Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIK LAPANGAN

PELATIHAN PENGELOLA KPP DALAM PEMBERDAYAAN KELUARGA


DI PUSKESMAS PB SELAYANG II MEDAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan setiap individu untuk hidup dalam suatu
lingkungan atau masyarakat. Setiap manusia akan menjalin hubungan dengan manusia
lainnya melalui komunikasi. Hal yang didapat dari sebuah komunikasi adalah
informasi, kesepakatan, terjalinnya hubungan dekat, hubungan kerja, dan
lainsebagainya.
Komunikasi terjadi dimanapun dengan tujuan yang berbeda pula, seperti
dalam sebuah kelompok, organisasi, keluarga, antara dua orang ataupun komunikasi
di dalam diri sendiri. Macam-macam komunikasi ini memiliki tujuan yang berbeda
pula. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi yaitu tersampaikannya
pesandari pengirim kepada penerima. Pesan itu baik berupa informasi maupun
bujukan.
Komunikasi dalam masyarakat juga digunakan untuk merubah
perilakutermasuk perilaku sehat. Perilaku masyarakat dalam meningkatkan
kesehatannya saatini masih rendah, meskipun di Indonesia paradigma sakit telah
diganti dengan paradigma sehat. Masyarakat sendiri masih melakukan kebiasaan lama
yang sebenarnya tidak baik untuk dilakukan. Seperti melahirkan dengan dukun
beranak,Buang Air Besar (BAB) disungai, dan lainnya. Saat ini meskipun telah
banyak penyuluhan yang memberikan informasi tentang dampak buruk dari kebiasaan
lamatersebut tetap saja masih terdapat masyarakat yang masih melakukannya.
Menurut Carl I. Hovland Komunikasi adalah proses yang memungkinkan
seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain. Dalam pengertian teresebut jelas
bahwakegiatan komunikasi berusaha untuk mengubah perilaku seseorang. Seperti
halnyaindividu dalam proses komunikasi tersebut memiliki sikap ingin
mempengaruhi.Proses memberikan pengaruh kepada orang lain ini dilakukan melalui
komunikasi.
Dengan perilaku masyarakat saat ini dapat dilakukan komunikasi yang lebih
efektif lagi secara verbal maupun non verbal. Berkembangnya teknologi
komunikasidapat dilakukan di media massa yang banyak masyarakat memiliki dan
mengetahuinya. Sehingga akan lebih efektif memberikan penyuluhan atau
pengetahuan tentang perilaku hidup sehat.
Puskesmas PB Selayang II Medan adalah Puskesmas rawat jalan yang
melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara gratis, dengan wilayah
kerja mencakup enam kelurahan. Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas PB
Selayang II dibantu oleh dua Puskesmas Pembantu. Dan dalam melaksanakan
program-program yang berhubungan dengan masyarakat Puskesmas dibantu oleh para
kader yang ditunjuk oleh lurah setiap kelurahan.
Dari hasil pendataan Keluarga Sehat yang telah dilakukan oleh Puskesmas
didapati masalah terbesar adalah masih rendahnya pasien penderita TB yang
mendapat pengobatan dan menjalani pengobatan secara teratur. Kader TBC sudah
dibentuk dari kelurahan dan sudah menjalankan tugasnya selama ini. Namun dalam
pelaksanaannya masih ditemukan kendala atau hambatan.
Diharapkan melalui kegiatan praktik lapangan KPP ini ada manfaat dan
perubahan yang dirasakan baik oleh tenaga kesehatan maupun kader TBC itu sendiri
dalam melaksanakan tugasnya.

B. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan kegiatan praktik lapangan Komunikasi Perubahan
Perilaku ini adalah:
1. Menumbuhkan motivasi kerja para kader yang mengikuti kegiatan Komunikasi
Perubahan Perilaku
2. Membangun sikap mental dalam kerja nyata yakni percaya diri, sadar akan jati
diri, bermotivasi untuk meraih cita-cita, pantang menyerah, mampu bekerja keras,
kreatif, inovatif, berani mengambil resiko, berperilaku pemimpin, dan memiliki
visi ke depan
3. Meningkatkan kecakapan para kader
4. Mengetahui bagaimana proses pengembangan keahlian yang dimanfaatkan
dengan cara yang paling efektif dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan
5. Memahami sistem kerja di puskesmas

C. Sasaran
Yang menjadi saran kegiatan praktik lapangan ini adalah kader TB dan tenaga
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas PB Selayang II Medan.
D. Waktu Dan Tempat
Kegiatan praktik lapangan Komunikasi Perubahan Perilaku ini dilaksanakan
pada Jumat, 6 Desember 2012 di Aula Puskesmas PB Selayang II Medan dimulai
pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai.

BAB II PROSES KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN


Kegiatan PKL dilakukan di Puskesmas PB Selayang II, Kecamatan Medan Selayang
Kota Medan. Peserta PKL sebanyak 10 orang dari beberapa Puskesmas Kabupaten Kota.
Proses berlangsungnya kegiatan PKL di Puskesmas PB Selayang II. Kegiatan ini dihadiri
oleh Kepala Puskesmas , KTU, Petugas TB, Admin PIS-PK, Promkes dan Kader TB.
Adapun Tata Tertib dalam kegiatan ini :

1. Pembukaan oleh Protokol


2. Doa
3. Kata Sambutan dari Kapus
4. Pemaparan oleh peserta latih yang dipandu oleh Moderator
5. Tanya Jawab
6. Penutup
Penandatanganan Komitment KPP oleh Kepala Puskesmas, Petugas Kesehatan dan kader
TBC.

BAB III PERMASALAHAN DAN UPAYA MENGATASI / SOLUSI


A. Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan pada saat pelaksanaan PKL KPP di
Puskesmas PB Selayang II antara lain:
1. Masih rendahnya cakupan pengobatan TBC di Puskesmas PB Selayang II
2. Masih banyak terdapat masyarakat yang malu dengan kondisi penyakit yang
diderita sehingga sulit diajak untuk memeriksakan diri
3. Adanya kader yang belum memahami definisi operasional dari penyakit TBC
karena kader adalah kader pengganti yang masih baru
4. Kondisi masyarakat yang kurang bersahabat dengan tenaga kesehatan
5. Ada perbedaan data jumlah penduduk dari Pusdatin dengan data sebenarnya di
lapangan
B. Upaya Mengatasi
1. Dibentuk suatu komitmen yang bertujuan untuk kesediaan setiap pihak yang
terkait seperti: kepala Puskesmas, pemegang program TBC, pemegang program
Promkes dan kader TBC untuk lebih aktif dan fokus dalam peningkatan cakupan
pencapaian target pengobatan TBC dan dilaksanakannya pertemuan rutin bersama
kader sebanyak enam kali dalam setahun dan refreshing kader satu kali dalam
setahun.
2. Pemegang program TBC bersama kader disarankan agar memberikan nama dan
alamat lengkap agar pihak Puskesmas bekerja sama dengan lintas sektoral yang
dilakukan sebanyak empat kali setahun untuk lebih melakukan pendekatan yang
lebih interpersonal dengan penderita TBC.
3. Diharapkan pihak Puskesma PB Selayang II memberikan pelatihan kader secara
intensif dan khusus kepada kader yang masih baru untuk bisa menguasai definisi
operasional dari pengobatan TBC.
4. Pihak Puskesmas telah melakukan komitmen bersama lintas sektoral untuk
mendukung setiap program yang ada di Puskesmas PB Selayang II.
5. Menggunakan data jumlah penduduk yang sebenarnya ada di lapangan.

BAB IV HASIL KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN


A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan sosialisasi penyakit TBC kepada kader di Puskesmas PB Selayang II
antara lain: persiapan materi tentang TBC dan sosialisasi kepada kader melalui
pemaparan tentang penyakit TBC dan apa peran kader, serta membuat kesepakatan
atau komitmen bersama antara petugas kesehatan dan kader dalam menangani
permasalahan penyakit TBC di wilayah kerja Puskesmas PB Selayang II.
B. HASIL KEGIATAN
Setelah kegiatan praktik lapangan Komunikasi Perubahan Perilaku dijumpai
ternyata masih ada kader yang belum memahami definisi operasional dari penyakit
TBC dan diketahui apa yang menjadi hambatan dan kendala yang dihadapi para kader
selama menjalankan tugasnya. Kemudian saat dilakukan diskusi dan tanya-jawab
kepada kader, diketahui juga terdapat dengan waktu penderita yang sulit ditemui dan
masih malu dengan kondisi penyakit yang dideritanya sehingga menghambat kader
dan petugas kesehatan melaksanakan tugasnya.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan dari kegiatan praktik lapangan Komunikasi Perubahan Perilaku ini adalah:
1. Diperlukan kerja sama yang baik antara petugas kesehatan, kader TBC dan juga para
lintas sektoral seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, camat, lurah/kepaa desa dan
pihak lain yang terkait untuk menangani permasalah penyakit TBC.
2. Kader diharpkan aktif dan berinovasi dalam melakukan pendekatan kepada penderita
TBC. Perlu dipikirkan cara-cara yang tidak menyinggung perasaan dan cara kreatif
agar pasien terbuka dan mau diajak berobat secara teratur.
3. Dalam melaksanakan tugasnya kader juga perlu memperhatikan keselamat diri
dengan menggunakan alat perlindungan diri seperti memakai masker ketika
berhadapan dengan penderita.

Anda mungkin juga menyukai