Anda di halaman 1dari 82

- 1 - SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengembangan karier dan


peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang
menjalankan tugas dan fungsi di bidang suburusan
kebakaran dan penyelamatan, perlu menetapkan
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi tentang Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
- 2 -

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)


sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5697);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 77,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6340);
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 89);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN.
- 3 -

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi Pemerintah.
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan.
3. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
4. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS dan pembinaan
manajemen PNS di instansi pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Prediden
dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
- 4 -

7. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan


instansi daerah.
8. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga
pemerintah nonkementerian, kesekretariatan lembaga
negara , dan kesekretariatan lembaga nonstruktural.
9. Instansi Daerah adalah perangkat daerah provinsi dan
perangkat daerah kabupaten/kota yang meliputi
sekretariat daerah, sekretariat dewan perwakilan
rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis
daerah.
10. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
11. Instansi Pembina adalah instansi yang mempunyai
kewenangan untuk melakukan pembinaan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
12. Jabatan Fungsional Analis Kebakaran adalah jabatan
fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
dan penyelamatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
13. Pejabat Fungsional Analis Kebakaran, yang
selanjutnya disebut Analis Kebakaran, adalah
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh sesuai
dengan peraturan perundang-undangan untuk
melaksanakan pekerjaan Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran.
14. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan adalah kegiatan pengidentifikasian dan
penelaahan secara objektif dan sistematis terhadap
pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan di wilayah Indonesia meliputi, kegiatan
pencegahan dan pengendalian kebakaran, pemadaman
- 5 -

kebakaran, penyelamatan, pemberdayaan masyarakat,


dan penanganan bahan berbahaya dan beracun.
15. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat
SKP adalah rencana kinerja dan target yang akan
dicapai oleh seorang PNS yang harus dicapai setiap
tahun.
16. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir
kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh Analis Kebakaran
dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.
17. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai Angka
Kredit minimal yang harus dicapai oleh Analis
Kebakaran sebagai salah satu syarat kenaikan
pangkat dan/atau jabatan.
18. Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional yang
selanjutnya disebut Tim Penilai adalah tim yang
dibentuk dan ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang
dan bertugas mengevaluasi keselarasan hasil kerja
dengan tugas yang disusun dalam SKP serta menilai
capaian kinerja pejabat fungsional dalam bentuk
Angka Kredit Pejabat Fungsional.
19. Karya Tulis/Karya Ilmiah adalah tulisan hasil pokok
pikiran, pengembangan, dan hasil kajian/penelitian
yang disusun oleh Analis Kebakaran baik perorangan
atau kelompok di bidang pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan.
20. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan
aparatur negara.
- 6 -

BAB II
KEDUDUKAN, TANGGUNG JAWAB, DAN
KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN

Bagian Kesatu
Kedudukan dan Tanggung Jawab

Pasal 2
(1) Analis Kebakaran berkedudukan sebagai pelaksana
teknis di bidang analisis pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan pada
Instansi Daerah.
(2) Analis Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
secara langsung kepada Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama, Pejabat Administrator, atau Pejabat
Pengawas yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran, ditetapkan dalam peta jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 3
Analis Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
merupakan jabatan karier PNS.

Bagian Kesatu
Klasifikasi/Rumpun Jabatan

Pasal 4
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran termasuk dalam
klasifikasi/rumpun pengawas kualitas dan keamanan.
- 7 -

BAB III
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 5
(1) Jabatan Fungsional Analis Kebakaran merupakan
jabatan fungsional kategori keahlian.
(2) Jenjang Jabatan Fungsional Analis Kebakaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dari jenjang
terendah sampai jenjang tertinggi, terdiri atas:
a. Analis Kebakaran Ahli Pertama;
b. Analis Kebakaran Ahli Muda; dan
c. Analis Kebakaran Ahli Madya.
(3) Jenjang pangkat Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan tercantum dalam Lampiran III
sampai dengan Lampiran V yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV
TUGAS JABATAN, UNSUR DAN SUB-UNSUR KEGIATAN,
URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN, DAN HASIL KERJA

Bagian Kesatu
Tugas Jabatan

Pasal 6
Tugas Jabatan Fungsional Analis Kebakaran yaitu
melaksanakan kegiatan analisis pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan.
- 8 -

Bagian Kedua
Unsur dan Sub-Unsur Kegiatan

Pasal 7
(1) Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran yang dapat dinilai Angka Kreditnya, terdiri
atas:
a. persiapan pemeriksaan bangunan gedung;
b. pelaksanaan pemeriksaan bangunan gedung;
c. penyusunan laporan hasil pemeriksaan bangunan
gedung;
d. pemberdayaan dan pembinaan masyarakat;
e. evaluasi pelaksanaan pemberdayaan dan
pembinaan masyarakat;
f. perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pendidikan dan pelatihan;
g. penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK);
h. penanganan Resiko Kebakaran B3 (bahan
beracun dan berbahaya);
i. penindakan terhadap penyimpangan standar
keselamatan kebakaran; dan
j. pelaksanaan investigasi pasca kebakaran.
(2) Sub-unsur dari unsur kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. persiapan pemeriksaan bangunan gedung,
meliputi:
1. pengetahuan regulasi dalam bidang proteksi
kebakaran;
2. persiapan dan penyusunan kebutuhan
dokumen dan peralatan pemeriksaan
bangunan gedung; dan
3. pengetahuan teknis prosedur pemeriksaan
dan pengujian;
- 9 -

b. pelaksanaan pemeriksaan bangunan gedung,


meliputi:
1. verifikasi dokumen pemeriksaan; dan
2. pemeriksaan dan pengujian sistem proteksi
kebakaran, sarana penyelamatan jiwa dan
akses pemadam kebakaran;
c. penyusunan laporan hasil pemeriksaan, yaitu
pengetahuan teknik pelaporan hasil pemeriksaan
dan pengujian;
d. pemberdayaan dan pembinaan masyarakat,
meliputi:
1. pengetahuan materi tentang penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat;
2. koordinasi pelaksanaan penyuluhan;
3. pengetahuan teknik penyuluhan;
4. pelaksanaan penyuluhan dan sosialisasi;
5. penyusunan dan penyampaian materi
penyuluhan dan sosialisasi pencegahan
kebakaran;
6. penyusunan dan penyampaian materi
penyuluhan dan sosialisasi penanggulangan
kebakaran;
e. evaluasi pemberdayaan dan pembinaan
masyarakat, yaitu pelaksanaan evaluasi kegiatan
penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat;
f. penyusunan laporan hasil pemeriksaan, yaitu
penguasaan teknik pelaporan hasil pemeriksaan
dan pengujian;
g. perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pendidikan dan pelatihan, meliputi:
1. persiapan kegiatan pendidikan dan
pelatihan;
2. pemahaman metode pembelajaran;
3. pembuatan model bahan ajar sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK);
4. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; dan
- 10 -

5. evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan;


h. penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK), yaitu penyusunan RISPK;
i. pelaksanaan Penanganan Resiko Kebakaran B3
(bahan beracun dan berbahaya), yaitu
pengawasan pengelolaan B3;
j. penindakan terhadap penyimpangan standar
keselamatan kebakaran, yaitu tindak lanjut hasil
pemeriksaan keselamatan kebakaran; dan
k. pelaksanaan investigasi pasca kebakaran yang
meliputi penerapan prosedur dan metode
investigasi.

Bagian Ketiga
Uraian Kegiatan Sesuai Jenjang Jabatan

Pasal 8
(1) Uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran sesuai dengan jenjang jabatannya, sebagai
berikut:
a. Analis Kebakaran Ahli Pertama, meliputi:
1. mengkaji Undang-Undang yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan rendah
dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
2. mengkaji Peraturan Pemerintah yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan rendah
dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
3. mengkaji Peraturan Menteri yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan rendah
dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
4. mengkaji Peraturan Daerah yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan rendah
dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
- 11 -

5. mengkaji Paraturan Gubernur/Peraturan


Bupati/Peraturan Wali Kota yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan rendah
dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
6. mengkaji standar lainnya yang terkait tentang
kebakaran pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
7. menyusun surat pemberitahuan pemeriksaan
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
8. menyusun surat tugas tim pemeriksa pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
9. menyusun form check list pemeriksaan pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
10. menyusun dan memahami dokumen
pendukung lainnya pada bangunan rendah
dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
11. menginventarisasi kendaraan, peralatan
untuk pemeriksaan dan pengujian pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
12. melakukan komunikasi dengan pihak
pengelola bangunan gedung pada bangunan
rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
13. menyusun dokumen-dokumen perijinan pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
- 12 -

14. menyusun gambar bangunan pada bangunan


rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
15. menginventarisasi spesifikasi proteksi
kebakaran pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
16. mengindentifikasi sistem proteksi aktif pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
17. mengidentifikasi sistem proteksi pasif pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
18. mengevaluasi tentang manajemen
keselamatan kebakaran gedung (MKKG) pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
19. mengindentifikasi akses pemadam kebakaran
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
20. mengindetifikasi sarana penyelamatan jiwa
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
21. melaksanakan rapat koordinasi dengan
pengelola gedung pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
22. mengkaji dokumen-dokumen perijinan pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
23. mengkaji gambar bangunan pada bangunan
rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
24. mengevaluasi tentang manajemen
keselamatan kebakaran gedung (MKKG) pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
- 13 -

25. memeriksa dan menguji spesifikasi proteksi


kebakaran pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
26. memeriksa akses pemadam kebakaran pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
27. memeriksa sarana penyelamatan jiwa (tangga
kebakaran, lampu darurat, penunjuk arah
darurat, kipas penekan asap, lift kebakaran)
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
28. memeriksa dan menguji sistem hidran
kebakaran pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
29. memeriksa dan menguji sistem springkler
otomatis pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
30. memeriksa dan menguji sistem deteksi dan
alarm kebakaran pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
31. memeriksa Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
32. memeriksa sistem proteksi pasif (fire stopping,
saf, bukaan, kompartemenisasi dan lain-lain)
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
33. mengkaji hasil pemeriksaan dan pengujian
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
- 14 -

34. mengkaji hasil pemeriksaan dan pengujian


pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
35. mengkaji berita acara pemeriksaan pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
36. memberi masukan dan saran kepada
pengelola gedung dari hasil pemeriksaan pada
bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
37. mengkaji hasil pemeriksaan dan pengujian
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
38. mengkaji hasil pemeriksaan dan pengujian
kepada atasan pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
39. menginvetarisasi jumlah nilai retribusi hasil
pemeriksaan dan pengujian;
40. menyusun materi tentang peraturan dan
perundangan pencegahan kebakaran;
41. menyusun materi pencegahan kebakaran;
42. menyusun materi penanggulangan kebakaran;
43. menyusun materi praktek pemadaman secara
tradisional;
44. menyusun materi praktek penggunaan APAR;
45. menyusun materi praktek pompa portable;
46. mengidentifikasi lokasi dan waktu
penyuluhan;
47. mengidentifikasi peserta penyuluhan;
48. melakukan koordinasi dengan pihak terkait;
49. mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan;
50. menelaah aspek sosial budaya peserta;
51. menyusun sasaran tujuan penyuluhan;
52. menyusun dokumen administrasi surat
pemberitahuan, surat undangan, surat tugas;
53. mengolah cara memberikan instruksi;
- 15 -

54. mengolah metode penyuluhan;


55. mengolah cara menggunakan alat bantu
penyuluhan;
56. mengolah cara menyampaikan materi;
57. menginventarisasi sarana dan prasarana
penunjang;
58. melaksanakan registrasi peserta;
59. mendistribusikan kebutuhan peserta;
60. mengarahkan maksud dan tujuan
penyuluhan;
61. mengarahkan kepada tim penyuluh;
62. memberi petunjuk tentang peraturan dan
perundangan pencegahan kebakaran;
63. memberi petunjuk tentang upaya pencegahan
kebakaran dan teori api;
64. memberi petunjuk tentang alat pemadam api
tradisional;
65. memberi petunjuk tentang alat pemadam api
ringan (APAR);
66. memberi petunjuk tentang pompa portable;
67. memberi petunjuk tentang prosedur pelaporan
kejadian kebakaran;
68. memberi petunjuk mengajarkan tentang
metoda pemadaman;
69. memberi petunjuk tentang praktek
penggunaan alat pemadam api tradisional;
70. memberi petunjuk tentang praktek alat
pemadam api ringan (APAR);
71. memberi petunjuk tentang praktek
penggunaan pompa portable;
72. mengevaluasi materi penyuluhan;
73. mengevaluasi penyelenggaran penyuluhan;
74. menghimpun hasil isian formulir evaluasi
penyelenggaraan penyuluhan;
75. melakukan rekapitulasi hasil isian form
evaluasi penyelenggaraan penyuluhan;
- 16 -

76. menyusun laporan evaluasi kegiatan


penyuluhan; dan
77. melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
penyuluhan kepada atasan;
b. Analis Kebakaran Ahli Muda, meliputi:
1. menganalisis Undang-Undang yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
2. menganalisis Peraturan Pemerintah yang
terkait tentang kebakaran pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek vital;
3. menganalisis Peraturan Menteri yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
4. menganalisis Peraturan Daerah yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
5. menganalisis Peraturan Gubernur/Peraturan
Bupati/Peraturan Wali Kota yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
6. menganalisis standar lainnya yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
7. mengkaji surat pemberitahuan pemeriksaan
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
8. mengkaji surat tugas tim pemeriksa pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
9. mengkaji form check list pemeriksaan pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
10. mengkaji dan memahami dokumen
pendukung lainnya pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
- 17 -

