Tak lama, hati tersebut dibasuh dengan air zamzam dan dikembalikan ke dada
Nabi Muhammad.
Cerita dimulai ketika masa kecil Nabi Muhammad tinggal bersama ibu
sambungnya Halimah As-Sa'diyah di Kampung Bani Sa'id. Saat itu Nabi
Muhammad masih berusia empat tahun.
Tak lama, hati tersebut dibasuh dengan air zamzam dan dikembalikan ke dada
Nabi Muhammad.
Adapun yang ketiga, Malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad sebelum
menerima wahyu kenabian.
Dikutip dari Islami.co, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, ketika
itu Rasulullah bermimpi dashyat bahwa dadanya dibelah dan hatinya dibasuh
berkali-kali dengan air zamzam.
Mimpi itu lalu Nabi Muhammad diceritakan kepada istrinya Khadijah. Dan
Khadijah mengatakan bahwa peristiwa pertanda kebaikan.
"Abu Dzar menceritakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda “saat aku di Mekah atap
rumahku terbuka, tiba- tiba datang malaikat Jibril, lalu dia membelah dadaku, kemudian
mencucinya dengan air zam- zam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi
hikmah dan iman, lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia
memegang tanganku dan membawaku menuju langit dunia".
Meski begitu, ada beberapa ulama yang menolak peristiwa terakhir itu. Tak sedikit
dari mereka yang memiliki versi tersendiri atas cerita Nabi Muhammad .
Terlepas dari semuanya, banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah Nabi
Muhammad yang dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril.