Anda di halaman 1dari 19

BAB II

ROLLER MILL

Proses selanjutnya dalam penyiapan umpan kiln adalah penggilingan material


dengan komposisi dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Proses penggilingan ini juga ikut
mempengaruhi kestabilan proses pembakaran selanjutnya, maka dari itu tidak hanya
sekedar menghaluskan material saja akan tetapi komposisi dan kualitas material yang di
proses juga selalu dikendalikan. Dengan proses yang kontinyu ini jika mutu dan kualitas
setiap tahapan proses produksi tidak sesuai standar yang ditetapkan maka akan terjadi
ketidakstabilan bahkan kegagalan produk akhir.

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 13


Ada beberapa type proses penggilingan raw material tersebut dan tentunya
masing-masing pabrikan mempunyai keunggulan dan kekurangan, tergantung konsumen
yang memilih dan disesuaikan dengan hasil setudi kelayakan dan kondisi plant tersebut
berada.
Dibawah ini ada dua contoh alat penggilingan raw material yaitu : Tube Ball Mill dan
Vertical Roller Mill.

Di PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, untuk penggilingan umpan kiln ini
menggunakan raw mill grinding type Vertical Roller Mill :

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 14


 Fuller Loesche Mill
 Type : Vertical Roller Mill , LM 59.42.
 Capacity : 570 TPH (dry basis)
 Clasifyier : LKS 116
 Gear Box : Flender , KMP 750
 Motor Drive : 4.000 Kw, 1.000 RPM

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 15


Gambar : Vertikal Roller Mill (VRM)

Vertical Roller Mill , LM 59.42 ini dengan diameter grinding efective 5,9 meter
dan memiliki 4 buah roller yang bekerja secara otomatis untuk menghaluskan material
yang dikontrol kehalusan produk sesuai yang diharapkan dengan pengaturan clasifier.
Secara umum untuk proses penggilingan sudah dibahas pada sesi yang lain, sedangkan
untuk materi kali ini akan difokuskan pada perawatan rutin saat beroperasi sekaligus
menjaga utilisasi peralatan itu sendiri.

Gambar : Display CCR Operasi Roller Mill

Perawatan yang harus dilakukan untuk peralatan penggilingan umpan ini adalah :

1. Pada saat peralatan beroperasi :


 Otonomos : yang biasa dilakukan oleh operator pada saat alat beroperasi.
 Inspeksi terjadwal : yang biasa dilakukan oleh orang maintenance

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 16


 Predictive : dengan menggunakan spesial tool yang biasa dilakukan oleh
unit Inspeksi Pemeliharaan atau tenaga spesialis yang diperlukan.

2. Pada saat peralatan berhenti :


 Break down : jika terjadi kerusakan dan mematikan peralatan.
 Overhaul tahunan : perbaikan menyeluruh yang telah direncanakan

Bagian utama dari Vertical Roller Mill adalah :

1. Triple Gate (Air Lock Feeder System)


2. Grinding Ring Segment (Grinding Area) + Dam Ring
3. Roller
4. Hydraulic Cylinder + Spring Rod + Bladder Accumulator
5. Louvre Ring + Armour Ring + Scraper Reject
6. Inlet Hot Gas Ducting
7. Clasifier
8. Feed Center Cone
9. Outlet Product Ducting
10. Gear Box Reducer Drive + Reducer Lube System
11. Secondary Spring Suspension (Tidak digunakan di PTSG)
12. Hydarulis Spring System (HSS) Unit
13. Circulating Lube (CL) System
14. Safety Device (flow switch, pressure switch, temp. switch, dll.)

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 17


Gambar : Ilustrasi Roller Mill

Berikut ini akan diuraikan sedikit mengenai bagian-bagian tersebut diatas

1. Triple Gate

Sesuai dengan namanya maka bagian ini terdiri dari tiga buah gate yang bekerja
bergantian dalam membawa material masuk kedalam roller mill. Fungsi utama dari triple
gate ini adalah untuk membawa material tanpa ada udara luar yang ikut masuk kedalam
roller mill. Udara luar diharapkan seminimal mungkin yang terbawa kedalam mill karena

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 18


temperatur udara luar relatif masih dingin, sedangkan proses penggilingan didalam mill
membutuhkan panas untuk pengeringan material.

