Karil
Karil
Latar belakang dari diadakannya penelitian ini adalah bukti keprihatinan penulis karena masih banyak
terdapat peserta didik yang nilainya dibawah KKM khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam ( IPA ) dengan materi pokok gerak benda dan energi, Kelas III SDN 2 Cintadamai. Adapun tujuan
penulis melakukan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta
didik tentang gerak benda dan energi. Proses penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang dilakukan penulis
dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Siklus 1 materi yang disampaikan menggunakan alat peraga berupa
gambar-gambar jenis gerakan pada benda , serta peserta didik di bimbing untuk melakukan diskusi
kelompok, dari pembelajaran tersebut terlihat antusiasme peserta didik yang sangat bersemangat
mengikuti pembelajaran meskipun belum maksimal, namun sudah menunjukan peningkatan jika
dibandingkan dengan prasiklus. Pada siklus 2 materi yang disampaikan menggunakanalat peraga yang
kongkret yaitu mendemonstrasikan beberapa gerak benda yang menghasilkan energy yaitu membuat
kincir angina sederhana dari kertas, ketertarikan yang ditunjukan peserta didik pun beragam,antusiasme
pembelajaran yang dilakukan dapat menjadi satu proses pembelajaran bermakna. Peningkatan
pemahaman nya pun dapat dilihat dari nilai rerata siklus 1 ke siklus 2 yang mengalami peningkatan.
Untuk itu penulis berkesimpulan bahwa pembelajaran IPA dapat mudah dipahami jika pembelajaran yang
dilakukan menggunakan media kongkret sehingga menumbuhkan minat dan kreatifitas serta ketertarikan
peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
Kata Kunci : media kongkret,metode demonstrasi dan diskusi pada materi gerak benda dan energi.
Penelitian yang dilakukan penulis karena penulis melihat adanya masalah yang dialami
oleh peserta didik dalam pemahaman pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ). Mengingat
perlunya pemahaman IPA di SD maka penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, karena
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia di alam
semesta ini dan mata pelajaran IPA diberikan disemua jenjang pendidikan dari mulai pendidikan
dasar sampai ke perguruan tinggi.
Timbulnya masalah dalam proses pembelajaran biasanya datang dari pendidik dan
peserta didik, yang mana kerap kali guru kesulitan menentukan atau memilih metode dan
penggunaan media pembelajaran yang epektif untuk mendapat hasil yang diinginkan. Sedangkan
masalah yang dihadapi peserta didik adalah tidak adanya ketertarikan dalam belajar dan
cenderung hanya menyimak saja tanpa ada proses timbal balik dengan pendidik.
1
2
Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang semenjak kecil secara intuitif, manusia
sudah dapat menangkap konsep – konsep IPA. Berdasarkan kurikulum 2004, tujuan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) adalah agar siswa mampu mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanpaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari – hari serta mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.kemudian untuk mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, berperan serta dalam memelihara
lingkungan dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan tuhan, dan memiliki konsep pengetahuan dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ( Sapriati, dkk. : 2014 )
Adanya masalah yang dihadapi oleh peserta didik adalah alasan utama dilaksanakannya
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini. Hal itu karena timbul dari kesadaran penulis sebagai guru
yang menyadari adanya kekurangan yang perlu diperbaiki. Seperti dikatakan oleh
Schmuck( 1997 ) dalam Penelitian Tindakan Kelas,Wardhani ( 2014 :1.6 ) bahwa kita seperti
melihat ke dalam cermin tentang berbagai tindakan yang sudah kita lakukan, dan barangkali
harapan kita terhadap tindakan tersebut.
Peran guru merupakan faktor yang sangat penting di dalam proses terjadinya
pembelajaran serta keberhasilan yang diharapkan dalam proses belajar. Maka dengan itu guru
haruslah memiliki kemampuan yang kompeten serta strategi pembelajaran yang baik
Berdasarkan hal diatas maka dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang
memberikan evaluasi dan bukti nilai masing – masing peserta didik.Dengan penelitian tersebut
guru sebagai pendidik, berusaha sebaik mungkin untuk mencapai keberhasilan dalam
memberikan pembelajaran, KKM yang ditentukan adalah 70.
Kurikulum IPA lebih menekankan siswa untuk menjadi pembelajar aktif dan luwes.
Kurikulumnya menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses
IPA. Sedangkan ruang lingkup kurikulum IPA SD mencakup kerja ilmiah serta pemahaman
konsep IPA dan penerapannya.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil penelitian yang di dapat pada Semester II tahun pelajaran 2016 / 2017
ditemukan berbagai hasil yang masih kurang dan sebagian jauh dari rata –rata KKM. Hasil nilai
dari jumlah peserta didik 25 orang yang meraih nilai Standar Ketuntasan adalah sebanyak 12
orang.. yang mendapat nilai 90 seanyak 1 orang, yang mendapat nilai 80 sebanyak 5 orang, yang
mendapat niali 70 sebanyak 6 orang, yang mendapat nilai 60 sebanyak 8 orang, ynag mendapat
nilai 50 sebanyak 5 orang.Dari hasil evaluasi di atas penulis mengambil langkah melaksanakan
3
perbaikan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan perolehan nilai dengan hasil yang di
inginkan dan penulis berharap dapat menyelesaikan masalah yang di hadapi peserta didik .
Sehubungan dengan hal di atas penulis sebagai pengajar di SDN 2 Cintadamai
Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut akan melaksanakan perbaikan pembelajaran mata
pelajaran IPA tentang Gerak Benda dan Energi. melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Adapun identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Materi yang guru berikan sulit dipahami peserta didik
2. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3. Penjelasan yang guru berikan kurang pariatif sehingga kurang menumbuhkan minat
peserta didik dalam belajar.
4. Peserta didik memerlukan pengajaran yang kongkrit sehingga memberikan pembelajaran
yang bermakna
2.Analisa Masalah
Penulis melakukan analisa masalah, dan setelah di identifikasi faktor penyebab dari
permasalahan tersebut adalah peserta didik kurang memahami contoh yang nyata terhadap apa
yang diajarkan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penggunaan media kongkret pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan
pemahaman peserta didik di kelas III SDN 2 Cintadamai Kecamatan Sukaresmi?
1. Bagi Guru
a. Guru terbiasa membuat persiapan mengajar yang efektif dan relevan
4
3. Bagi Peneliti
a. Lebih berhati – hati dalam mengambil sebuah keputusan
b. Meningkatkan wawasan dan pengalaman
c. Menjadi tolak ukur dalam memberikan pembelajaran yang baik
4. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas sekolah
b. Diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah
c. Memperhatikan pentingnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan sekolah
d. Mengefektipkan pembinaan dan pengelolaan sumber belajar
BAB II
5
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari
unsur, tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau komponen
tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi
pada tujuan.Banyak pengertian belajar telah dikemukakan oleh para ahli di antaranya menurut
Gagne dalam Strategi Pembelajaran di SD (1985:1.3 ) bahwa belajar adalah satu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang bermakna seperti yang
dikemukakan para ahli, bahwa seorang siswa dikatakan berhasil dalam belajar disekolah bila ia
dapat menunjukan keberhasiln belajar dalam ketiga ranah penting yaitu keberhasilan dalam
ranah kognitif meliputi keberhasilan dalam kemampuan berpikir ( misalnya mengingat,
memahami atau menerapkan materi pelajaran ). Keberhasilan dalam ranah afektif misalnya dapat
dilihat dari besarnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran atau dari keterlibatannya dalam
diskusi di kelas. Keberhasilan dalam ranah Psikomotor misalnya dapat ditinjau dari keberhsilan
siswa dalam biang olahraga atau dalam pelajaran kesenian dan keterampilan.Bloom (1956)dalam
Metode Penelitian.(Andriani,dkk.2015: 2.5 )
Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua
situasi yang ada disekitar individu. Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku
dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Dari hal diatas kita juga dapat memilih lingkungana
belajar yang bagaimana yang baik. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang
memicu dan menantang siswa belajar.dalam situasi pembelajaran yang harus dimunculkan oleh
pendidik kepada peserta didik adalah minat dan motivasi belajar yang mana motivasi berfungsi
sebagai motor penggerak. aktifitas, yang berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh
individu yang sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa
tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanpaat baginya. Maka motivasi belajar akan
muncul dengan kuat.
Berdasarkan hal diatas tentang belajar adalah proses maka proses belajar merupakan
rangkaian kegiatan dalam belajar dan hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara
menyeluruh bukan hany pada satu aspek pembelajaran namun semua aspek secara terpadu.
Proses pembelajaran akan berhasil jika pendidik dapat mengkondisikan peserta didik pada situasi
yang kondusif di awal proses pembelajaran, upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap
pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: menciptakan suasana kelas yang menarik,
memelihara kehadiran siswa,menciptakan kesiapan belajar siswa, menciptakan suasana belajar
yang demokratis, sehingga interaksi antara pendidik dan peserta didik yang lain menjadi lebih
interaktif.
Setelah proses pembelajaran maka untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta
didik terhapap pelajaran yang telah disampaikan, maka kegiatan akhir dan tindak lanjut
6
B. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta,
konsep, dan preses penemuan , serta memiliki sikap ilmiah yang akan bermanpaat bagi siswa
dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pengalaman
langsung mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah
Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari suatu pengetahuan dan fakta berdasarkan
observasi. Dengan demikian pengetahuan dalam ipa merupakan observasi yang disimpulkan
berdasarkan hasil observasi. Kebenaran harus di buktikan secara empiris berdasarkan observasi
atau eksperimen.
Seperti disampaikan pada kurikulum 2004, IPA seharusnya dibelajarkan secara inkuiri
ilmiah ( scientific inquiry ) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir ( aspek kognitif ), bekerja
dan bersikap ilmiah ( sapek psikomotor dan sikap), serta keterampilan berkomunikasi .
7
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
9
1.Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di tempat penulis tinggal dan mengajar
yaitu di Kp. Buleud Ds. Cintadamai Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut, tepatnya di SDN
Cintadamai 2. Dengan objek penelitian murid sebanyak 25 orang siswa diantaranaya laki-laki 15
Perempuan 10 orang dan dengan jumlah pendidik / Guru sebanyak 10 tenaga pendidik dan 1
penjaga sekolah.
Yang menjadi dasar pertimbangan penulis memilih lokasi pelaksanaan penelitian adalah :
1. Karena pendidik sebagai staf pengajar di sekolah tersebut
2. Karena pendidik mendapatkan dukungan penuh dari sekolah untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas ini.
2.Waktu Penelitian
Adapun pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) yang penulis laksanakan dengan
bantuan Pembimbing 1 (Supervisor 1 ) dan Pembimbing 2 ( Supervisor 2 ) yakni dari tanggal 02
April 2017 sampai dengan tanggal 21 Mei 2017.untuk perbaikan sebanyak dua siklus.
Pelaksanaan penelitiandilaksanakan sebanyak 2 siklus yaitu :
1) Siklus 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 April 2017
2) Siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 April 2017.
3.Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang menjadi pusat perbaikan adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam ( IPA ) dalam materi gerak benda dan energy dengan alasan sebagai berikut :
a. Banyak peserta didik yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
b. Kurangnya interaksi aktip antara peserta didik dengan guru dalam proses
pembelajaran berlangsung, sehingga penulis merasa bahwa mata pelajaran IPA perlu
dilakukan penelitian guna memperbaiki perolehan nilai atau prestasi peserta didik,
sekaligus mencari solusi bagi pemecahan masalah tersebut.
4.Kelas
10
Kelas yang menjadi pusat Penelitian Tindakan Kelas adalah Kelas III SDN 2 Cintadamai
Kp.Buleud Ds. Cintadamai Kec. Sukaresmi Kab. Garut.dengan jumlah peserta didik sebanyak 25
orang diantaranya 15 Laki-laki dan 10 perempuan.
Dalam penelitian tindakan kelas yang penulis laksanakan yang menjadi subjek nya adalah
siswa kelas III. Siswa sekolah dasar merupakan individu yang memiliki karakteristik tertentu,
bersifat khas dan spesifik. Perkembangan siswa yang dinamis, membuat pendidikan ataupun
pembelajaran menjadi sangat dominan memberikan kontribusi untuk membantu dan
mengarahkan perkembangan siswa untuk menjadi positif dan optimal. Setiap siswa memiliki
tingkat perkembangan yang berbeda. Perkembangan siswa sekolah dasarusia 6-12 tahun,
termasuk perkembangan masa pertengahan ( middle childhood ),memiliki fase-fase yang unik
dan menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan
1.Deskripsi Siklus 1
a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
berdasarkan fakta dilapangan yang menunjukan rendahmya nilai peserta didik tentang
penguasaan konsep pembelajaran IPA maka penulis menyusun sebuah perencanaan
perbaikan.yaitu dengan rencana sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah di lapangan
2. Menentukan tindakan yanga akan dilakukan berdasarkan masalah tersebut
3. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran
4. Membuat lembar Observasi
5. Menyiapkan materi
b..Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Langkah – langkah yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah :
1. Melaksanakan kegiatan awal
2. Melaksanakan kegiatan inti diantaranya :
a. Memberikan materi dengan penjelasan
b. Mengerjakan Lembar Kerja Siswa
c. Menggunakan media gambar sebagai alat peraga
d. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
3. Melaksanakan kegiatan Akhir
a. Evaluasi dan tindak lanjut
b. Melaksanakan Repleksi
c.Pengamatan
Instrumen yang dilakukan penulis yaitu dengan cara melakukan pengamatan terhadap
peserta didik melalui lembar observasi .
d.Refleksi
1) Kelemahan
Hasil Refleksi dari siklus 2 mata pelajaran IPS yang dirasa kurang oleh peneliti ialah
penyampaian penulis yang kurang terperinci dan kadang masih berputar di sekitar itu.
2) Rencana berikutnya
fokus perbaikan yang akan dilaksanakan penulis adalah dengan memberikan
pembelajaran yang lebih terperinci dengan perencanaan yang matang dan terarah agar
hasil yang diperoleh pun akan lebih maksimal.
2.Deskripsi Siklus 2
Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan, ternyata penulis
mendapatkan hasil yang kurang memuaskan, meskipun secara prestasi nilai yang didapat peserta
didik mengalami peningkatan namun hasilnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk
itu maka penelitian dilanjutkan ke siklus 2 dengan harapan nilai atau hasil sesuai dengan apa
12
d. Refleksi
Dari kegiatan penelitian perbaiakn pembelajaran yang telah dilakukan untuk yang kedua
kalinya ternyata menunjukan hasil yang memuaskan dan hasil yang didapat memenuhi Kriteria
Ketuntasan minimal ( KKM ) keberhasilan tersebut merupakan buki dari kegiatan pembelajaran
yang pariatip sehingga menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik, serta media penunjang
yang dipakai oleh penulis yaitu berupa alat peraga yang dipakai sehingga Pembelajaran lebih
menarik dan memotivasi peserta didik, dengan adanya media alat peraga dapat meningkatkan
prestasi peserta didik di kelas III SDN 2 Cintadamai dalam mata pelajaran IPA dengan materi
Gerak Benda dan Energi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil evaluasi pada perbaikan pembelajran di siklus 1 mata pelajaran IPA di
kelas III SDN 2 Cintadamai dengan materi tentang Gerak Benda dan Energi, yang diketahui nilai
rata-ratanya sebesar 73 dan yang mencapai KKM sebanyak 76.%
Secara keseluruhan nilai yang diperoleh peserta didik rata-rata diatas KKM (70) tetapi ada 6
orang yang masih mendapat nilai dibawah KKM. Mengenai hal tersebut maka penulis bersama
dengan supervisor 2 ( penilai 1) sepakat akan melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus
2, dengan fokus perbaikan yang dirasa perlu diperbaiki guna mendapat hasil pembelajaran yang
diharapkan
Berdasarkan data diatas dapat diketahui perbandingan peningkatan nilai yang bertahap
dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Hal tersebut membuktikan bahwa kelemahan sebelum
penelitian dilakukan dapat diatasi di perbaikan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2.perolehan nilai
di siklus 1 disempurnakan lagi di siklus 2.
Berikut disajikan Grafik perbandingan dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2
4.Pengamatan
Berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor 2 mengenai temuan selama melakukan
pengamatan terhadapa proses perbaiakan pembelajaran IPA berikut ini :
14
a.Siklus 1
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di siklus 1 tergolong belum
berhasil meskipun sudah menunjukan peningkatan perolehan nilai.hal ini ditunjukan dengan
perolehan yang didapat oleh peserta didik yang nilainya memenuhi KKM, diatas KKM dan
masih ada peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM diantaranya peserta didik yang
memperoleh nilai 90 ada 3 Orang, nilai 80 ada 7 Orang, nilai 70 ada 7 Orang, nilai 60 ada 6
Orang.
Secara keseluruhan yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 10 orang sekitar 40 %,
sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai dibawah KKM sebanyak 6 orang sekitar 24 %.
Dengan demikian maka penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 2.
b.Siklus 2
Temuan pembelajran pada siklus 2 mengalami peningkatan baik dari segi kreatifitas dan
keaktipan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat lihat dari peningkatan
hasil atau nilai yang diperoleh didik di siklus 2 yang 100 % memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimal ( KKM). Untuk itu dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran mata pelajaran
IPA tentang Gerak Benda dan Energi di anggap berhasil.
5.Refleksi
Dari hasil diskusi dengan supervisor 1 dan supervisor 2 maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1 dan
siklus 2 menunjukan peningkatan hasil. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai yang
didapat oleh peserta didik dari tiap siklus.
Temuan yang didapat dari proses pembelajaran adalah melalui metode pembelajaran
yang pariatif memicu kretifitas dan keaktipan peserta didik dalam mengeluarkan pendapat nya
dalam proses pembelajaran.
a.Keberhasilan
1).Dengan penggunaan metode media serta penggunaan alat peraga dan contoh yang kongkret ,
berhasil meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang dipelajari.
2).Menemukan hal – hal yang harus lebih diperhatikan dan lebih ditingkatkan dalam
pembelajaran.
1). Masih ada peserta didik yang pasif dalam proses pembelajaran,baik dalam mengajukan dan
menjawab pertanyaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan serta dilihat dari daftar nilai IPA yang penulis
identifikasi dari nilai prasiklus maka di dapat nilai rata –rata 64 untuk itu penulis berupaya
mengadakan perbaikan pembelajaran diantaranya :
1. Perbaikan siklus 1 dengan materiGerak Benda dan Energi. Sebagai bukti bahwa peneliti
berhasil melaksanakan perbaikan. Dari 25 orang siswa yang mendapat nilai di atas 70
sebanyak 10 orang.dan mengalami peningkatan jika dibandingkan nilai sebelum
mengadakan perbaikan pembelajaran.
