Anda di halaman 1dari 39

KEWAJIBAN

PERPAJAKAN INSTANSI
PEMERINTAH
Surabaya, 02 Februari 2021
DASAR HUKUM

UU KUP
• Pasal 2 ayat (5) : Tata cara pendaftaran & penghapusan NPWP,
pengukuhan & pencabutan PKP
• Pasal 3 ayat (3c) : Batas waktu & tata cara pelaporan
• Pasal 9 ayat (1) : Jatuh tempo pembayaran & penyetoran

UU PPh
• Pasal 21 ayat (8) : Pemotongan PPh sehubungan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan
• Pasal 22 ayat (2) : Pemungutan PPh sehubungan pembayaran
atas penyerahan barang

UU PPN
• Pasal 16A ayat (2) : Tata cara pemungutan, penyetoran, &
pelaporan PPN oleh pemungut PPN
POKOK PENGATURAN

regelling
UU KUP, UU PPh, UU PPN
• “Tata cara pendaftaran NPWP & pengukuhan PKP diatur dengan PMK”
• “Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporan pajak oleh
pemotong/pemungut diatur dengan PMK”

PMK No. 231/PMK.03/2019

KETENTUAN FORMAL KETENTUAN MATERIAL

1 Syarat Formal NPWP & PKP 1 Kewajiban Potput PPh atas Belanja
Pemerintah
2 Tata Cara &
Jangka Waktu Penyetoran 2 Kewajiban Pemungutan PPN atas
Belanja Pemerintah
3 Tata Cara &
Jangka Waktu Pelaporan 3 Kewajiban Pemungutan PPN atas
Pendapatan Pemerintah
DEFINISI

Pasal 1 angka 9 PMK No. 231/PMK.03/2019


“Instansi Pemerintah adalah instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah, dan
instansi pemerintah desa, yang melaksanakan kegiatan pemerintahan serta memiliki
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran.”

INSTANSI
PEMERINTAH

INSTANSI INSTANSI INSTANSI


PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH DESA

yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan sesuai


standar akuntansi pemerintahan
NPWP
Wajib mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang
INSTANSI
wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi
PEMERINTAH
Pemerintah menurut keadaan yang sebenarnya.

dilakukan oleh:

kepala Instansi Pemerintah Pusat, KPA, atau pejabat yang


melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
Pusat

kepala Instansi Pemerintah Daerah atau pejabat yang


melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
Daerah

kepala desa atau perangkat desa yang melaksanakan


pengelolaan keuangan desa berdasarkan keputusan
Desa kepala desa

Diberikan NPWP di tempat NPWP digunakan oleh


kedudukan dan tidak PA/KPA, PPSPM, Bendahara,
terdapat NPWP cabang atau Kaur Keuangan
PKP

melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kecuali


INSTANSI
pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya
PEMERINTAH
untuk dikukuhkan sebagai PKP
PMK-197/PMK.03/2013

Instansi Self Assesment Sertifikat


Pemerintah Penyerahan >4,8 M Elektronik
sesuai ketentuan
perpajakan

PKP

Dalam hal tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha Instansi


Pemerintah tidak berada di wilayah kerja KPP yang sama, maka Instansi
Pemerintah wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada
KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi Pemerintah
PERMOHONAN LAIN &
PENGHAPUSAN NPWP

PERMOHONAN LAIN PENGHAPUSAN NPWP

Dilikuidasi PMK-48 Tahun 2017


Dapat dilakukan secara tentang Likuidasi Entitas
Instansi
jabatan Pemerintah Akuntansi pada K/L

1 Perubahan data 1 Tidak lagi beroperasi

2 Pemindahan tempat terdaftar 2 Pembubaran


karena penggabungan

3 Penetapan sebagai WP Non-Efektif 3 Tidak mendapat alokasi


anggaran

4 Sebab lain

Disampaikan oleh penanggung jawab


proses likuidasi dan dilampiri dengan LK
Kewajiban PPh

Instansi Pemerintah

Wajib memotong/memungut atas setiap Harus membuat bukti


pembayaran yang merupakan objek potput pemotongan/pemungutan PPh

Dapat berupa:
Pasal 4(2) Pasal 22 • BPN
• Bukti pemotongan atau
pemungutan sesuai
Pasal 15 Pasal 23 ketentuan perpajakan; atau
• Dokumen tertentu yang
dipersamakan dengan
bukti potong PPh.
Pasal 21 Pasal 26
Kewajiban PPh

