Anda di halaman 1dari 23

Etika Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Tujuan Sesi Mendiskusikan isu etik yang muncul ketika
memberi layanan VCT

Mengembangkan respon efektif atas


dilemma etik

Mendiskusikan alasan melakukan informed


consent dan menjaga konfidensialitas
Etika
Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Etika Aktivitas
Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Isu Etik dalam HIV merupakan subyek sensitif dan
Pencegahan dan bermuatan emosi tinggi bagi individu dan
masyarakat
Perawatan HIV
Mungkin tak ada area yang demikian
memerlukan profesionalitas, perhatian tinggi
akan etika dan kepekaan klien dibanding
sexual medicine .
Tanggung jawab klien vs tanggung jawab
Etika kesehatan publik (juga dalam hukum dan
Konselor kebijakan).

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Contoh Isu Etik Klien yang menolak menghentikan perilaku
risiko tinggi.

Klien yang hasil tes HIV (+) dan tak ingin


tahu hasil

Klien HIV (+) yang menolak memberitahukan


kepada pasangan seksualnya.
Etika
Konselor Kemungkinan pengambilan sampel darah
untuk konfirmasi anemia dalam program
riset anonimus pengumpulan data statistik
prevalensi HIV

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Kode Etik
Kerangka tata nilai dasar konseling.
Konselor Setiap negara perlu mengembangkan
pedoman etik dan tata cara yang
berkaitan dengan praktek konseling,
termasuk VCT.

Standar yang harus dipenuhi konselor dan


Etika klien agar tercapai tujuan.
Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Kunci Prinsip
Konselor memastikan klien tak menderita
Etika gangguan fisik atau secara psikologik
membahayakan selama proses konseling.

Dilakukan secara profesional.

Klien senantiasa harus dihormati.

Etika Konselor bertanggung jawab atas keamanan


Konselor dirinya.

Konselor bertanggung jawab terhadap


masyarakat dan bekerja mematuhi hukum

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Kunci Prinsip
Konselor memastikan diri telah
Etika melaksanakan pelatihan cukup sehingga
memperoleh ketrampilan konseling.

Konselor bekerja sesuai kemampuan,


memantau kompetensinya, dan
melaksanakan rujukan sesuai kebutuhan.

Etika Konselor mengenali keterbatasan dirinya dan


Konselor melaksanakan layanan hanya dibidang yang
dikuasainya

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Kunci Prinsip
Konselor juga bertanggung jawab untuk
Etik konselor lainnya dan saling mengkoreksi bila
dijumpai kesalahan.

Konselor bertanggung jawab kepada klien


dan institusi tempat kerjanya.

Etika Konselor harus mampu mendorong klien


Konselor mengontrol hidupnya sendiri

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Informed
Klien memberikan ulasan rinci secukupnya
Consent –
tentang apa yang disetujui dan risiko yang
Penjelasan menyertainya.
Khusus
Klien mampu memahami apa yang
dikatakannya : dalam hal umur, kapasitas
intelektual atau status psikiatrik.

Etika Tidak ada pemutar balikkan. Tak ada


Konselor paksaan, tak ada tekanan, meskipun
menurut konselor itu untuk kebaikan klien

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Informed Tak ada pemutar balikan.
Consent – Misal Tak ada paksaan atau tekanan,
Penjelasan sekalipun menurut konselor itu untuk
Khusus (lanj) kebaikan klien.

Ketidak setaraan relasi antara


konselor/pekerja kesehatan dan klien 
klien merasa tak mampu mengambil
Etika keputusannya sendiri.
Konselor
Karenanya, tugas dilaksanakan dengan
jujur dan informasi obyektif

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Konfidentialitas
Consent harus selalu dilakukan ketika status
HIV klien diungkapkan kepada pihak ketiga.
Tertulis atau verbal, dan dicatat di
catatan medik.

Konselor harus mengambil langkah


beralasan untuk mengkomunikasikan
Etika perluasan kerahasiaan yang ditawarkannya
Konselor pada klien.

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Konfiden
sialitas Konfidensialitas diberikan pada orang lain.
Bersama
Harus dengan persetujuan klien.

