Anda di halaman 1dari 3

lhamdulillah Wasyukru Alaani’amillah, Allah SWT telah mentaqdirkan kita bertemu lagi dengan Ramadhan, ada banyak

perasaan yang mungkin berbeda-beda yang timbul dalam diri kita; ketika Ramadhan telah tiba atau bahkan jauh
sebelum datangnya Ramadhan, namun kabar keadatangannya sudah banyak yang memviralkan baik dengan do’a
ataupun dengan lagu-lagu religi.
Perasaan itu bisa saja senang, biasa-biasa, atau bahkan ada yang merasa bingung, kita tidak tahu semua perasaan itu
hakekatnya apa, hanya kita sebagai orang beriman perlu merenungi hal-hal muncul dalam hati saat Ramadhan tiba, apa
hidayah Allah telah menyertai kita, saat kita berjumpa dengan Ramadhan?

Kita memaklum! bahwa hidayah Allah itu Ghaib; hanya Allah yang mengetahuinya, namun Allah telah memberikan
Isyarat sebagai tanda bahwa Allah telah memberikan hidayah pada kita.
Allah berfirman:
)125:‫ما ِء (الأنعام‬ َ ‫ض ِي ًقا َح َر ًجا كَأَن‬
َ ‫ما َيصع ُد فِي الس‬ َ ‫ص ْد َر ُه‬
َ ‫ل‬
ْ ‫ـج َع‬
ْ ‫ضل ُه َي‬ ْ َ‫د أ‬
ِ ‫ن ُي‬ ْ ‫ن ُي ِر‬
ْ ‫م‬
َ ‫ َو‬،‫َام‬
ِ ‫سل‬ْ ‫ص ْد َر ُه ِلل ِْإ‬
َ ‫ش َر ْح‬
ْ ‫ـهد َِي ُه َي‬ ْ َ‫ن ُي ِر ِد الل ُه أ‬
ْ ‫ن َي‬ ْ ‫َم‬
َ ‫ف‬
Barangiapa yang akan dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan hidayah, maka Allah akan melapangkan dadanya
untuk (menyambut) Al-Islam, dan barangsiapa yang akan dikehendaki oleh Allah untuk disesatkan, maka Allah akan
menjadikan dadanya sempit sesak (saat Al-Islam datang), seakan-akan dia menaiki langit.

Shaum Ramadhan sebagai salah satu ajaran Islam, yang kita tahu; banyak sekali keutamannya, namun bila saat Shaum
Ramadhan itu datang; perasaan kita malah berat mengahadapinya, maka kita perlu memperbanyak Istighfar, karena
khawatir, hal itu merupakan indikasi Allah tidak berkehendak memberikan kebaikan pada kita saat Ramadhan, namun
bila dengan datangnya Ramadhan, hati kita menjadi senang, berbunga-bunga; maka bersyukurlah mudah-mudahkan itu
merupakan pertanda bahwa Allah akan memberikan hidayah kepada kita, meskipun masih perlu dievaluasi, rasa senang
dan berbunga-berbunganya kita saat Ramadhan tiba itu, apa? tetapi paling tidak, satu jalan menuju kebaikan telah
terbuka, tinggal kita meluruskan perasaan senang tersebut, agar menjadi bekal hidup kita nanti di akhirat.
Aamiin Allah Ya Rabbal Alamiin.

Jama’ah yang dirahmati Allah! dalam uraian lalu, pernah disampaikan, bila dengan datangnya Ramadhan, hati kita
menjadi senang, berbunga-bunga; maka bersyukurlah! mudah-mudahkan itu merupakan pertanda bahwa Allah akan
memberikan hidayah kepada kita. meskipun masih perlu dievaluasi lagi, rasa senang dan berbunga-berbunga saat
Ramadhan datang itu, apa?.

Oleh karena itu kita mencoba belajar mengevaluasi rasa senang dan berbunga-bunga saat Ramadhan tiba, Allah
berfirman:
) 58 :‫ون (يونس‬
َ ‫م ُع‬
َ ‫ه َو َخ ْي ٌر ِمما َي ْج‬
ُ ‫ِك َفل َْي ْف َر ُحوا‬
َ ‫متِهِ َف ِب َذل‬
َ ‫َض ِل اللهِ َو ِب َر ْح‬
ْ ‫ل ِبف‬
ْ ‫ُق‬
Katakan (Muhammad), (Hanya) dengan anugrah Allah dan RohmatNyalah, maka dengan itulah kalian (boleh senang), itu
lebih baik daripada yang kalian kumpulkan.

Bila merenungi ayat tersebut, belum tentu perasaan senang dan gembira ketika Ramadhan datang itu menjadi baik;
betapun perasaan senangnya itu dikarenakan datangnya Ramadhan bisa menjadi moment meningkatkan amal dan
mendapatkan ampunan. Sebab bila saat kita memanfa’atkan moment Ramadhan, bathin kita tidak terkait dengan
Anugrah Allah dan RahmatNya, maka kegembiraan dan kesenangan saat masuknya Ramadhan adalah sesuatu yang
tidak akan bernilai.

Oleh karena itu, mari kita kaitkan bathin kita, gembira dan senangnya kita menyambut Ramadhan, karena Allah telah
memberikan Rahmat dan anugrahNya; sehingga kita bisa bertemu dan memanfa’atkan Ramadhan tahun ini.

Hal ini bisa kita pahami dari redaksi ayat yang mengatakan:
‫ِك َفل َْي ْف َر ُحوا‬ َ ‫ض ِل ال َّلهِ َو ِب َر ْح‬
َ ‫متِهِ َف ِب َذل‬ ْ ‫ل ِب َف‬
ْ ‫ُق‬
Allah tidak meredaksikan:
َ ‫ض ِل ال َّلهِ َو ِب َر ْح‬
ِ‫متِه‬ ْ ‫ل َفل َْي ْف َر ُحوا ِب َف‬
ْ ‫ُق‬
Ini memberikan Isyarat bahwa rasa gembira dan senang itu hanya Allah izinkan atas dasar karena Rohmat dan
AnugrahNya, oleh karenanya Allah dahulukan penyebutan kata “ ِ‫متِه‬ َ ‫ض ِل ال َّلهِ َو ِب َر ْح‬
ْ ‫ ” ِب َف‬di depan, bahkan Allah tekankan lagi
sebelum memerintah untuk bergembira dengan ungkapan ‫ِك َفل َْي ْف َر ُحوا‬َ ‫ َف ِب َذل‬.

Bila perasaan senang dan gembira saat Ramadhan tiba telah terkait dengan anugrah dan RahmatNya, maka In syaa
Allah perasaan itu akan bermakna dan bernilai. Aamiin.
Amalan yang Berlipat Pahalanya di Bulan Ramadhan
Ada beberapa dalil yang menunjukkan pahala yang berlipat pada sebagian amal dan sebagian waktu di bulan
Ramadhan.
1- Amalan puasa
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ
ُ‫َج ِزى بِه يَ َدع‬
ْ ‫ص ْوَم فَِإنههُ َِل َوأَ ََن أ‬
‫اَّللُ َعهز َو َج هل إِاله ال ه‬
‫ال ه‬ ٍ ‫ف ا ْْلسنَةُ َع ْشر أ َْمثَ ِاِلَا إِ ََل سْبعِ ِمائَِة ِض ْع‬
َ َ‫ف ق‬ َ ‫ُك ُّل َع َم ِل ابْ ِن‬
َ ُ َ َ ُ ‫اع‬ َ‫ض‬ َ ُ‫آد َم ي‬
ِ ‫اَّللِ ِم ْن ِر‬
‫ب ِعْن َد ه‬ ِ ِ ُ ُ‫ و َلُل‬.‫ان فَرحةٌ ِعْن َد فِطْ ِرهِ وفَرحةٌ ِعْن َد لَِق ِاء ربِِه‬ ِ ِ ‫َشهوتَه وطَعامه ِمن أَجلِى لِل ه‬
‫يح‬ ُ َ‫وف فيه أَطْي‬ َ َ َْ َ َ ْ َ‫صائ ِم فَ ْر َحت‬ ْ ْ َُ َ َ ُ َْ
‫ك‬ ِ ‫الْ ِمس‬
ْ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal
hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah
untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan
ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau
minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding
amalan lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua
bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada
hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam.”
(Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 271)
2- Amalan di malam Lailatul Qadar
Lailatul qadar akan dilipatgandakan pahala sebagaimana disebutkan dalam ayat,
ِ ْ‫لَْي لَةُ الْ َق ْد ِر َخ ْْي ِمن أَل‬
‫ف َش ْه ٍر‬ ْ ٌ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3). Maksudnya adalah ibadah di malam Lailatul Qadar
lebih baik dari ibadah di seribu bulan lamanya.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menyatakan, “Amalan yang dilakukan di malam Lailatul Qadar
lebih baik daripada amalan yang dilakukan di seribu bulan yang tidak terdapat Lailatul Qadar. Itulah yang membuat akal
dan pikiran menjadi tercengang. Sungguh menakjubkan, Allah memberi karunia pada umat yang lemah bisa beribadah
dengan nilai seperti itu. Amalan di malam tersebut sama dan melebihi ibadah pada seribu bulan. Lihatlah, umur manusia
seakan-akan dibuat begitu lama hingga delapan puluh tahunan.” (Tafsir As-Sa’di, hlm. 977)
3- Umrah di bulan Ramadhan
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya pada
seorang wanita,

‫ك أَ ْن ََتُ ِجى َم َعنَا‬


ِ ‫ما منَ ع‬
ََ َ
“Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?”
Wanita itu menjawab, “Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta tersebut ditunggangi
oleh ayah fulan dan anaknya –ditunggangi suami dan anaknya-. Ia meninggalkan unta tadi tanpa diberi minum, lantas
kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ
َ ‫ضا ُن ْاعتَ ِم ِرى ف ِيه فَِإ هن عُ ْمَرًة ِِف َرَم‬
ٌ‫ضا َن َح هجة‬ َ ‫فَِإ َذا َكا َن َرَم‬
“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan
Muslim no. 1256).
Dalam lafazh Muslim disebutkan,

ً‫فَِإ هن عُ ْمَرًة فِ ِيه تَ ْع ِد ُل َح هجة‬


“Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Muslim no. 1256)
Dalam lafazh Bukhari yang lain disebutkan,
‫ضى َح هجةً َمعِى‬
ِ ‫ضا َن تَ ْق‬
َ ‫فَِإ هن عُ ْمَرةً ِِف َرَم‬
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku.” (HR. Bukhari no. 1863)
Al-Qari dalam Mirqah Al-Mafatih (8: 442) berkata, “Maksud senilai dengan haji adalah sama dan semisal dalam pahala.”
Akan tetapi yang sebenarnya terjadi pahala haji lebih berlipat-lipat daripada pahala umrah. Karena haji adalah salah satu
rukun Islam.
Baca artikel: Umrah Ramadhan Seperti Haji Bersama Nabi
Berlipatnya Pahala dengan Bilangan Tertentu
Berlipatnya pahala amalan dengan bilangan tertentu memang disebutkan dalam hadits. Namun haditsnya adalah hadits
yang dha’if. Juga ada kalam ulama yang mendukung. Namun kalam tersebut cuma sekedar perkataan untuk memotivasi
dan membangkitkan semangat.
Ada hadits yang menyebutkan berlipatnya pahala amalan di bulan Ramadhan dengan bilangan tertentu seperti hadits,

‫ من‬، ‫ وقيام ليله تطوعا‬،‫ جعل هللا صيامه فريضة‬، ‫ شهر فيه ليلة خْي من ألف شهر‬، ‫اي أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم‬
‫ ومن أدى فيه فريضة كان كمن أدى سبعني فريضة فيما سواه‬،‫تقرب فيه خبصلة من الْي كان كمن أدى فريضة فيما سواه‬
“Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik
dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa
yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya. Siapa yang
melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” (HR. Al-
Mahamili dalam Al-Amali 5: 50 dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits
ini munkar seperti dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah no. 870)
Contoh perkataan ulama yang menyatakan bahwa pahala amalan di bulan Ramadhan berlipat-lipat dengan lipatan
bilangan tertentu.
Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah pernah mengatakan, “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah
untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan
Allah (fii sabilillah). Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di bulan
lainnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270)
An-Nakha’i rahimahullah mengatakan, “Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih afdhal dari puasa di seribu hari lainnya.
Begitu pula satu bacaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) di bulan Ramadhan lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di hari
lainnya. Begitu juga pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih baik dari seribu raka’at di bulan lainnya.” (Lathaif
Al-Ma’arif, hlm. 270)

Anda mungkin juga menyukai