PPh Pasal 4(2)

Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain atas:


1. Persewaan tanah dan/bangunan
2. Pengalihan hak atas tanah dan/bangunan
3. Usaha jasa konstruksi
4. Hadiah undian
5. Pembelian barang/jasa dari WP dengan peredaran bruto tertentu
PP23/2018

TIDAK DILAKUKAN PEMOTONGAN ATAS:


PP34/2017
1
Persewaan tanah dan/bangunan kepada penyedia jasa pelayanan penginapan
beserta akomodasinya
PP34/2018
2
pengalihan tanah dan/bangunan oleh:
a. OP dg penghasilan di bawah PTKP, dengan nilai pengalihan kurang dari
Rp60.000.000,00.
b. OP/Badan dalam rangka BGS/BSG/pemanfaatan BMN
c. OP/Badan yang bukan subjek pajak
Contoh PemotonganPPh Pasal 4(2)

Contoh penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) pembelian


barang atau penggunaan jasa dari Wajib Pajak yang memiliki Surat
Keterangan PP23:

Instansi Pemerintah Provinsi N melakukan pembelian alat tulis kantor


senilai Rp5.000.000,00 belum termasuk PPN dari Tuan A.
a. Jika Tuan A menyerahkan fotokopi Surat Keterangan, Instansi
Pemerintah Provinsi N memotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar
0,5% x Rp5.000.000,00 = Rp25.000,00; dan
b. Jika Tuan A tidak menyerahkan fotokopi Surat Keterangan,
Instansi Pemerintah Provinsi N memungut PPh Pasal 22 sebesar
1,5% x Rp5.000.000,00 = Rp75.000,00.
Kewajiban PPh

PPh Pasal 15

Pemotongan kepada WP tertentu atas imbalan:


1. Jasa pelayaran dalam negeri
2. Jasa penerbangan dalam negeri
3. Jasa pelayaran dan/atau penerbangan luar negeri

PPh Pasal 21

Pemotongan atas penghasilan sehubungan dg


pekerjaan, jasa, kegiatan kepada WP OP dalam negeri

TIDAK DILAKUKAN PEMOTONGAN ATAS:


PP23/2018
• Pembayaran kepada WP yg memiliki dan menyerahkan fotokopi
Surat Keterangan berdasarkan PP23
• Pembayaran kepada WP yg dapat menyerahkan fotokopi Surat
Keterangan Bebas Potput
Kewajiban PPh

PPh Pasal 22

Pemungutan sehubungan dengan pembayaran


atas pembelian barang

Tidak Dilakukan Pemungutan Atas Pembayaran:

1 4
jumlahnya paling banyak Untuk pembelian barang dg dana
Rp2.000.000,00 tidak termasuk PPN BOS
dan bukan merupakan pembayaran
yang dipecah 5
Untuk pembelian gabah dan/atau
2 beras
dengan Kartu Kredit Pemerintah
6
3 Untuk pembelian barang/jasa dari
Untuk pembelian BBM, BBG, WP dengan peredaran bruto
pelumas, benda pos serta untuk tertentu PP23/2018
pemakaian air & listrik
7
Untuk pembelian barang dari WP
dengan SKB Potput
Contoh PemungutanPPh Pasal 22

Instansi Pemerintah X melakukan pembelian alat tulis kantor secara


tunai senilai Rp5.000.000,00 dari Tuan A (tidak memiliki Surat
Keterangan PPh berdasarkan Peraturan Pemerintah yang mengatur
tentang PPh atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu). Instansi
Pemerintah X memungut PPh Pasal 22 Tuan A sebesar 1,5% x
Rp5.000.000,00 = Rp75.000,00.
Kewajiban PPh
PPh Pasal 23

pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan,


disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh TIDAK DILAKUKAN PEMOTONGAN ATAS:
tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak
1. Dibayarkan atau terutang
dalam negeri atau Bentuk Usaha Tetap berupa: kepada bank
1. Bunga termasuk premium, diskonto, dan 2. sewa sehubungan dengan sewa
imbalan karena jaminan pengembalian guna usaha dengan hak opsi
utang 3. terutang kepada badan usaha atas
2. Royalti jasa keuangan yang berfungsi
3. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sebagai penyalur pinjaman
sejenisnya selain yang telah dipotong PPh dan/atau pembiayaan
Pasal 21 4. jasa yang telah dikenai PPh yang
4. Sewa dan penghasilan lain sehubungan bersifat final
dengan penggunaan harta, kecuali yang 5. Jasa pengangkutan/ekspedisi yang
telah dikenai PPh Pasal 4 ayat (2) dikenai PPh Pasal 15
5. Imbalan sehubungan dg jasa yang 6. Jasa yang telah dipotong PPh Pasal
pembayarannya dibebankan pada 21
APBN,APBD atau APBDes selain jasa yang 7. pembelian jasa dari WP dengan
telah dipotong PPh Pasal 21 SKB Potput
Contoh Pemotongan PPh Pasal 23

PT B merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pengolahan


limbah. Kantor Instansi Pemerintah (KIP) Z membuat kontrak dengan
PT B untuk melakukan pengelolaan limbah domestik di wilayah
Kabupaten C selama tiga bulan. Kontrak yang disepakati untuk
pengelolaan limbah tersebut adalah Rp100.000.000,00. Dasar
pemotongan untuk jasa pengelolaan limbah tersebut adalah seluruh
tagihan dari PT B, yaitu sebesar Rp100.000.000,00. Atas pembayaran
yang dilakukan KIP Z kepada PT B dipotong PPh Pasal 23 oleh KIP Z
sebesar: 2% x Rp100.000.000,00 = Rp2.000.000,00.
Kewajiban PPh

PPh Pasal 26

pemotongan PPh atas penghasilan yang dibayarkan


kepada Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha
Tetap berupa:

1 Bunga termasuk premium, diskonto, dan


imbalan karena jaminan pengembalian utang

Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan


2 dengan penggunaan harta

imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,


3 dan kegiatan

4 Hadiah dan penghargaan


BUKTI POTONG
Dalam melakukan pemotongan atau pemungutan PPh,
Instansi Pemerintah harus membuat bukti pemotongan
atau pemungutan PPh.

Dapat berupa:

• BPN
1
• Bukti pemotongan atau pemungutan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan di
2 bidang perpajakan

• Dokumen tertentu yang kedudukannya


dipersamakan dengan bukti pemotongan atau
3 pemungutan PPh.
PEMBUATAN BUKTI POTONG 1721 A2
PEMBUATAN BUKTI POTONG 1721 A2
PEMBUATAN BUKTI POTONG 1721 A2
PEMBUATAN BUKTI POTONG 1721 A2
PEMBUATAN BUKTI POTONG 1721 A2


PEMBUATAN BUKTI POTONG 1721 A2
PEMBUATAN BUKTI POTONG 1721 A2
PEMBUATAN BUKTI POTONG 1721 A2


PEMBUATAN BUKTI POTONG PPh PASAL 21 FINAL
PEMBUATAN BUKTI POTONG PPh PASAL 21 FINAL
PEMBUATAN BUKTI POTONG PPh PASAL 21 TIDAK FINAL
PEMBUATAN BUKTI POTONG PPh PASAL 21 TIDAK FINAL
Faktur
Tagihan
Pajak FP dibuat pada saat menyampaikan
tagihan berdasarkan dokumen
KEWAJIBAN PPN penagihan
ATAS BELANJA Instansi
Pemerintah
PKP
Rekanan

Penyerahan
BKP / JKP

Pembayaran
Tidak Dilakukan Pemungutan atas :

jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 Penyerahan jasa telekomunikasi


tidak termasuk PPN dan bukan oleh perusahaan telekomunikasi
merupakan pembayaran yang dipecah
Atas jasa angkutan udara yang
Pembayaran dg Kartu Kredit Pemerintah diserahkan oleh perusahaan
penerbangan
utk pengadaan tanah
Mendapat fasilitas PPN tidak FP
Utk penyerahan BBM & bahan bakar dipungut/dibebaskan 07/08
minyak oleh Pertamina
ContohPemungutan PPN

Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak hanya terutang PPN,
maka jumlah PPN yang dipungut adalah 10/110 bagian dari jumlah
PKP Rekanan pembayaran.

Contoh:
Jumah Pembayaran = Rp. 2.750.000,-
Jumlah PPN : 10/110 x Rp. 2.750.000 = Rp. 250.000,-
Jumlah yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
(Rp. 2.750.000 – Rp. 250.000) = Rp. 2.500.000,-
Contoh Pemungutan PPN
Pembayaran yang dipecah
dari suatu transaksi:
Harga barang dalam satu dokumen pengadaan = Rp5.000.000,00
PPN terutang : 10% x Rp5.000.000,00 = Rp500.000,00
Jumlah pembayaran pertama = Rp2.200.000,00
PPN terutang : 10/110 x Rp2.200.000,00 = Rp200.000,00
Jumlah yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
PKP Rekanan (Rp2.200.000,00 – Rp200.000,00) = Rp2.000.000,00
Jumlah pembayaran kedua = Rp2.200.000,00
PPN terutang : 10/110 x Rp2.200.000,00 = Rp200.000,00
Jumlah yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
(Rp2.200.000,00 – Rp200.000,00) = Rp2.000.000,00
Jumlah pembayaran ketiga = Rp1.100.000,00
Jumlah PPN : 10/110 x Rp1.100.000,00 = Rp100.000,00
Jumlah yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
(Rp1.100.000,00 – Rp100.000,00) = Rp1.000.000,00
KEWAJIBAN PPN
ATAS PENDAPATAN Tagihan
Faktur
Pajak

PKP Instansi Pembeli/


Pemerintah Pengguna Jasa

Penyerahan
BKP / JKP

Pembayaran
+ PPN

PKP Instansi Pemerintah yang Pajak Masukan tidak dapat


melakukan penyerahan BKP/JKP wajib dikreditkan bagi PKP Instansi
memungut PPN Pemerintah yang menyediakan jasa
dalam rangka menjalankan
PKP Instansi Pemerintah wajib pemerintahan secara umum, kecuali
membuat Faktur Pajak atas menjalankan pola pengelolaan
penyerahan BKP/JKP keuangan BLU/BLUD
PENYETORAN
& PELAPORAN

SPT Masa Unifikasi SPT


Kode Billing PPh 21/26 Masa Put
Rp

Kas Negara Instansi KPP Pratama


Pemerintah SPT Masa
Setor PPN 1111

Penyetoran Pelaporan
Jangka waktu penyetoran PPh, PPN, & PPnBM: Jenis SPT:
1. SPT Masa PPh Pasal 21/26
1. Instansi Pemerintah Pusat & Daerah: 2. SPT Masa unifikasi bagi Instansi Pemerintah
a. Max 7 hari setelah tanggal pembayaran dg 3. SPT Masa PPN bagi PKP Instansi Pemerintah
mekanisme Uang Persediaan.
b. Pada hari yang sama dg tanggal Jangka waktu pelaporan:
pembayaran dg mekanisme Langsung 1. SPT Masa PPh Pasal 21/26 dan SPT unifikasi
paling lama tanggal 20 bulan berikutnya
2. Instansi Pemerintah Desa 2. SPT Masa PPN paling lama akhir bulan
Max tanggal 10 bulan berikutnya setelah berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
tanggal pembayaran
Objek Bea Meterai

> 250 ribu > 5 juta


UU No 13 Tahun 1985 UU No Tahun 2020

Dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nominal


lebih dari Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah) yang:

menyebutkan penerimaan uang;


berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau
sebagiannya telah dilunasi atau diperhitungkan

Pasal 3 ayat (2) huruf g UU Bea Meterai


Tarif Bea Meterai METERAI
TEMPEL
Dokumen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dikenai Bea Meterai
dengan tarif tetap sebesar 9BF765GI497868
Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) 965

Pasal 5 UU Bea Meterai 2020

Tarif tersebut dapat diturunkan atau Berlaku mulai 1 Januari


dinaikkan dengan Peraturan 2021
Pemerintah setelah berkonsultasi
dengan Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)
Kanwil DJP Jawa Timur I @kwl_djp_jatim1 @pajakjatim1

Anda mungkin juga menyukai