Gambar : Triple Gate (feed air lock system)

Triple gate ini bekerja bergantian waktu open dan close masing-masing gate,
sehingga dengan kombinasi tersebut bisa mengurangi masuknya udara. Dan gerakan
buka-tutup dikontrol oleh system hydraulic power pack secara otomatis. Masing-masing
gate ditumpu oleh dua buah bearing kiri dan kanan dan digerakkan oleh actuator
hydraulic pada shaft disamping. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatannya
diantaranya adalah :

1. Hydraulic power pack dijaga agar pressure yang dibutuhkan untuk menggerakkan
piston actuator terpenuhi, mulai dari kondisi pompa, kebocoran pada line oil
maupun kondisi actuator itu sendiri.

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 19


2. Bearing penumpu shaft juga harus selalu dijaga pelumasannya, termasuk juga
kondisi sambungan engkol terhadap actuator.
3. Actuator hydraulic sebagai penggerak buka-tutup gate jangan sampai terjadi
kebocoran, karena bisa berakibat terganggunya sequence kerja triple gate.
4. Liner triple itu sendiri dimana sering terjadi keausan karena memang selalu
pergesekan dengan material umpan roller mill yang masuk.

2. Grinding Area

Grinding area adalah tempat dimana material akan diproses untuk dihaluskan,
yang mana fenomena ini didasari dari proses yang sederhana dimana ada material ukuran
besar yang dipaksa untuk melewati permukaan yang sempit dengan tekanan tertentu
sehingga terjadi himpitan terhadap material tersebut yang mengakibatkan terjadi
perubahan ukuran material (pecah / hancur).

Gambar : Ilustrasi penggilingan

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 20


Tire Roller dan Grinding Table

Gambar : Grinding Ring dan Roller

Berangkat dari cara kerja antara grinding table dan roller dalam melakukan
penghalusan material maka peralatan ini sangat berperan sekali terhadap keberhasilan
terhadap target yang diharapkan, diantaranya : kapasitas, kehalusan, kelancaran /
kontinyuitas dan kestabilan.

Grinding area sangat menentukan maka luas area contact untuk grinding harus
dijaga termasuk bad depth material (ketebalan material) sahingga efek proses
penghalusan akan terjaga secara optimal. Jika faktor tersebut terjadi perubahan yang
signifikan maka akan langsung berpengaruh terhadap proses penggilingan. Maka secara
garis besar ketebalan grinding table (grinding ring segment) dan ketebalan permukaan
roller, keausan maksimal yang bisa ditoleransi adalah 60 % s/d 75 %. Angka tersebut
Materi Training Tenaga PKWT - 2008 21
bukan akan mati tetapi untuk acuan dan problem solving dalam pengoperasian, karena
banyak faktor yang juga ikut mempengaruhi. Jika keausan sudah terjadi seperti itu maka
harus segera dilakukan penggantian atau re-kondisi untuk menjaga agar proses grinding
bisa berjalan sesuai design yang telah ditetapkan.

Perbaikan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut diantaranya :

1. Penggantian grinding ring segment (table liner) atau re-welding.


2. Penggantian roller yang aus atau re-welding roller.
3. Pengantian dam ring atau re-welding dam ring

Juga perlu diperhatikan dan dilakukan pengechekan rutin adalah gap (jarak)
antara permukaan grinding table dengan roller. Dari manufaktur sudah menentukan
berapa gap yang optimal dan aman untuk beroperasi, dan ini harus dilakukan karena jika
tidak maka operasi tidak bisa maksimal. Jika dilakukan setting gap terlalu lebar maka
efek grinding tidak maksimal dan menyebabkan power motor terlalu tinggi karena
banyaknya material yang tinggal diatas grinding table. Sebaliknya jika di setting terlalu
kecil akan sangat rawan terhadap benturan langsung antara grinding tale dan roller, hal
ini bisa berakibat fatal yaitu pecahnya tire ataupun grinding table.

3. Roller

Seperti yang telah dibahas sebelumnya untuk keausan permukaan roller yang
perlu diperhatikan dalam mempertahankan efek grinding, selain itu juga kondisi unit
roller itu sendiri. Seperti dalam gambar ilustrasi, bahwa di Vertical Roller Mill LM59.42
mempunyai 4 (empat) buah roller yang bekerja bersama dalam sistem grinding material.
Dari setiap roller itu sendiri mempunyai komponen yang ikut berperan dalam proses
bekerjanya Roller Mill unit ini, sehingga perlu juga diperhatikan dan pemeliharaan agar
kerja roller tidak terganggu. Adapun komponen yang tersusun dalam masing-masing unit
roller ini adalah :

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 22


1. Roller Tire
2. Shaft
3. Bearing
4. Axle Seal
5. