Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN OBSERVASI LAPANGAN PROSEDUR VAKSINASI

DIBERIKAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI

TAHUN AKADEMIK 2020-2021

PENYUSUN

Dr.dr. MARTIRA MADDEPPUNGENG, Sp.A(K)

TUMBUH KEMBANG – GERIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0
Kata Pengantar

Salah satu ciri pada pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi (KBK), pusat kegiatan
pembelajaran adalah pada mahasiswa. Sehingga mahasiswa dituntut untuk mengembangkan materi
dengan belajar mandiri.

Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri mengembangkan suatu metode observasi lapangan yang
menjadi sarana bagi mahasiswa untuk melakukan pendalaman materi pertumbuhan dan perkembangan
anak dalam aspek program pemantauan pertumbuhan anak serta upaya pemenuhan kebutuhan
pertumbuhan anak yang optimal.

Kedua aspek yang diobservasi adalah kegiatan penimbangan Balita sebagai upaya pemantauan
pertumbuhan dan program imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.

Dengan kegiatan observasi ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan pendalaman materi
dengan membandingkan antara pengetahuan teoritis yang telah diperoleh di kelas dengan pelaksanaan
program di lapangan dalam hal ini Puskesmas dan rumah sakit

1
DAFTAR ISI

1. Kata pengantar………………………………………………………………………………………………………….1

2. Prosedur vaksinasi…………………………………………………………………………………………………….3

3. Tujuan instruksional umum.……………………………………………………………………………………..4

4. Tujuan instruksional khusus…… ……………………………………………………………………………....4

5. Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………………….5

6. Pengamatan……………………………………………………………………………………………………………..5

7. Persiapan pasien……………………………………………………………………………………….………………5

8. Penyimpanan vaksin……………………………………………………………………………….………………..5

9. Persiapan alat dan bahan……………………………………………………………………………………….…5

10. Prosedur vaksinasi………………………………………………………………………………………….………...5

11. Setelah pemberian vaksin…………………………………………………………………………….……………7

12. Kajian kasus……………………………………………………………………………………………………………...7

13. Lampiran…………………………………………………………………………………………………………………..7

14. Jadwal imunisasi…………………………………………………………………………………………….…………8

2
PROSEDUR VAKSINASI

Pengertian

Vaksinasi adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas
(antibodI) system imun di dalam tubuh.Vaksinasi sebagai upaya pencegahan primer yang sangat
handal, untuk mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi.

Prosedur vaksinasi mulai dari mengetahui jenis-jenis vaksin, mata rantai vaksin,
penyimpanan vaksin yang benar, ukuran jarum, lokasi dan rute pemberian
(IM,IC,SUBCUTAN,ORAL) dan pembuangan sisa vaksin, jarum secara tepat dan benar serta
pencatatan jadwal imunisasi selanjutnya. Sebelum pemberian vaksin pemeriksaan anak dilakukan
untuk menentukan apakah ada indikasi dan kontra indikasi pemberian vaksin. cara mengatasi
ketakutan pada anak dan rasa nyeri pada anak perlu diketahui.Penjelasan kepada orangtua atau
pengasuh sebelum dan sesudah vaksinasi sangat penting disampaikan mengenai manfaat vaksin
dan gejala-gejala yang bisa terjadi setelah pemberian vaksin kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)

Dengan prosedur vaksinasi yang benar diharapkan terbentuk kekebalan yang optimal,
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi yang minimal, serta peningkatan pengetahuan dan kepatuhan
orangtua pada jadwal vaksinasi.

3
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM :

Setelah selesai melakukan observasi vaksinasi mahasiswa mampu menjelaskan prosedur vaksinasi
meliputi tata cara pemberian vaksinasi, penjelasan kepada orangtua mengenai jenis vaksin, penyimpanan
vaksin, pengenceran, dan jadwal vaksinasi

TUJUAN INSTUKSIONAL KHUSUS

Setelah selesai melakukan observasi CSL vaksinasi diharapkan dapat.

1. Mampu menjelaskan manfaat vaksinasi dan risiko bila anak tidak vaksinasi .
2. Mampu menjelaskan jenis-jenis vaksinasi dan jadwal pemberian vaksin.
3. Mampu menjelaskan indikasi/kontra indikasi pemberian vaksin vaksin.
4. Mampu menjelaskan mata rantai penyimpanan vaksin di pelayanan primer
5. Mampu menjelaskan vaksin yang memenuhi syarat untuk dipergunakan.
6. Terampil melakukan cara pemberian jenis vaksin dan dosis.
7. Mampu menjelaskan KIPI setiap vaksin dan tatalaksana.
8. Terampil menyusun jadwal vaksinasi.

4
VAKSINASI

I. PENDAHULUAN

II. PENGAMATAN
Minimal 2 pasien dengan jenis vaksinasi yang berbeda

A. Persiapan Pasien
- Catatan rekam medik
- Memberitahukan secara rinci tentang risiko vaksinasi dan risiko apabila
tidak divaksinasi
- Persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi
yang tidak diharapkan
- Baca dengan teliti informasi (riwayat pemberian vaksin sebelumnya)
tentang vaksin yang akan diberikan dan jangan lupa persetujuan orang
tua
- Periksa penerima vaksin apakah boleh divaksinasi
- Menetapkan/ menentukan jenis vaksin yang akan diberikan
- Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum pemberian vaksin

B. Penyimpanan Vaksin

C. Persiapan Alat dan Bahan


- Yakinkan bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai dengan jadwal
- Periksa kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan
diberikan
- Periksa vaksin yang akan diberikan apakah ada tanda-tanda perubahan
- Kelayakan vaksin : tanggal expired date, perubahan fisik, VVM

D. Prosedur vaksinasi

1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan jarum suntik dan spoit steril yang sesuai
3. Mengambil vaksin dengan dosis yang benar
4. Membuang udara
5. Memposisikan anak dengan benar
Posisi anak duduk di pangkuan orang tua, dipeluk menghadap ke dada
orang tua. Tangan/ kaki yang akan disuntik dipegang oleh orang tua.
Tangan/ kaki yang tidak disuntik diusahakan dijepit di ketiak atau di antara
kedua paha orangtua.

5
6. Desinfeksi kulit sebelum penyuntikan
7. Menyuntik di tempat yang benar

8. Menyuntik dengan sudut yang benar

Intrakutan

- Pegang anak dengan tangan kiri kita sedemikian rupa, sehingga tangan
kiri kita berada di bawah lengannya; ibu jari dan jari-jari lainnya
mengelilingi lengan anak dan meregangkan kulit.
- Pegang spuit dengan tangan kanan, dengan lubang jarum menghadap ke
atas.
- Posisikan spuit hampir sejajar dengan kulit anak kemudian masukkan
jarum ke dalam kulit.
- Pegang plunger di antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan.
Tekan plunger dengan ibu jari, suntikkan vaksin dan keluarkan jarum.

Intramuskular
- Regangkan kulit di bagian yang akan disuntik
- Masukkan jarum dengan posisi tegak lurus, sehingga masuk ke dalam
otot.
- Tekan plunger dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
- Keluarkan jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas

Subkutan
- Pegang lengan anak dan regangkan kulitnya
- Masukkan jarum menembus kulit dengan sudut 45°
- Tekan plunger untuk memasukkan vaksin
- Cabut jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas

Penetesan Vaksin Oral


- Buka mulut anak dengan cara menekan lembut pipinya sehingga bibir
anak akan terbuka
- Pegang OPV di depan mulut anak dengan sudut 45°
- Masukkan 2 tetes vaksin ke lidah anak

9. Membuang limbah dengan benar


- Letakkan jarum dan suntik di kotak buangan khusus
- Jangan menutup kembali jarumnya atau mencopot jarum dari spuit
- Bakarlah jika kotak tersebut sudah penuh
- Kubur sisa bakaran

Pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan dan posisi
penerima vaksin (uraikan)

6
E. Setelah Pemberian Vaksinasi
- Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua bila terjadi reaksi
kejadian yang biasa atau reaksi yang lebih berat
- Catat imunisasi dalam rekam medik pribadi (KMS) dan catatan medis
klinis
- Menentukan jadwal kunjungan vaksinasi berikutnya

III. KAJIAN KASUS


IV. LAMPIRAN
- Lembar pengesahan dari dokter yang bertugas saat pengamatan
berlangsung
- Foto copi KMS/kartu imunisasi
- Referensi yang dipakai dalam kajian kasus (5 tahun terakhir)

LAMPIRAN

BUKTI KEIKUTSERTAAN PADA KEGIATAN PENGAMATAN IMUNISASI

Tempat Pelaksanaan :
Kelompok :
Ketua :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Makassar,………………………………2018
Dokter Yang bertugas

LAMPIRAN

1. Jadwal Imunisasi IDAI

7
2. Jadwal Imunisasi Kemenkes
Umur Jenis Imunisasi

< 24 jam Hepatitis B0

1 bulan BCG, OPV-1

2 bulan DPT-HB-Hib-1, OPV-2

3 bulan DPT-HB-Hib-2, OPV-3

4 bulan DPT-HB-Hib-3, OPV-4 dan IPV

9 bulan Campak / MR

18 bulan MR, DPT-HB-Hib

Kelas 1 MR, DT

Kelas 2 Td

Kelas 5 Td

Sumber: Petunjuk Teknis Introduksi MR, Kemenkes RI, 2017

8
3. Jenis Vaksin Berdasarkan Cara Pemberian
Cara Pemberian Vaksin

Intramuskular DPT, DT, Td, Hepatitis B, Hib, PCV, IPV, Influenza, Hepatitis
A, Tifoid

Subkutan Campak, MMR, Varicela, IPV

Intrakutan BCG

Oral OPV, Rotavirus

4. Petunjuk indikasi kontra dan perhatian khusus


Indikasi kontra dan perhatian khusus Bukan indikasi kontra

Berlaku umum untuk semua vaksin


DTaP/DTP, OPV, IPV, MMR, Varicella, Hib, Hepatitis B
• Reaksi anafilaksis terhadap vaksin, • Reaksi lokal ringan-sedang (sakit,
indikasi kontra pemberian vaksin tersebut kemerahan, bengkak) sesudah suntikan
berikutnya vaksin
• Reaksi anafilaksis terhadap konstituen • Demam ringan atau sedang pasca
vaksin, indikasi kontra pemberian semua vaksinasi sebelumnya
vaksin yang mengandung bahan • Sakit akut ringan dengan atau tanpa
kpnstituen tersebut. demam ringan
• Sakit sedang atau berat, dengan atau • Riwayat KIPI pada keluarga
tanpa demam • Sedang mendapat terapi antibiotik,
terpapar penyakit
• Masa konvalesen suatu penyakit
• Prematuritas
• Terpajan terhadap suatu penyakit menular
• Riwayat alergi penisilin, atau alergi lain
nonspesifik, atau alergi dalam keluarga
• Ibu hamil dalam keluarga, menyusui
• Penghuni rumah lainnya tidak divaksinasi
• Kelainan neurologi yang stabil: Cerebral
Palsy, Sindrom Down.
• Asma, Eksim
• Pemberian steroid topikal atau inhalasi
• Usia di atas usia yang telah
direkomendasikan (kecuali untuk vaksin
tertentu seperti DPT setelah usia 7 tahun)

Vaksinasi BCG

9
Indikasi kontra
• Bayi HIV positif dengan atau tanpa gejala
• Bayi status HIV? Dengan gejala HIV, ibu
HIV+
• Keganasan (misalnya: leukemia, limfoma)
• Imunodefisiensi primer/ sekunder
• Mendapat imunosupresif (radio/
kemoterapi, steroid)

Vaksinasi DPT
Indikasi kontra Bukan Indikasi kontra
• Encefalopati dalam 7 hari pasca • Demam <40,50C pasca DTaP/DTwP
DTaP/DTwP sebelumnya sebelumnya
• Riwayat kejang dalam keluarga
• Riwayat SIDS dalam keluarga
• Riwayat KIPI dalam keluarga pasca
Perhatian Khusus DTaP/DTwP
• Demam >40,50C, kolaps dan episode
hipotonik-hiporesponsif dalam 48 jam
pasca DTaP/DTwP sebelumnya yang
tidak berhubungan dengan penyebab lain
• Kejang dalam 3 hari pasca DTaP/DTwP
sebelumnya
• Menangis terus ≥3 jam dalam 48 jam
pasca DTaP/DTwP sebelumnya
• Sindrom Guillain-Barre dalam 6 minggu
pasca vaksinasi

Vaksinasi polio oral (OPV)

Indikasi Kontra Bukan Indikasi Kontra


• Infeksi HIV atau kontak HIV serumah • Menyusui
• Imunodefisiensi (keganasan hematologi • Sedang dalam terapi antibiotik
atau tumor padat, imunodefisiensi • Diare ringan
kongenital, terapi imunposupresan jangka
panjang)
• Imunodefisiensi penghuni serumah
Perhatian Khusus
Kehamilan

10
Lampiran Gambar

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai