Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SUMBER DAYA ENERGI DAN LINGKUNGAN


( Batubara)

Dosen Pengampu : Halim Rusjdi, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

1. Raihan Aditya Sijabat (201972006)


2. Alif Irhamsyah (201972014)

IT-PLN JAKARTA
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul batubara ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
Halim Rusjdi, S.T., M.T. mata kuliah sumber daya energi dan lingkungan . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang batubara bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen Halim Rusjdi, S.T., M.T. selaku dosen mata
kuliah sumber energi dan lingkungan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung , 16 November 2020

Raihan Aditya Sijabat

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Batubara..........................................................................................................5
2.2 Unsur Pembentuk Batubara dan Proses Pembentuk Batubara.........................................5
2.3 Penambangan Batubara....................................................................................................8
2.4 Kelas dan Jenis Batubara................................................................................................11
2.5 Sumber Daya Batubara...................................................................................................14
2.6 Gasifikasi Batubara........................................................................................................16
2.7 Proses Pembersihan Batubara.........................................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................25
3.2 Saran...............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang Masalah

Batubara adalah bahan tambang non logam yang sifatnya sepertiarang kayu, tetapi panas
yang dihasilkan lebih besar. Batubara adalah bahan bakar fosil, dari tumbuh-tumbuhan yang
mengalami perubahankimia akibat tekanan dan suhu yang tinggi dalam kurun waktu
lama.Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya
dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panasselama jutaan tahun sehingga
membentuk lapisan batubara. Komposisi penyusun batubara terdiri dari campuran
hidrokarbon dengan komponenutama karbon. Di samping itu juga mengandung senyawa dari
oksigen,nitrogen, dan belerang.
Sumber daya batubara (Coal Resources) adalah bagiandari endapan batubara yang
diharapkan dapat dimanfaatkan.Sumber daya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas sumber
daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secarakualitatif oleh kondisi
geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini
dapatmeningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajiankelayakan dinyatakan
layak. Keyakinan geologi yang dimaksud adalah tingkat kepercayaan tentang keberadaan
batubara yang ditentukan oleh tingkat kerapatan titik informasi geologi yang meliputi
ketebalan, kemiringanlapisan, bentuk, korelasi lapisan batu bara, sebaran,struktur, ketebalan
tanah penutup, kuantitas dan kualitasnyasesuai dengan tingkat penyelidikan.Ada saat ini,
penggunaan batubara sebagai alternatif sumber energi primer sedang naik pamor,
dibandingkan penggunaan minyak dangas yang harganya relatif lebih mahal. Selain didasari
juga oleh beberapa faktor lain, seperti tersedianya cadangan batubara yang sangat banyak
dantersebar luas, sekitar lebih dari milyar ton tersebar di seluruh dunia.

1.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengetahui Pengertian dari Batubara
2. Bagaimana cara mengetahui Unsur Pembentuk Batubara dan Proses Pembentuk
Batubara
3. Bagaimana cara mengetahui Penambangan Batubara
4. Bagaimana cara mengetahui Kelas dan Jenis dari Batubara
5. Bagaimana cara mengetahui Sumber Daya Batubara
6. Bagaimana cara mengetahui Gasifikasi dari Batubara
7. Bagaimana cara mengetahui Proses Pembersihan Batubara

1.2 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui serta mendalami pengetahuan tentang Batubara
2. Dapat mengetahui serta mendalami Unsur Pembentuk Batubara dan Proses
Pembentuk Batubara
3. Dapat mengetahui serta mendalami Penambangan Batubara
4. Dapat mengetahui serta mendalami Kelas dan Jenis dari Batubara
5. Dapat mengetahui serta mendalami Sumber Daya Batubara
6. Dapat mengetahui serta mendalami Gasifikasi dari Batubara
7. Dapat mengetahui serta mendalami Proses Pembersihan Batubara

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batubara

Secara singkat, batu bara adalah batuan yang terbentuk dari hasil dekomposisi tumbuhan-
tumbuhan yang telah mati dan tersedimentasikan. Oleh karena itu, batu bara dianggap sebagai
batuan yang bersifat organik, karena asal usulnya juga dari makhluk hidup. Batubara
umumnya ditemukan pada lapisan-lapisan batuan sedimen, karena memang proses
terbentuknya meliputi proses sedimentasi. Namun, batu bara juga dapat ditemukan di lapisan
batuan lain jika terjadi uplift atau aktivitas tektonik lainnya. Karena berasal dari tumbuhan,
batu bara umumnya hanya ditemukan pada daerah-daerah tropis, subtropis, atau daerah yang
memiliki banyak hutan. Namun, belakangan ini batu bara ditemukan di antarktika, artinya,
zaman dahulu, daerah tersebut memiliki banyak hutan. Ini adalah salah satu fakta yang
memperkuat teori apungan benua Wegener. Karena berasal dari bahan organik, batu bara
mengandung energi yang dikandung oleh jasad renik tersebut. Energi ini terwujud dalam
bentuk rantai karbon yang dapat terbakar dan mengeluarkan energi. Semakin banyak karbon
yang terdapat dalam suatu batu bara, maka semakin tinggi energi yang dihasilkan oleh batu
bara tersebut. Dalam pembakaran, kadar karbon yang tinggi akan menghasilkan api yang
lebih besar dan panas. Selain karbon, batu bara juga kerap mengandung sulfur dan mineral
lainnya. Mineral ini sebenarnya merupakan ketidakmurnian dari batu bara, sehingga
menurunkan kualitasnya. Batu bara berkualitas rendah yang memiliki banyak sekali sulfur
cenderung akan menyebabkan polusi udara dan fenomena hujan asam ketika dibakar.
Berbeda dengan batu bara berkualitas tinggi yang lebih bersih dan menghasilkan energi yang
lebih besar.

2.2 Unsur Pembentuk Batubara dan Proses Pembentuk Batubara

Unsur-unsur pembentuk utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Selain itu
ada juga unsur pembentuk yang berasalkan dari tumbuh-tumbuhan seperti Alga, dari Zaman
Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari
periode ini. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batu bara dari periode ini. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas.
Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara.
Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim
hangat. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar
getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah
penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika. Angiospermae, dari
Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan
betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum,
kurang dapat terawetkan.
Proses pembentukan batu bara sendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu
hingga berjuta-juta tahun lamanya. Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang

5
kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses pembatubaraan
(coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun geologi. Oleh karena itu, batubara
termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Teori Pembentukan Batu Bara terdapat dua teori
yang menjelaskan tentang tempat dalam proses pembentukan batu bara, yaitu :
1. Teori Insitu
Proses pembentukan batu bara terjadi di tempat asal tumbuhan tersebut berada. Tumbuhan
yang telah mati akan langsung tertimbun lapisan sedimen dan kemudian mengalami proses
pembatubaraan tanpa mengalami proses perpindahan tempat. Batubara yang dihasilkan dari
proses ini memiliki kualitas yang baik. Penyebaran batubara jenis ini sifatnya merata dan
luas, bisa dijumpai di wilayah Muara Enim, Sumatera Selatan
2. Teori Drift
Berdasarkan teori ini, batubara terbentuk bukan di tempat asal tumbuhan itu berada.
Tumbuhan yang telah mati akan terangkut air hingga terkumpul di suatu tempat dan
mengalami proses sedimentasi dan pembatubaraan. Kualitas batubara yang dihasilkan dari
proses ini tergolong kurang baik karena tercampur material pengotor pada saat proses
pengangkutan. Penyebaran batubara ini tidak begitu luas, namun dapat dijumpai di beberapa
tempat seperti di lapangan batubara delta Mahakam Purba, Kalimantan Timur.
Dalam proses pembentukan batubara, terdapat dua proses utama yang berperan, yaitu proses
penggambutan (peatification) dan proses pembatubaraan (coalification).
1. Penggambutan (peatification)
Gambut adalah sedimen organic yang dapat terbakar, berasal dari tumpukan
hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam kondisi tertutup
udara (dibawah air), tidak padat memiliki kandungan air lebih dari 75% berat, dan
kompisisi karbon lebih dari 60% dalam kondisi kering. Proses penggambutan ini
merupakan tahap paling awal dari proses pembentukan batubara, yang meliputi proses
mikrobil dan perubahan kimia (biokimia). Faktor yang sangat penting dalam proses
ini adalah keberadaan air dan mikroorganisme (bakteri).Tumbuhan tersusun dari
berbagai unsur, yaitu C, H, O dan N. setelah tumbuhan mati maka terjadi proses
degradasi biokimia, kemudiaan tumbuhan akan mengalami pembusukan, bakteri akan
menguraikan unsur-unsur tersebut, memotong ikatan kimia sehingga menjadi humus.
Dalam keadaan melimpahnya oksigen dan jumlah bakteri yang banyak, terjadi proses
biokimia dan semua unsur tumbuhan akan terubah yang berakibat lepasnya H, O, N
dalam bentuk cairan (H2O) dan NH3, sebagian unsur C dalam bentuk gas CO2, CO
dan metana (CH4). Namun jik tumbuhan tertutup air (terendam) dengan cepat maka
akan terhindar dari proses pembusukan, perubahan unsur pada tumbuhan tidak
sempurna seluruhnya, sisa tumbuhan akan bertumpuk dan bereaksi menghasilkan
gambut (peat).

2. Pembatubaraan (coalification)
Pada tahap selanjutnya, proses penggambutan akan diikuti oleh proses
pembatubaraan. Meliputi proses geologi dan perubahan kimia (geochemical
coalification), pada tahap ini bakteri tidak ikut berperan lagi. Dalam proses
peatification yang mencakup proses mikrobiologi dan perubahan kimia (biochemical

6
coalification) yang terjadi pada sisa-sisa tanaman yang kemudian membentuk gambut
(peat). Proses coalification adalah proses perkembangan dari gambut kemudian lignit,
sub-bituminus, bituminous menjadi antrasit dan meta antrasit akibat adanya tekanan
(pressure), pembebanan (burial) dan temperatur. Derajat transformasi atau
coalification sering disebut dengan peringkat (rank) batubara. Coalification diawali
dengan tahap awal biokimia dan diikuti oleh tahap geokimia. Pada tahap biokimia
terjadi proses pengendapan dan pembebanan (selama diagenesis) dalam rawa, pada
tahap ini peringkat brown coal dapat dicapai. Dengan bertambahnya pembebanan,
aktivitas bakteri akan cenderung berhenti dan diikuti oleh proses kompaksi yang
ditandai dengan berkurangnnya kandungan moisture dan bertambahnya nilai panas
batubara
Proses Pembentukan Batu-Bara :
a. Pembusukan,
Bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakteri anaerob.
b. Pengendapan,
Tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya akan mengalami
pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan ini dengan
endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan gambut.
c. Dekomposisi,
Lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses biokimia dan
mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian unsur karbon dalam
bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana. Secara relatif, unsur karbon
akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur atau senyawa tersebut.
d. Geotektonik,
Lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik dan
kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low grade dapat berubah
menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya tektonik
aktif, karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya intrusi atau keluarnya
magma. Selain itu, lingkungan pembentukan batubara yang berair juga dapat berubah
menjadi area darat dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.
e. Erosi,
Merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah mengalami proses
geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi inilah yang hingga saat ini
dieksploitasi manusia.

7
Proses pembentukan batubara

2.3 Penambangan Batubara

Penambangan batu bara adalah proses penyarian batu bara dari tanah. Batu bara
bernilai untuk kandungan energinya, dan, sejak 1880an, telah banyak dipakai untuk
membangkitkan listrik. Industri-industri baja dan semen memakai batu bara sebagai bahan
bakar untuk penyarian besi dari bijih besi dan untuk produksi semen. Adapun proses tahapan-
tahapan penambangan batubara antara lain :

1. Pembersihan lahan (land clearing).


Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai
dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Alat yang biasa
digunakan adalah buldozer ripper dan dengan menggunakan bantuan mesin potong
chainsaw untuk menebang pohon dengan diameter lebih besar dari 30 cm. Pada
perusahaan tambang PT.CMS Kaltim Utama menggunakan bulldozer caterpillar D9R
dan D6R.
2. Pengupasan Tanah Pucuk (top soil).
Maksud pemindahan tanah pucuk adalah untuk menyelamatkan tanah tersebut agar
tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah yang masih asli, sehingga tanah
pucuk ini dapat diguanakan dan ditanami kembali untuk kegiatan reklamasi. Tanah
pucuk yang dikupas tersebut akan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara
atau langsung di pindahkan ke timbunan. Hal tersebut bergantung pada perencanaan
dari perusahaan. Pada perusahaan tambang PT.CMS Kaltim Utama menggunakan
excavator caterpillar 320DL dan 390DL.
3. Pengupasan Tanah Penutup (stripping overburden).

