Kedua, seperti yang diungkapkan oleh Makhzum bin Hani Al-Makhzumi, pada malam
kelahiran Nabi, istana Kisra berguncang hingga 14 ruangnya runtuh, api di Persia yang selalu
dipuja oleh para Taois, mati seketika. Bahkan, selama ribuan tahun, api masih menyala.
Bersamaan dengan kejadian tersebut, air telaga Sawah surut, lembah Samawah tergenang,
beberapa aliran sungai mengering, membuat Kisra dan rakyatnya sangat bingung dan
khawatir. Dikatakan juga bahwa seorang pengikut dari Kisra bernama al-Mubidzan
memimpikan unta-unta yang bermuatan berat memimpin kuda-kuda yang bagus. Unta-unta
itu menyeberangi sungai Tigris dan Efrat kemudian menyebar ke beberapa negara. Menurut
interpretasi, peristiwa besar di seluruh Arabia akan terjadi. Peristiwa yang disebutkan tidak
lain terjadi saat kelahiran Nabi SAW.
Ketiga, setelah Nabi SAW lahir, jin tidak bisa lagi mengikuti berita dari surga. Hal ini diakui
oleh jin sendiri, yang, sebagaimana Al-Qur'an menceritakan, "Dan sesungguhnya kami
mencoba untuk mengetahui (rahasia) surga, sehingga kami menemukan itu penuh dengan
wali yang perkasa dan wali yang perkasa. panah api, dan fakta bahwa kami pernah
menduduki tempat-tempat tertentu di langit, itu adalah untuk mendengarkan (berita). Tapi
sekarang, siapa pun (mencoba) mendengarkan (seperti ini) pasti akan menemukan panah-
panah menyala mengintai (untuk menyalakannya)" (Surah Al-Jin ayat 8- 9). Padahal di masa
lalu, mereka dengan mudah menerima berita dan perintah dari surga untuk
mendistribusikannya kembali ke tukang sikat dan penyihir. Tapi setelah kelahiran Nabi
(SAW), Allah meminta langit untuk dicegah dari kejahatan dan diisi dengan malaikat
pelindung, panah api sehingga mereka tidak bisa lagi mendengarnya. Dikatakan bahwa ketika
mereka tidak dapat mengakses informasi dari surga, para jin berkumpul dan melaporkan
kejadian tersebut kepada setan. Dengan cepat, Setan memerintahkan umatnya untuk
menyebar ke seluruh bumi, barat ke timur, dan pada saat yang sama memverifikasi apa yang
sebenarnya terjadi. Ternyata, dari pengamatan mereka, ditemukan bahwa di kota Mekah ada
seorang anak yang dikelilingi oleh malaikat. Bayi itu memancarkan cahaya dan bersinar di
langit. Para malaikat sibuk menyampaikan salam mereka kepada arketipe alami yang baru
saja lahir. Ketika insiden itu dilaporkan, Iblis sangat menyesalinya. Karena pola alam telah
datang. Artinya, rahmat bagi umat manusia akan diberikan. Oleh karena itu, menurutnya,
penting untuk mencegah jin dan setan masuk surga dan mencuri informasi.
Keempat, beberapa keajaiban yang menimpa Halimah As-Sa‘diyah, ibu persusuan Nabi
SAW. Saat itu sekelompok wanita dari Bani Sa‘id datang guna mencari bayi yang akan
disusuinya demi mendapatkan upah dan bayarannya. Termasuk Halimah yang diantar oleh
suami beserta anaknya yang masih kecil. Namun, dua hari di Makkah, Halimah belum juga
mendapatkan bayi. Yang tersisa hanyalah bayi bernama Muhammad bin ‘Abdullah.
Rupanya bayi yang satu ini tak menjadi pilihan para wanita bani Sa‘id lainnya karena
statusnya yang yatim, harapan mereka mendapat upah dari bekerja menyusuinya tak akan
terpenuhi. Tetapi, karena tak mau pulang dengan tangan kosong, akhirnya Halimah sepakat
dengan sang suami untuk mengambil bayi yatim bernama Muhammad itu. Tak diduga,
begitu sang bayi diterima, dan dibuka kain bungkusnya, Halimah melihatnya penuh takjub.
Wajah sang bayi yang bercahaya membuat dirinya begitu kagum karena baru itu ia
mendapatkan bayi yang luar biasa. Tak sampai di situ, begitu si bayi disusui, air susu dari
Halimah mengalir deras. Bahkan, unta yang ditumpangi mereka yang semula kurus seketika
menjadi gemuk dan kuat menempuh perjalanan. Sejak itu keberkahan pun berlimpah, tidak
hanya kepada keluarga Halimah, tetapi juga kepada kabilahnya.
Kelima, Api Majusi yang Menyala Seribu Tahun Lebih Tiba-tiba Padam. Peristiwa lainnya
menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah padamnya Api Majusi, sebuah api suci
yang terdapat di kuil pemujaan persia. Api tersebut diyakini telah menyala selama seribu
tahun lebih dan tak pernah padam sekalipun. Kala itu, masyarakat Majusi berusaha untuk
menghidupkan kembali api tersebut, namun upaya mereka gagal.
Keenam, Keluar cahaya saat kelahiran Nabi Muhammad. Cahaya itu keluar dan menerangi ke
arah istana-istana di Syam. Jika peristiwa gajah diabadikan Allah dalam Surat Al Fil,
keluarnya cahaya ini diriwayatkan Ibnu Sa’ad dan Imam Ahmad. Ibnu Sa’ad meriwayatkan
bahwa Aminah ibunda Rasulullah berkata, “Setelah bayiku lahir, aku melihat ada cahaya
yang keluar dari jalan lahirnya, menyinari istana-istana di Syam.” Imam Ahmad juga
meriwayatkan dari Al Irbadh bin Sariyah dengan riwayat yang hampir sama. Peristiwa ini
memberikan isyarat bahwa kelak agama Islam yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam akan sampai ke Syam yang saat itu masih di bawah kekuasaan Romawi. Dan kita
kemudian bisa melihat sejarah, Syam menjadi negeri muslim. Baitul Maqdis dibebaskan pada
masa khalifah Umar bin Khattab. Bahkan Damaskus menjadi ibu kota khilafah Bani
Umayyah. Dan hingga saat ini Suriah, Lebanon dan Palestina menjadi negeri-negeri muslim.
Ketujuh, Lahir dalam Keadaan Sujud Jika bayi pada umumnya lahir dalam keadaan menangis
dan belum bisa apa-apa, lain lagi dengan Nabi Muhammad yang lahir dalam keadaan sujud.
Imam Jalaluddin as-Suyuti dalam Khasaishul Kubra melaporkan bahwa begitu keluar dari
rahim Siti Aminah, Nabi Muhammad sujud lalu mengangkat kedua tangannya seperti orang
berdoa.
Kedelapan, Lahir dalam Keadaan Sudah Dikhitan Salah satu kewajiban bagi setiap laki-laki
adalah melakukan khitan setelah mencapai usia baligh, meskipun sebaiknya dilakukan lebih
dini pada usia kurang lebih tujuh tahun. Salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh Nabi
Muhammad adalah sudah dalam keadaan dikhitan saat lahir.