Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Menemukan Profil Bisnis seorang pengusaha sukses di bidang Pertanian


Nama Penyusun : Angelique Lumy

NIM : 20031104002

Kelas : A prodi agribisnis Angkatan 2020

Profil Pengusaha

 Nama Adi Pramudya

 Merintis karis dari tahun 2012

 Menekuni bidang Agribisnis

 Telah memiliki CV Anugerah Adi Jaya

 Lulusan Universitas Gunadarma

 Lulusan Teknik Industri


Cerita singkat perjalanan sang pengusaha :

Adi Pramudya. Sejak 2012, dia merintis bisnis yang jarang sekali dilirik anak muda seusianya. Yap,
Adi, sapaan akrabnya, memilih untuk menekuni bidang agribisnis. Dari usahanya tersebut, dia kini
memiliki CV Anugrah Adi Jaya yang telah sukses menghasilkan omzet ratusan juta dari hasil
menanam rempah-rempah dapur.

Seperti ditulis Kompas.com (15/1/2015), rupanya keinginan Adi untuk berpenghasilan sudah ada


sejak masih di bangku SMP. Saat itu, kedua orang tuanya yang memiliki usaha kelontong mengalami
musibah. Tokonya habis terbakar sehingga mereka harus memulai usaha dari awal.

Sejak saat itu, Adi bertekad untuk membahagiakan orang tua dengan memiliki penghasilan sendiri.
Pria asal Pati ini mulai berbisnis saat memasuki kuliah. Sembari menunggu jadwal mulai perkuliahan
di Universitas Gunadarma, Depok, Adi mencoba peruntungan di bisnis kuliner dengan menjual
pisang cokelat menggunakan gerobak di Jagakarsa, Jakarta.

Namun, usahanya tidak berjalan lama, Millens, hanya sekitar delapan bulan. Sebab, dia kesulitan
untuk mencari sumber daya manusia (SDM). Namun dia nggak menyerah dan tetap mencari jalan
untuk bisa mendapatkan penghasilan sendiri.

"Saya sempat menjajakan madu hingga deterjen," kata dia.

Sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang bisnis di bidang pertanian ketika bertandang ke
daerah Jonggol, Bogor, Jawa Barat. Di sana dia melihat potensi besar dari sebuah lahan yang luas dan
belum digarap.

Dari situ Adi bertekad untuk menekuni usaha agribisnis. Pada 2011, pria lulusan Teknik Industri ini
menyewa lahan dengan luas tidak sampai satu hektare seharga Rp 2,5 juta. Uang tersebut dia dapat
dari hasil meminjam uang sang kakak.    

Komoditas pertama yang dia tanam adalah singkong. Namun, ternyata, harga jual hasil panen
singkong nggak stabil di pasar. Ini membuat laba bersih yang dia dapat terlampau kecil.

Lantas pada 2012, Adi mencoba peruntungan dengan menanam tanaman lain, yaitu lengkuas di lahan
seluas 2 hektare. Lambat laun dia megembangkan usaha agribisnisnya dan mulai menanam kunyit
dan kencur. Usahanya tersebut pun akhirnya menghasilkan keuntungan.

Seiring berjalannya waktu, Adi mampu memperluas lahan tanamnya menjadi lima hektare pada 2013.
Sekitar empat hektare tanah digunakan untuk menanam lengkuas dan sisanya untuk menanam kunyit.
Lantaran waktu panen yang cukup lama, yaitu delapan sampai sepuluh bulan, produksi tanamannya
pun terbatas. Ini membuat dirinya gagal memenuhi permintaan dan pasokan ke pasar induk secara
rutin. Adi kemudian membentuk kelompok tani supaya bisa terus memasok rempah-rempah.

Bisnisnya berkembang pesat pada 2014. Saat itu Adi telah mengelola lahan seluas 11,5 hektare.
Sekitar 70 persen lahan masih dalam status sewa, sedangkan 30 persen sisanya adalah lahan miliknya
sendiri.
Untuk menguatkan pondasi usahanya, Adi juga membentuk koperasi yang akan memberikan
pinjaman berupa bibit dan pupuk. Adi juga berencana membuat produk turunan dari hasil produksi
rempah-rempahnya, yaitu produk sejenis minuman.

Tidak hanya itu, Adi juga masih punya mimpi lain yaitu membuat agrowisata pada lahan
pertaniannya. Konsepnya mirip dengan Taman Buah Mekarsari tetapi berisi aneka rempah.

Anda mungkin juga menyukai