Anda di halaman 1dari 32

Kisah : Andi Nata, pengusaha kambing sukses

Kisah pertama yang blog ini akan ceritakan adalah mengenai seorang pemuda bernama
Andi Nata. Pemuda kelahiran 7 januari 1989 ini mengambil jurusan teknik mesin di
Universitas Indonesia. Awal kisah mengapa ia bisa menjadi pengusaha kambing adalah
ketika ayahnya mengalami kecelakaan dan memerlukan biaya pengobatan yang cukup
besar yaitu Rp 30 juta. Ketika pertama masuk kuliah, ia mencoba mencari pekerjaan
dengan memberikan les kepada murid SMA, dan selama 3 bulan memberikan les, Andi
berhasil meraup penghasilan 12 juta rupiah, namun biaya itu dirasa masih kurang untuk
pengobatan ayahnya. Andi yang masih muda dan memiliki sifat mudah bergaul
membawanya pada seorang perternak kambing dari Jawa Tengah yang akhirnya
mengantarkan kisah sukses pengusaha muda Indonesia ini.

Ia memulai usahanya pada tahun 2008 dengan modal 8 juta rupiah yang ia dapatkan dari
pinjaman kepada kerabat. Dengan uang itu, Andi membeli 5 ekor kambing, 4 betina dan
1 jantan. Pengusaha kambing tersebut mengajari Andi tentang cara bagaimana berternak
kambing dan domba.Untuk meningkatkan usahanya itu, ia bekerjasama dengan
beberapa peternak di Garut, Cirebon, Wonosobo, dan di beberapa wilayah di pulau
Jawa. Ia mencoba melakukan cara pendekatan kekeluargaan untuk menumbuhkan rasa
saling percaya. Apalagi katanya, Andi sudah beberapa kali rugi sampai jutaan rupiah
karena dibohongi oleh beberapa petani rekannya. Pada awal usaha, beberapa anak
kambingnya ada yang mati. Sisa kambing lainnya kemudian dijual saat menjelang Idul
Adha. Kemudian hasil penjualan ia belikan kambing lagi, dan begitu seterusnya. Namun
memang kendala pasti ada, setiap bulan ada saja kambingnya yang mati, hingga
akhirnya ia mendapatkan pinjaman modal sebesar 80 juta dan membeli 100 ekor
kambing.

Seiring perjalanan usahanya itu, Andi sungguh jeli melihat peluang turunan usahanya
itu, yakni peluang di aqiqah catering, omsetnya bisa sampai miliaran rupiah, diakuinya,
rata-rata sektor aqiqah tidak punya ternak tapi omsetnya besar. Per bulan sekarang Andi
bisa menjual 100 ekor kambing, satu ekor berharga 1 juta dan marjin aqiqah itu 25%
bisa lebih besar dibanding dengan qurban. Andi mengaku ia tidak bisa memasak namun
karena kemauannya yang keras, hingga akhirnya bisnis ini berkembang hingga
beromzet ratusan juta rupiah per bulan

Selain kambing dan turunannya yaitu sate dan gulai, kini Andi merambah bisnis
lainnya, yaitu properti. Bisnis ini ia geluti dari tahun 2011, dari berita yang di tulis oleh
situs inspirasibangsa.com, Andi terlebih dahulu membeli rumah yang kemudian ia
renovasi dan dijual kembali, itulah sistem yang ia lakukan. Selain ketiga usaha nya itu,
ternyata Andi juga menekuni bisnis biro travel bersama Neno Warisman. Dikutip dari
inspirasibisnis.com, Andi memiliki kepemilikan saham 20% dari usaha bersama Neno
Warisman tersebut.

Andi mengakui, bisnis catering dan aqiqah itu masih berjalan, meskipun hasilnya masih
sulit berkembang, namun jika usaha itu dikembangkan, Andi merasa lebih repot karena
urusan mencari juru masak dan lain sebagainya. Maka dari itu, Andi merasa harus
mencari bisnis yang bisa berkembang dimana saja.

Profil Andi Nata

PROFIL: ANDI NATA SUMARI,ST


Lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesia tahun 2007.

Pemilik dari perusahaan-perusahaan berikut.


- PT Farm Maju Bersama di bidang Agrobisnis Kambing dan Katering Raja
Aqiqah
- Owner PT ANS Andi Nata Sumari
- Komisaris CV Hoke Indonesia di bidang Kuliner

Prestasi :

 100 Youth, Women, Netizen yang paling Berpengaruh di Indonesia


2011
 Juara 1 "Youth Start Up Icon Honda’’ bekerja sama dengan Markplus,
Inc Indonesia
 Juara 1 Mahasiswa Berprestasi Wirausaha Fakultas Teknik
Universitas Indonesia 2011
 Pemenang Wirausaha Muda dalam program "UI Young Smart
Entrepreneur Program’’ 2009
 Marketeers terbaik 2011 dalam majalah Marketeers, Cerdasin, dan
Koran Warta Kota
 20 Tokoh Terbaik Pemuda versi Majalah Tempo 2011
 Pemenang Wirausaha Muda Mandiri 2011 kategori Industri untuk
Mahasiswa
 The Best Indonesian Award Kuliner Terbaik di Indonesia 2012
 Award dan Double Award dari Menkokesra 2012
 Mendapatkan Penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM sebagai
Pengusaha Domba Berbakat 2012
 Mendapatkan penghargaan Certified Quality Development Award
Winner 2013 dengan kategori As The Best Franchise Of The Year
 Mendapatkan penghargaan dari APEA Asia Pacific Entrepreneur Award
Tahun 2013
 Mentor Entrepreneur University Primagama Group
 Mentor Entrepreneur untuk para TKW dan TKI di Taiwan dan
Hongkong bekerja sama dengan Dompet Dhuafa
 Peringkat pertama sebagai 5 Pengusaha Muda Tergila di Indonesia
versi Kaskus

Untukmu Indonesia (TVRI) - Andi Nata Pengusaha Domba

Artikel Andi Nata di Majalah & Surat Kabar:


- Majalah INTISARI: Kecelakaan Menjadi Pintu Berbisnis (2012)
- Koran KONTAN: Asah Ilmu Kambing, Andi Nata jadi Raja Akikah (2014)
- Majalah TIM: Andi Nata, Bangkit dengan Domba Garut (2014)
- Majalah TOWER: Kisah Andi Nata “Pengusaha Muda Sukses Ternak
Domba" (2015)

Artikel Andi Nata di Website/Artikel Online:


#01. Ciputra Entrepreneurship: Andi Nata, Raup Laba dari Bisnis Kambing
Aqiqah (2012)
#02. Bea Studi Indonesia: Andi Nata, Alumni Etos dengan Segudang
Prestasi
#03. Detik.com: Mahasiswa Ini Sukses Berbisnis Kuliner Aqiqah Beromset
Ratusan Juta (2012)
#04. Marketeers.com: Andi Nata Juara Wirausaha Muda Mandiri (2012)
#05. AntaraNews.com: Menimba Sukses dari Pemuda Jutawan
Domba (2012)
#06. InspirasiBangsa.com: Andi Nata Merambah Dunia Properti Dan
Travel (2012)
#07. Okezone.com: Lulusan Teknik Sukses Beternak Domba (2012)

#08. Inspirasi berwirausaha: Kisah Andi Nata Pengusaha Kambing


Sukses (2013)
#09. Kompasiana.com: Jiwa Pengusaha Muda (2013)

#10. BISNOL: Andi Nata Juara Wirausaha Muda Mandiri (2013)


#11. BJINET Al-Hidayah: Menggali pengalaman dari Andi Nata - Mahasiswa
Berprestasi kategori Sosial (2013)
#12. Lebaran.com: Pelajaran Bisnis dan Hidup Dari Andi Nata, Pemenang
Wirausaha Muda Mandiri 2011
#13. MyOyeah.com: Berawal dari Kesulitan, Andi Meraih Kesuksesan
#14. Diana Rikasari: Yay To Young Entrepreneurs!
#15. Kopma FTUI: Andinata Menjadi Honda Youth Start-Up Icon

#16. Digital Promosi: Kisah Andi Nata Pengusaha Muda Sukses Ternak
Domba (2013)
#17. DanaUsaha.net: Profil Usaha Sukses Aqiqah Andi Nata (2013)
#18. Indonesia Young Entrepreneurs: Asah Ilmu Kambing, Andi Nata jadi
Raja Aqiqah (2014)
#19. Rumah Enterpreneuer: Kisah Andi Nata "Pengusaha Muda Sukses
Ternak Domba" (2014)
#20. BangunInspirasi.com: Sukses Bisnis Jual Beli Domba Beromset
Puluhan Juta (2014)
#21. AnisKreatif.blogspot.com: Andi Nata dan Kata-Kata Miliknya (2014)

#22. Portal Gaul: Kisah Perjuangan Andi Nata Menjadi Pengusaha Muda
Sukses (2015)
#23. Mitra Investor: Kisah Sukses Andi Nata Pengusaha Ternak Kambing-
Domba (2015)
#24. Businessnthings: Kisah Pengusaha Kecil Jadi Sukses dan Terkenal
Andi Nata (2015)
#25. CaraBaikIndonesia.com: Siapa Bilang Domba dan Kambing Gak Bisa
Bikin Sukses? (2015)
#26. Readers Digest Indonesia: Rahasia Sukses Bisnis Raja Akikah (2015)

Perjuangan Kuliah dan Membuka Bisnis

Sejarah
Saya (Andi Nata) memulai bisnis sejak masa kuliah di Universitas Indonesia
tahun 2007. Saya lahir di Cirebon, tanggal 7 Januari 1989, saya adalah
seorang anak sederhana dari keluarga sederhana, bapak saya bekerja
sebagai buruh tukang kayu di pabrik yang perhari bekerja Rp 30.000,- ibu
saya penjual nasi bungkus. Saya berjuang ketika mulai kuliah dan pada
saat yang bersamaan ayah saya mengalami kecelakaan kerja yang harus di
operasi tangannya yang membutuhkan biaya operasi yang cukup banyak.
Cerita Kuliah
Diterima sebagai kandidat peraih tiket khusus, menjadi mahasiswa
Universitas Indonesia membuat peluangku mengantongi Beastudi Etos
menipis. Sekolah melarang siswanya yang mendaftar dijalur khusus UI
yaitu Prestasidan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB), dulu dikenal
sebagai Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), menggandakan
pendaftaran Beastudi Etos dari Dompet Dhuafa.

Jalur PPKB bukan jalur yang menggratiskan semua ongkos kuliah. Karena
tidak gratis, saya, Andi Nata, berniat mendaftar beasiswa lain. Namun
sayang, justru harapan itu hampir sirna oleh hambatan birokrasi. Saya tak
menyerah. Saya meyakini beasiswa Dompet Dhuafa masih membuka
peluang bagi saya.

Tertutup peluang di kotaku, Cirebon, Jawa Barat, saya mendaftar Beastudi


Etos di regional Bandung, ibu kota provinsi. Proses mendaftar dan tes saya
lewati dengan kerja keras. Saya buta dengan kota Bandung namun tekad
yang menggebu – gebu tak menghalangi saya untuk menjalani proses saya
yang sulit. Saya tidur di masjid di Universitas Padjadjaran menjelang tes
seleksi beastudi.

Hasil seleksi bukan syarat utama peserta dipilih Dompet Dhuafa. Syarat
utamanya adalah saya harus berhasil menjadi mahasiswa Universitas
Indonesia. Beastudi Etos dibuat dengan sasaran mahasiswa di 14 kampus.
Perguruan tinggi itu adalah Universitas Syah Kuala Aceh, Universtas
Sumatera Utara Medan, Andalas Padang, Universitas Indonesia, Institut
Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Padjadjaran Bandung,
Diponegoro Semarang, Gadjah Mada Yogyakarta, Brawijaya Malang, Institut
Teknologi Surabaya, Airlangga Surabaya, Hasanuddin Makassar, dan
Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur.

Beragam kerja kerasku berbuah manis. Saya resmi menjadi penerima


manfaat Beastudi Etos. Pengumumannya disampaikan pada dua hari
setelah Universitas Indonesia mengumumkan bahwa Andi Nata, namaku,
diterima sebagai mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2007. Alhamdullah!

Tapi masalah belum selesai sepenuhnya. Kendati saya mendapatkan


banyak pemotongan ongkos kuliah dari UI, toh, saya tetap harus
menanggung sisanya, Rp 2,75 juta. Jumlah itu, masih tergolong besar bagi
saya. Saya mencoba tetap tenang melewati tahapan ini. Saya meminta
penundaan pembayaran selama saya mencari jalan keluar menebus ongkos
ini. Jalan keluar itu ketemu juga, saya mendapatkan beasiswa Alumni UI.
Kendati masih ada sisa, tapi berkurangnya signifikan. Bebanku tinggal Rp
1,1 juta.

Sisa sebesar itu tetap saja belum bisa saya lunasi langsung. Bekal ibu
hanya Rp 100 ribu ketika saya pamit berangkat kuliah. Saya tidak menuntut
lebih ke orang tua, karena saya memahami, kala itu keluarga sedang
ditimpa krisis keuangan karena ayah berhenti bekerja setelah
perusahaannya bangkrut. Kesadaran untuk tidak banyak menuntut juga
muncul sebagai anak ketiga dari enam bersaudara. Dengan adik yang
masih tiga orang, ayah dan ibu sudah terbebani banyak kebutuhan untuk
adik – adik saya. Saya pamit dengan menggenggam satu pesan ibu yang
paling saya ingat, “Jangan meninggalkan shalat tahajud.”

***
Syahdan, kuliah dimulai pada Agustus 2007. Program Beastudi Etos masih
pada tahap survey calon penerima. Padahal saya sangat berharap banyak
ketika mulai kuliah program Etos juga berjalan. Alasannya peraih Beastudi
Etos berhak tinggal di asrama. Karena belum dimulai saya tak punya
tempat tinggal. Saya tidak mungkin bisa menyewa indekos karena bekal
yang sedikit. Terpaksa saya menumpang tidur di kamar teman – teman
mahasiswa PPKB yang tinggal di Asrama UI. Selama dua pecan saya
berganti – ganti kamar tumpangan. Tujuannya agar tidak terlalu
mengganggu pemilik kamar.

Kesulitanku ini mengundang saran dari salah seorang alumni. Entah dari
mana dia tahu kondisiku saat itu. Selain saya medapatkan tawaran gratis
makan, saya juga diberikan saran untuk tinggal di Asrama Yayasan Mata Air
Biru yang dikelola alumni Fakultas Teknik UI. Saya diterima tinggal disana
selama dua tahun. Saya harus menempuh perjalanan sejauh empat
kilometer menuju kampus karena lokasi asrama yang jauh. Kendati lelah
saya bersyukur bisa mendapatkan tempat tinggal.

Masalah sepertinya tak rela meninggalkanku. Begitu soal tempat tinggal


terselesaikan, Tagihan melunasi ongkos masuk kuliah ditagih manajemen
kampus. Kendati sisa Rp 1,1 juta, saya tetap tak bisa melunasi. Saya balik
ke Cirebon, bukan untuk meminta uang kepada orang tua. Saya menuju
sekolah dan bercerita Bapak Feri Supeno, guruku sekaligus Kepala SMA 2
Cirebon. Sungguh besar hati Pak Feri, ia memberikanku uang Rp 1,5 juta.
Uang itu berasal dari kantong pribadinya.

Setelah kembali ke kampus, dua bulan kuliah, pada akhir September 2007,
tiba lah saat yang ditunggu-tunggu. Beastudi Etos diumumkan, saya salah
satu peraihnya. Pemenang berhak mengantongi ongkos semester selama
satu tahun, asrama tempat tinggal, dan uang saku Rp 450 ribu per bulan
selam tiga tahun. Saya langsung sujud syukur.

Hadiah itu tak bisa langsung dinikmati. Manajemen Dompet Dhuafa


mengakui ada keterlambatan memulai program Etos tahun itu. Alasannya
jumlah peserta membludak. Keterlambatan itu membuat waktu masuk
asrama diundur lebih dari sebulan. Tepatnya Oktober, program Etos baru
dimulai. Di asrama itu, saya banyak disodorkan beragam pembinaan.

Lewat rutinitas itu, saya menikmatinya. Sepertinya kondisi ini bakal


berjalan lama, namun ternyata tidak. Mendadak ada kabar tragis dari
Cirebon. Ayah mengalami kecelakaan kerja, tiga jari tangannya terpotong
oleh mesin gir pabrik. Karena belum telat, jari itu bisa disambung lagi
melalui operasi. Ongkos operasi mencapai Rp 30 juta.

Biaya operasi tak sanggup dibayar orang tuaku. Kondisi dua kakak juga
belum mapan betul secara ekonomi. Saya memberanikan diri meminjam
kepada pengurus Etos, teman kuliah, kakak angkatan, dan beragam pihak.
Walhasil, dana pinjaman terkumpul Rp 25 juta dan langsung dikirm ke
Cirebon.

Karena statusnya pinjam, saya wajib melunasi. Saya mulai menyadari


masalah yang bertubi-tubi kerap datang bersama jalan keluarnya. Begitu
pula dengan persoalan pelunasan hutang ini. Jalan keluar itu berupa
mengajar siswa sekolah. Maha besar Allah.

Saya memilih mengajarkan matematika, fisika, dan kimia untuk SMA.


Menemukan bisnis ini, saya dibantu oleh teman saya. Berkat dia saya
memperoleh Sembilan anak didik. Upah dari mengajar, harus dibagi 30
persen untuk temanku. Dua kali mengajar dalam sepekan, pendapatan
yang diterima mencapai 2,5 – 4 juta per bulan. Setiap upah langsung
dibayarkan membayar utang. Selain bersumber dari mengajar, lomba
kreatifitas mahasiswa, desain grafis saya ikuti untuk menambah
penghasilan. Dalam sebelas bulan, Oktober 2007 hingga Agustus 2008,
utang yang terlunasi berbilang Rp 25 juta.

Mengajar untuk membayar utang membuatku benar – benar sibuk. Saya


kerap pulang ke asrama hingga pukul 12 malam. Banyak program Etoos
yang tertinggal. Kondisi ini membuatku mendapatkan teguran dari
pendamping. Kepada pendamping, saya bercerita kondisi yang terjepit itu.

Saya bersyukur dalam kondisi terjepit, memberi pengalaman bagaimana


bekerja keras, tahu cara melobi orang, dan bersikap dengan beragam
orang. Pengalaman itu mengubah saya lebih dewasa dan mengendalikan
emosinya.

Menginjak tahun ketiga, beasiswa Etos untuk ongkos per semester berakhir.
Beasiswa itu ada gantinya setelah meraih beasiswa program peningkatan
prestasi akademik hingga lulus. Beasiswa ini bak pintu masuk saya ke
dalam zona nyaman. Tidak dipungkiri serba berkecukupan menjadi harapan
banyak orang, apalagi mahasiwa. Ibaratnya urusan ongkos kuliah dan
ongkos sehari – hari sudah ada, tugasnya hanya belajar dan belajar.

Tapi bagi saya zona nyaman tak sepenuhnya nikmat. Barangkali sejak awal
kuliah saya sudah banyak benturan dengan masalah, maka sepertinay saya
rindu dengan masalah. Kendati tetap bekerja dengan mengajar privat,
ketidaknyamanan mulai membuncah. Untuk mengobati kegundahan, saya
memilih berbisnis.

Saya memilih beternak domba dengan modal dari berutang. Berutang tak
selamanya buruk, justru jika kita mampu menyikapinya dengan tepat,
berutang dapat mendorong pada sikap professional. Sikap professional itu
berupa disiplin, kerja keras, tumbuh dari kekhawatiran tidak bisa melunasi
utang.

Saya berutang Rp 8 juta dari beragam pihak. Dana itu untuk membeli lima
ekor domba terdiri dari satu jantan dan empat betina jenis domba Garut
yang diternakan di Cirebon. Saya meilih domba bukan tanpa perhitungan.
Pengalaman panitia Idul Adha, membuat saya tahu betul soal domba. Selain
tiu, kebutuhan daging akan terus, sehingga bisnis domba salah satu sector
strategis.

Memulai usaha Privat


Saya memulai dengan mengajar privat matematika, fisika, dan kimia di
awal kuliah tahun 2007. Sempet sembari saya kuliah jualan donat di
kampus, pernah jualan asuransi juga, jualan produk kesehatan juga
pokoknya tas kuliah isinya penuh dengan brosur produk dan perangkat
jualan. Dimana mana harus jualan, gimana caranya dapat income,
pokoknya pertanyaannya selalu gimana caranya dapat income, gimana ya,
gimana ya? Pertanyaan bagaimana, bagaimana? Membuat otak berfikir dan
terpaksa untuk kreatifitas meledak. Apa yang bisa dijual dan halal saya
coba untuk jual. Ada peluang langsung saya tangkap langsung saya coba
jual ke orang tua orang tua privat, teman dikampus, dosen-dosen. Untuk
income rutin saya hasilkan tetep dari mengajar. Tiap hari setelah saya
pulang kuliah saya mengajar. Hari sabtu dan minggu pun saya mengajar,
ga ada libur, cari income terus buat bayar operasi bapak. Setelah 1 sampai
2 tahun mengajar privat mengalami titik jenuh dan mencari pencarian jati
diri dan terus bertanya dalam diri saya, sela sela mengajar naik bis kota
malam, pulang ngajar kehujanan, pulang ngajar kemaleman gak dapet bis
kota dan masih banyak lagi, dia bertanya dalam dirinya, mau kemana
hidup? Apa yang mau saya cari dalam hidup? Pertanyaan itu terus
membayangi dalam hidupnya di setiap malam tahajjud. Mengajar privat
terus dijalani karena memang saya mendapatkan income dari mengajar
untuk makan, untuk biaya kuliah, fotokopi buku-buku kuliah, untuk biaya
adik-adik sekolah, mengirim uang untuk orang tua dan kebutuhan lainnya.
Saya teruskan dan saya senang passion saya mengajar. Sejak dulu smp,
saya suka mengajar dan selalu mengajarkan ke teman-teman yang mereka
kesulitan dalam ilmu eksakta seperti matematika, fisika. Saya tidak segan-
segan untuk berbagi dan mengajarkan ke teman teman saya. Sampai hari
ini pun saya menulis sekarang, masih mengajar privat dikala waktu saya
senggang dan diluar kepadatan saya mengisi seminar entrepreneur di
Jakarta maupun diluar kota dan diluar negeri. Saya ingin berbagi
pengalaman lebih banyak lagi dan banyak yang berubah dengan membaca
buku saya ini khususnya saya pribadi menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Kalau buku ini bermanfaat mohon pinjamkan dan sharingkan ke banyak
orang.

