Oleh:
Anggota Kelompok
Sihol Christian Lumbantoruan 13716011
Chevira Destri Pramesthi 13716037
Fahmi Aulia Mulyadi 13716058
Setiap 10.000 steps, data akan ditampilkan berupa file ‘fort.1001’ yang
merupakan hasil perhitungan setelah 10.000 steps, kemudian muncul
‘fort.1002’ yang merupakan hasil perhitungan setelah 20.000 steps, sampai
dengan file ‘fort.1010’ yang merupakan hasil perhitungan setelah 100.000 step
Data kurva phase field ditampilkan dengan sumbu y pada plot dibiarkan
bernilai 2. Sedangkan data kurva konsentrasi ditampilkan dengan sumbu y
dirubah menjadi nilai 3
BAB III
DATA DAN ANALISA
3.1 Data
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data kurva phase-field dan
konsentrasi pada sumbu y dengan variasi nilai f sebesar 3 x 106 , 3,2 x 106 , 3,4 x 106 ,
3,4 x 106 , 3,6 x 106 dan 3,8 x 106 pada simulasi 100.000 step. Hasilnya adalah sebagai
berikut
Nilai F terdiri dari 3x106, 3.2x106, 3.4x106,3.6x106, dan 3.8x106. Variasi nilai F ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh F terhadap kedalaman difusi atom Boron. Pada
awalnya, dilakukan kompilasi pada fortran untuk memperoleh fort.1000 hingga
fort.1010 dengan jumlah total 11 file dimana tiap file mengandung 1000 data yang
terdiri atas 3 parameter yakni kedalaman/depth (x), order parameter (ϕ), dan satu
parameter lain. Lalu, data-data ini dimunculkan dalam sebuah grafik melalui aplikasi
plot 32, sehingga dihasilkan kurva seperti pada Gambar 1 hingga Gambar 10. Grafik
ini dimunculkan berupa phase-field atau order parameter (ϕ) terhadap grid numbers
(Δx) dan konsentrasi fraksi molar atom Boron terhadap grid numbers (Δx). Kemudian,
kurva hasil plot tersebut dapat mewakili proses boronizing.
Selanjutnya, dengan menetapkan nilai ϕ=1 sebagai fasa boride Fe2B dan ϕ=0
sebagai fasa austenite (γ), maka bidang miring pada kurva menunjukan interface dari
kedua fasa. Garis pada kurva juga menunjukan bahwa plot data fort.1001 menuju
fort.1010, menghasilkan garis yang cenderung mengarah ke arah kiri menuju sumbu
tegak normal (sumbu-y). Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
kedalaman difusi atom boron pada substrat Fe merupakan fungsi dari waktu. Oleh
karena itu, dengan variasi nilai F maka akan terjadi pergeseran kurva pada grafik yang
diperoleh ke arah kiri, hal ini menunjukkan bahwa terjadi pergerakan interface dari fasa
austenite menuju fasa Fe2B. Dengan kata lain, semakin sedikit fasa Fe2B yang
terbentuk. Pergeseran tersebut dapat dilihat pada grafik dimana daerah dengan orde
parameter 1 berupa Fe2B semakin mengecil dan daerah dengan kemiringan yang
mewakili interface bergerak kearah kiri, dimana orde parameternya bernilai nol yang
mewakili austenite. Berdasarkan kurva yang diperoleh dari kelima kurva, variasi nilai
F = 3.8 x 106 menunjukkan pergeseran yang paling besar.
Berdasarkan data, dapat diamati juga perbedaan kurva phase-field dengan kurva
konsentrasi untuk setiap variasi F. Dapat ditinjau bahwa gradien yang lebih besar
terdapat pada kurva konsentrasi. Hal ini, menandakan interface atau ketebalan pada
kurva konsentrasi lebih kecil dibanding pada kurva phase-field. Gradien dari kurva
konsentrasi terhadap grid numbes menandakan bahwa terjadi flux Boron yang
berdifusi ke permukaan substrat. Sama seperti pada kurva phase-field dimana pada
kurva konsentrasi juga terjadi pergerakan interface kearah kiri. Dengan kata lain,
pertumbuhan fasa borida semakin rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh energi gibbs
fasa borida yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan nilai F dimana
semakin tinggi energi gibbs yang dimiliki fasa borida maka pertumbuhan butir akan
semakin sulit atau lebih lama.