«وما أمروا» يف كتاهبم التوراة واإلجنيل «إَّل ليعبدوا هللا» أي أن يعبدوه فحذفت أن وزيدت الالم
«ُملصني له الدين» من الشرك «حنفاء» مستقيمني على دين إبراهيم ودين حممد إذا جاء فكيف
.كفروا به «ويقيموا الصالة ويؤتوا الزكاة وذلك دين» امللة «القيِمة» املستقيمة
(Padahal mereka tidak disuruh) di dalam kitab-kitab mereka yaitu Taurat dan Injil (kecuali
menyembah Allah) kecuali supaya menyembah Allah, pada asalnya adalah An
Ya'budullaaha, lalu huruf An dibuang dan ditambahkan huruf Lam sehingga jadilah
Liya'budullaaha (dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam beragama) artinya
membersihkannya dari kemusyrikan (dengan lurus) maksudnya berpegang teguh pada
agama Nabi Ibrahim dan agama Nabi Muhammad bila telah datang nanti. Maka mengapa
sewaktu ia datang mereka menjadi jadi ingkar kepadanya (dan supaya mereka mendirikan
salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama) atau tuntunan (yang
mustaqim) yang lurus.
Referensi: https://almanhaj.or.id/2690-tafsir-surat-al-bayyinah.html
Orang-orang kafir termasuk ahli kitab itu berselisih padahal mereka tidak
diperintahkan begitu. Yang Allah perintahkan adalah bertauhid, memurnikan
ibadah kepada-Nya. Kemudian mendirikan sholat dan menunaikan zakat.
Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya agama-agama dari Allah itu pada
hakikatnya adalah satu. Dan inilah kaidahnya; tauhid dan ibadah.
“Agama itu pada asalnya satu dan kaidah-kaidahnya sederhana dan jelas.
Kaidah-kaidahnya tidak menyeru kepada perpecahan dan perselisihan
mengenai akidah dan tabiatnya yang lapang dan mudah itu,” tulis Sayyid Qutb
dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.
أي مقدرا،«إن الذين كفروا من أهل الكتاب واملشركني يف َنر جهنم خالدين فيها» حال مقدرة
.»خلودهم فيها من هللا تعاىل «أولئك هم شر الَبية
(Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik -dimasukkan- ke
dalam neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya) lafal Khaalidiina menjadi Haal atau
kata keterangan keadaan dari lafal yang tidak disebutkan; lengkapnya mereka telah
dipastikan oleh Allah swt. untuk menjadi penghuni tetap di dalam neraka Jahanam untuk
selama-lamanya. (Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.)
Orang-orang kafir, baik mereka ahlul kitab maupun musyrik, di akhirat nanti
akan masuk neraka jahannam. Mereka kekal abadi di dalamnya. Ahlul kitab
menjadi kafir karena yang Yahudi mengatakan Uzair anak Allah dan yang
Nasrani mengatakan Isa anak Allah dengan trinitasnya.
Kata al barriyyah ( )البريةberasal dari kata bara’ (َ )برءyang artinya mencipta.
Dengan demikian, al barriyah artinya adalah ciptaan atau makhluk. Ada pula
yang berpendapat, kata itu berasal dari al bara ( )البرىyang artinya tanah.
Makna ini melengkapi pengertian sebelumnya yakni al
bariyyah adalah makhluk yang diciptakan dari tanah.
Orang yang kafir, mereka adalah seburuk-buruk makhluk. Bahkan lebih buruk
dari binatang.
Ayat 7
َٓت أ ُ۟وٰل ِصل ۟ ِ ۟ ِ إِ ان ٱلا
ك ُه ْم َخ ْْيُ ٱلََِْبياِة
َ ِ
ئ ِ ح
ٰ
َ ٰ
ا ٱل اول
ُ م عو ا
و ن
ُ
ََ ََ َامء ين ذ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk.
Ini kebalikan dari ayat sebelumnya. Orang-orang yang beriman dan beramal
shalih adalah sebaik-baik makhluk. Bahkan, kata Abu Hurairah, lebih utama
daripada malaikat.
Imam Syafi’i dan ulama lainnya menjadikan ayat ini sebagai salah satu dalil
bahwa iman itu adalah keyakinan, perkataan dan perbuatan. Allah
menyebutkan secara khusus amal shalih mengiringi iman. Dan ini juga
terdapat pada banyak ayat lainnya.
Ayat 8
ين فِ َيهآ أَبَ ًدا ۖ ار ِض َى ِ ِند رهبِِم جٰنات ع ْد ٍن ََت ِرى ِمن ََتتِها ْٱْل َْنَٰر ٰخل
د
َ َ ُ َْ ْ َ ُ َ ْ َ َ َجَزآُؤُه ْم ِع
ك لِ َم ْن َخ ِش َى َرباهُۥِٱَّلل عْن هم ورضو۟ا عْنه ۚ َٰذل
َ ُ َ ُ َ َ ْ ُ َ ُا
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan
merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut
kepada Tuhannya.
»«جزاؤهم عند رهبم جنات عدن» إقامة «َترى من َتتها اْلنار خالدين فيها أبدا رضي هللا عنهم
.بطاعته «ورضوا عنه» بثوابه «ذلك ملن خشي ربه» خاف عقابه فانتهى عن معصيته تعاىل
(Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga 'Adn) sebagai tempat tinggal tetap mereka
(yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah rida terhadap mereka) karena ketaatan mereka kepada-Nya (dan mereka pun rida
kepada-Nya) yakni merasa puas akan pahala-Nya. (Yang demikian itu adalah balasan bagi
orang yang takut kepada Rabbnya) maksudnya takut kepada siksaan-Nya, yang karena itu
lalu ia berhenti dari mendurhakai-Nya.
Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, {َ}جز ۤاؤه َْمَ ِّع ْن َدََربِّ ِّه ْم
“Balasan mereka di sisi Rabb mereka,” yakni pada hari Kiamat.
ْ َنََتحْ تِّهَا
ٰ َََاّل ْنهٰ ر
{ًََخ ِّل ِّديْنََفِّيْهَا ََْٓابد َْ َم
ِّ َي َ ٰ“ }جنYaitu Surga ‘Adn yang mengalir
َْ تََعدْنَََتجْ ِّر
di bawahanya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya,” yakni tidak terputus, tanpa akhir dan tidak ada
ujungnya.
Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, {ََّللاََع ْنه َْمََورض ْواََع ْنه َٰ َي
َضِّ } ر
“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-
Nya.” Kedudukan ridha-Nya terhadap mereka itu lebih tinggi
daripada kenikmatan yang mereka dapatkan secara permanen.
{ َ“ } ورض ْواََع ْنهDan mereka pun ridha kepada-Nya,” terhadap
anugerah melimpah yang Dia berikan kepada mereka.
Selanjutnya, firman Allah Subhanallahu wa ta’ala, {ََٰذ ِّلكَََ ِّلم ْنَََخشِّي
َ“ } ربَهYang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut
kepada Rabb-nya.” Yakni balasan tersebut didapatkan oleh
orang yang takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya
dengan sebenar-benar takwa. Mereka beribadah dengan ihsaan,
yakni beribadah kepada-Nya seolah-olah ia melihat-Nya. Dan
ketika ia tidak melihat-Nya, maka ia yakin bahwa Dia
Subhanallahu wa ta’ala senantiasa melihatnya.
Ini semua diberikan kepada orang yang takut kepada Allah dan bertaqwa
kepada-Nya. Dalam ayat ini dipakai istilah khasyah (َ )خشيةyang lebih tinggi
daripada khauf (َ)خوف. Yaitu rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
Mahagung sehingga menghindari seluruh apa yang Dia larang.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiyallahu
‘anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:
ْ أّلََأ ْخ ِّبرك َْمَ ِّبخي ِّْر
َََالب ِّر َي ِّةَ؟
“Tidakkah kalian ingin aku beritahukan tentang sebaik-baik
makhluk?” Para Sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.”
Beliau bersabda:
ْ اَلَ ِّذ
َ)يََي ِّلي ِّه؟ َْ ََكلَماَكان،ََّللا
َ َأّلََأ ْخ ِّبرك ْمََ( ِّب.تََهيْعةَاسْتوىََعل ْي ِّه ِّ َ انََفر ِّس ِّهََفِّيَس ِّبي ِّل
ِّ رجلََأخذََ ِّب ِّعن
“Yaitu seorang laki-laki yang memegang tali kekang kudanya di
jalan Allah, setiap kali terdengar teriakan (panggilan) perang,
maka dia duduk di atas (kuda)nya. Tidakkah kalian ingin aku
beritahukan tentang orang yang (kedudukannya berada) di
bawahnya?”
Para Sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau
bersabda:
ْ َأّلََأ ْخ ِّبرك َْمَ ِّبش ِّر.يَالزكاة
َََالب ِّر َي ِّةَ؟ َ ِّ َرجلََفِّيََثل
َ ََي ِّقيمََال،ةَم ْنََغن ِّم ِّه
صَلةََويؤْ ِّت
“Yaitu seorang laki-laki yang menggembala sekawanan kabing
miliknya, dia mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Tidakkah
kalian ingin kuberitahukan tentang seburuk-buruk makhluk?”
Para Sahabat menjawab, “Ya.” Beliau bersabda:
ِّ َ الَذِّيَيسألَ ِّب.
َََوّلََيعطيَ ِّب ِّه،اَّلل
“Yaitu seorang laki-laki yang diminta dengan Nama Allah, dan ia
tidak mau memberi dengan Nama-Nya.”