Ternak Domba (Breeding)


Tahun 2008 akhir tepatnya tahun 2009 awal saya mendapatkan ide untuk
menjalankan bisnis dombakarena melihat dan mengamati banyak yang
sukses di usaha dombadan berkah tentunya. Yang lebih penting saya
merenungi jejak Rasulullah SAW yaitu nabi Muhammad SAW, kok beliau
menggembala kambing? Kenapa menggembala kambing? Ada apa dengan
kambing? He… jangan serius-serius ya, Nah, kembali ke cerita saya,
Dengan modal yang minim dari pinjaman teman 8 juta (Rp 8.000.000,-)
saya memulai bisnis domba dari mulai 5 ekor. 4 ekor betina dan 1 ekor
jantan. Alhamdulillah setiap 7-8 bulan melahirkan atau program breeding
setiap 7 bulan melahirkan 2-3 ekor. Apa yang terjadi setiap bulan anak
yang lahir ada yang mati 1-2 ekor. Kenapa bisa begitu? Woow, ternyata ada
hal yang sangat penting dan fundamental yaitu ILMU. Belajar apapun
ternyata harus ada ilmunya, semua harus pake ilmu. Mau sukses dunia
harus pake ilmu, mau sukses akherat harus paket ilmu, mau sukses dua-
duanya harus pake ilmu juga. Nah, ketika saya memulai bisnis maen tabrak
dan hajar aja, yang penting action, yang penting jalan dulu, yang lain
belakangan, apa yang terjadi? Ya pas melahirkan domba banyak yang mati
karena kurang susu dari induknya, proses melahirkan yang tidak sempurna
sehingga menyebabkan kematian dan masih banyak lagi. Jadi, segala
sesuatu harus ada ilmunya tapi jangan sampai kita sudah kebanyakan
ilmunya g praktik dan g action action. Tiap minggu sehabis kuliah harus
pulang pergi ke Cirebon untuk ngontrol domba sehat atau g, terjaga atau g,
perkembangannya bagaimana sementara orang tua khususnya bapak
backgroundnya bukan penggembala domba tapi seorang tukang kayu. Jadi,
saya harus bolak balik Jakarta-Cirebon.

ACTION Tanpa Ilmu Pengetahuan Sangat Beresiko, Ilmu Pengetahuan


Tanpa ACTION Tak Berguna

Tulisan dibawah: komitmen: (suka duka dijalani mau lama mau sebentar
dijalani, ditengah jalan mengecewakan atau menggembirakan dijalani)

Rasanya hidup harus terus dijalani kuliah dan bisnis, mau tidak mau, suka g
suka, YES I WILL DO IT, kalau mau sukses Sunnatullah harus kerja keras,
ada pengorbanan waktu tidur, pengorbanan waktu main dengan teman-
teman kuliah dan pengorbanan tenaga, fikiran dan uang untuk menuju
nasib yang lebih baik. Tiap malam tahajud dan merenung disaat lelap
malam dan lelah yang menghampiri tiap malam, paksa untuk bangun
malam mengangkat kedua tangan dan memohon hajat Mu, Ya Allah, apa
yang mau saya cari dalam hidup ya Allah, aku lelah ya Allah, semakin
mengejar dunia ibarat seperti mengejar bayang-bayang, semakin dikejar
semakin lari, semakin dikejar lagi semakin lari semakin jauh. Ya Allah
tolong tunjukkan usaha yang memang Engkau ridhoi ya Allah, jangan
sampai hamba tidak fokus kesana dan kemari g jelas, ini hamba Mu ya
Allah, butuh petunjuk Mu ya Allah. Tiap malam setiap aktifitas kuliah dan
mengajar saya bangun malam untuk tahajjud, bermohon kepada Allah,
Allah yang menggenggam langit dan Bumi, hamba yakin Allah akan
tunjukkan jalan. Dan Alhamdulillah Allah tunjukkan jalan yes, project
pertama saya adalah pas Idul Adha jualan hewan qurban tahun 2008, saya
hanya mengambil dari petani selisih margin dan saya bisa jual hewan
Qurban 60 ekor. Saya bisa mendapatkan 12 juta bersih, saya belikan motor
agar mudah untuk transportasi dan bisa silaturrahim. Kemudian Allah kasih
rizki, saya mendapatkan orderan domba garut untuk instansi dan dipercaya
untuk menyediakan 100 ekor domba garut. Woow, dapat rizki besar dari
Allah saya mendapatkan untung 40-50 juta yang itu saya gunakan untuk
modal untuk pengembangan bisnis. Nah, Tahun 2009 saya dipertemukan
dengan investor, masyaAllah hanya dengan izin Allah saja berawal dari
teman pengajian dan saya akhirnya diperkenalkan oleh sahabat saya. Saya
mengucapkan terimakasih kepada sahabat saya, semoga Allah rahmati
selalu. Saya berbisnis tidak melulu modal, modal dan modal. Buktinya saya
mendapatkan investor untuk membuka lahan penggemukan domba, lahan
nya sudah disiapkan dan investor sudah menyiapkan dana 200-300 juta.
Subhanallah, hanya kebesaran Allah saja semua Allah yang kasih, saya
hanya menjalani, siap atau g menerima amanah uang sebesar itu? Padahal
saya masih kuliah, anak ingusan yang belum tau apa apa tapi saya ada
kemauan mau belajar dan mau sukses serta punya kesungguhan yang
besar saya mau merubah nasib saya, saya mau berubah dan saya ingin
punya kualitas hidup yang lebih baik.
Penggemukan Domba (Fattening)
Tahun 2009 pertengahan, saya menjalankan bisnis penggmukan domba
berpartner dengan investor saya. Saya menyenangi investor saya karena
satu visi dan satu misi. Orangnya royal, g pelit, tidak ingin menguasai dan
tidak berambisi berlebihan terhadap dunia, apa adanya dan mau
mengembangkan bisnis ini lebih maju dan untuk kebermanfaatan orang
lebih banyak lagi. Adapun teknologi yang kita lakukan yaitu tidak berpatok
dalam ilmu yang saya share, karena sampai hari ini pun saya masih terus
belajr dan belajar bagaimana supaya pakan lebih efisien dan menekan
biaya-biaya sehingga biaya operasional bisa ditekan dengan kualitas hasil
domba yang lebih baik. Nah, saya akan share untuk Untuk pemanfaatan
teknologi sendiri dalam “Penggemukan Domba Garut”, yaitu kita
menggunakan pakan alternatif. Pakan alternative yang kita gunakan adalah
pertama menggunaka ampas tahu ditambah kuning telur yang bertujuan
mempercepat pertumbuhan domba tersebut. Pakan alternative yang kedua
kita menggunakan susu sapi pada keadaaan beku, kemudian direbus
ditambah ampas tahu yang bertujuan agar kandungan daging domba lebih
berbobot. Pakan alternative yang ketiga kita gunakan adalah menggunakan
kacang kedelai atau kacang hijau, kemudian kacang kita rebus dan setelah
itu kita giling bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan. Untuk
penanganan penyakit itu sendiri, kita menggunakan jamu khusus sebelum
domba tersebut terkena penyakit. Resepnya adalah daun papaya ditambah
daun sirih ditambah daun kunyit sekaligus ditambah temulawak. Kunyit itu
sendiri merupakan obat yang berguna bagi pencernaan. Sedangkan untuk
temulawak itu sendiri untuk menambah nafsu makan. Semua resep tadi
kita jus, kemudian kita saring, kemudian diminumkan kepada domba
tersebut setiap satu minggu sekali atau dua minggu sekali bergantung pada
domba tersebut.
Gimana pemasarannya atau
marketingnya
Inti dalam melakukan pemasaran mudah dalam berbisnis. Banyak
silaturrahim, banyak berkunjung, banyak ikut seminar, misalnya siltuurahim
masjid; bayangkan kalau kita solat disatu masjid ada 20 orang saja, setiap
hari minimal kita berkunjung ke 2 masjid yang berbeda, 1 hari kita bisa
kenal 40 orang, bagaimana kalau per minggu 140 orang, bagaimana kalau
per bulan, setahun berapa orang yang kita kenal? Itu baru dari masjid
belum dari tempat -tempat yang lain. Kita juga bisa menggunakan media
online dan offline. Untuk media offline itu sendiri, saya bergabung dengan
komunitas ESQ, saya juga ikut bergabung dalam jaringan Enterpreneur
University, bergabung juga dengan komunitas Tangan Di Atas, komunitas
parenting dan jaringan lainnya. Untuk media online, kami membuat
website www.aqiqahjakarta.org, media facebook, media twitter, email atau
direct mail lainnya.Untuk pengembangan, kita mengadakan persatuan atau
paguyuban untuk bersama-sama meningkatkan kesejahteraan petani
sehingga, petani-petani tidak dicurangi oleh para tengkulak.

Jadi, kalau mau bisnis harus banyak silatuurahim, yuk perbanyak


silatuurahim, mulai hari ini, saat ini juga. Niatkan semua nya karena Allah
semata.

Bisnis peternakan adalah bisnis jangka panjang, anti krisis, prospektif,


sangat mudah dikelola bagi yang ingin belajar. Potensi daging di Indonesia
juga begitu besar. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda, mari kita
kembangkan wirausaha muda kita. Bangkit Indonesia!!!
Katering Aqiqah
Seiring berjalannya waktu usaha penggemukan pun dijalani, satu tahun
lebih sudah berjalan, mulai berfikir apalagi yang perlu di inovasi, apalagi
yang perlu diberi nilai tambah, apalagi ya, harus ada pengembangan,
apalagi ya, Aha,, kalau jualan domba saja marginnya tipis, dibikin apa ya
supaya ada nilai tambahnya. Satu hari saya berkunjung ke salah satu
pengusaha aqiqah, woow,, kok bisa ya kambingnya dibikin katering
dijadikan sate, gulai, tongseng dan sop. Aha.. mulai saya berfikir dan
membayangkan kemana mana, seolah kreatifitas dan ide mulai mengalir
bebas,, Woow, very good,mantaaabs. YES, I WILL DO IT. Saya bilang
dalam hati saya, saya harus segara belajar katering masak. Saya bukan
jurusan tata boga saya kuliah jurusan T. Mesin, selama ada kemaun dan
tekad yang kuat saya pasti bisa. Saya mulai bertanya tanya kepada
karyawan saya, siapa yang bisa masak sate dan gulai, siapa yang bisa
masak, siapa, siapa? Saya terus mencari siapa ya, siapa ya? Otak terus
berfikir. Kemana saya harus mencari juru masak, gimana caranya.
Pertanyaan bagaimana, bagaimana membuat otak bekerja lebih keras.
Aha,,, ketika saya sedang bersilaturrahmi ke salah satu pengusaha katering
Aqiqah, saya sekaligus bertemu dengan seorang pegusaha percetakan yang
dia pun sedang mengantar buku percetakan aqiqahnya ke tempat
pengusaha aqiqah itu. Setelah minum dan ngobrol sampai selesai dan mau
pulang, saya pun ikut pulang dan diam-diam saya ikuti pengusaha
percetakan dari belakang kemana arah dia pergi, saya buntuti pakai motor
sekalian nyetak dan sistem buku aqiqah sudah taw beres jadi. Akhirnya
saya ikuti dan sampailah dirumahnya. Saya bilang ke dia: Mas, tolong
bimbing saya, saya mau belajar usaha Aqiqah. Dengan wajah melas”.
Kemudian besok besok saya datang lagi kerumahnya sampai dia bosan.
Dan Akhirnya singkat kata, dia bilang: ya uda, ini ada kenalan yang
katering masakannya lumayan coba test food dulu. Akhirnya saya test food
dan enak ternyata baru saya kasih masukan masukan beberapa bumbu
bumbu nya (kebetulan penggemar kuliner,, He,, ). Dan akhirnya 2010 saya
buka katering Aqiqah ala kadarnya yang penting jalan dulu dan berani
memulai. Alhamdulillah sejak saat itu kami bekerjasama dan berpartner
dengan beliau, seiring berjalannya waktu orderan makin banyak dan bisnis
katering aqiqah makin berkembang, 2011 makin maju dan makin dikenal
Raja Aqiqah menjadi Brand di Aqiqah se Jabodetabek. 2011 mendapatkan
penghargaan 100 Youth, Women, Netizen yang berpengaruh di Indonesia
versi Markplus dan Majalah Marketeers. Dan di tahun 2012 Raja
Aqiqah mendapatkan Award sebagai Pemenang Wirausaha Muda
Mandiri 2012,

“Awali sesuatu dengan niat yang baik”

“Keajaiban adalah hadiah dari Tuhan bagi berani”

“Dalam sistem ekonomi Tuhan, taqwa kepadaNya adalah sumber kekuatan


yang sebenar-benarnya, kejayaan pembangunan material adalah hasil dari
mengusahakan rohaniah”

“Maha baikNya Tuhan yang memberi berbagai – bagai rezeki untuk kita”

“Dunia Tuhan yang punya, Dialah Tuannya, janganlah manusia berbuat


sesuka hatinya”

“Milikilah Tuhan, kita akan memiliki segala – galanya. Segala –galanya tidak
dimiliki pun tidak mengapa”

“Membeli ilmu masa depan dengan harga sekarang”

“Berbisnis, jangan banyak mikir dan banyak pertimbangan, ACTION aja”


“Tuhan bukan saja disuruh percaya, tetapi disuruh merujuk kepadaNya”

“Kalo kita ada hati perut, oksigen saja pun kita sudah terhutang budi
dengan Tuhan.”

“Walaupun dengan bisnis yang sama, Tuhan kasih rezeki masing – masing
untuk hambaNya”

“Jalani aja, biar Tuhan yang bekerja”

“Jangan mengharapkan hasil yang berbeda tapi menggunakan cara yang


sama”

“Berani ACTION bukan NEKAT”

“Berani ACTION dan berfikir POSITIF”

“Hati – hati dengan persepsi negative….!!! Berfikirlah POSITIF untuk MAJU

“Jika Anda tidak sanggup menghadapi ‘resiko’ gagal atau ditolak, jangan iri
pada mereka yang hidupnya lebih enak. Mereka berkorban dan berjuang
untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan”
“Hidup jangan dibikin susah, Tuhan sudah kasih kemudahan”

“Tuhan tidak mempersulit hambanya, hambanya yang mempersulitnya”

“Hidup jangan seperti topeng, penuh dengan kepalsuan, hidup apa adanya
saja”

“Dunia ini pun diciptakan melalui proses…. Kesabaran berarti menikmati


proses tersebut, kita tidak bisa mendadak menjadi kaya dan sukses kita
harus mau bersabar dalam menjalani prosesnya dari hari ke hari, jadi
bersabar menjadikan hidup akan terasa lebih nikmat. Jangan mengurut
dada, karena kesabaran adalah kenikmatan bukan penderitaan. Apapun
pekerjaan kita yang menyebabkan berhasil bukan karena kehebatan kita
tetapi karena kesabaran kita, inilah rahasianya : “Sesungguhnya Allah
bersama orang yang sabar”

Andi Nata, Profil Pengusaha yang Mau Berusaha

Andi Nata merupakan salah satu pengusaha muda di Indonesia yang berhasil menambah
kisah sukses pengusaha muda Indonesia melalui bisnis yang ia mulai dari nol dan
sukses berkat domba – dombanya. Andi Nata baru berusia 24 tahun, tetapi omset yang
ia dapatkan bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Usaha domba yang ia geluti
dimulai pada tahun 2008 dengan modal uang Rp 8 juta yang ia pinjam dari kerabatnya.
Dengan uang pinjaman tersebut, Andi membeli lima ekor kambing, yaitu 4 kambing
betina dan 1 kambing jantan. Dari situlah kisah entrepreneurnya dimulai. Bisnis itu
sebenarnya dimulai ketika ayahnya mengalami kecelakaan dan memerlukan biaya
pengobatan yang cukup besar yaitu Rp 30 juta. Biaya pengobatan yang mahal tersebut
membuat Andi memutar otak untuk mendapatkan biaya untuk pengobatan ayahnya.

Awal Bisnis Tidak Berjalan Mulus
Menurut kisah yang ia ceritakan, ketika ia baru saja masuk kuliah, Andi langsung
berusaha mencari pekerjaan dengan memberi les privat pada murid – murid SMA. Andi
membantu mereka belajar Matematika dan Fisika karena dua mata pelajaran itu yang ia
kuasai dengan baik. Selama 3 bulan memberi les, ia menghasilkan uang Rp 12 juta.
Tentu biaya tersebut tidak cukup untuk membiayai ayahnya. Andi yang masih muda dan
memiliki sifat mudah bergaul membawanya pada seorang perternak kambing dari Jawa
Tengah yang akhirnya mengantarkan kisah sukses pengusaha muda Indonesia ini. Ia
menjadi terinspirasi untuk menjadi pengusaha kambing yang sukses di Indonesia.

Pengusaha kambing tersebut mengajari Andi tentang cara bagaimana berternak kambing
dan domba. Dari peternak tersebut, Andi terinspirasi untuk menjadi peternak kambing
dan domba dan ingin mengukir kisah sukses pengusaha muda Indonesia seperti pebisnis
muda di Indonesia lainnya. Untuk meningkatkan usahanya itu, ia bekerjasama dengan
beberapa peternak di Garut, Cirebon, Wonosobo, dan di beberapa wilayah di pulau
Jawa. Ia mencoba melakukan pendekatan – pendekatan kekeluargaan untuk
menumbuhkan rasa saling percaya. Apalagi Andi sudah beberapa kali rugi sampai
jutaan rupiah karena dibohongi oleh beberapa petani rekannya. Andi hanya berusaha
untuk mengembangkan kambing – kambingnya. Pada awal usaha, beberapa anak
kambingnya ada yang mati. Sisa kambing lainnya kemudian dijual saat menjelang Idul
Adha. Kemudian hasil penjualan ia belikan kambing lagi, begitu seterusnya sehingga
membuat kisah usahanya terus berlanjut

Andi Terus Belajar Untuk Meraih Kesuksesannya


Andi terus berusaha dalam mengembangkan bisnis dombanya dan berusaha mengejar
ketinggalannya di bidang akademis. Andi tidak mau kalah dan pantang untuk rugi. Ia
terus menimba ilmu tentang usaha mulai dari mengikuti lokakarya, kuliah singkat dan
kursus ia ikuti. Salah satu rahasia yang berperan dalam cerita sukses pebisnis belia
Indonesia ini adalah kemampuannya melobi. Bagi Andi, percuma jika seorang
pengusaha hanya pintar berinovasi tetapi juga harus dapat menjalin relasi.Andi
menyerap ilmu di sekitarnya tak peduli dari siapa ia belajar. Dari seorang ibu penjual
gulai, ia mendapat inspirasi untuk memulai usaha katering untuk acara – acara yang
memerlukan sate atau gulai kambing. kisah sukses pengusaha muda Indonesia ini
merupakan kisah yang sangat inspiratif bagi kaum muda untuk mau berusaha dan
bekerja keras agar bisa menjadi orang yang berhasil

Menggali pengalaman dari Andi Nata - Mahasiswa Berprestasi kategori


Sosial
Lahir di Cirebon, 7 Januari 1989, Mahasiswa
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia angkatan 2007 ini sekarang
masih aktif sebagai Presiden Direktur CV. Produktif
Indonesia dan Presiden Direktur Koperasi
Masyarakat Teknik FTUI Mahasiswa Berprestasi
Kategori Sosial dan Kategori Entrepreneur FTUI ini
pernah menjadi pemenang lomba Ide Marketing
Yamaha – FEUI dan pemenang Wirausaha Muda
Mandiri program UI Young Smart Entrepreneur.
Walaupun masih mahasiswa, dari usahanya ia
sudah memiliki 200 ekor kambing, 5 motor
operasional, 2 mobil pick up, 4 unit rumah, tanah
seluas 1400m2 dan belasan karyawan.
Indonesia membutuhkan social entrepreneur muda
yang peduli untuk mengatasi permasalahan
masyarakat dengan prinsip entrepreneur yang
didukung dengan potensi kepemudaannya. Dalam
kesempatan ini, saya hendak sedikit berbagi terkait
bincang – bincang saya dengan salah seorang
alumni penerima beastudi Etos yang mencoba
mengembangkan usahanya dengan tetap
memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat
sekitarnya. Masih dengan wajahnya yang bersahaja,
berikut cuplikan ngobrol saya di kantin Teknik UI
dengan Andi Nata yang inspiratif :
Bisa Anda ceritakan sedikit perjalanan hidup Anda
menjadi mahasiswa UI?

Saya mengikuti seleksi etos wilayah Bandung. Saya


ingat sekali waktu tes tulis dan wawancara di Unpad
saya datang sendiri dari Cirebon. Tiba di Bandung
sudah larut, tak ada tempat bermalam. Akhirnya
terpaksa bermalam di pelataran masjid Unpad
karena pintunya terkunci. Malam itu hujan deras
sehingga tidak bisa juga keluar membeli makanan.
Surat undangan dari Rektor UI (Andi masuk lewat
jalur PMDK –red) sudah saya terima sebelum home
visit. Masalahnya saya harus mengikuti matrikulasi,
dua bulan sebelum pengumuman beastudi Etos.
Dengan berbekal uang 100 ribu dari orang tua, saya
mencoba survive. Saya sempat berpindah – pindah
menumpang menginap di tempat teman per dua hari
selama mengikuti matrikulasi sebelum akhirnya
dibantu alumni FTUI lewat program Mata Air Biru.
Anda kan mahasiswa Teknik Mesin, apa yang
membuat Anda memilih jalan sebagai entrepreneur?
Ya, saya secara tidak sengaja terjerumus ke jalan
yang benar. Cerita bermula dari cobaan yang
menimpa ayah saya ketika saya masih semester 1.
Beliau mengalami kecelakaan di tempat kerja,
tangannya terpotong mesin, untuk pengobatan
setidaknya butuh dana puluhan juta rupiah. Setiap
hari saya mengajar privat dan mencari pinjaman
sana sini untuk membayar biaya operasi. Dari situ
saya belajar tentang arti uang untuk membantu
orang yang saya cintai. Privat dan berbagai
kompetisi memang akhirnya dapat membantu saya
melunasi hutang, namun belum cukup memberikan
kebermanfaatan yang lebih besar. Saat itu,
akademis saya pun sempat terganggu karena harus
mencari uang dan bolak – balik ke Jakarta –
Cirebon. Dan dalam perenungan saya tidak ada
jalan lain selain menjadi entrepreneur. Berawal dari
program UI Young Smart Entrepreneur, saya
mengembangkan bisnis peternakan kambing
bernama ‘GardenDi’. Mulai dari 8 ekor, meningkat
jadi 18 ekor hingga ratusan ekor ketika investor
semakin bertambah. Saya pun bisa membantu orang
tua dan adik saya (Andi anak ke-3 dari 6 bersaudara
–red). Tahun 2008 saya dirikan CV. Produktif
Indonesia dan mulai merambah ke bisnis properti.
Kata produktif saya gunakan karena sering saya
dengar selama menjadi etoser. Untuk mempertajam
kemampuan wirausaha, saya mengikuti sekolah
bisnis, bergabung dengan komunitas pengusaha dan
memiliki guru – guru di bidang entrepreneurship.
Apa ada kontribusi ke masyarakat yang Anda
lakukan dalam usaha Anda?
Belum besar memang, namun saya berusaha
memberdayakan masyarakat melalui usaha saya.
Saat ini, pengelolaan kambing sudah dilakukan oleh
petani setempat dengan rasio petani : kambing
sekitar 1 : 10. Untuk usaha “Raja Aqiqah” juga
memberdayakan masyarakat setempat untuk
memasak hingga mengirimkan pesanan.
Sebelumnya, mereka mendapat pelatihan di Jakarta.
Alhamdulillah, bisa membantu orang lain menambah
penghasilannya. Selain itu, untuk pengelola juga
disiapkan makan gratis, berbagai bingkisan, oleh –
oleh dan hadiah ketika lebaran. Setiap bulannya
saya juga coba menyisihkan 1 – 2 juta untuk anak
yatim di kampung saya. Saya masih harus banyak
belajar dari orang – orang seperti Eri Sudewo,
Sandiaga Uno ataupun Fauzan Hangriawan
(entrepreneur lele –red)
Lalu bagaimana pengalaman aktivitas sosial
kemasyarakatan Anda selama di kampus sehingga
Anda terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi
kategori Sosial (selain juga menyabet penghargaan
serupa kategori Kewirausahaan –red) ?
Sejujurnya, berbicara tentang aktivitas sosial
kemasyarakatan, saya banyak sekali
memperolehnya dari Etos, mulai dari DLC (D’etos
Learning Centre, pendidkan gratis dan taman baca
Etos Jakarta –red), Jumantik Cilik, Operasi Bersih
Ciliwung, Sekolah dan Pelatihan Relawan Cilik di
Cilwung, Festival Anak Shaleh, Kepedulian Koin
Prita, Sekolah ceria Situ Gintung hingga Perayaan
HUT RI di sekitar asrama Etos. Saya sempat juga
menjadi duta aksi lingkungan dan program tanggap
bencana dan berkeliling ke seluruh etoser Indonesia.
Menurut Anda, apa sih istimewanya berbagi?
Berbagi itu yang jelas bukan cuma materi, tetapi ada
keterlibatan emosional di dalamnya. Karenanya
orang yang tulus berbagi, akan memberikan segala
yang dimilikinya tanpa hitung – hitungan. Berbagi itu
memang membutuhkan pengorbanan dan komitmen.
Saya banyak belajar tentang nilai berbagi dari Bang
Fauzan (Fauzan Hangriawan –red), beliau sempat
mengingatkan bahwa suatu saat kita pasti akan
membutuhkan bantuan orang lain, dan saat itu
gemar memberi akan menyelamatkan kita.
Ada pesan untuk etoser nusantara?
Saya akan menyampaikannya dalam prespektif
entrepreneur. Pertama, ke depan Etos harus punya
aset produktif sebagai sumber pembiayaan,
beberapa tahun ke depan saya akan coba men-
supportnya. Sebagai awalan, mungkin salah satu
aset rumah yang saya miliki di Kukusan bisa lah
dijadikan basecamp alumni etos. Kedua, etoser
harus berani “break to”, melewati batasan dan
mengoptimalkan potensi jangan sekedar cari aman
dan menjalani hidup apa adanya.
Usaha Aqiqah memang termasuk usaha yang tak ada matinya. Permintaan untuk usaha
ini selalu mengalir setiap harinya. Peluang inilah yang dibaca oleh Andi Nata dalam
memulai usaha Aqiqahnya. Meski mengaku tak bisa masak namun nyatanya kini Andi
Nata betul betul menunjukan kesuksesan.

Siapa sangka pria muda mahasiswa


teknik mesin ini justru akan sukses didunia yang tak ada kaitannya dengan ilmu yang
digeluti dibangku kuliah. Kini omsetnya tiap bulan tercatat mencapai ratusan juta
rupiah. Lalu apa yang menjadikan usaha aqiqah ini berhasil?

Aqiqah adalah upacara perayaan islam untuk kelahiran seorang bayi dengan memotong
dan memasak kambing. Selama kelahiran bayi masih berlangsung, maka kebutuhan
Aqiqah tidak akan berhenti. Itulah yang mendasari usaha ini.

“Modal saya adalah menaklukan hati juru masak hebat dan modal promo sana sini”
begitu jelas Andi nata dalam mengisahkan usahanya ini. Memang karena tidak bisa
masak, Andi terpaksa berburu juru masak dan merekrutnya sebagai juru masak
usahanya. Tidak mudah namun nyatanya dengan sedikit kesabaran Andi berhasil
mendapatkan seorang juru masak handal.

Pada sisi lain keluarga Andi adalah peternak kambing sejak lama dan menjadi supplier
banyak usaha aqiqah. Pengalaman membuktikan permintaan kambin aqiqah memang
tinggi. Selain itu dengan memiliki supplier pribadi dari keluarga maka Andi tidak terlalu
repot mencari bahan baku aqiqah.

Satu lagi kelebihan usaha aqiqah Andi nata yang diberi nama RAJA AQIQAH ini
adalah pemakaian bahan utama berkualitas terbaik. Bahan bakunya bukan kambing
seperti pada umumnya, tapi daging domba hasil perkawinan silang Domba afrika
dengan Domba Garut. Dagingnya jauh lebih baik, tidak anyir, lebih empuk, lebih gurih
dan tidak tinggi kolesterol. Selain itu masakan yang bercita rasa tinggi juga menjadi
focus utama usaha ini.

Perhitungan potensi usaha menurut Andi sangat sederhana, berdasar survey kecil
kecilan yang dulu pernah Andi lakukan, Andi menemukan bahwa dalam satu ahri saja
terdapat 1000 Aqiqah yang diadakan. Seandainya Andi mampu merebut 2 % pasar saja,
itu sudah lumayan.Namun nyatanya bahan kini Andi kerepotan memenuhi permintaan
hingga membentuk kelompok kerja peternak di kawasan jawa barat sebagai penyangga
kebutuhann usaha aqiqah nya.
Kisah Andi Nata Menjadi Pengusaha Muda Yang Sukses

PortalGaul.me – Andi Nata, Ialah salah satu pengusaha muda Indonesia yang
konon telah berhasil mengukir kisah suksesnya menjadi seorang pengusaha
muda Indonesia melalui bisnis yang digelutinya, bisnisnya ia mulai dari nol dan
telah sukses dengan domba – domba yang dijadikannya sebagai objek
bisnisnya. Andi Nata usianya baru 24 tahun, tetapi dengan kehebatannya
omset yang ia raih bisa mencapai angka puluhan juta rupiah dalam setiap
bulannya. Andi memulai usaha dombanya tersebut pada tahun 2008 dengan
modal hanya meminjam uang dari kerabatnya senilai 8 juta Rupiah.

Andi pun membeli lima ekor kambing dari uang pinjaman tersebut, yang
diantaranya terdiri dari 4 ekor kambing betina dan 1 ekor kambing jantan.
berawal dari itulah kisah entrepreneurnya dimulai. Sebenarnya bisnis itu dimulai
ketika ayahnya mengalami kecelakaan yang memerlukan biaya pengobatan
yang terbilang cukup besar yaitu senilai 30 juta Rupiah. Biaya pengobatan yang
mahal tersebut membuat Andi pun mulai memutar otak untuk dapat membiayai
pengobatan ayahnya.
Awal Bisnis Tidak Berjalan Mulus
Menurut kisah yang pernah ia ceritakan, ketika baru saja ia memasuki kuliah,
Andi mencari cara untuk dapat bekerja, kemudian ia langsung memutuskan
untuk berusaha mencari pekerjaan dengan membuka les privat bagi murid –
murid SMA. Andi pun membantu mengajari mereka memahami pelajaran
Matematika dan Fisika, sebab dua mata pelajaran itulah yang paling ia kuasai
dengan baik. Dari uang les privat tersebut, ia mampu menghasilkan uang seniai
12 juta rupiah dan tentunya dari uang tersebut tidak lagi cukup untuk
membiayai pengobatan ayahnya.
Andi yang memiliki sifat mudah bergaul menuntunnya pada seorang perternak
kambing dari Jawa Tengah yang kemudian akhirnya telah mengantarkan kisah
sukses pengusaha muda Indonesia. Ia pun menjadi terinspirasi untuk
menjadikan dirinya sebagai pengusaha kambing yang tergolong sukses di
Indonesia.
Andi telah banyak belajar tentang cara bagaimana berternak kambing dan
domba oleh pengusaha kambing asal jawa tengah tersebut, hal itu yang
membuatnya terinspirasi untuk mengikuti langkah-langkah pengusaha tersebut
dengan menjadi peternak kambing dan domba, Ia ingin menciptakan kisah
sukses menjadi seorang pengusaha muda Indonesia seperti para pembisnis
muda lainnya di Indonesia. Demi meningkatkan usahanya tersebut, ia adakan
kerjasama dengan beberapa peternak di Cirebon, Wonosobo, Garut, dan di
beberapa wilayah lainnya di pulau Jawa. Ia melakukan pendekatan –
pendekatan kekeluargaan untuk dapat menumbuhkan rasa saling percaya
kepada mereka.
Belajar dari kasus yang pernah terjadi sebelumnya pernah beberapa kali
mengalami kerugiaan hingga jutaan rupiah karena telah dibohongi oleh
beberapa rekannya. Pada awal ia memulai usaha, ada beberapa anak
kambingnya yang mati, Sisanya kemudian ia jual ketika menjelang hari raya
Idul Adha. Kemudian hasil penjualan tersebut ia pakai untuk membeli kambing
lagi, seterusnya seperti itu sehingga kisah suksesnya menjadi terus berlanjut.
Kemampuannya dalam melobi adalah salah satu rahasia yang mampu
berperan dalam faktor kesuksesan pembisnis belia Indonesia ini. Menurutnya
pintar berinovasi saja tidak cukup untuk menjadi pengusaha tetapi juga harus
dapat menjalin relasi karena akan usahanya akan terasa percuma saja jika
tidak tidak dibarengi kedua hal tersebut.
Andi tak peduli dari siapa ia belajar, menyerap banyak ilmu dari sekitarnya.
Bahkan ia pernah mendapat inspirasi untuk memulai usaha katering yang
memerlukan sate atau gulai kambingnya dari seorang ibu-ibu penjual gulai.
Kisah Andi Nata ini adalah kisah sukses dari salah satu pengusaha muda
Indonesia yang merupakan kisah yang luar biasa inspiratif, khususnya bagi
kaum muda yang mau berusaha dan bekerja keras untuk dapat meraih
kesuksesan di masa mudanya.