11. menginventarisasi kendaraan, peralatan


untuk pemeriksaan dan pengujian pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
12. melakukan komunikasi dengan pihak
pengelola bangunan gedung pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek vital;
13. melakukan kajian terhadap dokumen-
dokumen perijinan pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
14. melakukan kajian terhadap gambar bangunan
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
15. melakukan kajian spesifikasi proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
16. melakukan kajian sistem proteksi aktif pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
17. melakukan kajian sistem proteksi pasif pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
18. melakukan kajian tentang manajemen
keselamatan kebakaran gedung (MKKG) pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
19. melakukan kajian akses pemadam kebakaran
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
20. melakukan kajian sarana penyelamatan jiwa
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
21. mengkoordinir rapat koordinasi dengan
pengelola gedung bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
22. memverifikasi dokumen-dokumen perijinan
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan
- 18 -

obyek vital proteksi kebakaran pada


bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
23. memeriksa tentang manajemen keselamatan
kebakaran gedung (MKKG) pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek vital;
24. memeriksa dan menguji spesifikasi proteksi
kebakaran proteksi kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
25. memeriksa akses pemadam kebakaran
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
26. memeriksa sarana penyelamatan jiwa (tangga
kebakaran, lampu darurat, penunjuk arah
darurat ,kipas penekan asap, lift kebakaran)
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
27. memeriksa dan menguji sistem hidran
kebakaran proteksi kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
28. memeriksa dan menguji sistem springkler
otomatis proteksi kebakaran pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek vital;
29. memeriksa dan menguji sistem deteksi dan
alarm kebakaran proteksi kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
30. memeriksa Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
31. memeriksa sistem proteksi pasif (fire stopping,
saf, bukaan, kompartemenisasi dan lain-lain)
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
- 19 -

32. memberikan rekomendasi tindak lanjut atas


hasil pemeriksaan dan pengujian proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
33. menelaah hasil pemeriksaan dan pengujian
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
34. menelaah hasil pemeriksaan dan pengujian
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
35. menyusun berita acara pemeriksaan proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
36. memberikan masukan dan saran kepada
pengelola gedung dari hasil pemeriksaan
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
37. memvalidasi hasil pemeriksaan dan pengujian
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
38. memvalidasi hasil pemeriksaan dan pengujian
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital kepada
atasan;
39. menginvetarisasi jumlah nilai retribusi hasil
pemeriksaan dan pengujian;
40. mengevaluasi kerangka acuan kerja;
41. mengevaluasi program pendidikan dan
latihan;
42. mengidentifkasi calon peserta pendidikan dan
latihan;
43. mengevaluasi bahan ajar;
44. mengevaluasi calon tenaga pengajar;
45. mengevaluasi waktu dan jadwal pembelajaran;
46. mengidentifikasi sarana dan prasarana
pendukung;
47. mengevaluasi materi pencegahan kebakaran;
- 20 -

48. mengevaluasi materi penanggulangan


kebakaran;
49. mengevaluasi materi penyelamatan;
50. mengevaluasi materi tentang bahan
berbahaya dan beracun;
51. mengevaluasi cara memberikan instruksi;
52. mengkaji metode pembelajaran;
53. mengidentifikasi cara menggunakan alat
bantu latihan;
54. menganalisis cara menyampaikan materi;
55. menganalisis studi literatur;
56. menganalisis literatur sebagai bahan ajar;
57. menganalisis aplikasi software bahan ajar;
58. mengidentifikasi alat simulasi peraga
pembelajaran;
59. mengevaluasi pre test peserta;
60. menginventarisasi literatur sebagai bahan
ajar;
61. mengolah bahan ajar dengan aplikasi
perangkat lunak (software);
62. menginventarisasi alat simulasi peraga
pembelajaran;
63. mengajar materi pencegahan kebakaran;
64. mengajar materi penanggulangan kebakaran;
65. mengajar materi penyelamatan;
66. mengajar materi tentang Bahan Berbahaya
dan Beracun;
67. mengajar materi penunjang lainnya;
68. mengevaluasi post test peserta;
69. mengevaluasi terhadap pengajar;
70. mengevaluasi terhadap penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan;
71. mengkaji hasil isian form evaluasi pengajar
dan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan; dan
- 21 -

72. memverifikasi rekapitulasi hasil isian form


evaluasi pengajar penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan; dan

c. Analis Kebakaran Ahli Madya, meliputi:


1. menelaah Peraturan Perundang-Undangan
tentang pencegahan kebakaran;
2. mengindetifikasi data potensi ancaman
kebakaran;
3. mengindentifikasi data pemetaan wilayah
rawan kebakaran;
4. mengkaji kebutuhan data wilayah manejemen
kebakaran (WMK);
5. mengkaji data kebutuhan pos pemadam
kebakaran;
6. menganalisis data kebutuhan sarana
prasarana unit pemadam kebakaran;
7. menganalisis kebutuhan data sumber daya
manusia pemadam kebakaran;
8. mengkaji data program dan kegiatan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
9. mengkaji data produk hukum perundangan
tentang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran;
10. mengidentifikasi jumlah, jenis dan lokasi
keberadaan B3;
11. mengklasifikasi jenis B3;
12. mengkaji material safety data sheet (MSDS)
jenis B3;
13. mengevaluasi Standar Operasional Prosedur
penanganan B3;
14. menganalisis kebutuhan alat pelindung diri
(APD) dalam penanganan B3;
15. mengkaji pengendalian B3 kepada masing-
masing perusahaan;
- 22 -

16. mengkaji pengawasan pola angkut dan


penempatan B3;
17. mengindetifikasi data sosialisasi bahaya B3;
18. memverifikasi data hasil pemeriksaan;
19. memverifikasi data hasil pemeriksaan ke
lapangan;
20. mengevaluasi hasil pemeriksaan keselamatan
kebakaran dengan instansi terkait;
21. melaksanakan rapat koordinasi tentang
tindak lanjut hasil verifikasi;
22. memberikan tindakan sanksi terhadap
pelanggaran keselamatan gedung;
23. mengkaji prosedur dan metode teknik
investigasi;
24. mengindentifikasi penggunaan alat bantu
investigasi;
25. berkoordinasi dengan Pusat Laboratorium
Forensik Kepolisian Republik Indonesia/
instansi terkait;
26. menganalisis teori dasar penyelidikan
kebakaran;
27. mengkaji pengaturan standar teknis proteksi
kebakaran; dan
28. mengindetifikasi data laporan investigasi.
(2) Analis Kebakaran yang melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan nilai
Angka Kredit tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(3) Rincian kegiatan masing-masing jenjang jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh
Instansi Pembina.

Bagian Keempat
Hasil Kerja

Pasal 9
- 23 -

Hasil kerja tugas Jabatan Fungsional Analis Kebakaran


sesuai dengan jenjang jabatannya adalah sebagai berikut:
a. Analis Kebakaran Ahli Pertama, meliputi:
1. dokumen Undang-Undang terkait tentang
kebakaran;
2. dokumen Peraturan Pemerintah yang terkait
tentang kebakaran;
3. dokumen Peraturan Menteri yang terkait tentang
kebakaran;
4. dokumen Peraturan Daerah yang terkait tentang
kebakaran;
5. dokumen Peraturan Gubernur/Peraturan
Bupati/Peraturan Wali Kota yang terkait tentang
kebakaran;
6. dokumen standar lainnya yang terkait tentang
kebakaran;
7. dokumen surat pemberitahuan pemeriksaan pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
8. dokumen surat tugas tim pemeriksa pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
9. dokumen pemeriksaan pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan industri;
10. dokumen pendukung lainnya pada bangunan
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
11. dokumen kendaraan, peralatan untuk
pemeriksaan dan pengujian pada bangunan
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
12. laporan hasil komunikasi dengan pihak pengelola
bangunan gedung pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan industri;
13. laporan perijinan pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan industri;
- 24 -

14. laporan hasil gambar bangunan pada bangunan


rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
15. laporan spesifikasi proteksi kebakaran pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
16. laporan sistem proteksi aktif pada bangunan
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
17. laporan kegiatan sistem proteksi pasif pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
18. laporan manajemen keselamatan kebakaran
gedung (MKKG) pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan industri;
19. laporan akses pemadam kebakaran pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan;
20. laporan indentifikasi sarana penyelamatan jiwa
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
21. laporan rapat koordinasi dengan pengelola gedung
pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
22. laporan dokumen-dokumen perijinan pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
23. laporan olahan gambar bangunan pada bangunan
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
24. dokumen manajemen keselamatan kebakaran
gedung (MKKG) pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan industri;
25. laporan spesifikasi proteksi kebakaran pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
- 25 -

26. laporan kegiatan akses pemadam kebakaran pada


bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;

27. laporan sarana penyelamatan jiwa (tangga


kebakaran, lampu darurat, penunjuk arah darurat,
kipas penekan asap, lift kebakaran) pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
28. laporan sistem hidran kebakaran pada bangunan
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
29. laporan memeriksa dan menguji sistem springkler
otomatis pada bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri;
30. memeriksa dan menguji sistem deteksi dan alarm
kebakaran pada bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri;
31. laporan memeriksa Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) pada bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri;
32. laporan memeriksa sistem proteksi pasif (fire
stopping, saf, bukaan, kompartemenisasi dan lain-
lain) pada bangunan rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri;
33. dokumen pemeriksaan dan pengujian pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
34. laporan pemeriksaan dan pengujian pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
35. dokumen berita acara pemeriksaan pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
- 26 -

36. dokumen masukan dan saran kepada pengelola


gedung dari hasil pemeriksaan pada bangunan
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan
industri;
37. dokumen hasil pemeriksaan dan pengujian pada
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri;
38. laporan hasil pemeriksaan dan pengujian kepada
atasan pada bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri;
39. dokumen jumlah nilai retribusi hasil pemeriksaan
dan pengujian;
40. laporan penyusunan materi tentang peraturan dan
perundangan pencegahan kebakaran;
41. laporan penyusunan materi pencegahan
kebakaran;
42. laporan penyusunan materi penanggulangan
kebakaran;
43. laporan penyusunan materi praktek pemadaman
secara tradisional;
44. laporan Penyusunan materi praktek penggunaan
APAR;
45. laporan Penyusunan materi praktek pompa
portable;
46. laporan lokasi dan waktu penyuluhan;
47. dokumen identifikasi peserta penyuluhan;
48. laporan koordinasi dengan pihak terkait;
49. laporan identifikasi kebutuhan penyuluhan;
50. laporan aspek sosial budaya peserta;
51. laporan sasaran tujuan penyuluhan;
52. dokumen administrasi surat pemberitahuan, surat
undangan, surat tugas;
53. laporan cara memberikan instruksi;
54. laporan metode penyuluhan;
55. laporan cara menggunakan alat bantu
penyuluhan;
56. laporan cara menyampaikan materi;
- 27 -

57. laporan sarana dan prasarana penunjang;


58. dokumen registrasi peserta;
59. laporan kebutuhan peserta;
60. laporan maksud dan tujuan penyuluhan;
61. laporan pengarahan kepada tim penyuluh;
62. laporan pemberian petunjuk peraturan dan
perundangan pencegahan kebakaran;
63. laporan tentang upaya pencegahan kebakaran dan
teori api;
64. laporan tentang alat pemadam api tradisional;
65. laporan tentang alat pemadam api ringan (APAR);
66. laporan tentang pompa portable;
67. laporan tentang prosedur pelaporan kejadian
kebakaran;
68. laporan tentang metoda pemadaman;
69. laporan tentang praktek penggunaan alat
pemadam api tradisional;
70. laporan tentang praktek alat pemadam api ringan
(APAR);
71. laporan tentang praktek penggunaan pompa
portable;
72. laporan evaluasi materi penyuluhan;
73. laporan evaluasi penyelenggaran penyuluhan;
74. laporan hasil isian form evaluasi penyelenggaraan
penyuluhan;
75. laporan rekapitulasi hasil isian form evaluasi
penyelenggaraan penyuluhan;
76. dokumen evaluasi kegiatan penyuluhan; dan
77. dokumen hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan
kepada atasan; dan
b. Analis Kebakaran Ahli Muda, meliputi:
1. laporan analisis Undang-Undang yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
2. laporan analisis Praturan Pemerintah yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
- 28 -

3. laporan analisis Peraturan Menteri yang terkait


tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
4. laporan analisis Peraturan Daerah yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
5. laporan analisis Peraturan Gubernur/Peraturan
Bupati/Peraturan Wali Kota yang terkait tentang
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
6. laporan analisis standar lainnya yang terkait
tentang kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
7. dokumen surat pemberitahuan pemeriksaan pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek
vital;
8. dokumen surat tugas tim pemeriksa pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek
vital;
9. dokumen check list pemeriksaan pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek vital;
10. laporan pendukung lainnya pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
11. laporan kendaraan, peralatan untuk pemeriksaan
dan pengujian pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
12. laporan komunikasi dengan pihak pengelola
bangunan gedung pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
13. laporan perijinan pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
14. laporan gambar bangunan pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
15. laporan spesifikasi proteksi kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek
vital;
- 29 -

16. laporan sistem proteksi aktif pada bangunan tinggi,


bangunan industri dan obyek vital;
17. laporan sistem proteksi pasif pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek vital;
18. laporan kajian tentang manajemen keselamatan
kebakaran gedung (MKKG) pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
19. laporan kajian akses pemadam kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek
vital;
20. laporan kajian sarana penyelamatan jiwa pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek
vital;
21. laporan rapat koordinasi dengan pengelola gedung
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek
vital;
22. laporan perijinan pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vitalproteksi kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek
vital;
23. dokumen tentang manajemen keselamatan
kebakaran gedung (MKKG) pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
24. laporan proteksi kebakaran proteksi kebakaran
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
25. laporan proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
26. laporan sarana penyelamatan jiwa (tangga
kebakaran, lampu darurat, penunjuk arah darurat,
kipas penekan asap, lift kebakaran) proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
27. laporan pemeriksaan dan pengujian sistem hidran
kebakaran proteksi kebakaran pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek vital;
- 30 -

28. laporan sistem springkler otomatis proteksi


kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
29. laporan sistem deteksi dan alarm kebakaran
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
30. laporan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
31. laporan sistem proteksi pasif (fire stopping, saf,
bukaan, kompartemenisasi dan lain-lain) proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
32. laporan rekomendasi tindak lanjut atas hasil
pemeriksaan dan pengujian proteksi kebakaran
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
33. dokumen hasil pemeriksaan dan pengujian
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
34. laporan hasil pemeriksaan dan pengujian proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
35. dokumen berita acara pemeriksaan proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital;
36. dokumen masukan dan saran kepada pengelola
gedung dari hasil pemeriksaan proteksi kebakaran
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan
obyek vital;
37. dokumen hasil pemeriksaan dan pengujian
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital;
38. laporan hasil pemeriksaan dan pengujian proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital kepada atasan;
- 31 -

39. dokumen nilai retribusi hasil pemeriksaan dan


pengujian;
40. laporan evaluasi kerangka acuan kerja;
41. laporan evaluasi program pendidikan dan
pelatihan;
42. laporan identifkasi calon peserta pendidikan dan
pelatihan;
43. laporan evaluasi bahan ajar;
44. laporan evaluasi calon tenaga pengajar;
45. laporan evaluasi waktu dan jadwal pembelajaran;
46. laporan identifikasi sarana dan prasarana
pendukung;
47. laporan evaluasi materi pencegahan kebakaran;
48. laporan evaluasi materi penanggulangan
kebakaran;
49. laporan evaluasi materi;
50. laporan evaluasi materi tentang bahan berbahaya
dan beracun (B3);
51. laporan evaluasi cara memberikan instruksi;
52. laporan kajian metode pembelajaran;
53. laporan cara menggunakan alat bantu latihan;
54. laporan cara menyampaikan materi;
55. laporan studi literatur;
56. laporan analisis literatur sebagai bahan ajar;
57. laporan analisis aplikasi software untuk bahan
ajar;
58. laporan identifikasi alat simulasi peraga
pembelajaran;
59. laporan pre test;
60. laporan literatur sebagai bahan ajar;
61. laporan aplikasi software untuk bahan ajar;
62. laporan alat simulasi peraga pembelajaran;
63. laporan materi pencegahan kebakaran;
64. laporan materi penanggulangan kebakaran;
65. laporan materi penyelamatan;
66. laporan materi tentang B3;
67. laporan materi penunjang lainnya;
- 32 -

68. laporan post test;


69. dokumen evaluasi terhadap pengajar;
70. dokumen evaluasi terhadap penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan;
71. dokumen hasil isian form evaluasi pengajar dan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; dan
72. dokumen rekapitulasi hasil isian form evaluasi
pengajar penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan; dan
c. Analis Kebakaran Ahli Madya, meliputi:
1. laporan hasil telaahan Peraturan Perundang-
Undangan tentang pencegahan kebakaran;
2. dokumen identifikasi data potensi ancaman
kebakaran;
3. dokumen identifikasi data pemetaan wilayah rawan
kebakaran;
4. laporan kebutuhan data wilayah manajamen
kebakaran (WMK);
5. laporan data kebutuhan pos pemadam kebakaran;
6. laporan analisis data kebutuhan sarana prasarana
unit pemadam kebakaran;
7. laporan analisis kebutuhan data sumber daya
manusia pemadam kebakaran;
8. dokumen data program dan kegiatan pencegahan
dan penanggulangan kebakaran;
9. dokumen data produk hukum perundangan
tentang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran;
10. laporan identifikasi jumlah, jenis dan lokasi
keberadaan B3;
11. dokumen jenis B3;
12. dokumen material safety data sheet (MSDS) jenis
B3;
13. dokumen SOP penanganan B3;
14. dokumen kebutuhan alat pelindung diri (APD)
dalam penanganan B3;
- 33 -

15. laporan pengendalian B3 kepada masing-masing


perusahaan;
16. laporan pengawasan pola angkut dan penempatan
B3;
17. laporan indetifikasi data sosialisasi bahaya B3;
18. laporan verifikasi data hasil pemeriksaan;
19. laporan verifikasi data hasil pemeriksaan ke
lapangan;
20. laporan evaluasi dengan instansi terkait;
21. laporan rapat koordinasi tentang tindak lanjut
hasil verifikasi;
22. laporan tindakan sanksi terhadap pelanggaran
keselamatan gedung;
23. laporan prosedur dan metode teknik investigasi;
24. laporan indetifikasi penggunaan alat bantu
investigasi;
25. laporan koordinasi hasil investigasi dengan Pusat
Laboratorium Forensik Kepolisian Republik
Indonesia/instansi terkait;
26. laporan teori dasar penyelidikan kebakaran;
27. dokumen pengaturan standar teknis proteksi
kebakaran; dan
28. dokumen indetifikasi data laporan investigasi.

Pasal 10
Dalam hal unit kerja tidak terdapat Analis Kebakaran yang
sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1),
Analis Kebakaran yang berada satu tingkat di atas atau
satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan
kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis
dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

Pasal 11
Penilaian Angka Kredit atas hasil penugasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ditetapkan sebagai berikut:
- 34 -

a. Analis Kebakaran yang melaksanakan tugas Analis


Kebakaran yang berada satu tingkat di atas jenjang
jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan
80% (delapan puluh persen) dari Angka Kredit setiap
butir kegiatan, tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini; dan
b. Analis Kebakaran yang melaksanakan tugas Analis
Kebakaran di bawah jenjang jabatannya, Angka Kredit
yang diperoleh ditetapkan 100% (seratus persen) dari
Angka Kredit dari setiap butir kegiatan, tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB V
PENGANGKATAN DALAM JABATAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 12
Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat dalam
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran yaitu pejabat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13
Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran dilakukan melalui pengangkatan:
a. pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain;
c. penyesuaian (inpassing); dan
d. promosi.

Bagian Kedua
Pengangkatan Pertama
- 35 -

Pasal 14
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran melalui pengangkatan pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana/diploma empat
bidang Teknik/Rekayasa Keselamatan (Safety
Engineering), Teknologi Rekayasa Keselamatan
Kebakaran (Fire Safety Engineering Technology),
Planologi atau Geografi;
e. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh Instansi Pembina; dan
f. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik
dalam1 (satu) tahun terakhir bagi PNS.
(2) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan pengangkatan untuk mengisi
lowongan kebutuhan Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran dari Calon PNS.
(3) Calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
setelah diangkat sebagai PNS dan telah mengikuti dan
lulus uji kompetensi, paling lama 1 (satu) tahun
diangkat dalam Jabatan Fungsional Analis Kebakaran.
(4) PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3), paling lama
3 (tiga) tahun setelah diangkat harus mengikuti dan
lulus pendidikan dan pelatihan fungsional Analis
Kebakaran.
(5) Analis Kebakaran yang belum mengikuti dan/atau
tidak lulus pendidikan dan pelatihan fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak diberikan
kenaikan jenjang satu tingkat di atasnya.
(6) Angka Kredit untuk pengangkatan pertama dalam
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran dinilai dan
- 36 -

ditetapkan pada saat mulai melaksanakan tugas


Jabatan Fungsional Analis Kebakaran.

Bagian Ketiga
Pengangkatan Melalui Perpindahan dari Jabatan Lain

Pasal 15
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran melalui perpindahan dari jabatan lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana/diploma empat
bidang ilmu teknik/rekayasa keselamatan (Safety
Engineering), teknologi rekayasa keselamatan
kebakaran (Fire Safety Engineering Technology),
planologi, geografi atau atau bidang lain sesuai
dengan kualifikasi yang ditetapkan oleh Instansi
Pembina;
e. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh Instansi Pembina;
f. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang kebakaran dan penyelamatan paling
singkat 3 (tiga) tahun;
g. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan
h. berusia paling tinggi:
1) 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Analis
- 37 -

Kebakaran Ahli Pertama dan Analis Kebakaran


Ahli Muda; dan
2) 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran Ahli Madya.

(2) Pengangkatan Jabatan Fungsional Analis Kebakaran


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mempertimbangkan kebutuhan untuk jenjang jabatan
fungsional yang akan diduduki.
(3) Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yaitu sama dengan yang
dimilikinya dan jenjang jabatan yang ditetapkan
sesuai dengan jumlah Angka Kredit yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang menetapkan Angka
Kredit.
(4) Angka Kredit untuk pengangkatan dalam Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran melalui perpindahan
dinilai dan ditetapkan dari tugas jabatan dengan
mempertimbangkan pengalaman dalam pelaksanaan
tugas di bidang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan.

Pasal 16
Pemadam Kebakaran yang memperoleh ijazah
sarjana/diploma empat dapat diangkat ke dalam Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran, apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. tersedia kebutuhan untuk Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran;
b. ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan untuk Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran;
c. mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi
manajerial, dan kompetensi sosial kultural;
- 38 -

d. memiliki pangkat paling rendah sesuai dengan pangkat


dalam Jabatan Fungsional Analis Kebakaran yang akan
diduduki; dan
e. berusia paling tinggi sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) huruf h.

Bagian Keempat
Pengangkatan Melalui Penyesuaian

Pasal 17
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
kebakaran melalui penyesuaian (inpassing)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c, harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana/diploma empat;
e. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di
bidang analisis kebakaran dan penyelamatan
paling singkat 2 (dua) tahun; dan
f. nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan apabila PNS yang pada saat Peraturan
Menteri ini berlaku, memiliki pengalaman dan masih
melaksanakan tugas di bidang analisis kebakaran dan
penyelamatan berdasarkan keputusan Pejabat yang
Berwenang.
(3) Pengangkatan Jabatan Fungsional Analis Kebakaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk jenjang
jabatan yang akan diduduki.
- 39 -

(4) Angka Kredit Kumulatif untuk penyesuaian (inpassing)


dalam Jabatan Fungsional Analis Kebakaran,
tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(5) Angka Kredit Kumulatif untuk penyesuaian (inpassing)
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) hanya berlaku 1
(satu) kali selama masa penyesuaian (inpassing).
(6) Tata cara pengangkatan dalam Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran melalui penyesuaian (inpassing)
diatur oleh Instansi Pembina.

Bagian Kelima
Pengangkatan Melalui Promosi

Pasal 18
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran melalui promosi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf d, dilaksanakan dalam hal:
a. pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran; atau
b. kenaikan jenjang jabatan satu tingkat lebih tinggi.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran melalui promosi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a berlaku bagi PNS yang belum
menduduki Jabatan Fungsional Analis Kebakaran.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran melalui promosi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b berlaku bagi Pejabat Fungsional
dalam satu kategori Jabatan Fungsional.
(4) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran melalui promosi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3), harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. mengikuti dan lulus uji Kompetensi sesuai
standar kompetensi yang telah disusun oleh
instansi pembina;
- 40 -

b. nilai kinerja/prestasi kerja paling rendah bernilai


baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
c. memiliki rekam jejak yang baik;
d. tidak pernah melakukan pelanggaran kode etik
dan profesi PNS; dan
e. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin PNS.

(5) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis


Kebakaran melalui promosi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus mempertimbangkan kebutuhan
untuk jenjang jabatan fungsional yang akan diduduki.
(6) Angka Kredit untuk pengangkatan dalam Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran melalui promosi dinilai
dan ditetapkan dari tugas Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran.

BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI

Pasal 19
(1) Setiap PNS yang akan diangkat menjadi pejabat
fungsional Analis Kebakaran wajib dilantik dan
diambil sumpah/janji menurut agama atau
kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB VII
PENILAIAN KINERJA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 20
- 41 -

(1) Penilaian kinerja Analis Kebakaran bertujuan untuk


menjamin objektivitas pembinaan yang didasarkan
sistem prestasi dan sistem karier.
(2) Penilaian kinerja Analis Kebakaran dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil dan manfaat
yang dicapai, serta perilaku PNS.
(3) Penilaian kinerja Analis Kebakaran dilakukan secara
objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan
transparan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 21
Penilaian Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
meliputi:
a. SKP; dan
b. Perilaku Kerja.

Bagian Kedua
SKP

Paragraf Kesatu
Umum

Pasal 22
(1) Pada awal tahun, Analis Kebakaran wajib menyusun
SKP.
(2) SKP merupakan target kinerja Analis Kebakaran
berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang
bersangkutan.
(3) SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil
dari uraian kegiatan tugas jabatan sebagai turunan
dari penetapan kinerja unit kerja.

Pasal 23
- 42 -

(1) Target kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22


ayat (2) terdiri dari kinerja utama berupa target Angka
Kredit dan/atau kinerja tambahan berupa tugas
tambahan.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diuraikan dalam bentuk kegiatan, tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
(3) Tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh pimpinan unit kerja berdasarkan
penetapan kinerja unit kerja yang bersangkutan.

Pasal 24
(1) Target Angka Kredit dan tugas tambahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) sebagai dasar untuk
penyusunan, penetapan, dan penilaian SKP.
(2) SKP yang disusun sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus disetujui dan ditetapkan oleh atasan
langsung.
(3) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Hasil penilaian SKP Analis Kebakaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebagai capaian
SKP.

Paragraf Kedua
Target Angka Kredit

Pasal 25
(1) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) bagi Analis Kebakaran setiap tahun
ditetapkan paling sedikit:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Analis
Kebakaran Ahli Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Analis Kebakaran Ahli
Muda; dan
- 43 -

c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Analis


Kebakaran Ahli Madya.
(2) Target Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, tidak berlaku bagi Analis Kebakaran Ahli
Madya yang memiliki pangkat tertinggi dalam jenjang
jabatan yang didudukinya.

Paragraf Ketiga
Angka Kredit Pemeliharaan

Pasal 26
(1) Analis Kebakaran yang telah memenuhi syarat untuk
kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi tetapi
belum tersedia lowongan jabatan, setiap tahun wajib
memenuhi Angka Kredit paling sedikit:
a. 10 (sepuluh) untuk Analis Kebakaran Ahli
Pertama; dan
b. 20 (dua puluh) untuk Analis Kebakaran Ahli
Muda.
(2) Analis Kebakaran Ahli Madya yang menduduki
pangkat tertinggi dari jabatannya, setiap tahun sejak
menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling
sedikit 20 (dua puluh) Angka Kredit.

Bagian Ketiga
Perilaku Kerja

Pasal 27
(1) Perilaku kerja meliputi aspek:
a. orientasi pelayanan;
b. komitmen;
c. inisiatif kerja;
d. kerja sama; dan
e. kepemimpinan.
(2) Aspek kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e hanya diberlakukan bagi jabatan
- 44 -

fungsional yang karakteristik kegiatannya


membutuhkan aspek kepemimpinan, yang ditetapkan
oleh Instansi Pembina.
(3) Perilaku kerja ditetapkan berdasarkan standar
perilaku kerja dalam Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran dan dinilai sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB VIII
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

Bagian Kesatu
Penilaian dan Penetapan Angka Kredit

Pasal 28
(1) Capaian SKP Analis Kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (4) disampaikan kepada
Tim Penilai untuk dilakukan penilaian sebagai capaian
Angka Kredit.
(2) Capaian Angka Kredit Analis Kebakaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan paling tinggi 150%
(seratus lima puluh persen) dari target Angka Kredit
minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.
(3) Dalam hal telah memenuhi Angka Kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan,
capaian Angka Kredit Analis Kebakaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diusulkan kepada pejabat
yang memiliki kewenangan menetapkan Angka Kredit
untuk ditetapkan dalam Penetepan Angka Kredit
(PAK).
(4) PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
sebagai dasar kenaikan pangkat/jabatan setingkat
lebih tinggi tercantum dalam Lampiran III sampai
dengan Lampiran V yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 29
- 45 -

(1) Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian


kinerja, Analis Kebakaran mendokumentasikan hasil
kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang
ditetapkan setiap tahunnya.
(2) Dalam hal sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan penilaian Angka Kredit, Tim Penilai dapat
meminta laporan pelaksanaan kegiatan dan bukti fisik
hasil kerja Analis Kebakaran.

(3) Hasil penilaian dan PAK Analis Kebakaran


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (3) dan
ayat (4) dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam penilaian kinerja Analis Kebakaran.

Bagian Kedua
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit

Pasal 30
Usul penetapan Angka Kredit Analis Kebakaran diajukan
oleh:
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Pemerintah Provinsi
yang membidangi kesekretariatan kepada Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Dalam Negeri
yang membidangi suburusan kebakaran atau Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi suburusan
kebakaran yang ditunjuk, berdasarkan atas usulan
kepala organisasi perangkat daerah yang membidangi
penanggulangan kebakaran atau kepala organisasi
perangkat daerah provinsi yang membidangi
suburusan kebakaran untuk Angka Kredit Analis
Kebakaran Ahli Madya di lingkungan pemerintah
daerah provinsi;
b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang membidangi kesekretariatan
kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kementerian
Dalam Negeri yang membidangi suburusan kebakaran
- 46 -

atau Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang


membidangi suburusan kebakaran yang ditunjuk,
berdasarkan atas usulan kepala organisasi perangkat
daerah yang membidangi penanggulangan kebakaran
atau kepala organisasi perangkat daerah
kabupaten/kota yang membidangi suburusan
kebakaran untuk Angka Kredit Analis Kebakaran Ahli
Madya di lingkungan pemerintah daerah
kabupaten/kota;
c. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pemerintah daerah
provinsi yang membidangi penanggulangan kebakaran
atau yang membidangi suburusan kebakaran kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Pemerintah Daerah
Provinsi yang membidangi kesekretariatan untuk
Angka Kredit Analis Kebakaran Ahli Pertama dan
Analis Kebakaran Ahli Muda di lingkungan pemerintah
daerah provinsi; dan
d. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pemerintah daerah
kabupaten/kota yang membidangi penanggulangan
kebakaran atau yang membidangi suburusan
kebakaran pemerintah daerah kabupaten/kota kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pemerintah daerah
kabupaten/kota yang membidangi kepegawaian untuk
Angka Kredit Analis Kebakaran Ahli Pertama dan
Analis Kebakaran Ahli Muda di lingkungan pemerintah
daerah kabupaten/kota.

Bagian Ketiga
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit

Pasal 31
Pejabat yang Berwenang menetapkan Angka Kredit, yaitu:
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kementerian Dalam
Negeri yang membidangi suburusan kebakaran atau
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian Dalam
Negeri yang membidangi suburusan kebakaran yang
- 47 -

ditunjuk untuk Angka Kredit bagi Analis Kebakaran


Ahli Madya di lingkungan Instansi Daerah;

b. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi


kesekretariatan untuk Angka Kredit bagi Analis
Kebakaran Ahli Muda dan Analis Kebakaran Ahli
Pertama di lingkungan pemerintah daerah provinsi;
dan
c. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi
kesekretariatan untuk Angka Kredit bagi Analis
Kebakaran Ahli Muda dan Analis Kebakaran Ahli
Pertama di lingkungan pemerintah daerah
kabupaten/kota.

Bagian Keempat
Tim Penilai

Pasal 32
(1) Dalam menjalankan tugasnya, pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 dibantu oleh Tim Penilai.
(2) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki tugas:
a. mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang
dilakukan oleh pejabat penilai;
b. memberikan penilaian Angka Kredit berdasarkan
nilai capaian tugas jabatan;
c. memberikan rekomendasi kenaikan pangkat
dan/atau jenjang jabatan;
d. memberikan rekomendasi mengikuti uji
kompetensi;
e. melakukan pemantauan terhadap hasil penilaian
capaian tugas jabatan;
f. memberikan pertimbangan penilaian SKP;
g. memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat
yang Berwenang dalam pengembangan PNS,
- 48 -

pengangkatan dalam jabatan, pemberian


tunjangan dan sanksi, mutasi, serta
keikutsertaan Pejabat Fungsional dalam
pendidikan dan pelatihan.

(3) Tim Penilai Analis Kebakaran terdiri atas:


a. Tim Penilai Pusat bagi Pejabat Pimpinan Tinggi
Madya yang membidangi suburusan kebakaran
untuk Angka Kredit Analis Kebakaran Ahli
Madya;
b. Tim Penilai Provinsi bagi Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama pemerintah daerah provinsi yang
membidangi penanggulangan kebakaran atau
yang membidangi suburusan kebakaran untuk
Angka Kredit Analis Kebakaran Ahli Muda dan
Analis Kebakaran Ahli Pertama di lingkungan
pemerintah daerah provinsi; dan
c. Tim Penilai Kabupaten/Kota bagi Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama pemerintah daerah
kabupaten/kota yang membidangi
penanggulangan kebakaran atau yang
membidangi suburusan kebakaran untuk Angka
Kredit Analis Kebakaran Ahli Muda dan Analis
Kebakaran Ahli Pertama di lingkungan
pemerintah daerah kabupaten/kota.

Pasal 33
(1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
terdiri atas pejabat yang berasal dari unsur teknis
yang membidangi Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran, unsur kepegawaian, dan Analis
Kebakaran.
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagai berikut:
a. seorang Ketua merangkap anggota;
b. seorang Sekretaris merangkap anggota; dan
c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
- 49 -

(3) Susunan Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) harus berjumlah ganjil.
(4) Ketua Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, paling rendah Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama atau Analis Kebakaran Ahli Madya.
(5) Sekretaris Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b, harus berasal dari unsur
kepegawaian.
(6) Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c, paling sedikit 2 (dua) orang dari Analis
Kebakaran.
(7) Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu:
a. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama
dengan jabatan/pangkat Analis Kebakaran yang
dinilai;
b. memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai
Angka Kredit Analis Kebakaran; dan
c. aktif melakukan penilaian Angka Kredit Analis
Kebakaran.
(8) Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) tidak dapat dipenuhi dari
Analis Kebakaran, anggota Tim Penilai dapat diangkat
dari PNS lain yang memiliki kompetensi untuk menilai
hasil kerja Analis Kebakaran.
(9) Pembentukan dan susunan anggota Tim Penilai
ditetapkan oleh:
a. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kementerian
Dalam Negeri yang membidangi sub urusan
kebakaran untuk Tim Penilai Pusat;
b. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pemerintah
daerah provinsi yang membidangi
penanggulangan kebakaran atau yang
membidangi suburusan kebakaran untuk Tim
Penilai Provinsi; dan
c. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pemerintah
daerah kabupaten/kota yang membidangi
penanggulangan kebakaran atau yang
- 50 -

membidangi suburusan kebakaran untuk Tim


Penilai Kabupaten/Kota.

(10) Dalam hal Instansi Pemerintah belum membentuk Tim


Penilai, Penilaian Angka Kredit dapat dilaksanakan
oleh Tim Penilai pada Instansi Pemerintah lain
terdekat atau instansi pembina.

Pasal 34
Tata kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran diatur oleh instansi
pembina.

BAB IX
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN

Bagian Kesatu
Kenaikan Pangkat

Pasal 35
(1) Kenaikan pangkat dapat dipertimbangkan apabila
capaian Angka Kredit telah memenuhi Angka Kredit
Kumulatif yang dipersyaratkan.
(2) Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang harus dipenuhi
untuk kenaikan pangkat dan/atau jenjang Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran, adalah sebagai berikut:
a. Analis Kebakaran dengan pendidikan
sarjana/diploma empat tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
b. Analis Kebakaran dengan pendidikan magister
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini; dan
c. Analis Kebakaran dengan pendidikan doktor
tercantum dalam Lampiran V yang merupakan
- 51 -

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri


ini.

Pasal 36
(1) Untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1), Analis
Kebakaran dapat melaksanakan kegiatan penunjang,
meliputi:
a. mengajar/melatih pada diklat fungsional/teknis
di bidang analisis pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan;
b. menjadi anggota dalam tim penilai;
c. memperoleh penghargaan/tanda jasa;
d. melaksanakan tugas lain yang mendukung
pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran; atau
e. memperoleh gelar/ijazah lain.
(2) Kegiatan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diberikan kumulatif Angka Kredit paling tinggi 20%
dari Angka Kredit yang dipersyaratkan untuk
kenaikan pangkat tercantum dalam Lampiran III
sampai dengan Lampiran V yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Angka Kredit sebagaimana dimanksud pada ayat (2)
diberikan untuk satu kali kenaikan pangkat.

Bagian Kedua
Kenaikan Jenjang Jabatan

Pasal 37
(1) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran satu tingkat lebih tinggi wajib memenuhi
Angka Kredit yang ditetapkan tercantum dalam
Lampiran III sampai dengan Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
- 52 -

(2) Kenaikan jenjang Jabatan Fungsional Analis


Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan
lowongan kebutuhan jabatan.
(3) Selain memenuhi syarat kinerja, Analis Kebakaran
yang akan dinaikkan jabatannya setingkat lebih tinggi
harus mengikuti dan lulus uji kompetensi dan
persyaratan lain.
(4) Syarat kinerja dan persyaratan lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur oleh instansi pembina.

Pasal 38
(1) Analis Kebakaran Ahli Muda yang akan naik ke
jenjang Ahli Madya wajib melaksanakan kegiatan
pengembangan profesi.
(2) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. memperoleh ijazah/gelar pendidikan formal di
bidang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan;
b. menyusun Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan;
c. menerjemahkan/menyadur buku dan karya
ilmiah di bidang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan;
d. menyusun pedoman/petunjuk teknis di bidang
pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan; dan
e. melatih/mengembangkan kompetensi di bidang
pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan.
(3) Kegiatan pengembangan profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diberikan Angka Kredit
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
- 53 -

(4) Analis Kebakaran Ahli Muda yang akan naik ke


jenjang setingkat lebih tinggi menjadi Analis
Kebakaran Ahli Madya wajib melaksanakan kegiatan
pengembangan profesi Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran, dengan Angka Kredit yang disyaratkan
sebanyak 6 (enam) berasal dari pengembangan profesi.

Pasal 39
(1) Analis Kebakaran yang secara bersama-sama
membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
Kebakaran, diberikan Angka Kredit dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 60% (enam puluh
persen) bagi penulis utama dan 40% (empat
puluh persen) bagi penulis pembantu;

b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka


pembagian Angka Kredit yaitu 50% (lima puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing
25% (dua puluh lima persen) bagi penulis
pembantu;
c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka
pembagian Angka Kredit yaitu 40% (empat puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing
20% (dua puluh persen) bagi penulis pembantu;
dan
d. apabila tidak terdapat atau tidak dapat
ditentukan penulis utama dan penulis pembantu
maka pembagian Angka Kredit dibagi sebesar
proporsi yang sama untuk setiap penulis.
(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), paling banyak 3 (tiga) orang.
- 54 -

Bagian Ketiga
Mekanisme Kenaikan Pangkat dan Jenjang

Pasal 40
Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat dan jenjang
jabatan bagi Analis Kebakaran dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 41
Analis Kebakaran yang memiliki Angka Kredit melebihi
Angka Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut
dapat diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya
dalam satu jenjang Jabatan Fungsional Analis Kebakaran.

Pasal 42
Dalam hal target Angka Kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi tidak
tercapai, Analis Kebakaran tidak diberikan kenaikan
pangkat/jabatan.

BAB X
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL
ANALIS KEBAKARAN

Pasal 43
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran dihitung berdasarkan beban kerja
yang ditentukan dari indikator:
a. intensitas pelayanan kebakaran;
b. luas wilayah; dan
c. jumlah penduduk.
(2) Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran diatur oleh Kementerian Dalam
- 55 -

Negeri selaku Instansi Pembina setelah mendapat


persetujuan dari Menteri.

BAB XI
KOMPETENSI

Bagian Kesatu
Standar Kompetensi

Pasal 44
(1) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran harus memenuhi standar kompetensi
sesuai dengan jenjang jabatan.
(2) Kompetensi Analis Kebakaran meliputi:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
(3) Rincian standar kompetensi setiap jenjang jabatan dan
tata cara pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disusun oleh
instansi pembina.

Bagian Kedua
Pengembangan Kompetensi

Pasal 45
(1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
Analis Kebakaran diikutsertakan pada pelatihan.
(2) Pelatihan yang diberikan bagi Analis Kebakaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan dan
penilaian kinerja.
(3) Pelatihan yang diberikan kepada Analis Kebakaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain
dalam bentuk:
a. pelatihan fungsional; dan
- 56 -

b. pelatihan teknis bidang kebakaran dan


penyelamatan.

(4) Selain pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),


Analis Kebakaran dapat mengembangkan
kompetensinya melalui program pengembangan
kompetensi lainnya.
(5) Program pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. mempertahankan kompetensi sebagai Analis
Kebakaran;
b. seminar;
c. lokakarya (workshop); dan
d. konferensi.
(6) Ketentuan mengenai pelatihan dan pengembangan
kompetensi serta pedoman penyusunan analisis
kebutuhan pelatihan fungsional Analis Kebakaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur oleh Instansi Pembina.

BAB XII
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN

Pasal 46
(1) Analis Kebakaran diberhentikan dari jabatannya
apabila:
a. mengundurkan diri dari Jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan Negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh pada Jabatan Pimpinan
Tinggi, Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas,
dan Jabatan Pelaksana; dan/atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
(2) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dapat dipertimbangkan dalam hal memiliki
alasan pribadi yang tidak mungkin untuk
- 57 -

melaksanakan tugas Jabatan Fungsional Analis


Kebakaran.
(3) Kriteria tidak memenuhi persyaratan jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dapat
dipertimbangkan dalam hal:
a. tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang
dipersyaratkan untuk menduduki Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran; atau
b. tidak memenuhi standar kompetensi yang
ditentukan pada jabatan fungsional yang diduduki.
(4) Analis Kebakaran yang diberhentikan karena alasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai
dengan huruf e dapat diangkat kembali sesuai dengan
jenjang jabatan terakhir apabila tersedia kebutuhan
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran.
(5) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), dilakukan dengan menggunakan Angka Kredit
terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dengan
Angka Kredit dari penilaian pelaksanaan tugas di
bidang analisis pencegahan dan penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan selama diberhentikan.
(6) Terhadap Analis Kebakaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf f dilaksanakan
pemeriksaan dan mendapatkan ijin dari Pejabat yang
Berwenang sebelum ditetapkan pemberhentiannya.
(7) Analis Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) tidak dapat diangkat kembali dalam Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran.

Pasal 47
Analis Kebakaran yang diberhentikan karena ditugaskan
pada jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat
(1) huruf e, dapat disesuaikan pada jenjang sesuai dengan
pangkat terakhir pada jabatannya paling kurang 1 (satu)
tahun setelah diangkat kembali pada jenjang terakhir yang
- 58 -

didudukinya, setelah mengikuti dan lulus uji kompetensi


apabila tersedia kebutuhan.

Pasal 48
Pemberhentian dari Jabatan Fungsional Analis Kebakaran
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

BAB XIII
INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA

Pasal 49
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Analis Kebakaran
yaitu Kementerian Dalam Negeri.

Pasal 50
(1) Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran yang bertanggung jawab
untuk menjamin terwujudnya standar kualitas dan
profesionalitas jabatan.
(2) Instansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas antara lain:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran;
b. menyusun standar kompetensi Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran;
c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis Jabatan Fungsional Analis Kebakaran;
d. menyusun standar kualitas hasil kerja dan
pedoman penilaian kualitas hasil kerja Analis
Kebakaran;
e. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya
ilmiah yang bersifat inovatif di bidang tugas
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran;
f. menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran;
- 59 -

g. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan


Jabatan Fungsional Analis Kebakaran;
h. membina penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan fungsional pada lembaga pendidikan dan
pelatihan;
i. menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran;
j. menganalisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan
fungsional di bidang tugas Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran;
k. melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran;
l. mengembangkan sistem informasi Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran;
m. memfasilitasi pelaksanaan tugas Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran;
n. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran;
o. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik
profesi dan kode perilaku Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran;
p. melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan
mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Lembaga Administrasi Negara;
q. melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran; dan
r. melakukan koordinasi dengan instansi pengguna
dalam rangka pembinaan karier pejabat fungsional
Analis Kebakaran.
(3) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf i dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat dilakukan oleh Instansi Pemerintah pengguna
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran setelah
mendapat akreditasi dari Instansi Pembina.
- 60 -

(5) Instansi Pembina dalam rangka melaksanakan tugas


pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf i,
huruf k, huruf l, huruf m, huruf n, huruf o, huruf q
dan huruf r, menyampaikan hasil pelaksanaan
pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebakaran
secara berkala sesuai dengan perkembangan
pelaksanaan pembinaan kepada Menteri dengan
tembusan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara.
(6) Instansi Pembina menyampaikan secara berkala setiap
tahun pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf f, huruf g, huruf h, huruf j, dan
huruf p kepada Menteri dengan tembusan kepada
Kepala Lembaga Administrasi Negara.
(7) Ketentuan mengenai penyelenggaraan uji kompetensi
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf i diatur oleh Instansi
Pembina.

BAB XIV
ORGANISASI PROFESI

Pasal 51
(1) Jabatan Fungsional Analis Kebakaran wajib memiliki 1
(satu) organisasi profesi.
(2) Analis Kebakaran wajib menjadi anggota organisasi
profesi Jabatan Fungsional Analis Kebakaran.
(3) Pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) difasilitasi oleh Instansi Pembina.
(4) Organisasi profesi Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menyusun kode etik dan kode perilaku profesi.
(5) Organisasi profesi Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran mempunyai tugas:
a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
- 61 -

b. memberikan advokasi; dan


c. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas
pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi.
(6) Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) huruf a
ditetapkan oleh organisasi profesi Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran setelah mendapat persetujuan dari
Menteri Dalam Negeri;

Pasal 52
(1) Hubungan kerja antara Instansi Pembina dengan
organisasi profesi Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran bersifat koordinatif dan fasilitatif untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi pembinaan Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran.
(2) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara
pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran dan hubungan kerja Instansi
Pembina dengan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Analis Kebakaran diatur oleh Instansi Pembina sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 53
Untuk kepentingan organisasi dan pengembangan karier,
Analis Kebakaran dapat dipindahkan ke dalam jabatan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan persetujuan Pejabat Pembina
Kepegawaian.

Pasal 54
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan
pencapaian kinerja organisasi, Analis Kebakaran dilarang
rangkap Jabatan dengan Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan
Administrator, Jabatan Pengawas, atau Jabatan Pelaksana.
- 62 -

Pasal 55
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Analis Kebakaran
berdasarkan Peraturan Menteri ini tidak dapat dilakukan
sebelum pedoman penghitungan kebutuhan Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran ditetapkan.

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 56
Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 51 ayat (3) paling lama 5 (lima) tahun sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan.

Pasal 57
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Jabatan
Fungsional Analis Kebakaran diatur dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Badan Kepegawaian
Negara sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Pasal 58
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 63 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri 1m dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 September 2019

MENTER! PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SYAFRUDDIN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 5 September 2019

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 1009

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
- 64 -

LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN DAN ANGKA KREDITNYA

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
I. Persiapan A. Pengetahuan regulasi dalam bidang 1 Mengkaji UU yang terkait tentang kebakaran pada bangunan Dokumen UU terkait tentang 0,01 Ahli Pertama
pemeriksaan proteksi kebakaran rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri kebakaran
bangunan gedung
2 Mengkaji PP yang terkait tentang kebakaran pada bangunan Dokumen PP yang terkait tentang 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri kebakaran

3 Mengkaji PERMEN yang terkait tentang kebakaran pada Dokumen Permen yang terkait 0,01 Ahli Pertama
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan tentang kebarakan
industri
4 Mengkaji PERDA yang terkait tentang kebakaran pada Dokumen Perda yang terkait tentang 0,01 Ahli Pertama
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan kebarakan
industri
5 Mengkaji PERGUB/PERBUP/PERWAL yang terkait tentang Dokumen Pergub/Perbup/Perwali 0,01 Ahli Pertama
kebakaran pada bangunan rendah dan menengah, tidak yang terkait tentang kebarakan
termasuk bangunan industri

6 Mengkaji standar lainnya yang terkait tentang kebakaran Dokumen standar lainnya yang 0,01 Ahli Pertama
pada bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk terkait tentang kebarakan
bangunan industri
7 Menganalisis UU yang terkait tentang kebakaran pada Laporan analisis UU yang terkait 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital tentang kebakaran pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek
vital

8 Menganalisis PP yang terkait tentang kebakaran pada Laporan analisis PP yang terkait 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital tentang kebakaran pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek
vital
9 Menganalisis PERMEN yang terkait tentang kebakaran pada Laporan analisis PERMEN yang 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital terkait tentang kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital
10 Menganalisis PERDA yang terkait tentang kebakaran pada Laporan analisis PERDA yang terkait 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital tentang kebakaran pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek
vital

11 Menganalisis PERGUB/PERBUP/PERWAL yang terkait Laporan analisis 0,02 Ahli Muda


tentang kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri PERGUB/PERBUP/PERWAL yang
dan obyek vital terkait tentang kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital
- 65 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
12 Menganalisis standar lainnya yang terkait tentang kebakaran Laporan analisis standar lainnya 0,02 Ahli Muda
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital yang terkait tentang kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

B. Persiapan dan pemyusunan 13 Menyusun surat pemberitahuan pemeriksaan pada bangunan Dokumen surat pemberitahuan 0,01 Ahli Pertama
kebutuhan dokumen dan peralatan rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri pemeriksaan pada bangunan rendah
pemeriksaan gedung dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri

14 Menyusun surat tugas tim pemeriksa pada bangunan rendah Dokumen surat tugas tim pemeriksa 0,01 Ahli Pertama
dan menengah, tidak termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri
15 Menyusun form check list pemeriksaan pada bangunan Dokumen pemeriksaan pada 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri

16 Menyusun dan memahami dokumen pendukung lainnya pada Dokumen pendukung lainnya pada 0,01 Ahli Pertama
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan bangunan rendah dan menengah,
industri tidak termasuk bangunan industri

17 Menginventarisasi kendaraan, peralatan untuk pemeriksaan Dokumen kendaraan, peralatan 0,01 Ahli Pertama
dan pengujian pada bangunan rendah dan menengah, tidak untuk pemeriksaan dan pengujian
termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri
18 Melakukan komunikasi dengan pihak pengelola bangunan Laporan hasil komunikasi dengan 0,01 Ahli Pertama
gedung pada bangunan rendah dan menengah, tidak pihak pengelola bangunan gedung
termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri

19 Mengkaji surat pemberitahuan pemeriksaan pada bangunan Dokumen surat pemberitahuan 0,02 Ahli Muda
tinggi, bangunan industri dan obyek vital pemeriksaan pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital

20 Mengkaji surat tugas tim pemeriksa pada bangunan tinggi, Dokumen surat tugas tim pemeriksa 0,02 Ahli Muda
bangunan industri dan obyek vital pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital

21 Mengkaji form check list pemeriksaan pada bangunan tinggi, Dokumen check list pemeriksaan 0,02 Ahli Muda
bangunan industri dan obyek vital pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital

22 Mengkaji dan memahami dokumen pendukung lainnya pada Laporan pendukung lainnya pada 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital
23 Menginventarisasi kendaraan, peralatan untuk pemeriksaan Laporan kendaraan, peralatan untuk 0,02 Ahli Muda
dan pengujian pada bangunan tinggi, bangunan industri dan pemeriksaan dan pengujian pada
obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital
- 66 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
24 Melakukan komunikasi dengan pihak pengelola bangunan Laporan komunikasi dengan pihak 0,02 Ahli Muda
gedung pada bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek pengelola bangunan gedung pada
vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

C. Pengetahuan teknis prosedur 25 Menyusun dokumen-dokumen perijinan pada bangunan Laporan perijinan pada bangunan 0,01 Ahli Pertama
pemeriksaan dan pengujian rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri

26 Menyusun gambar bangunan pada bangunan rendah dan Laporan hasil gambar bangunan 0,01 Ahli Pertama
menengah, tidak termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri

27 Menginventarisasi spesifikasi proteksi kebakaran pada Laporan spesifikasi proteksi 0,01 Ahli Pertama
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan kebakaran pada bangunan rendah
industri dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri
28 Mengindentifikasi sistem proteksi aktif pada bangunan Laporan sistem proteksi aktif pada 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri

29 Mengidentifikasi sistem proteksi pasif pada bangunan rendah Kegiatan sistem proteksi pasif pada 0,01 Ahli Pertama
dan menengah, tidak termasuk bangunan industri bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri

30 Mengevaluasi tentang manajemen keselamatan kebakaran Laporan manajemen keselamatan 0,01 Ahli Pertama
gedung (MKKG) pada bangunan rendah dan menengah, tidak kebakaran gedung (MKKG) pada
termasuk bangunan industri bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri

31 Mengindentifikasi akses pemadam kebakaran pada bangunan Laporan akses pemadam kebakaran 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan

32 Mengindetifikasi sarana penyelamatan jiwa pada bangunan Laporan indentifikasi sarana 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri penyelamatan jiwa pada bangunan
rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri

33 Melakukan kajian terhadap dokumen-dokumen perijinan Laporan perijinan pada bangunan 0,02 Ahli Muda
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital tinggi, bangunan industri dan obyek
vital
34 Melakukan kajian terhadap gambar bangunan pada Laporan gambar bangunan pada 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

35 Melakukan kajian spesifikasi proteksi kebakaran pada Laporan spesifikasi proteksi 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital
- 67 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
36 Melakukan kajian sistem proteksi aktif pada bangunan tinggi, Laporan sistem proteksi aktif pada 0,02 Ahli Muda
bangunan industri dan obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital
37 Melakukan kajian sistem proteksi pasif pada bangunan Laporan sistem proteksi pasif pada 0,02 Ahli Muda
tinggi, bangunan industri dan obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

38 Melakukan kajian tentang manajemen keselamatan Laporan kajian tentang manajemen 0,02 Ahli Muda
kebakaran gedung (MKKG) pada bangunan tinggi, bangunan keselamatan kebakaran gedung
industri dan obyek vital (MKKG) pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital

39 Melakukan kajian akses pemadam kebakaran pada bangunan Laporan kajian akses pemadam 0,02 Ahli Muda
tinggi, bangunan industri dan obyek vital kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital

40 Melakukan kajian sarana penyelamatan jiwa pada bangunan Laporan kajian sarana penyelamatan 0,02 Ahli Muda
tinggi, bangunan industri dan obyek vital jiwa pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital

II. Pelaksanaan A. Verifikasi dokumen pemeriksaan 41 Melaksanakan rapat koordinasi dengan pengelola gedung Laporan rapat koordinasi dengan 0,01 Ahli Pertama
pemeriksaan pada bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk pengelola gedung pada bangunan
bangunan gedung bangunan industri rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri
42 Mengkaji dokumen-dokumen perijinan pada bangunan Laporan dokumen-dokumen 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri perijinan pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri

43 Mengkaji gambar bangunan pada bangunan rendah dan Laporan olahan gambar bangunan 0,01 Ahli Pertama
menengah, tidak termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri

44 Mengevaluasi tentang manajemen keselamatan kebakaran Dokumen manajemen keselamatan 0,01 Ahli Pertama
gedung (MKKG) pada bangunan rendah dan menengah, tidak kebakaran gedung (MKKG) pada
termasuk bangunan industri bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri

45 Mengkoordinir rapat koordinasi dengan pengelola gedung Laporan rapat koordinasi dengan 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital pengelola gedung bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital

46 Memverifikasi dokumen-dokumen perijinan pada bangunan Laporan perijinan pada bangunan 0,02 Ahli Muda
tinggi, bangunan industri dan obyek vital proteksi kebakaran tinggi, bangunan industri dan obyek
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital vitalproteksi kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital
- 68 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
47 Memeriksa tentang manajemen keselamatan kebakaran Dokumen tentang manajemen 0,02 Ahli Muda
gedung (MKKG) pada bangunan tinggi, bangunan industri keselamatan kebakaran gedung
dan obyek vital (MKKG) pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital

B. Pemeriksaan dan pengujian sistem 48 Memeriksa dan menguji spesifikasi proteksi kebakaran pada Laporan spesifikasi proteksi 0,01 Ahli Pertama
proteksi kebakaran, sarana bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan kebakaran pada bangunan rendah
penyelamatan jiwa dan akses industri dan menengah, tidak termasuk
pemadam kebakaran bangunan industri

49 Memeriksa akses pemadam kebakaran pada bangunan Kegiatan akses pemadam kebakaran 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri

50 Memeriksa sarana penyelamatan jiwa (tangga kebakaran, Laporan sarana penyelamatan jiwa 0,01 Ahli Pertama
lampu darurat, penunjuk arah darurat ,kipas penekan asap, (tangga kebakaran, lampu darurat,
lift kebakaran) pada bangunan rendah dan menengah, tidak penunjuk arah darurat ,kipas
termasuk bangunan industri penekan asap, lift kebakaran) pada
bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri

51 Memeriksa dan menguji sistem hidran kebakaran pada Laporan sistem hidran kebakaran 0,01 Ahli Pertama
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan pada bangunan rendah dan
industri menengah, tidak termasuk bangunan
industri

52 Memeriksa dan menguji sistem springkler otomatis pada Laporan Memeriksa dan menguji 0,01 Ahli Pertama
bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan sistem springkler otomatis pada
industri bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri

53 Memeriksa dan menguji sistem deteksi dan alarm kebakaran Kegiatan emeriksa dan menguji 0,01 Ahli Pertama
pada bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk sistem deteksi dan alarm kebakaran
bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri

54 Memeriksa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada bangunan Laporan Memeriksa Alat Pemadam 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri Api Ringan (APAR) pada bangunan
rendah dan menengah, tidak
termasuk bangunan industri

55 Memeriksa sistem proteksi pasif (fire stopping , saf, bukaan, Laporan Memeriksa sistem proteksi 0,01 Ahli Pertama
kompartemenisasi dll ) pada bangunan rendah dan pasif (fire stopping, saf, bukaan,
menengah, tidak termasuk bangunan industri kompartemenisasi dll ) pada
bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri
- 69 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
56 Memeriksa dan menguji spesifikasi proteksi kebakaran Laporan proteksi kebakaran proteksi 0,02 Ahli Muda
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri kebakaran pada bangunan tinggi,
dan obyek vital bangunan industri dan obyek vital

57 Memeriksa akses pemadam kebakaran proteksi kebakaran Laporan proteksi kebakaran pada 0,02 Ahli Muda
pada bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

58 Memeriksa sarana penyelamatan jiwa (tangga kebakaran, Laporan sarana penyelamatan jiwa 0,02 Ahli Muda
lampu darurat, penunjuk arah darurat ,kipas penekan asap, (tangga kebakaran, lampu darurat,
lift kebakaran) proteksi kebakaran pada bangunan tinggi, penunjuk arah darurat ,kipas
bangunan industri dan obyek vital penekan asap, lift kebakaran)
proteksi kebakaran pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek
vital

59 Memeriksa dan menguji sistem hidran kebakaran proteksi Laporan pemeriksaan dan pengujian 0,02 Ahli Muda
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri dan sistem hidran kebakaran proteksi
obyek vital kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital

60 Memeriksa dan menguji sistem springkler otomatis proteksi Laporan sistem springkler otomatis 0,02 Ahli Muda
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri dan proteksi kebakaran pada bangunan
obyek vital tinggi, bangunan industri dan obyek
vital

61 Memeriksa dan menguji sistem deteksi dan alarm kebakaran Laporan sistem deteksi dan alarm 0,02 Ahli Muda
proteksi kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri kebakaran proteksi kebakaran pada
dan obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

62 Memeriksa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) proteksi Laporan Alat Pemadam Api Ringan 0,02 Ahli Muda
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri dan (APAR) proteksi kebakaran pada
obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

63 Memeriksa sistem proteksi pasif (fire stopping , saf, bukaan, Laporan sistem proteksi pasif (fire 0,02 Ahli Muda
kompartemenisasi dll ) proteksi kebakaran pada bangunan stopping , saf, bukaan,
tinggi, bangunan industri dan obyek vital kompartemenisasi dll ) proteksi
kebakaran pada bangunan tinggi,
bangunan industri dan obyek vital

64 Memberikan rekomendasi tindak lanjut atas hasil Laporan rekomendasi tindak lanjut 0,02 Ahli Muda
pemeriksaan dan pengujian proteksi kebakaran pada atas hasil pemeriksaan dan
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital pengujian proteksi kebakaran pada
bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

III. Penyusunan laporan A. Pengetahuan teknik pelaporan hasil 65 Mengkaji hasil pemeriksaan dan pengujian pada bangunan Dokumen pemeriksaan dan 0,01 Ahli Pertama
hasil pemeriksaan pemeriksaan dan pengujian rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri pengujian pada bangunan rendah
bangunan gedung dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri
- 70 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
66 Mengkaji hasil pemeriksaan dan pengujian pada bangunan Laporan pemeriksaan dan pengujian 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri

67 Mengkaji berita acara pemeriksaan pada bangunan rendah Dokumen berita acara pemeriksaan 0,01 Ahli Pertama
dan menengah, tidak termasuk bangunan industri pada bangunan rendah dan
menengah, tidak termasuk bangunan
industri
68 Memberi masukan dan saran kepada pengelola gedung dari Dokumen masukan dan saran 0,01 Ahli Pertama
hasil pemeriksaan pada bangunan rendah dan menengah, kepada pengelola gedung dari hasil
tidak termasuk bangunan industri pemeriksaan pada bangunan rendah
dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri

69 Mengkaji hasil pemeriksaan dan pengujian pada bangunan Dokumen hasil pemeriksaan dan 0,01 Ahli Pertama
rendah dan menengah, tidak termasuk bangunan industri pengujian pada bangunan rendah
dan menengah, tidak termasuk
bangunan industri

70 Mengkaji hasil pemeriksaan dan pengujian kepada atasan Laporan hasil pemeriksaan dan 0,01 Ahli Pertama
pada bangunan rendah dan menengah, tidak termasuk pengujian kepada atasan pada
bangunan industri bangunan rendah dan menengah,
tidak termasuk bangunan industri

71 Menginvetarisasi jumlah nilai retribusi hasil pemeriksaan dan Dokumen jumlah nilai retribusi hasil 0,01 Ahli Pertama
pengujian pemeriksaan dan pengujian
B. Penguasaan teknik pelaporan hasil 72 Menelaah hasil pemeriksaan dan pengujian proteksi Dokumen hasil pemeriksaan dan 0,02 Ahli Muda
pemeriksaan dan pengujian kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri dan pengujian proteksi kebakaran pada
obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

73 Menelaah hasil pemeriksaan dan pengujian proteksi Laporan hasil pemeriksaan dan 0,02 Ahli Muda
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri dan pengujian proteksi kebakaran pada
obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital

74 Menyusun berita acara pemeriksaan proteksi kebakaran pada Dokumen berita acara pemeriksaan 0,02 Ahli Muda
bangunan tinggi, bangunan industri dan obyek vital proteksi kebakaran pada bangunan
tinggi, bangunan industri dan obyek
vital

75 Memberikan masukan dan saran kepada pengelola gedung Dokumen masukan dan saran 0,02 Ahli Muda
dari hasil pemeriksaan proteksi kebakaran pada bangunan kepada pengelola gedung dari hasil
tinggi, bangunan industri dan obyek vital pemeriksaan proteksi kebakaran
pada bangunan tinggi, bangunan
industri dan obyek vital

76 Memvalidasi hasil pemeriksaan dan pengujian proteksi Dokumen hasil pemeriksaan dan 0,02 Ahli Muda
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri dan pengujian proteksi kebakaran pada
obyek vital bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital
- 71 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
77 Memvalidasi hasil pemeriksaan dan pengujian proteksi Laporan hasil pemeriksaan dan 0,02 Ahli Muda
kebakaran pada bangunan tinggi, bangunan industri dan pengujian proteksi kebakaran pada
obyek vital kepada atasan bangunan tinggi, bangunan industri
dan obyek vital kepada atasan

78 Menginvetarisasi jumlah nilai retribusi hasil pemeriksaan dan Dokumen nilai retribusi hasil 0,02 Ahli Muda
pengujian pemeriksaan dan pengujian
IV. Pemberdayaan dan A. Pengetahuan materi tentang 79 Menyusun materi tentang peraturan dan perundangan Laporan penyusunan materi tentang 0,01 Ahli Pertama
pembinaan penyuluhan dan pemberdayaan pencegahan kebakaran peraturan dan perundangan
masyarakat masyarakat pencegahan kebakaran

80 Menyusun materi pencegahan kebakaran Laporan penyusunan materi 0,01 Ahli Pertama
pencegahan kebakaran

81 Menyusun materi penanggulangan kebakaran Laporan penyusunan materi 0,01 Ahli Pertama
penanggulangan kebakaran
82 Menyusun materi praktek pemadaman secara tradisional Laporan Penyusunan materi praktek 0,01 Ahli Pertama
pemadaman secara tradisional

83 Menyusun materi praktek penggunaan APAR Laporan Penyusunan materi praktek 0,01 Ahli Pertama
penggunaan APAR
84 Menyusun materi praktek pompa portable Laporan Penyusunan materi praktek 0,01 Ahli Pertama
pompa portable
B. Koordinasi pelaksanaan penyuluhan 85 Mengidentifikasi lokasi dan waktu penyuluhan Laporan lokasi dan waktu 0,01 Ahli Pertama
penyuluhan

86 Mengidentifikasi peserta penyuluhan Dokumen identifikasi peserta 0,01 Ahli Pertama


penyuluhan
87 Melakukan koordinasi dengan pihak terkait Laporan koordinasi dengan pihak 0,01 Ahli Pertama
terkait

88 Mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan Laporan identifikasi kebutuhan 0,01 Ahli Pertama


penyuluhan
89 menelaah aspek sosial budaya peserta Laporan aspek sosial budaya peserta 0,01 Ahli Pertama

90 Menyusun sasaran tujuan penyuluhan Laporan sasaran tujuan penyuluhan 0,01 Ahli Pertama

91 Menyusun dokumen administrasi surat pemberitahuan, surat Dokumen administrasi surat 0,01 Ahli Pertama
undangan, surat tugas pemberitahuan, surat undangan,
surat tugas
C. Pengetahuan teknik penyuluhan 92 Mengolah cara memberikan instruksi Laporan cara memberikan instruksi 0,01 Ahli Pertama

93 Mengolah metode penyuluhan Laporan metode penyuluhan 0,01 Ahli Pertama


94 Mengolah cara menggunakan alat bantu penyuluhan Laporan cara menggunakan alat 0,01 Ahli Pertama
bantu penyuluhan
95 Mengolah cara menyampaikan materi Laporan cara menyampaikan materi 0,01 Ahli Pertama

D. Pelaksanaan penyuluhan dan 96 Menginventarisasi sarana dan prasarana penunjang Laporan sarana dan prasarana 0,01 Ahli Pertama
sosialisasi penunjang
- 72 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
97 Melaksanakan registrasi peserta Dokumen registrasi peserta 0,01 Ahli Pertama

98 Mendistribusikan kebutuhan peserta Laporan kebutuhan peserta 0,01 Ahli Pertama

99 Mengarahkan maksud dan tujuan penyuluhan Laporan maksud dan tujuan 0,01 Ahli Pertama
penyuluhan

100 Mengarahkan pengarahan kepada Tim penyuluh Laporan pengarahan kepada Tim 0,01 Ahli Pertama
penyuluh
E. Penyusunan dan penyampaian materi 101 Memberi petunjuk tentang peraturan dan perundangan Laporan pemberian petunjuk 0,01 Ahli Pertama
penyuluhan dan sosialisasi pencegahan kebakaran peraturan dan perundangan
pencegahan kebakaran pencegahan kebakaran

102 Memberi petunjuk tentang upaya pencegahan kebakaran dan Laporan tentang upaya pencegahan 0,01 Ahli Pertama
teori api kebakaran dan teori api

103 Memberi petunjuk tentang alat pemadam api tradisional Laporan tentang alat pemadam api 0,01 Ahli Pertama
tradisional
104 Memberi petunjuk tentang alat pemadam api ringan (APAR) Laporan tentang alat pemadam api 0,01 Ahli Pertama
ringan (APAR)

105 Memberi petunjuk tentang pompa portable Laporan tentang pompa portable 0,01 Ahli Pertama

106 Memberi petunjuk tentang prosedur pelaporan kejadian Laporan tentang prosedur pelaporan 0,01 Ahli Pertama
kebakaran kejadian kebakaran
F. Penyusunan dan penyampaian materi 107 Memberi petunjuk tentang metoda pemadaman Laporan tentang metoda pemadaman 0,01 Ahli Pertama
penyuluhan dan sosialisasi
penanggulangan kebakaran
108 Memberi petunjuk tentang praktek penggunaan alat Laporan tentang praktek penggunaan 0,01 Ahli Pertama
pemadam api tradisional alat pemadam api tradisional

109 Memberi petunjuk tentang praktek alat pemadam api ringan Laporan tentang praktek alat 0,01 Ahli Pertama
(APAR) pemadam api ringan (APAR)
110 Memberi petunjuk tentang praktek penggunaan pompa Laporan tentang praktek penggunaan 0,01 Ahli Pertama
portable pompa portable
111 Mengevaluasi materi penyuluhan Laporan evaluasi materi penyuluhan 0,01 Ahli Pertama

V. Evaluasi A. Pelaksanaan evaluasi kegiatan 112 Mengevaluasi penyelenggaran penyuluhan Laporan evaluasi penyelenggaran 0,01 Ahli Pertama
pemberdayaan dan penyuluhan dan pemberdayaan penyuluhan
pembinaan masyarakat
masyarakat 113 Menghimpun hasil isian form evaluasi penyelenggaraan Laporan hasil isian form evaluasi 0,01 Ahli Pertama
penyuluhan penyelenggaraan penyuluhan

114 Melakukan rekapitulasi hasil isian formulir evaluasi Laporan rekapitulasi hasil isian form 0,01 Ahli Pertama
penyelenggaraan penyuluhan evaluasi penyelenggaraan
penyuluhan

115 Menyusun laporan evaluasi kegiatan penyuluhan Dokumen evaluasi kegiatan 0,01 Ahli Pertama
penyuluhan

116 Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan kepada Dokumen hasil pelaksanaan kegiatan 0,01 Ahli Pertama
atasan penyuluhan kepada atasan
- 73 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
VI. Perencanaan, A. Persiapan kegiatan pendidikan dan 117 Mengevaluasi kerangka acuan kerja Laporan evaluasi kerangka acuan 0,02 Ahli Muda
pelaksanaan dan pelatihan kerja
evaluasi pendidikan
118 Mengevaluasi program pendidikan dan pelatihan Laporan evaluasi program 0,02 Ahli Muda
dan pelatihan
pendidikan dan pelatihan
119 Mengidentifkasi calon peserta pendidikan dan pelatihan Laporan identifkasi calon peserta 0,02 Ahli Muda
pendidikan dan pelatihan
120 Mengevaluasi bahan ajar Laporan evaluasi bahan ajar 0,02 Ahli Muda
121 Mengevaluasi calon tenaga pengajar Laporan evaluasi calon tenaga 0,02 Ahli Muda
pengajar
122 Mengevaluasi waktu dan jadwal pembelajaran Laporan evaluasi waktu dan jadwal 0,02 Ahli Muda
pembelajaran
123 Mengidentifikasi sarana dan prasarana pendukung Laporan identifikasi sarana dan 0,02 Ahli Muda
prasarana pendukung
124 Mengevaluasi materi pencegahan kebakaran Laporan evaluasi materi pencegahan 0,02 Ahli Muda
kebakaran
125 Mengevaluasi materi penanggulangan kebakaran Laporan evaluasi materi 0,02 Ahli Muda
126 Mengevaluasi materi penyelamatan penanggulangan
Laporan evaluasi kebakaran
materi 0,02 Ahli Muda
127 Mengevaluasi materi tentang B3 (Bahan berbahaya dan penyelamatan
Laporan evaluasi materi tentang B3 0,02 Ahli Muda
beracun) (Bahan berbahaya dan beracun)

B. Pemahaman metode pembelajaran 128 Mengevaluasi cara memberikan instruksi Laporan evaluasi cara memberikan 0,02 Ahli Muda
instruksi
129 Mengkaji metode pembelajaran Laporan kajian metode pembelajaran 0,02 Ahli Muda

130 Mengidentifikasi cara menggunakan alat bantu latihan Laporan cara menggunakan alat 0,02 Ahli Muda
bantu latihan

131 Menganalisis cara menyampaikan materi Laporan cara menyampaikan materi 0,02 Ahli Muda

C. Pembuatan model bahan ajar sesuai 132 Menganalisis studi literatur Laporan studi literatur 0,02 Ahli Muda
dengan perkembangan IPTEK
133 Menganalisis literatur sebagai bahan ajar Laporan analisis literatur sebagai 0,02 Ahli Muda
bahan ajar
134 Menganalisis aplikasi software untuk bahan ajar Laporan analisis aplikasi software 0,02 Ahli Muda
untuk bahan ajar
135 Mengidentifikasi alat simulasi peraga pembelajaran Laporan identifikasi alat simulasi 0,02 Ahli Muda
peraga pembelajaran
D. Pelaksanaan pendidikan dan 136 Mengevaluasi pre test Laporan evaluasi pre test 0,10 Ahli Muda
pelatihan
137 Menginventrisasi literatur sebagai bahan ajar Laporan literatur sebagai bahan ajar 0,10 Ahli Muda

138 Mengolah bahan ajar dengan aplikasi perangkat lunak Laporan aplikasi software untuk 0,10 Ahli Muda
bahan ajar
139 Menginventrisasi alat simulasi peraga pembelajaran Laporan alat simulasi peraga 0,10 Ahli Muda
pembelajaran
140 Mengajar materi pencegahan kebakaran Laporan materi pencegahan 0,10 Ahli Muda
kebakaran
141 Mengajar materi penanggulangan kebakaran Laporan materi penanggulangan 0,10 Ahli Muda
kebakaran

142 Mengajar materi penyelamatan Laporan materi penyelamatan 0,10 Ahli Muda
143 Mengajar materi tentang B3 Laporan materi tentang B3 0,10 Ahli Muda
- 74 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
144 Mengajar materi penunjang lainnya Laporan materi penunjang lainnya 0,10 Ahli Muda

145 mengevaluasi post test Laporan post test 0,10 Ahli Muda
E. Melaksanakan evaluasi kegiatan 146 Mengevaluasi terhadap pengajar Dokumen evaluasi terhadap pengajar 0,02 Ahli Muda
pendidikan dan pelatihan 147 Mengevaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan dan Dokumen evaluasi terhadap 0,02 Ahli Muda
pelatihan penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan

148 Mengkaji hasil isian form evaluasi pengajar dan Dokumen hasil isian form evaluasi 0,02 Ahli Muda
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pengajar dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan

149 Memverifikasi rekapitulasi hasil isian form evaluasi pengajar Dokumen rekapitulasi hasil isian 0,02 Ahli Muda
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan form evaluasi pengajar
penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan

VII. Penyusunan A. Penyusunan RISPK 150 Menelaah Peraturan Perundang undangan tentang Laporan hasil telaahan Peraturan 1,98 Ahli Madya
Rencana Induk pencegahan kebakaran Perundang undangan tentang
Sistem Proteksi pencegahan kebakaran
Kebakaran (RISPK)
151 Mengindetifikasi data potensi ancaman kebakaran Dokumen indetifikasi data potensi 1,98 Ahli Madya
ancaman kebakaran

152 mengindefikasi data pemetaan wilayah rawan kebakaran Dokumen indefikasi data pemetaan 1,98 Ahli Madya
wilayah rawan kebakaran

153 Mengkaji kebutuhan data WMK (wilayah manajamen Laporan kebutuhan data WMK 1,98 Ahli Madya
kebakaran) (wilayah manajamen kebakaran)

154 Mengkaji data kebutuhan Pos Pemadam Kebakaran Laporan data kebutuhan Pos 1,98 Ahli Madya
Pemadam Kebakaran

155 Menganalisis data kebutuhan Sarana prasarana Unit Laporan analisis data kebutuhan 1,98 Ahli Madya
Pemadam Kebakaran Sarana prasarana Unit Pemadam
Kebakaran

156 Menganalisis kebutuhan data sumber daya manusia Laporan analisis kebutuhan data 1,98 Ahli Madya
pemadam kebakaran sumber daya manusia pemadam
kebakaran

157 Mengkaji data program dan kegiatan pencegahan dan Dokumen data program dan kegiatan 1,98 Ahli Madya
penanggulangan kebakaran pencegahan dan penanggulangan
kebakaran

158 Mengkaji data produk hukum perundangan tentang Dokumen data produk hukum 1,98 Ahli Madya
pencegahan dan penanggulangan kebakaran perundangan tentang pencegahan
dan penanggulangan kebakaran

VIII. Penanganan Resiko A. Pengawasan pengelolaan B3 159 mengidentifikasi jumlah, jenis dan lokasi keberadaan B3 Laporan identifikasi jumlah, jenis 0,60 Ahli Madya
Kebakaran B3 dan lokasi keberadaan B3
(bahan beracun dan
berbahaya) 160 mengklasifikasi jenis B3 Dokumen jenis B3 0,60 Ahli Madya
161 mengkaji MSDS (material safety data sheet) jenis B3 Dokumen MSDS (material safety data 0,60 Ahli Madya
sheet) jenis B3
162 mengevaluasi SOP penanganan B3 Dokumen SOP penanganan B3 0,60 Ahli Madya
- 75 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
163 menganalisis kebutuhan APD dalam penanganan B3 Dokumen kebutuhan APD dalam 0,60 Ahli Madya
penanganan B3
164 mengkaji pengendalian B3 kepada masing-masing Laporan pengendalian B3 kepada 0,60 Ahli Madya
perusahaan masing-masing perusahaan

165 mengkaji pengawasan pola angkut dan penempatan B3 Laporan pengawasan pola angkut 0,60 Ahli Madya
dan penempatan B3

166 mengindetifikasi data sosialisasi bahaya B Laporan indetifikasi data sosialisasi 0,60 Ahli Madya
bahaya B
IX. Penindakan A. Tindak lanjut hasil pemeriksaan 167 memverifikasi data hasil pemeriksaan Laporan verifikasi data hasil 0,60 Ahli Madya
terhadap keselamatan kebakaran pemeriksaan
penyimpangan 168 memverifikasi data hasil pemeriksaan ke lapangan Laporan verifikasi data hasil 0,60 Ahli Madya
standar keselamatan pemeriksaan ke lapangan
kebakaran
169 mengevaluasi hasil pemeriksaan keselamatan kebakaran Laporan evaluasi dengan instansi 0,60 Ahli Madya
dengan instansi terkait terkait
170 melaksanakan rapat koordinasi tentang tindak lanjut hasil Laporan rapat koordinasi tentang 0,60 Ahli Madya
verifikasi tindak lanjut hasil verifikasi

171 memberikan tindakan sanksi terhadap pelanggaran Laporan tindakan sanksi terhadap 0,60 Ahli Madya
keselamatan gedung. pelanggaran keselamatan gedung.

X. Pelaksanaan A. Penerapan prosedur dan metode 172 mengkaji prosedur dan metode teknik investigasi Laporan prosedur dan metode teknik 2,25 Ahli Madya
investigasi pasca investigasi investigasi
kebakaran
173 Mengindentifikasi penggunaan alat bantu investigasi Laporan indetifikasi penggunaan alat 2,25 Ahli Madya
bantu investigasi
174 Mengkoordinasikan hasil investigasi dengan Laporan koordinasi hasil investigasi 2,25 Ahli Madya
Puslabforpolri/instansi terkait dengan Puslabforpolri/instansi
terkait
175 Menganalisis teori dasar penyelidikan kebakaran Laporan teori dasar penyelidikan 2,25 Ahli Madya
kebakaran
176 Mengkaji pengaturan standar teknis proteksi kebakaran Dokumen pengaturan standar teknis 2,25 Ahli Madya
proteksi kebakaran
177 Mengindetifikasi data laporan investigasi Dokumen indetifikasi data laporan 2,25 Ahli Madya
investigasi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

SYAFRUDDIN
- 76 -

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI DAN PENUNJANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
I. Pengembangan A. Perolehan ijazah/gelar pendidikan Memperoleh ijasah sesuai dengan bidang tugas Jabatan Fungsional Ijazah/Gelar 25% AK kenaikan Semua Jenjang
Profesi Analis formal sesuai dengan bidang tugas Analis Kebakaran pangkat
Kebakaran Jabatan Fungsional Analis
Kebakakaran
B. Pembuatan Karya Tulis / Karya 1 Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil
Ilmiah di bidang Jabatan Fungsional penelitian/pengkajian/ survei/evaluasi di bidang analisis
Analis Kebakaran pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan yang dipublikasikan:

a. dalam buku/majalah ilmiah internasional yang terindek Jurnal/Buku 20 Semua Jenjang

b. dalam buku/majalah ilmiah nasional terakreditasi Jurnal/Buku 12,5 Semua Jenjang

c. dalam buku/majalah ilmiah yang diakui organisasi Jurnal/Buku/ Naskah 6 Semua Jenjang
profesi dan Instansi Pembina
2. Membuat karya tulis/karya ilmiah hasil
penelitian/pengkajian/ survei/evaluasi di bidang analisis
pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan yang tidak dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku Buku 8 Semua Jenjang
b. dalam bentuk majalah ilmiah Naskah 4 Semua Jenjang
3. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang analisis
pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan yang dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan Buku 8 Semua Jenjang
secara nasional
b. dalam majalah ilmiah yang diakui organisasi profesi dan Naskah 4 Semua Jenjang
Instansi Pembina
4. Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang analisis
pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan yang tidak dipublikasikan:

a. dalam bentuk buku Buku 7 Semua Jenjang


b. dalam bentuk makalah Naskah 3,5 Semua Jenjang
5. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan dan atau Naskah 2,5 Semua Jenjang
ulasan ilmiah dalam pertemuan ilmiah
- 77 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
6. Membuat artikel di bidang analisis pencegahan dan Artikel 2 Semua Jenjang
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan yang
dipublikasikan
C. Penerjemahan/ Penyaduran Buku 1. Menerjemahkan/menyadur buku atau karya ilmiah di bidang
dan Bahan-Bahan Lain di bidang analisis pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran penyelamatan yang dipublikasikan:
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan Buku 7 Semua Jenjang
secara nasional
b. dalam majalah ilmiah yang diakui organisasi profesi dan Naskah 3,5 Semua Jenjang
Instansi Pembina
2. Menerjemahkan / menyadur buku atau karya ilmiah di
bidang JF yang tidak dipublikasikan:

a. dalam bentuk buku Buku 3 Semua Jenjang


b. dalam bentuk makalah Naskah 1,5 Semua Jenjang
D. Penyusunan Standar/Pedoman/ 1. Membuat buku standar/pedoman/ petunjuk pelaksanaan/ Buku 3 Semua Jenjang
Petunjuk Pelaksanaan/ Petunjuk petunjuk teknis di bidang Jabatan Fungsional Analis
Teknis di bidang Jabatan Fungsional Kebakaran
Analis Kebakaran

E. Pengembangan Kompetensi di bidang Mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi:


Jabatan Fungsional Analis Kebakaran
1. pelatihan fungsional Sertifikat/laporan 0,5 Semua Jenjang

2. seminar/lokakarya/konferensi/simposium/studi banding- Sertifikat/laporan 3 Semua Jenjang


lapangan
3. pelatihan teknis/magang di bidang tugas analisis pencegahan
dan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan dan
memperoleh Sertifikat

a. lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat/laporan 15 Semua Jenjang


b. lamanya antara 641 - 960 jam Sertifikat/laporan 9 Semua Jenjang
c. lamanya antara 481 - 640 jam Sertifikat/laporan 6 Semua Jenjang
d. lamanya antara 161 - 480 jam Sertifikat/laporan 3 Semua Jenjang
e. lamanya antara 81 - 160 jam Sertifikat/laporan 2 Semua Jenjang

f. lamanya antara 30 - 80 jam Sertifikat/laporan 1 Semua Jenjang

g. lamanya kurang dari 30 jam Sertifikat/laporan 0,5 Semua Jenjang

4. Pelatihan manajerial/sosial kultural di bidang tugas analisis


pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan
penyelamatan dan memperoleh Sertifikat

a. lamanya lebih dari 960 jam Sertifikat/laporan 7,5 Semua Jenjang

b. lamanya antara 641 - 960 jam Sertifikat/laporan 4,5 Semua Jenjang

c. lamanya antara 481 - 640 jam Sertifikat/laporan 3 Semua Jenjang

d. lamanya antara 161 - 480 jam Sertifikat/laporan 1,5 Semua Jenjang


e. lamanya antara 81 - 160 jam Sertifikat/laporan 1 Semua Jenjang

f. lamanya antara 30 - 80 jam Sertifikat/laporan 0,5 Semua Jenjang


- 78 -

No. UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGIATAN SATUAN HASIL ANGKA KREDIT PELAKSANA KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7
g. lamanya kurang dari 30 jam Sertifikat/laporan 0,25 Semua Jenjang

5. Maintain performance (pemeliharaan kinerja dan target Semua Jenjang


kinerja) Sertifikat/laporan 0,5

F. Kegiatan lain yang mendukung Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung pengembangan profesi Laporan 0,5 Semua Jenjang
pengembangan profesi yang yang ditetapkan oleh Instansi Pembina di bidang Jabatan Fungsional
ditetapkan oleh Instansi Pembina di Analis Kebakaran
bidang Jabatan Fungsional Analis
Kebakaran

II. Penunjang Tugas A. Pengajar/Pelatih/Pembimbing di Mengajar/melatih/membimbing yang berkaitan dengan bidang Sertifikat/ Laporan 0,4 Semua Jenjang
Analis Kebakaran bidang Jabatan Fungsional Analis Jabatan Fungsional Analis Kebakaran
Kebakaran
B. Keanggotaan dalam Tim Penilai/Tim Menjadi anggota Tim Penilai/ Tim Uji Kompetensi Laporan 0,04 Semua Jenjang
Uji Kompetensi
C. Perolehan Penghargaan 1. Memperoleh penghargaan / tanda jasa Satya Lancana Karya
Satya:
a. 30 (tiga puluh) tahun lebih Piagam 3 Semua Jenjang
b. 20 (dua puluh) tahun Piagam 2 Semua Jenjang
c. 10 (sepuluh) tahun Piagam 1 Semua Jenjang
2. Penghargaan atas prestasi kerjanya
a. Tingkat Internasional Sertifikat/Piagam 35% AK kenaikan Semua Jenjang
pangkat
b. Tingkat Nasional Sertifikat/Piagam 25% AK kenaikan Semua Jenjang
pangkat

c. Tingkat lokal Sertifikat/Piagam 15% AK kenaikan Semua Jenjang


pangkat
D. Perolehan ijazah/gelar kesarjanaan 1. Memperoleh ijazah/gelar yang tidak sesuai bidang tugasnya:
lainnya
a. Doktor Ijazah/Gelar 15 Semua Jenjang
b. Magister Ijazah/Gelar 10 Semua Jenjang
c. Sarjana/Diploma Empat Ijazah/Gelar 5 Semua Jenjang
E. Pelaksanaan tugas lain yang Melakukan kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Jabatan Laporan 0,04 Semua Jenjang
mendukung pelaksanaan tugas Fungsional Analis Kebakaran
Jabatan Fungsional Analis Kebakaran

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

SYAFRUDDIN
- 79 -

LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN DENGAN PENDIDIKAN SARJANA/DIPLOMA EMPAT

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN
TUGAS JABATAN
AHLI PERTAMA AHLI MUDA AHLI MADYA
III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c

I. Analisis pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, yang


terdiri atas:
a. Persiapan pemeriksaan bangunan gedung
b. Pelaksanaan pemeriksaan bangunan gedung
c. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan bangunan gedung
d. Pemberdayaan dan pembinaan masyarakat
e. Evaluasi pelaksanaan pemberdayaan dan pembinaan masyarakat 50 50 100 100 150 150 150
f. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan
g. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
h. Penanganan Resiko Kebakaran B3 (bahan beracun dan berbahaya)
i. Penindakan terhadap penyimpangan standar keselamatan kebakaran
j. Pelaksanaan investigasi pasca kebakaran

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

SYAFRUDDIN
- 80 -

LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN DENGAN PENDIDIKAN MAGISTER

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN
TUGAS JABATAN AHLI
AHLI MUDA AHLI MADYA
PERTAMA
III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c

I. Analisis pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, yang


terdiri atas:
a. Persiapan pemeriksaan bangunan gedung
b. Pelaksanaan pemeriksaan bangunan gedung
c. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan bangunan gedung
d. Pemberdayaan dan pembinaan masyarakat
e. Evaluasi pelaksanaan pemberdayaan dan pembinaan masyarakat 50 100 100 150 150 150
f. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan
g. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
h. Penanganan Resiko Kebakaran B3 (bahan beracun dan berbahaya)
i. Penindakan terhadap penyimpangan standar keselamatan kebakaran
j. Pelaksanaan investigasi pasca kebakaran

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

SYAFRUDDIN
- 81 -

LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF MINIMAL UNTUK PENGANGKATAN DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN DENGAN PENDIDIKAN DOKTOR

JENJANG JABATAN/GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT


JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN
TUGAS JABATAN
AHLI MUDA AHLI MADYA
III/c III/d IV/a IV/b IV/c

I. Analisis pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, yang


terdiri atas:
a. Persiapan pemeriksaan bangunan gedung
b. Pelaksanaan pemeriksaan bangunan gedung
c. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan bangunan gedung
d. Pemberdayaan dan pembinaan masyarakat
e. Evaluasi pelaksanaan pemberdayaan dan pembinaan masyarakat 100 100 150 150 150
f. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan
g. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
h. Penanganan Resiko Kebakaran B3 (bahan beracun dan berbahaya)
i. Penindakan terhadap penyimpangan standar keselamatan kebakaran
j. Pelaksanaan investigasi pasca kebakaran

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

SYAFRUDDIN
- 82 -

LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2019
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK PENYESUAIAN/INPASSING


JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBAKARAN

ANGKA KREDIT KUMULATIF ANGKA KREDIT DAN MASA KEPANGKATAN


GOLONGAN IJAZAH/STTB YANG
NO KENAIKAN PANGKAT
RUANG SETINGKAT < 1 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN/ LEBIH
SELANJUTNYA
1 III/a Sarjana/Diploma Empat 50 3 18 28 38 47
Sarjana/Diploma Empat 50 3 18 28 38 47
2 III/b
Magister 50 4 19 29 39 48
Sarjana/Diploma Empat 100 5 35 55 75 95
3 III/c Magister 100 6 36 56 76 96
Doktor 100 7 37 57 77 97
Sarjana/Diploma Empat 100 5 35 55 75 95
4 III/d Magister 100 6 36 56 76 96
Doktor 100 7 37 57 77 97
Sarjana/Diploma Empat 150 8 53 83 113 143
5 IV/a Magister 150 9 54 84 114 144
Doktor 150 11 56 86 116 146
Sarjana/Diploma Empat 150 8 53 83 113 143
6 IV/b Magister 150 9 54 84 114 144
Doktor 150 11 56 86 116 146
Sarjana/Diploma Empat - 150 150 150 150 150
7 IV/c Magister - 150 150 150 150 150
Doktor - 150 150 150 150 150

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

SYAFRUDDIN

Anda mungkin juga menyukai