8
Bila material tanah penutup merupakan material lunak (soft rock) maka tanah
penutup tersebut akan dilakukan penggalian bebas. Namun bila materialnya
merupakan material kuat, maka terlebih dahulu dilakukan pembongkaran dengan
peledakan (blasting) kemudian dilakukan kegiatan penggalian. Peledakan yang akan
dilakukan perlu dirancang sedemikian rupa hingga sesuai dengan produksi yang
diinginkan.
4. Penimbunan tanah penutup (overburden removal).
Overburden removal adalah kegiatan memindahkan material bongkaran dari alat
gali (excavator jenis backhoe maupun shovel) dari point loading ke tempat
penumpukan / pembuangan yang telah direncanakan yang disebut disposal. Tanah
penutup dapat ditimbun dengan dua cara yaitu backfilling dan penimbunan langsung.
Tanah penutup yang akan dijadikan material backfilling biasanya akan ditimbun ke
penimbunan sementara pada saat tambang baru dibuka. Pada perusahaan tambang
PT.CMS Kaltim Utama menggunakan Dump Truck Mercy N, Mercy O, Caterpillar
775F dan Caterpillar 740B.
5. Coal Cleaning.
Sebelum melakukan penambangan terlebih dahulu dilakukan kegiatan coal cleaning.
Maksud dari kegiatan coal cleaning ini adalah untuk membersihkan pengotor yang
berasal dari permukaan batubara (face batubara) yang berupa material sisa tanah
penutup yang masih tertinggal sedikit, serta pengotor lain yang berupa agen
pengendapan (air permukaan, air hujan, longsoran). Hasil kegiatan coal cleaning ini
adalah lapisan batubara yang bersih dan berkualitas. Proses coal cleaning ini
dilakukan oleh alat excavator yang telah dilengkapi dengan cutting blade pada sisi
luar kuku bucket. Hal ini menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam,
melainkan berupa ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas
lapisan batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.
6. Penambangan Batubara (coal getting).
Setelah melakukan proses coal cleaning, selanjutnya melakukan proses Coal
Getting. Coal getting merupakan proses pengambilan batu bara dari pembersihan
(cleaning) sampai pengisian (loading) batu bara ke alat angkut untuk kemudian di
angkut ke tempat penampungan (stockpile). Pada perusahaan tambang PT.CMS
Kaltim Utama menggunakan excavator caterpillar 320DL dan 390DL.
7. Pengangkutan Batubara ke (coal hauling).
Setelah dilakukan kegiatan coal getting, kegiatan lanjutan adalah pengangkutan
batubara (coal hauling) dari lokasi tambang (pit) menuju stockpile atau langsung ke
unit pengolahan. Pada perusahaan tambang PT.CMS Kaltim Utama menggunakan
Dump Truck type Mercy N, Mercy O, Caterpillar 775F dan Caterpillar 740B.
8. ROM Stock.
Stocking di ROM tambang ROM ( Run of Mine ) tambang digunakan tempat
rehandling batubara dari pit, untuk selanjutnya diangkut menggunakan truck hauling
ke fasilitas coal crushing.
Stocking di ROM Produksi Kelanis ROM produksi digunakan sebagai stock cadangan
untuk menjaga kontinuitas proses produksi ( crushing ) dan mengantisipasi adanya
gangguan proses hauling batubara dari tambang. Ada 2 ROM stockpile yang
digunakan :

9
- ROM 1, digunakan untuk mejaga stabilitas suplay batubara untuk proses produksi
( crusher ) pada rate maksimum.
- ROM 2, digunakan sebagai dead stockpile dan mengantisipasi problem proses
hauling dari tambang.
9. Crushing.
Crushing adalah proses pemecahan batubara dari ukuran besar menjadi ukuran
kecil. Alat untuk pemecahan batubara tersebut adalah crusher. Proses crushing harus
mempertimbangkan : 1. Proses kerja yang efektif dan efisien 2. Productivity yang
maksimal 3. Utilisasi A2B & Crusher secara efektif dan efisien.
10. Stockpile.
Stockpile berfungsi sebagai penyangga antara pengiriman dan proses, sebagai stock
strategis terhadap gangguan yang bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
Stockpile juga berfungsi sebagai proses homogenisasi dan atau pencampuran batubara
untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan. Disamping tujuan di atas di stockpile
juga digunakan untuk memcampur batubara supaya homogenisasi sesuai kebutuhan.
Homogenisasi bertujuan untuk menyiapkan produk dari satu tipe material dimana
fluktuasi di dalam kualitas batubara dan distribusi ukuran disamakan. Dalam proses
homogensiasi ada dua tipe yaitu blending dan mixing.
Blending bertujuan untuk memperoleh produk akhir dari dua atau lebih tipe
batubara yang lebih dikenal dengan komposisi kimia dimana batubara akan
terdistribusi secara merata dan tanpa ada lagi tempat yang cukup besar untuk
mengenali salah satu dari tipe batu bara tersebut ketika proses pengambilan contoh
dilakukan. Dalam proses blending batubara harus tercampur secara merata atau
distribusi merata. Sedangkan mixing merupakan salah satu dari tipe batubara yang
tercampur masih dapat dilokasikan dalam kuantitas kecil dari hasil campuran material
dari dua atau lebih tipe batubara.
11. Preparasi.
Preparasi adalah proses pemisahan batubara menjadi batubara bersih dari
pengotornya.
12. Sizing.
Adalah tindakan untuk mengelompokkan partikel menurut besar kecilnya ukuran.
Classification adalah metode dengan memnfaatkan beda kecepatan pengendapan
partikel didalam media udara atau didalam air. Sizing merupakan aktivitas yang
sangat penting dalam upaya penyeragaman ukuran untuk mendapatkan kelompok
partikel dengan ukuran butir yang sesuai untuk tiap-tiap metode pemisahan atau
pengolahan mineral. Selain itu pengayakan (screening dan classification) dipakai juga
dalam penanganan air atau pengolahan buangan limbah. Pengayaan (screening)
adalah kegiatan pengelompokkan partikel dengan melewatkan melalui mata atau
lubang ayakan, mata ayakan itu sendiri dapat dibuat dari besi yang dilubangi dengan
ukuran tertentu atau dari kawat yang dianyam partikel yang lolos dari atau melewati
mata ayakan disebut bendersize product, akibat terlalu banyak partikel berukuran
kecil dalam jumlah yang cukup besar atau banyak dicampur dengan partikel besar
yang tinggal sebagai oversize product.
13. Coal Barging.

10
Barging adalah proses pemindahan batubara dari stockpile menuju barge (tongkang)
menggunakan barge loader conveyor ataupun menggunakan unit dump truk. Di port
tersebut yang harus diperhatikan adalah :
- Menentukan schedule barging secara akurat dan tepat waktu
- Melakukan monitoring dan controling produksi, supaya proses barging tepat
waktu dan tepat guna.
14. Transhipment.
Adalah proses pemindahan batubara dari kapal tongkang ke kapal besar
(MotherVessel). Hal yang di perhatikan dalam proses transhipment adalah :
- Memastikan pengangkutan batubara dari port menuju trashipment point berjalan
tepat waktu
- Menentukan nominasi tug boat dan barge yang akan dilakukan barging
- Melakukan monitoring dan controling Tug boat, Barge dan Mother Vessel
- Melakukan kepengurusan dokumen. PEB, Bea Cukai, Dinas Perdagangan dll

Kegiatan pertambangan batubara merupakan kegiatan jangka panjang,


melibatkan teknologi tinggi dan padat modal. Selain iu, karakteristik mendasar
industri pertambangan batubara adalah membuka lahan dan mengubah bentang
alam sehingga mempunyai potensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
sosial dan ekonomi masyarakat. Secara lingkungan, keberadaan pertambangan
batubara menimbulkan dampak terhadap perubahan bentang alam, penurunan
kesuburan tanah, terjadinya ancaman terhadap keanekaragaman hayati, penurunan
kualitas air, penurunan kualitas udara serta pencemaran lingkungan. Industri
pertambangan pada pascaoperasi juga meninggalkan lubang tambang dan air asam
tambang. Lubang-lubang bekas penambangan batubara berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan berkaitan kualitas dan kuantitas air.
Dampak sosial dari pertambangan batubara diantaranya adalah adanya konflik
yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan, menurunnya kualitas
kesehatan masyarakat, terjadinya perubahan pola pikir masyarakat dan terjadinya
perubahan struktur sosial di masyarakat. Adapun keberadaan kegiatan
pertambangan batubara mampu menjadi pionir roda ekonomi, mendorong
pengembangan wilayah, memberikan manfaat ekonomi regional dan nasional,
memberikan peluang usaha pendukung, pembangunan infrastruktur baru,
memberikan kesempatan kerja, membuka isolasi daerah terpencil dan
meningkatan ilmu pengetahuan dengan transfer teknologi masyarakat sekitar
pertambangan.

2.4 Kelas dan Jenis Batubara

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dkontrol oleh tekanan, panas dan
waktu, batubara umunya dibagi dalam lima kelas, yaitu:
1. Lignite

11
Lignite atau batubara-cokelat adalah jenis batubara
muda yang baru tebentuk. Dikatakan batubara
muda karena lignite merupakan bentuk pertama
dari proses coalifaction dari gambut menjadi
batubara.
Menurut penelitian, lignite tebentuk sejak 251 juta
tahun yang lalu. Atau dengan kata lain, material
yang membentuk berasal dari zaman Mesozoic dan
Cenozoic.
Karakteristik lignite, antara lain ;
- Berwarna cokelat
- Memiliki energi yang sedikit (sekitar 10 - 20 MJ/Kg)
- Memiliki banyak bahan pengotor (Sampai 40 - 75% bahan pengotor)
- Kandungan unsur karbon hanya 60 sampai 70%
- Dan mengandung sekitar 9 - 19% debu
Karena tingkat efisiensinya yang sangat rendah, lignite tidak dipasarkan secara luas
untuk kebutuhan transportasi atau industri. Lignit biasanya dipakai sebagai bahan
bakar PLTU (pembangkit listrik tenaga uap).

2. Sub-bituminous

Sub-bituminous merupakan jenis batubara yang sedikit lebih tua dari lignite namun
masih sedikit lunak. Sehingga belum bisa disebut batubara sempurna. Sub-bituminous
memiliki warna cokelat kehitaman dengan kadar air yang masih tinggi namun lebih
rendah dibandingkan lignite. Jenis batubara ini hanya memiliki 40 - 60 % karbon dan
kandungan energinya 19 - 26 MJ/Kg. Meskipun memiliki sedikit karbon, sub-
bituminous memiliki tekstur lebih padat daripada lignite sehingga berat jenisnya juga
lebih berat dibandingkan lignite. Hal itulah yang menyebabkan sub-bituminous
memiliki energi lebih banyak. Sub-bituminous juga banyak digunakan pada PLTU.
3. Bituminous coal

12
Bituminous coal adalah jenis batubara berwarna hitam yang paling banyak
digunakan pada industri dan PLTU. Jenis batubara ini memiliki kualitas jauh lebih
baik dari lignite. Batubara ini terbentuk dari jenis sebelumnya, yakni sub-bituminous
coal yang semakin dalam dan semakin lama tertimbun, sehingga tekstur batubara
menjadi keras dan warnanya menjadi lebih hitam.
Kandungan karbonya sendiri mencapai 80% dari total beratnya, selain karbon
bituminous coal juga terususun dari material hidrogen, sulfur, nitrogen dan air.
Karakteristik bituminous coal antara lain ;
- Fixed karbon sekitar 60 - 80%
- Kandungan debu sekitar 6 - 12 %
- Energi yang dihasilkan mencapai 35 MJ/Kg
Batubara jenis ini juga dibedakan menjadi beberapa tingkatan, seperti Low volatile,
medium volatile, high volatile A, B dan C. Volatile content adalah zat penyususn
batubara yang mudah menguap saat dipanaskan pada suhu tertentu. Semakin rendah
volatile contennya, maka kualitas batubara semakin baik. Yang membedakan volatile
content batubara, adalah faktor pembentukan batubara itu sendiri. Bisa dari material
dasarnya, formasi pembentukan batubara dan kondisi geologi sekitar pembentukan
batubara.

4. Antrasit

13
Batubara antrasit adalah jenis batubara keras yang berwarna hitam mengkilat, secara fisik
memang hampir sama seperti bitumonous coal tapi antrasit memiliki tekstur lebih padat,
mengkilat dan lebih sedikit debunya.
Secara umum, antrasit adalah jenis batubara dengan grade tertinggi karena dari semua jenis
batubara tipe inilah yang memiliki kandungan carbon yang paling banyak, sehingga energi
yang dihasilkan juga jauh lebih banyak dari jenis bituminous coal.

Karekteristik antrasit antara lain ;

- Berwarna hitam pekat


- Kandungan fixed karbon diatas 80%
- Sedikit mengandung bahan pengotor
- Energi yang dihasilkan diatas 35 MJ/Kg
- Lebih sulit terbakar
- Asap pembakaran cenderung lebih bersih

Meski ini merupakan grade batubara terbaik, penggunaan antrasit pada skala industri cukup
jarang. Hal itu dikarenakan jumlah antrasit pada alam itu lebih sedikit dan biaya produksi
yang mahal sehingga harganya juga akan sangat mahal.

5. Gambut

Gambut atau dikenal sebagai peat adalah transformasi tahap pertama dari jasad
tumbuhan menjadi batu bara. Gambut memiliki kandungan karbon lebih rendah dari
40 hingga 55 persen, jauh dibawah standar kualitas batu bara. Gambut juga umumnya
masih mengandung cukup banyak air dan partikulat-partikulat ukuran kecil. Kedua
hal ini membuat gambut menghasilkan banyak asap dan polusi ketika dibakar.
Karakteristik pembakaran gambut cenderung seperti kayu, berbeda dengan batu bara
pada umumnya. Pembakarannya menghasilkan lebih sedikit panas, lebih banyak asap,
serta banyak abu residu pembakaran.

2.5 Sumber Daya Batubara

Sumber daya batu bara adalah bahan bakar fosil yang juga merupakan salah satu jenis
batuan sedimen yang dapat terbakar dan dibentuk oleh sisa endapan organik jutaan tahun
yang lalu. Pembentukan batu bara yang paling produktif adalah pada sekitar 360 juta tahun
yang lalu sampai 290 juta tahun yang lalu atau lebih dikenal dengan periode karbon. Di mana

14
pada saat itu seluruh deposit batu bara (black coal) terbentuk sempurna dimulai di bagian
bumi bagian utara, lalu pada periode permian atau sekitar 270 juta tahun yang lalu mulai
terbentuk di bagian bumi bagian selatan hingga pada periode tersier 70 sampai 11 juta tahun
yang lalu di bagian bumi yang lainnya. Adapun klasifikasi dari sumber daya batubara dan
cadangan antara lain :

1. Sumber Daya Batu bara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource)


Sumber daya batu bara adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian
dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-
syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.

2. Sumber Daya Batu bara Tereka (inferred Coal Resource)


Sumber daya batu bara tereka adalah jumlah batu bara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
prospeksi.

3. Sumber Daya Batu bara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)


Sumber daya batu bara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi
pendahuluan.

4. Sumber Daya Batu bara Terukur (Measured Coal Resoured)


Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah
peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat–syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi
rinci.

5. Cadangan Batu bara Terkira (Probable Coal Reserve)


Cadangan Batu bara terkira adalah sumber daya batu bara tertunjuk dan sebagia
sumber daya batu bara terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor
yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak.

6. Cadangan Batu bara Terbukti (Proved Coal Reserve )


Cadangan batu bara terbukti adalah sumber daya batu bara terukur yang
berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi
sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak.

Dasar klasifikasi batubara didasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan kajian
kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek
ekonomi.
- Aspek Geologi
Berdasarkan tingkat keyakinan geologi, sumber daya terukur harus
mempunyai tingkat keyakinan yang lebih besar dibandingkan dengan sumber
daya tertunjuk, begitu pula sumber daya tertunjuk harus mempunyai tingkat
keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber daya tereka. Sumber
daya terukur dan tertunjuk dapat ditingkatkan menjadi cadangan terkira dan
terbukti apabila telah memenuhi kriteria layak .

15
- Aspek Ekonomi
Ketebalan minimal lapisan batu bara yang dapat ditambang dan
ketebalan maksimal lapisan pengotor atau “dirt parting” yang tidak dapat
dipisahkan pada saat ditambang, yang menyebabkan kualitas batu baranya
menurun karena kandungan abunya meningkat, merupakan beberapa unsur
yang terkait dengan aspek ekonomi dan perlu diperhatikan dalam
menggolongkan sumber daya batu bara.

2.6 Gasifikasi Batubara

Gasifikasi batubara adalah salah satu pengolahan batu bara yang bertujuan untuk
mengkonversi secara termokimia bahan batubara padat menjadi bahan gas, sehingga mudah
terbakar. Proses gasifikasi padadasarnya merupakan proses pirolisa pada suhu sekitar 150-
900oC diikuti oleh proses oksidasi gas hasil pirolisa pada suhu 90-1400 o C ,serta proses
reduksi pada suhu 600 - 900 oC. Baik proses pirolisa maupun reduksi yang berlangsung
dalam reaktor gasifikasi terjadi dengan menggunakan panasyang diperoleh dari proses
oksidasi. Gasifikasi batubara berlangsung dalamkeadaan kekurangan oksigen. Dengan kata
lain, gasifikasi batubara bolehdipahami sebagai reaksi oksidasi parsial batubara menghasilkan
campurangas yang masih dapat dioksidasi lebih lanjut (bersifat bahan bakar).Gasifikasi
batubara merupakan proses yang dapat digunakan untuk menghasilkan gas sintetis (syn-gas)
dari bahan bakar padat. Dengan pemanasan dalam gasifier, bahan baku batubara akan terurai
menjadi gashidrogen, methana, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen, polutandan
abu. komponen syn-gas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkanenergi adalah hidrogen,
methan dan karbon monoksida.
Adapun proses yang terjadi atau reaksi yang terjadi saat proses gasifikasi berlangsung yaitu :

1. Fixe bed
Pada konfigurasi ini, batubara diumpankan dari atas kemudian perlahan lahan turun
kebawah dan dipanaskan oleh gas panas dari arah bawah. Batubara melewati zona
karbonisasi kemudian zona gasifikasi,akhirnya sampai pada zona pembakaran pada
bagian bawah gasifier tempat reaktan gas diinjeksi.

16
Pada fixed bed terjadi 4 zona reaksi anatar lain :
- Zona Devolatilisasi
Pada zona ini terjadi penguapan uap air dan zat-zat volatil yang terkandung
dalam batubara.
- Zona Gasifikasi
Pada zona ini uap air yang dialirkan dan Co2 yang terbentuk dari pembakaran
sempurna bereaksi dengan batubara pada suhu tinggi membentuk gas sintesis yang
terdiri dari CO,H2 dan N2.
- Zona Pembakaran
Pada zona ini oksigen yang masuk bereaksi dengan sebagian batubara
membentuk Co2 dan H2O yang diperlukan dalam reaksi gasifikasi.
- Zona Abu
Zona ini adalah tempat penampungan abu yang dihasilkan, baik hasil reaksi
pembakaran maupun reaksi gasifikasi.

2. Fluidized bed
Dalam fluidized bed gasifier,reaktor gas digunakan untuk membuat fluidisasi
material batubara. Untuk menghindari sintering dari abu,fluidized bed gasifier
dibatasi beroperasi pada temperatur non-slagging.

17
Batubara dimasukkan dari bagian samping sedangkan oksidannya dari arah
bawah.Oksidan O2 dan uap selain berperan sebagai reaktan pada proses, juga
berfungsi sebagai media lapisan mengambang dari batubarayang digasifikasi. Dengan
kondisi penggunaan oksidan yang demikian maka salah satu fungsi tidak akan dapat
maksimal karena harus melengkapi fungsi lainnya atau bersifat komplementer.

3. Entrained flow
Batubara dialirkan kedalam gasifier secara cocurrent atau bersama-sama dengan
agen gasifikasi atau oksidan berupa uap air dan oksigen, bereaksi pada tekanan
atmosfer. Pada entrained gasifier, batubara dihaluskan sampai ukuran kurang dari
0,1mm diumpankan dengan reaktan gas ke dalam chamber dimana reaksi gasifikasi
terjadi seperti halnya sistem pembakaran bahan bakar berbentuk serbuk. Residence
time partikel padatan yang singkat dalam sistem fase entrained memerlukan kondisi
operasi dibawah slagging untuk mencapailaju reaksi dan konversi karbon yang tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa operasi non-slagging pada entrained gasifier baik sekali
hanya untuk proseshidrogasifikasi.

Entrained gasifier

4. Molten bath
Mirip dengan sistem fluidized bed dimana reaksi terjadi dalam medium yang
tercampur merata dari inersia panas tinggi.Temperatur operasi tergantung pada tipe
bath untuk slag dan molten metal bath diperlukan temperatur tinggi(1400 -1700oC),
tetapi temperatur 1000oC dapat digunakan molten salt. Reaktan gas dapat diinjeksi

18
dari atas seperti jet kemudian berpenetrasi kedala permukaan bath atau dapat
diumpankan ke bottom bath.

molten bath gasifier

2.7 Proses Pembersihan Batubara

Teknologi batubara bersih adalah teknologi yang dikembangkan untuk mengurangi


dampak lingkungan dari pembangkit energi berbasiskan batubara. Ini artinya adalah
bagaimana mengurangi emisi karbondioksida (CO2) dan polutan lainnya seperti SO2, NO2,
partikulat, dll. Beberapa metode digunakan antara lain dengan sistem Integrated Gasification
Combined Cycle (IGCC), mentreatment gas buang dengan uap untuk menghilangkan
sulfurdioksida, carbon capture, pencucian secara kimia, upgrading batubara peringkat rendah
untuk memperbaiki nilai kalor dan efisiensi. Pada awalnya fokus utamanya adalah mereduksi
SO2 dan partikulat, karena menyebabkan hujan asam. Tetapi kemudian fokus berkembang ke
CO2 karena memberikan dampat pemanasan global.
IGCC adalah teknologi yang menerapkan siklus kombinasi gasifikasi batubara terintegrasi
yang menggunakan turbin gas dan uap sebagai pembangkitnya. Komponen utama pada
teknologi IGCC ini ada pada proses gasifikasi batubara. Gasifikasi adalah proses perubahan
batubara menjadi gas yang mudah terbakar. Prosesnya berlangsung di dalam suatu reaktor
dan melibatkan reaksi pirolisis dan oksidasi parsial yang nantinya menghasilkan gas antara
lain hidrogen, karbonmonoksida, dan metana. Pembangkit listrik IGCC mempunyai efisiensi
lebih baik dibanding pembangkit batubara konvensional. Efisiensinya bisa mencapai 35-48%
atau sekitar 5-10% lebih tinggi dari pembangkit konvensional.
Begitu juga dari sisi lingkungan, emisi yang dihasilkan pun lebih rendah. Gas yang
dihasilkan dari proses gasifikasi dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibakar, sehingga gas
buangnya memiliki kandungan SO2, partikulat, dan merkuri yang lebih rendah. Jadi dengan
menerapkan berbagai teknologi yang ada diharapkan pemanfaatan batubara bisa lebih optimal
dan ramah lingkungan.
Penggunaan batubara dalam jumlah besar akan meningkatkan emisi seperti partikel,SO2,NO2
dan CO2 . Salah satu cara untuk mengurangi emisi ini untuk mendaptkan batubara yang
bersih dapat dilakukan dengan cara menggunakan teknologi bersih antara lain :

