Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN MATA KULIAH

ETIKA PROFESI AKUNTAN PUBLIK

BAGIAN 1
“KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK, PRINSIP DASAR ETIKA, DAN
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL”

ANGGOTA
MAXIMILIAN ANTING KALOLU (A031221122)
RIZKY IMAWAN (A031221134)
ALIYAH KHAIRUNNISA CHAIRIL (A031221131)
Kepatuhan Terhadap Kode Etik

Kode Etik menetapkan lima prinsip dasar yang harus dipatuhi oleh semua Anggota. Kode Etik
ini juga mencakup kerangka kerja konseptual yang menetapkan pendekatan yang akan diambil
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengatasi ancaman kepatuhan terhadap prinsip
dasar tersebut serta, ancaman terhadap independensi untuk audit. Kode Etik juga menerapkan
prinsip dasar etika dan kerangka kerja konseptual untuk berbagai fakta dan keadaan yang
mungkin ditemui Anggota, baik yang bekerja di bisnis maupun yang berpraktik melayani
publik.

Kepatuhan terhadap persyaratan Kode Etik tidak berarti bahwa Anggota akan selalu memenuhi
tanggung jawabnya untuk bertindak dalam kepentingan publik. Mungkin terdapat keadaan
yang tidak biasa ketika Anggota meyakini bahwa mematuhi persyaratan tertentu dari Kode Etik
dapat mengakibatkan hasil yang tidak sepadan atau yang tidak memenuhi kepentingan publik.
Dalam keadaan demikian, Anggota disarankan untuk berkonsultasi dengan asosiasi profesi
atau regulator yang terkait.

PRINSIP DASAR ETIKA

1. Integritas - bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis
2. Objetivitas - menerapkan pertimbangan profesional atau bisnis tanpa dikompromikan
oleh bias dan benturan kepentingan
3. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - Mencapai dan mempertahankan
pengetahuan dan keahlian profesional pada level yang disyaratkan untuk memastikan
bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa profesional yang
kompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini serta ketentuan
peraturan perundang-undangan yang relevan
4. Kerahasiaan - menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan
profesional dan bisnis.
5. Perilaku profesional - Mematuhi peraturan perundang-undangan yang relevan,
Berperilaku konsisten dengan tanggung jawab profesi untuk bertindak dalam
kepentingan publik dalam semua aktivitas profesional dan hubungan bisnis, dan
Menghindari perilaku apa pun yang diketahui atau seharusnya diketahui Anggota yang
dapat mendiskreditkan profesi Anggota.
Mengidentifikasi Ancaman

Anggota harus mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.

Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika mungkin dimunculkan oleh berbagai
fakta dan keadaan. Tidak mungkin untuk mendefinisikan semua situasi yang memunculkan
ancaman. Selain itu, sifat perikatan dan penugasan kerja mungkin berbeda dan akibatnya
memunculkan berbagai jenis ancaman yang berbeda.

Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika terbagi dalam satu atau lebih dari
kategori berikut:

- Ancaman kepentingan pribadi


- Ancaman advokasi
- Ancaman kedekatan
- Ancaman intimidasi

Mengatasi Ancaman

Jika Anggota menentukan bahwa ancaman yang teridentifikasi atas kepatuhan terhadap prinsip
dasar etika berada pada level yang tidak dapat diterima, maka Anggota harus mengatasi
ancaman tersebut dengan menghilangkannya atau menurunkannya sampai pada level yang
dapat diterima. Anggota harus melakukannya dengan:

- Menghilangkan keadaan, termasuk kepentingan atau hubungan, yang memunculkan


ancaman
- Menerapkan pengamanan
- Menolak atau mengakhiri aktivitas profesional tertentu

Bias

Contoh potensi bias yang harus diperhatikan saat menerapkan pertimbangan profesional
meliputi:

- Anchoring bias
- Automation bias
- Availability bias
- Confirmation bias
- Group think
- Overconfidence bias
- Representation bias
- Selective perception

Tindakan yang dapat memitigasi pengaruh bias meliputi:

- Meminta advis dari ahli untuk mendapatkan masukan tambahan.


- Berkonsultasi dengan pihak lain untuk memastikan adanya pembahasan yang cukup
sebagai bagian dari proses evaluasi.
- Pemerolehan pelatihan terkait dengan identifikasi bias sebagai bagian dari
pengembangan profesional.

Budaya Organisasi

Penerapan kerangka kerja konseptual yang efektif oleh Anggota akan meningkat apabila
pentingnya nilai-nilai etika yang selaras dengan prinsip dasar etika dan ketentuan lainnya
dalam Kode Etik dipromosikan melalui budaya internal organisasi Anggota

Promosi budaya etis dalam organisasi dapat berjalan efektif, jika:

- Para pemimpin dan pihak yang memegang peran manajerial mendukung pentingnya
nilai-nilai etis organisasi serta memastikan diri mereka dan orang lain
bertanggungjawab untuk mendemonstrasikannya;
- Terdapat program pendidikan dan pelatihan, proses manajemen, dan evaluasi kinerja
serta kriteria penghargaan secara tepat yang mendukung budaya etis;
- Tersedianya kebijakan dan prosedur yang efektif untuk mendorong dan melindungi
pihak yang melaporkan dugaan tindakan illegal atau yang sudah terjadi, atau perilaku
tidak etis, termasuk whistle-blower

Anda mungkin juga menyukai