2. Setelah melaksanakan perbaikan pada siklus 1, maka penulis berupaya mengadakan
perbaikan pembelajaran pada siklus 2 karena nilai rata – rata yang di dapat pada siklus 1
belum mendapat hasil yang sempurna. Perbaikan ini berhasil dengan nilai yang didapat
mencapai 100 %. Dari hal itu diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik harus lebih aktif
dan kreatif dalam proses belajar.
3. Penggunaan media kongkret dalam pembelajaran sangat membantu dalam proses
pembelajaran, itu terbukti dengan hasil yang diperoleh, peningkatan pemahaman terhadap
materi pembelajaran serta antusiasme yang ditunjukan peserta didik dalam proses
pembelajaran terbukti dengan peningkatan hasil evaluasi peserta didik.
4. Dalam APKG 1 yaitu dalam perencanaan tindakan perbaikan, penulis menentukan
rencana kegiatan pembelajaran yng dapat menarik minat peserta didik dalam proses
pembelajaran, sedangkan pada APKG 2 penulis fokuskan pada penggunaan media alat
peraga yang menumbuhkan ketertarikan dan katerlibatan peserta didik dalam
belajar.lebih jelasnya bisa di lihat pada lampiran.
5. Lembar observasi dari hasil pengamatan prasiklus, siklus 1, siklus 2, menunjukan hasil
yang signifikan antara ketiga tahapan tersebut, dimana penyampaian yang hanya
menggunakan metode ceramah saja dan tanpa penggunaan alat peraga atau diskusi hasil
yang didapat pun tidak sebagus hasil yang menggunakan metode yang beragam seperti
yang dilakukan pada siklus 1 dan 2.
6. Suasana pembelajaran yang penulis amati dari tiap siklus terlihat semakin membaik,
karena penggunaan metode yang beragam dan bervariasi. Sehingga menimbulkan
suasana belajar yang menyenangkan.
7. Nilai yang didapat dari prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 terbukti mengalami peningkatan.
8. Jurnal pada bimbingan dengan supervisor 2 ( penilai 1 ), memberikan penulis masukan
dan saran yang memberikan motivasi kepada penulis dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT
A.Kesimpulan
16
Dari hasil penelitian, analisa dan pembahasan pada mata pelajaran IPA dengan materi
Gerak Benda dan Energi di SDN 2 Cintadamai Kp. Buleud Ds Cintadamai .Kecamatan
Sukaresmi Kabupaten Garut, maka penulis menyimpulkan bahwa :
Penelitian yang penulis lakukan dari Pra, Siklus 1, Siklus 2, terbukti mengalami
peningkatkan dari prestasi atau hasil yang diperoleh. Hal itu karena metode dan media
pembelajaran yang penulis berikan.pada prasiklus nilai rata- rata 66 dan 52 % peserta didik yang
mendapat nilai standar minimal keatas. Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 73 Dan 76 %
peserta didik yang mendapat nilai standar minimal keatas.pada siklus 2 nilai rerata meningkat
menjadi 84 dan jumlah peserta didik yang mendapat nilai standar minimal keatas mencapai
100%
Metode pengenalan media kongkret pada peserta didik di kelas III SDN 2 Cintadamai
kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, terbukti berhasil dan dapat dipakai sebagai media
pembelajaran yang epektif.
Penelitian yang penulis lakukan bisa dijadikan sebagai reviu terhadap kinerja penulis
sebagai pendidik di sekolah dan dalam kegiatan menilai daya serap reviu muatan kurikulum atau
reviu teknik pembelajaran yang epektif.
Dengan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang telah dilaksanakan penulis merasa lebih
mantap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan inovatif.
3. sebaiknya metode ceramah divariasikan dengan metode lain yang lebih memicu semangat
Misalnya, metode pengamatan, diskusi, demonstrasi dan dengan bantuan alat peraga yang
menimbulkan rasa penasaran peserta didik terhadap proses pembelajaran sehinggga
menumbuhkan motivasi belajar yang aktif dan kreatif.
17