Andi Nata: Merambah Dunia Properti Dan Travel


JAKARTA (25/8) — Muda, enerjik, dan
visioner. Itulah yang terpancar dari entrepreneur muda di bidang usaha kuliner dan
kini sedang merambah usaha properti dan biro perjalanan haji dan umroh.
Jelang sore mendekati waktu buka puasa Ramadhan kemarin, Inspirasi Bangsa diterima
di sebuah rumah yang masih keadaan renovasi di bilangan Kukusan, Depok, Jawa
Barat. Disambut dengan ramah dan low profile oleh enterpreneur muda ini langsung
mempersilahkan masuk dan duduk lesehan di lantai yang masih anyar.
“Ma’af mas…keadaanya seperti ini. Sekali lagi saya minta ma’af baru sekarang ini bisa
ada waktu untuk ketemuan,” ucap seorang pelaku usaha muda, mantan mahasiswa
teknik mesin dari Unversitas Indonesia, yang dikenal sebagai “Raja Aqiqah”.
Ketika disinggung bisnisnya, Andi Nata mengatakan saat ini sibuk menjalankan bisnis
lainnya yakni properti yang sejak tahun 2011 digelutinya. Selain itu, anak muda yang
penuh enerjik ini juga sibuk di bisnis biro perjalanan haji dan umroh bersama artis
kondang, Neno Warisman, kantornya di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan.
Produk herbal milik Neno Warisman pun (Neno Shop, red) ia kendalikan untuk
memajukannya, bahkan Andi terbang dari kota satu ke kota lain untuk mempresentasi
usahanya itu, juga menyisipkan bidang usaha lainnya.
“Saya selalu membagi ilmu kewirausahaan kepada khalayak banyak agar mereka bisa
sukses dan bahagia di kehidupannya kelak,” kilahnya.
Cerita usahanya ini, Andi menceritakan bahwa ketika ada kesempatan dan kesehatan —
kita harus terus berusaha. Dirambahnya bisnis properti ini, menurut Andi peluang ini
cukup bagus dan liquid. “Kalau kita sudah dipercaya sama perbankan, sesegera
mungkin dibuat perhitungan bisnisnya,” katanya.
Pernah dalam kurun waktu hampir sebulan, Andi mengakui sudah lima rumah ia beli
dan direnovasi, kemudian ia jual. “Rumah ini adalah salah satu yang saya beli, langsung
saya renovasi. Nantinya rumah ini akan saya jadikan kantor, saya desain ruang tengah
itu untuk ruang meeting,” jelas Andi seraya menunjukkan ruangan tengahnya.
Sementara ini, ia fokus menggeluti usaha properti di daerah Depok. Jawa Barat.
Permintaan properti di daerah ini memang tergolong tinggi. “Bisnis properti merupakan
bisnis yang amat menjanjikan dan sustainable,” ujar peraih
Menurutnya, nilai aset properti relatif stabil, kalau bukan terus meningkat. Tapi tentu
butuh .vaktu dan kerja keras dalam membesarkan bisnis properti. “Sementara ini saya
akan fokus membesarkan bisnis katering dulu,” ujar peraih penghargaan 100 Youth,
Women, Netizen Yang Berpengaruh di Indonesia
Bisnis perjalanan haji dan umroh bersama Neno Warisman juga dilakoninya. Sudah
lima kali Andi Nata berangkat umroh bersama rombongan melalui biro travel Neno
Warisman itu. Saat disinggung permodalannya, Andi Nata hanya tersenyum, ia cuma
punya saham sekitar 20%.
“Besok, 5 Agustus saya akan bawa rombongan umroh Ramadhan. Alhamdulillah ada
hampir 100 peserta kami bawa menggunakan travel Neno Warisaman,” ungkapnya.
Bagaimana dengan bisnis Raja Aqiqahnya yang membesarkan dan mengantarkan Andi
Nata sebagai entrepreneur muda yang sukses. Menurutnya, bisnis itu tetap berjalan
seperti biasanya, namun dirinya selalu ingin mencari tantangan baru.
“Bisnis catering dan aqiqah tetap berjalan Mas, itu sudah otomatis. Memang bisnis di
sektor itu yaa segitu-gitu saja. Kalau dikembangkan malah jadi repot. Artinya buka
cabang, itu akan ada kendala seperti, juru masak, jasa pengantarannya. Saya sadar itu,
makanya saya harus mencari bisnis yang bisa berkembang dimana saja,” papar pria
kelahiran Cirebon, 7 Januari 1989.

Sejak Kuliah
Diakuinya sejak kuliah di UI, darah bisnis sudah melekat di dirinya. Andi mulai dari
jualan donat keliling kampus, donat kampung yang di box, lalu buka bimbel (bimbingan
belajar) selama setahun.

Kemudian Andi melihat potensi peternakan besar, peternak domba di Cirebon yang
sukses. Dari situ Andi mencoba jualan kambing dari peternak untuk kurban, “Itu nggak
ada modal tapi kepercayaan, saya jualin kambing mereka. Kemudian saya coba ternak
sendiri. Saya pinjam ke teman-teman buat modal Rp8 juta, bisa beli kambing jantan 4
betina 1, tiap tahun lahir dua ekor, dan tiap bulan mati satu. Karena saya belum punya
ilmunya, kemudian saya pinjam modal lagi dapat Rp 80 juta, itu bisa membeli 100 ekor
kambing,” kenangnya.

Seiring perjalanan usahanya itu, Andi sungguh jeli lihat peluang turunan usahanya itu,
yakni peluang di aqiqah catering, omsetnya bisa miliaran, diakuinya, rata-rata sektor
aqiqah tidak punya ternak tapi omsetnya besar. “Aqiqah catering itu jualnya langsung
jadi masakan kambing di box, kemudian dari sana saya belajar, jadilah Raja Aqiqah. Per
bulan sekarang bisa jual 100 ekor kambing, satu ekor itu hargnya Rp1 juta. Marjin
aqiqah itu 25% lebih besar dibanding dengan qurban,” tukasnya.

Anda mungkin juga menyukai