1. Teknologi Denitrifikasi

19
Teknologi ini digunakan untuk mengurangi emisi NO2. Penerapannya dapat berupa
perbaikan sistem boiler atau dengan memasang peralatan denitrifikasi pada saluran
gas buang. Boiler dapat dimodifikasi sehingga menjadi boiler dengan metoda
pembakaran dua tingkat , menggunakan alat pembakaran dengan NO2 rendah dan
boiler dengan sirkulasi gas buang, dan boiler yang menggunakan alat denitrifikasi di
dalam ruang bakar.
Denitrifikasi dilakukan dengan menginjeksi amonia ke dalam peralatan denitrifikasi.
Gas NO2 di dalam gas buang akan bereaksi dengan amonia (dengan bantuan katalis)
sehingga emisi No2 akan berkurang. Peralatan denitrifikasi sering disebut selective
catalytic reduction (SCR). Dengan peralatan ini, NO2 dalam gas buang dapat
dikurangi sebesar 80-90 %.

2. Teknologi Desulfurisasi
Teknologi ini digunakan untuk mengurangi emisi SO2. Nama yang umum untuk
peralatan desulfurisasi adalah flue gas desulfurization (FGD). Ada dua tipe FGD yaitu
FGD basah dan FGD kering. Pada FGD basah, campuran air dan gamping
disemprotkan dalam gas buang.
Cara ini dapat mengurangi emisi SO2 sampai 70-95%. Hasil samping adalah
gypsum dalam bentuk cairan. FGD kering menggunakan campuran air dan batu kapur
atau gamping yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Cara ini dapat mengurangi
emisi SO2 sampai 70- 97 %. FGD kering menghasilkan produk sampingan gypsum
yang bercampur dengan limbah lainnya.

3. Teknologi Dedusting
Teknologi dedusting digunakan untuk mengurangi partikel yang berupa debu.
Peralatan ini dipasang setelah peralatan denitrifikasi. Salah satu jenis peralatan ini
adalah electrostatic precipitator (ESP). ESP berupa elektroda yang ditempatkan pada
aliran gas buang. Elektroda diberi tegangan antara 40-60 kV DC sehingga dalam
elektroda akan timbul medan magnet. Partikel debu dalam gas buang yang melewati
medan magnet akan terionisasi dan akan berinteraksi dengan elektrode yang
mengakibatkan debu akan terkumpul pada lempeng pengumpul. Lempeng pengumpul
digetarkan untuk membuang debu yang sudah terkumpul. Efisiensi ESP untuk
menghilangkan debu sangat besar yaitu mencapai 99,9 %.

Masih banyak lagi teknologi bersih yang dapat digunakan untuk membuat batubara
menjadi bersih seperti teknologi Fluidized Bed Combustion,Gasifikasi batubara dan
MHD (Magneto Hidro Dinamik) yang masih perlu dikaji penerapannya untuk jangka
waktu yang lama atau masih dalam proses pengembangan.

20
2.8 Pemanfaatan batubara
Adapun manfaat batubara dalam kehidupan sehari-hari seperti :
- Menghasilkan produk gas
Manfaat batubara yang ada di dalam tanah dapat secara langsung menghasilkan
gas alam. Proses pengambilan gas alam yang dihasilkan oleh batu bara alami ini
memerlukan sebuah alat teknologi yang canggih. Gas alami yang dihasilkan oleh
batu bara murni tersebut akan diolah di tempat pertambangan dan bisa menjadi
berbagai produk, misalnya untuk bahan bakar industri, pembangkit listrik tenaga
gas, serta produk hidrogen dan juga solar.Teknologi yang mengambil gas dari
batu bara alami ini telah diterapkan oleh berbagai negara di dunia. Beberapa
negara yang telah me manfaat kan batubara ke dalam berbagai aplikasi ini antara
lain adalah China, Australia, India, Jepang dan juga Indonesia.
- Bahan bakar pendukung produk industri alumunium
Batubara adalah salah satu bahan bakar yang mendukung industri alumunium.
Sangat bermanfaat. Bahan ini dapat kita peroleh sebagai hasil sampingan dari
proses oksidasi besi pada aktivitas industri baja. Manfaat batubara ini akan
mendukung proses pengolahan oksidasi besi yang akan menghasilkan panas yang
tinggi.Baja yang dihasilkan akan dipisahkan berdasarkan kualitas yang
dimilikinya. Kemudian produk yang tidak mempunyai syarat baja tertentu akan
kembali diolah menjadi alumunium.Gas dan juga panas kokas dari batubara ini
dapat memisahkan beberapa produk baja sehingga dapat menghasilkan produk
alumunium yang dipakai untuk berbagai jenis industri, seperti industri pertanian,
peralatan dapur, konstruksi serta industri lainnya.
- Sebagai bahan bakar yang berbentuk cair
Minyak merupakan salah satu bahan bakar yang dibutuhkan oleh orang banyak
dan persediaannya akan cepat habis apabila digunakan dengan boros.
Minyak berasal dari fosil binatang dan manusia zaman purba. Maka dari itulah
untuk menunggu persediaan minyak kembali dibutuhkan waktu ratusan bahkan
ribuan tahun lamanya.Batu bara ternyata bisa juga di manfaat kan menjadi bahan
bakar berbentuk cair yang bisa menggantikan bahan bakar minyak.Pada dasarnya
pengolahan dan manfaat batubara menjadi bahan bakar yang berbentuk cair akan
merubah batubara bubuk atau bongkahan yang kemudian dilarutkan dalam suhu
yang tinggi. Produk batubara yang cair ini dapat dimurnikan dengan proses ulang
dan dapat menghasilkan bahan bakar minyak yang kualitasnya super, bahkan
kualitasnya ini lebih baik dari bahan bakar minyak yang kita dapatkan dari kilang-
kilang minyak pada umumnya secara langsung. Namun sayangnya proses
penggunaan batu bara menjadi sumber bahan bakar ini belum banyak diterapkan
oleh banyak negara.
- Sebagai sumber tenaga pembangkit listrik
Salah satu manfaat terpenting dari batubara adalah sebagai sumber tenaga
pembangkit listrik Umumnya kita mengetahui sumber energi pembangkit listrik
yang umum adalah pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga uap,
pembangkit listrik tenaga surya, dan ada lagi pembangkit listrik tenaga
batubara.Pembangkit listrik tenaga uap menjadi sumber utama energi listrik di
Indonesia.Untuk menghasilkan listrik, maka batubara ini dikonversikan ke dalam

21
bentuk uap panas dan menjadi sumber tenaga yang menghasilkan listrik dengan
menggerakkan turbin generator listrik.

