pidana
korupsi
4 mereviu materi/laporan sosialisasi terkait dokumen reviu materi/laporan sosialisasi terkait 246 0,307 Ahli Madya
pemberian penghargaan dalam pencegahan / pemberian penghargaan dalam pencegahan atau
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

5 menyusun analisis dan laporan pelaksanaan dokumen analisis dan riviu laporan pelaksanaan 247 0,172 Ahli Muda
bantuan atau pendampingan dalam proses terkait bantuan atau pendampingan dalam proses
pelaksanaan tugas dan wewenang lembaga negara hukum terkait pelaksanaan tugas dan
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di wewenang lembaga negara yang
bidang pemberantasan tindak pidana korupsi menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6 mereviu analisis terkait pemberian penghargaan dokumen reviu analisis/hasil pengolahan 248 0,293 Ahli Madya
dalam pencegahan / pemberantasan Tindak Pidana data/informasi terkait penghargaan dalam
Korupsi pencegahan atau pemberantasan tindak pidana
korupsi
- 107 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7 memvalidasi/verifikasi terkait penghargaan dalam laporan validasi atau verifikasi terkait 249 1,139 Ahli Madya
pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana penghargaan dalam pencegahan dan
Korupsi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
8 melakukan koreksi dan evaluasi kegiatan, sistem dokumen penilaian, evaluasi kegiatan, sistem 250 1,519 Ahli Utama
dan prosedur pemberian penghargaan dalam rangka dan prosedur pemberian penghargaan dalam
pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana rangka pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Korupsi Pidana Korupsi

9 menyusun rekomendasi terkait proses pemberian dokumen rekomendasi terkait proses pemberian 251 2,291 Ahli Utama
penghargaan dalam rangka pencegahan dan penghargaan dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan Tindak Pidana Korupsi kepada pemberantasan Tindak Pidana Korupsi kepada
pemangku kepentingan (stakeholder ) dan pemangku kepentingan (stakeholder ) dan berita
melakukan penilaian kandidat/calon penerima acara penilaian
penghargaan
10 merancang dan mengembangkan sistem dan strategi dokumen perancangan dan pengembangan 252 1,978 Ahli Utama
dalam pemberian penghargaan dalam rangka sistem dan strategi dalam pemberian
pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana penghargaan dalam rangka pencegahan dan
Korupsi pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

11 merumuskan rekomendasi dan policy brief dalam dokumen rekomendasi dan policy brief dalam 253 2,134 Ahli Utama
pemberian penghargaan dalam rangka pencegahan pemberian penghargaan dalam rangka
dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
11. Pengelolaan 1 mempersiapkan dokumen, data dan informasi, serta dokumen proses penyelesaian perkara secara 254 0,567 Ahli Pertama
bantuan hukum bukti-bukti terkait proses penyelesaian perkara litigasi dan nonlitigasi termasuk upaya hukum
terhadap secara litigasi dan nonlitigasi termasuk upaya atas penyelesaian perkara dalam rangka bantuan
pelaksanaan tugas hukum atas penyelesaian perkara dalam rangka hukum
dan wewenang di bantuan hukum
lembaga negara 2 mengidentifikasi permohonan bantuan atau dokumen permohonan bantuan atau pendampingan hukum
255 terkait pelaksanaan tugas
0,137 Ahli dan wewenan
yang pendampingan hukum terkait pelaksanaan tugas Pertama
menyelenggarakan dan wewenang lembaga negara yang
urusan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pemerintahan di pemberantasan tindak pidana korupsi
bidang
Pemberantasan 3 melakukan sosialisasi dan menyusun dokumen laporan /materi sosialisasi terkait 256 0,297 Ahli Muda
Tindak Pidana materi/laporan sosialisasi terkait pemberian pemberian penghargaan pelapor dalam
Korupsi penghargaan dalam pencegahan / pemberantasan pencegahan /Pemberantasan Tindak Pidana
Tindak Pidana Korupsi Korupsi
4 melakukan bantuan atau pendampingan dalam laporan bantuan atau pendampingan dalam 257 0,264 Ahli Muda
proses hukum terkait pelaksanaan tugas dan proses hukum yang dihadapi terkait pelaksanaan
wewenang lembaga negara yang menyelenggarakan tugas dan wewenang lembaga negara yang
urusan pemerintahan di bidang pemberantasan menyelenggarakan urusan pemerintahan di
tindak pidana korupsi bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

5 mereviu analisis pelaksanaan bantuan atau dokumen hasil reviu analisis dan laporan 258 0,544 Ahli Madya
pendampingan dalam proses hukum terkait pelaksanaan bantuan atau pendampingan dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang lembaga negara proses terkait pelaksanaan tugas dan wewenang
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di lembaga negara yang menyelenggarakan urusan
bidang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pemerintahan di bidang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
- 108 -

KODE
PELAKSANA
NO TUGAS JABATAN UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/OUTPUT KEGIAT ANGKA KREDIT
TUGAS
AN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 mengevaluasi pelaksanaan kegiatan batuan atau dokumen evaluasi pelaksanaan kegiatan 259 2,158 Ahli Utama
pendampingan terkait pelaksanaan tugas dan pendampingan terkait pelaksanaan tugas dan
wewenang lembaga negara yang menyelenggarakan wewenang lembaga negara yang
urusan pemerintahan di bidang Tindak Pidana menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Korupsi bidang Tindak Pidana Korupsi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO
- 109 -

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

PELAKSANA
NO UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/ OUTPUT ANGKA KREDIT
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
I Pengembangan A. Perolehan ijazah/gelar pendidikan Memperoleh ijazah sesuai dengan bidang Ijazah/Gelar 25% AK kenaikan Semua jenjang
Profesi formal sesuai dengan bidang tugas tugas Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak pangkat
Jabatan Fungsional Penyelidik Pidana Korupsi
Tindak Pidana Korupsi

B. Pembuatan Karya Tulis/Karya 1. Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil


Ilmiah di bidang penyelidikan penelitian/ pengkajian/survei/evaluasi di
perkara tindak pidana korupsi, bidang penyelidikan perkara tindak pidana
tindak pidana pencucian uang dan korupsi, tindak pidana pencucian uang
tindak pidana korupsi oleh dan tindak pidana korupsi oleh korporasi
korporasi yang dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku/majalah ilmiah Jurnal/Buku 20,00 Semua jenjang
internasional yang terindek
b. dalam bentuk buku/majalah ilmiah Jurnal/Buku 12,50 Semua jenjang
nasional yang terakreditasi
c. dalam bentuk buku/majalah ilmiah Jurnal/Buku/Naskah 6,00 Semua jenjang
yang diakui organisasi profesi dan
Instansi Pembina
2. Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil
penelitian/pengkajian/survei/evaluasi di
bidang penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, tindak pidana pencucian uang
dan tindak pidana korupsi oleh korporasi
yang tidak dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku Buku 8,00 Semua jenjang
b. dalam bentuk majalah ilmiah Naskah 4,00 Semua jenjang
- 110 -

PELAKSANA
NO UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/ OUTPUT ANGKA KREDIT
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa
tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri di bidang penyelidikan perkara
tindak pidana korupsi, tindak pidana
pencucian uang dan tindak pidana
korupsi oleh korporasi yang
dipublikasikan:

a. dalam bentuk buku yang diterbitkan Buku 8,00 Semua jenjang


dan diedarkan secara nasional

b. dalam majalah ilmiah yang diakui Naskah 4,00 Semua jenjang


organisasi profesi dan Instansi
Pembina
4. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa
tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri di bidang penyelidikan perkara
tindak pidana korupsi, tindak pidana
pencucian uang dan tindak pidana
korupsi oleh korporasi yang tidak
dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku Buku 7,00 Semua jenjang

b. dalam bentuk makalah Naskah 3,50 Semua jenjang

5. Menyampaikan prapenyelidikan berupa Naskah 2,50 Semua jenjang


tinjauan, gagasan dan atau ulasan ilmiah
dalam pertemuan ilmiah
6. Membuat artikel di bidang penyelidikan Artikel 2,00 Semua jenjang
perkara tindak pidana korupsi, tindak
pidana pencucian uang dan tindak pidana
korupsi oleh korporasi yang
dipublikasikan:
C. Penerjemahan/penyaduran buku 1. Menerjemahkan/menyadur buku atau
dan bahan-bahan lain di bidang karya ilmiah di bidang penyelidikan
penyelidikan perkara tindak perkara tindak pidana korupsi, tindak
pidana korupsi, tindak pidana pidana pencucian uang dan tindak pidana
pencucian uang dan tindak pidana korupsi oleh korporasi yang
korupsi dalam korporasi dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan Buku 7,00 Semua jenjang
dan diedarkan secara nasional
- 111 -

PELAKSANA
NO UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/ OUTPUT ANGKA KREDIT
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
b. dalam majalah ilmiah yang diakui Naskah 3,50 Semua jenjang
organisasi profesi dan Instansi
Pembina
2. Menerjemahkan/menyadur buku atau
karya ilmiah di bidang penyelidikan
perkara tindak pidana korupsi, tindak
pidana pencucian uang dan tindak pidana
korupsi oleh korporasi yang tidak
dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku Buku 3,00 Semua jenjang
b. dalam bentuk makalah Naskah 1,50 Semua jenjang
D. Penyusunan Standar/ Membuat buku standar/pedoman/petunjuk Buku 3,00 Semua jenjang
Pedoman/Petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang
Pelaksanaan/Petunjuk Teknis di bidang penyelidikan perkara tindak pidana
bidang penyelidikan perkara korupsi, tindak pidana pencucian uang dan
tindak pidana korupsi, tindak tindak pidana korupsi oleh korporasi
pidana pencucian uang dan tindak
pidana korupsi dalam korporasi

E. pelatihan/pengembangan Mengikuti kegiatan pengembangan


kompetensi di bidang penyelidikan kompetensi:
perkara tindak pidana korupsi, 1 pelatihan fungsional Sertifikat/Laporan 0,50 Semua jenjang
tindak pidana pencucian uang,
dan tindak pidana korupsi dalam 2 seminar/lokakarya/konferensi/ Sertifikat/Laporan 3,00 Semua jenjang
korporasi simposium/studi banding-lapangan
3 pelatihan teknis/magang di bidang tugas
Jabatan Fungsional Penyelidik Tindak
Pidana Korupsi dan memperoleh sertifikat

a. Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat/Laporan 15,00 Semua Jenjang

b. Lamanya antara 641 - 960 jam Sertifikat/Laporan 9,00 Semua Jenjang

c. Lamanya antara 481 - 640 jam Sertifikat/Laporan 6,00 Semua Jenjang

d. Lamanya antara 161 - 480 jam Sertifikat/Laporan 3,00 Semua Jenjang

e. Lamanya antara 81 - 160 jam Sertifikat/Laporan 2,00 Semua Jenjang

f. Lamanya antara 30 - 80 jam Sertifikat/Laporan 1,00 Semua Jenjang

g. Lamanya kurang dari 30 jam Sertifikat/Laporan 0,50 Semua Jenjang


- 112 -

PELAKSANA
NO UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/ OUTPUT ANGKA KREDIT
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
4 Pelatihan manajerial/sosial kultural di
bidang tugas Jabatan Fungsional
Penyelidik Tindak Pidana Korupsi dan
memperoleh sertifikat
a. Lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat/Laporan 7,50 Semua Jenjang

b. Lamanya antara 641 - 960 jam Sertifikat/Laporan 4,50 Semua Jenjang

c. Lamanya antara 481 - 640 jam Sertifikat/Laporan 3,00 Semua Jenjang

d. Lamanya antara 161 - 480 jam Sertifikat/Laporan 1,50 Semua Jenjang

e. Lamanya antara 81 - 160 jam Sertifikat/Laporan 1,00 Semua Jenjang

f. Lamanya antara 30 - 80 jam Sertifikat/Laporan 0,50 Semua Jenjang

g. Lamanya kurang dari 30 jam Sertifikat/Laporan 0,25 Semua Jenjang

5 maintain performance (pemeliharaan Sertifikat/Laporan 0,50 Semua Jenjang


kinerja dan target kinerja)
F kegiatan lain yang ditetapkan oleh Melakukan kegiatan yang mendukung Laporan 0,50 Semua jenjang
Instansi Pembina di bidang pengembangan profesi yang ditetapkan oleh
penyelidikan perkara tindak Instansi Pembina di bidang penyelidikan
pidana korupsi, tindak pidana perkara tindak pidana korupsi, tindak pidana
pencucian uang, dan tindak pencucian uang dan tindak pidana korupsi
pidana korupsi dalam korporasi oleh korporasi