UNAIDS dan WHO membuat program etika


konseling pasangan yang membutuhkan
konseling serius dan persuasi menuju
konseling dengan pasangan
Etika
Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Membuka
Menimbulkan efek psikososial
Konfidensialitas
Menimbulkan stigma dan diskriminasi.
•Penyangkalan akses ke layanan medik.
•Rusaknya hubungan keluarga dan
personal.
•Kehilangan pekerjaan.

Etika
Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Tes HIV Tanpa Meski dalam keadaan gawat darurat, tak ada
Consent alasan untuk melakukan tes tanpa izin klien

•Risiko pajanan kerja HIV sangat kecil, dg


mematuhi UP.
•Semua petugas kesehatan harus
mempraktekan UP setiap kali sepanjang
waktu.
Etika •Dalam keadaan gawat, tak cukup waktu
Konselor menunggu hasil tes sebelum tindakan.
•Masa jendela berarti hasil tes HIV tak
selalu menunjukkan status-sero
seseorang.

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Tes Wajib Tes wajib tanpa izin :
Tidak
Dibenarkan •Tak membuat orang mengubah perilaku
berisikonya.
•Tes tanpa konseling akan membuat
klien yang hasilnya positif mengalami
pukulan yang dapat membuat ia
melakukan tindak kekerasan terhadap
Etika diri dan orang lain.
Konselor •Memaksa tes untuk pegawai baru atau
militer tidak memastikan mereka bebas
HIV,sebab HIV dapat datang kapan saja,
juga saat mereka sudah diterima kerja.

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Pengungkapan
Situasi saat mana kemungkinan
Status Tanpa pengungkapan tanpa izin diperkenankan :
Izin
Penjelasan kepada pasangan

Ketika ODHA terus melakukan tindakan yang


mengancam kesehatan orang lain, misalnya:
• Seks tak aman dengan pasangan
Etika
Konselor Kebijakan UNAIDS dan WHO jika klien
menolak untuk mengungkapkan pada
pasangan, peraturan kesehatan
seharusnya mengizinkan petugas
kesehatan memutuskan memberitahu
atau tidak status sero seseorang kepada
pasangan seksualnya

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


1. Penjelasan
1. Keputusan memberitahu kepada pasangan
kepada
hanya dilakukan bila :
pasangan (ljt--)
• Klien telah dikonseling demikian rupa
dan tetap tak mengubah perilaku
berisikonya.
• Klien menolak memberitahu
pasangan.
Etika • Terjadi penularan HIV secara nyata
Konselor
• Simpan identitas pasangan sejauh
dapat dilakukan.
• Berikan terus dukungan tindak lanjut.

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Penjelasan
Kepada 2. Pengungkapan status oleh staf medik –
Pasangan Jika konselor dan petugas kesehatan
Tanpa Izin membutuhkan status HIV dibuka kepadanya
(lanj) berkaitan dengan pemberian terapi yang
sesuai.

3. Keamanan publik – Jika konselor patut


menduga bahwa klien akan menyebabkan
Etika gangguan fisik serius pada diri dan orang
Konselor lain

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Penjelasan
Kepada 4. Dibutuhkan oleh hukum – ketika pihak
hukum seperti pengadilan
Pasangan Tanpa
memerlukannya,mis kasus perkosaan
Izin (lanj)
5. Ketika konselor yakin bahwa klien tak
mampu lagi bertanggung jawab atas
tindakan dan keputusannya

Etika
Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Pemecahan
Suatu saat terjadi konflik antara etik dan diri.
Masalah
Dilemma Etik •Pahami betul kerangka etika dan hukum
dalam melaksanakan VCT.

•Pahami betul situasi tertentu tersebut,


pertimbangkan secara hati-hati

Etika •Diskusikan dengan konselor supervisi


Konselor atau berpengalaman (tetapi tetap jaga
kerahasiaan )

•Cari rujukan pada pedoman, kebijakan


dan aturan hukum (lokal dan
internasional mis. WHO dan UNAIDS)

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Pemecahan
Masalah
Meski berbagai rujukan telah menjadi bahan
Dilemma Etik pertimbangan, tidak semua dilemma etika
dapat diselesaikan dengan mudah atau
memuaskan

Etika
Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31


Etika Aktivitas
Konselor

World Health Organization Module 5 Sub Module 5 – PPT31

Anda mungkin juga menyukai