2.9 Kelebihan dan Kekurangan Batubara


Kelebihan dari Batubara
- Keberlimpahan
Batubara hampir ada secara universal, dapat ditemukan di setiap benua di lebih
dari 70 negara, dengan cadangan terbesar di Amerika Serikat, Rusia, China dan
India.
- Sumber Energi yang Handal
Energi Berbasis batubara dapat dihasilkan hampir 24 × 7 jam.
- Modal Investasi Rendah
Modal investasi yang dibutuhkan untuk pembangkit berbasis batubara relatif
rendah, $ 1-2/watt pada kapasitas termal. Sebagai catatan energi angin sedikit
lebih tinggi, sedangkan energi surya bahkan lebih tinggi lagi. Pertambangan
batubara juga cukup murah untuk dibangun dan pertambangan terbuka
menyediakan batubara pada harga yang sangat rendah.
- Biaya rendah
Batubara merupakan salah satu bentuk energi termurah sehingga menjadi pilihan
di negara-negara berkembang seperti India dan China. Di India ada kemungkinan
untuk mendapatkan batubara murah hanya $ 20/ton, sementara harga internasional
dari berbagai jenis batubara di rentang $ 100/ton. Sebagai catatan listrik berbasis
batubara dapat diproduksi di 2-4c/KwH, menjadikannya sebagai sumber listrik
termurah.
- Batubara ke Cairan dan Batubara ke Gas
Batubara sekarang dipandang sebagai sumber bahan bakar transportasi karena
minyak menjadi semakin langka dan mahal. Fasilitas batubara cair sedang
dibangun di India dan Cina meskipun teknologinya belum cukup matang dan
penggunaan teknologi ini masih dipertanyakan karena alasan lingkungan.

Kekurangan batubara

- Emisi Gas Rumah Kaca


Salah satu kekurangan terbesar energi batubara adalah karena batubara
melepaskan karbon dioksida yang telah diasingkan selama jutaan tahun di bawah
tanah. Penggunaan batubara mentransfer karbon dari bumi ke lingkungan yang
mengarah ke efek pemanasan global. Perjanjian Global telah gagal dalam
membebankan biaya untuk masalah ini, meskipun masing-masing negara berusaha
mengatasinya dengan pajak dan perdagangan karbon.
- Kerusakan Alam dan Pemandangan di Dekat Tambang Batubara
Pertambangan batubara terbuka telah mengakibatkan kerusakan habitat dan
pemandangan. Pertambangan tersebut menyebabkan penggundulan pohon, dan
polusi udara dan air di daerah sekitar tambang. Kebakaran tambang bisa terjadi
selama ratusan tahun di bawah tanah yang membahayakan kehidupan di daerah-
daerah sekitar.

22
- Emisi dari Bahan Berbahaya seperti Sulfur Dioksida, Karbon Monoksida,
Merkuri, Selenium, Arsenik, dan Hujan Asam
Pembangkit termal memancarkan zat berbahaya seperti merkuri dan sulfur
dioksida yang menyebabkan bahaya kesehatan di kalangan penduduk sekitar dan
hujan asam. Meskipun peralatan modern telah mengurangi emisi dari zat-zat
berbahaya ini, polutan tersebut masih sangat berbahaya bagi manusia.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari rangkuman diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa batubara adalah tumbuhan yang
sudah mati lalu diolah dengan cara yang benar agar memperoleh batubara yang berkualitas
dan batubara adalah salah satu kekayaan alam yang diperlukan bagi kehidupan manusia,
karena jika tidak ada maka, tidak akan ada pembangkit listrik tenaga uap, industry semen,
dan sebagainya. Jadi kita perlu menjaga,memanfaatkan, serta mengolah batubara dengan
benar dan tepat. Adapun proses utama pembentukan batubara itu ada dua yaitu
penggambutan dan pembatubaraan,adapun tahapan-tahapan dalam pembentukan batubara
seperti pembusukan,pengendapan,dekomposisi,geotektonik dan erosi.Pada saat ini juga
banyak terdapat pertambangan batubara liar yang dimana dapat menimbulkan kerugian untuk
negara.Penambangan batubara seharusnya dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapannya
seperti Pembersihan lahan,Pengupasan Tanah Pucuk ,Pengupasan Tanah Penutup,
Penimbunan tanah penutup, Coal Cleaning, Penambangan Batubara, Pengangkutan Batubara
ke ROM, Stock Crushing, Stockpile ,Preparasi, Sizing, Coal Barging dan Transhipment.

3.2 Saran
Sebagai generasi muda, kita harus bisa memanfaatkan batubara dengan bijak.Perlunya
kesadaran untuk menggunakan batubara dengan benar agar tidak merusak lingkungan.
Dianjurkan agar kita untuk menjaga batubara sebagai salah satu kekayaan alam yang
diperlukan untuk kehidupan kita.Gunakan batubara sesuai dengan aturan yang ada agar tidak
menimbulkan efek yang negatif bagi kehidupan manusia.

24
DAFTAR PUSTAKA

Michael Elkan April 04,2016 https://ringkasanbukugeografi.blogspot.com/2016/04/proses-


pembentukan-batu-bara.html

Fluorite.net https://posalu.wordpress.com/2018/01/24/batubara-pengertian-proses-
pembentukan-potensi-genesa-serta-materi-pembentuk-batubara/

Adminmsi-in Uncategorized 2018 https://minelog-services.com/proses-pertambangan-


batubara/

Akhmad Nafarin 2013 http://akhmad-nafarin.blogspot.com/2010/10/kelas-dan-jenis-


batubara.html

Inka Puji Lestari Juni 15,2019 https://foresteract.com/sumber-daya-batu-bara-di-indonesia/

Ikram Yusra 2020 https://www.academia.edu/10674482/Gasifikasi_batubara

25

Anda mungkin juga menyukai