II. Penunjang A. pengajar atau pelatih di bidang Mengajar/melatih/membimbing yang Sertifikat/Laporan 0,40 Semua jenjang
Kegiatan penyelidikan perkara tindak berkaitan dengan bidang penyelidikan perkara
penyelidikan pidana korupsi, tindak pidana tindak pidana korupsi, tindak pidana
perkara tindak pencucian uang, dan tindak pencucian uang dan tindak pidana korupsi
pidana korupsi, pidana korupsi dalam korporasi oleh korporasi
tindak pidana
pencucian uang
dan tindak
B. Keanggotaan dalam Tim Menjadi anggota Tim Penilai/Tim Uji Laporan 0,04 Semua jenjang
pidana korupsi
Penilai/Tim Uji Kompetensi Kompetensi
oleh korporasi
C. Perolehan Penghargaan/ tanda 1. Memperoleh penghargaan/tanda jasa
jasa Satya Lancana Karya Satya :
a. 30 (tiga puluh) tahun Piagam 3,00 Semua jenjang
- 113 -

PELAKSANA
NO UNSUR SUB-UNSUR URAIAN KEGIATAN/TUGAS HASIL KERJA/ OUTPUT ANGKA KREDIT
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
b. 20 (dua puluh) tahun Piagam 2,00 Semua jenjang
c. 10 (sepuluh) tahun Piagam 1,00 Semua jenjang
2. Penghargaan/tanda jasa atas prestasi
kerjanya
a. Tingkat Internasional Sertifikat/Piagam 35% AK kenaikan Semua jenjang
pangkat
b. Tingkat Nasional Sertifikat/Piagam 25% AK kenaikan Semua jenjang
pangkat
c. Tingkat Provinsi Sertifikat/Piagam 15% AK kenaikan Semua jenjang
pangkat
D. perolehan ijazah/gelar Memperoleh gelar/ijazah lainnya yang tidak
kesarjanaan lainnya sesuai dengan bidang tugas Jabatan
Fungsional Penyelidik Tindak Pidana Korupsi

a. Sarjana atau Diploma Empat Ijazah 5,00 Semua jenjang

b. Magister Ijazah 10,00 Semua jenjang

c. Doktor Ijazah 15,00 Semua jenjang

E. Pelaksanaan tugas lain yang Melakukan kegiatan yang mendukung Laporan 0,04 Semua jenjang
mendukung pelaksanaan tugas pelaksanaan tugas Penyelidik Tindak Pidana
Jabatan Fungsional Penyelidik Korupsi
Tindak Pidana Korupsi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO
- 114 -

LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN PENDIDIKAN SARJANA ATAU DIPLOMA EMPAT

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI
TUGAS JABATAN
AHLI PERTAMA AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA
III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Melaksanakan penyelidikan perkara tindak pidana


korupsi, tindak pidana pencucian uang dan tindak 50 50 100 100 150 150 150 200 200
pidana korupsi oleh korporasi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO
- 115 -

LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN PENDIDIKAN MAGISTER

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI
TUGAS JABATAN
AHLI PERTAMA AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA
III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
Melaksanakan penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, tindak pidana pencucian uang dan tindak 50 100 100 150 150 150 200 200
pidana korupsi oleh korporasi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO
- 116 -

LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI
TUGAS JABATAN
AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA
III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
Melaksanakan penyelidikan perkara tindak pidana
korupsi, tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana 100 100 150 150 150 200 200
korupsi oleh korporasi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO
- 117 -

LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2021
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL
PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENYELIDIK TINDAK PIDANA KORUPSI

ANGKA KREDIT
GOLONGAN IJAZAH/STTB YANG ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN
NO KUMULATIF KENAIKAN
RUANG SETINGKAT
PANGKAT SELANJUTNYA < 1 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN/ LEBIH
1 III/a Sarjana/Diploma Empat 50 3 18 28 38 47
Sarjana/Diploma Empat 50 3 18 28 38 47
2 III/b
Magister 50 4 19 29 39 48
Sarjana/Diploma Empat 100 5 35 55 75 95
3 III/c Magister 100 6 36 56 76 96
Doktor 100 7 37 57 77 97
Sarjana/Diploma Empat 100 5 35 55 75 95
4 III/d Magister 100 6 36 56 76 96
Doktor 100 7 37 57 77 97
Sarjana/Diploma Empat 150 8 53 83 113 143
5 IV/a Magister 150 9 54 84 114 144
Doktor 150 11 56 86 116 146
Sarjana/Diploma Empat 150 8 53 83 113 143
6 IV/b Magister 150 9 54 84 114 144
Doktor 150 11 56 86 116 146
Sarjana/Diploma Empat 150 8 53 83 113 143
7 IV/c Magister 150 9 54 84 114 144
Doktor 150 11 56 86 116 146

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

ttd

TJAHJO KUMOLO

Anda mungkin juga menyukai