Anda di halaman 1dari 3

Tugas Kewirausahan

“Profil Pengusaha Agribisnis”

Disusun Oleh:

Nama :Gilbert Daniel Prathama Tarigan

NIM :20031104050

Nama:Sandi Octa

Pekerjaan:Petani Milenial

Masih muda, berpendidikan S2 IPB, penggerak 373 petani, mengelola total 120 hektare lahan
sayuran berafiliasi dengan PTPN dan lahan swasta serta lahan pribadi dengan membawahi 50
karyawan adalah sederet figur seorang Sandi Octa Susila. Pemuda kelahiran Cianjur ini
menetapkan jalur profesi dan bisnisnya di dunia pertanian. Hal yang teramat jarang digeluti anak
muda pada usianya. Bahkan dia memulai usaha sejak duduk di semester 5, S1 IPB.

Awal terjun di dunia bisnis, Sandi melihat banyak hasil panen kebun sayur tidak maksimal
diperjualbelikan. Bermodalkan salah satu website jual beli, Sandi mendokumentasikan satu per
satu hasil produksi ayahnya dan para petani di kampung halamannya. Dari situlah dia mendapat
pengalaman pertama.

“Saya memulai usaha pada 2015. Saat itu masih semester 5. Saya ambil wortel, lettuce, beras,
daun bawang dan kentang dari lahan ayah saya sendiri dan beberapa hasil panen petani lainnya.
Klien pertama saya sebuah perusahaan cepat saji. Omzet yang saya terima Rp 3 juta dengan
keuntungan sekitar Rp 300 ribu - Rp 500 ribu per dua minggu. Angka segitu cukup besar bagi
seorang mahasiswa,” cerita Sandi.
Sementara ayahnya mengambil jalur retail sayur, Sandi bergerak pada bisnis horeka (hotel
restaurant dan cattering). Bisnisnya juga tidak selancar dugaan orang. Sandi pernah menjadi
korban penipuan dan mengalami depresi cukup berat. Berkat dukungan keluarga dan orang
terdekat, Sandi kembali bangkit dan merintis usahanya. Dalam kurun waktu 4 tahun, sayur –
mayur di bawah binaannya berhasil memasok 25 hotel di Jawa Barat dan beberapa retail di
Jakarta.

Berperilaku santun, rendah hati, akrab dengan para pegawainya adalah ciri khasnya. Selain usaha
budidaya lahan, Sandi juga membina Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
yang terbuka bagi siapa saja. Pada level bisnis, dirinya mengembangkan UD. Mitra Tani
Parahyangan sebagai perusahaan pemasok bahan baku hotel.

Dalam menerapkan harga jual, pemuda berusia 26 tahun ini menawarkan harga bagus untuk
petani. Kepiawaiannya merangkul petani, meyakinkan perusahaan dan membangun team work
adalah kunci sukses Sandi. Tidak hanya berorientasi profit, Sandi membantu petani sekitar dalam
permodalan dengan bentuk natura (pupuk, benih, pestisida, dsb).

“Misal, harga kentang petani Rp 4 ribu, kami beli Rp 8 ribu lalu kami jual ke perusahaan Rp 11
ribu. Kenapa petani mau? Ini karena dari sisi value kita tambah, dari sisi pasar ada kejelasan, dan
yang paling penting mereka mau diedukasi standar kualitas sesuai keinginan klien kami”
ujarnya.

Terkait kondisi cuaca yang sulit diprediksi, Sandi memiliki kiat khusus agar suplai ke konsumen
tepat waktu. Tak hanya mengatur pola tanam, waktu dan jumlah pesanan ke masing-masing
petani sudah terjadwal baik.

“Kita atur betul – betul pola tanamnya. Kapan komoditas ini panen tepat pada saat dibutuhkan
harus kita pantau. Jadi di kantor holding office kami (HO) itu, PO atau purchase order sejak
pukul 8 pagi hingga 5 sore. Setelah itu kita rekapitulasi PO dan sebarkan orderan ke petani yang
bekerja sama dengan kita. Petani sudah paham berapa rata-rata permintaan dari kita. Berikutnya
proses penyerahan produk dilakukan di holding office kami. Terakhir, produk dipacking dan
siap antar, serta diterima oleh klien kami pagi harinya” papar Sandi.

Berpenghasilan rata-rata Rp 500 juta per bulan, Sandi bertekad meningkatkan lahan miliknya
semakin luas. Bahkan dalam waktu dekat, Sandi tengah mengembangkan inovasi agrowisata
yang dibuka untuk para pengunjung yang studi banding, kuliah lapang hingga untuk umum
dalam bentuk kelompok. Tidak hanya itu, Sandi tengah mengkaji bisnis ekspor ke Timur
Tengah.

Sandi menyebutkan sejauh ini Kementerian Pertanian berperan banyak bagi kemajuan para
petani. Dirinya meyakini bisnis pertanian tidak akan ada matinya dan senantiasa prospektif.
Berhasil dengan bisnisnya ini, dia berharap akan banyak figur muda pertanian sepertinya.
“Ada yang menanyakan kenapa saya S2 kok terjun ke pertanian, balik ke daerah berprofesi
sebagai petani. Di sini saya tekankan kepada para anak muda yang menanyakan itu bahwa saya
ingin menjadi bagian dari perubahan paradigma terhadap para petani, yang sebagian besar
menganggap petani itu lecek, kucel dan rugi terus. Ketika kita bisa memanaje dengan baik,
dipadukan dengan keilmuan, In Shaa Allah akselerasi itu akan cepat untuk keberhasilan. Saya
berharap ada Sandi – Sandi yang lain. Disertai dukungan Kementerian Pertanian yang semakin
baik, dalam menyongsong bonus demografi generasi emas ini, In Shaa Allah, Pertanian menjadi
sektor bisnis yang semakin seksi dan prospektif” pungkas Sandi.

Mengetahui sosok Sandi, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto berbangga hati dan
turut senang. Keberadaan anak muda yang berhasil di bidang pertanian patut ditiru dan
merupakan harapan keberlangsungan pertanian.

"Ini sangat luar biasa", Di usia 26 tahun sudah menjadi milyader di bidang pertanian, patut
diapresiasi dan mendapat penghargaan yang tinggi" tegas Anton.

"Sandi membuktikan bahwa dengan bertani bisa sejahtera, bisa maju dan membangun negeri ini.
Tentunya harapan kami bisa lahir anak-anak muda yang bergerak di bidang pertanian demi
terwujudnya kedaulatan pangan" pungkas Anton.

Gmbar usaha Pertanian Sandi octa:

Sekian dan Terimakasih

Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai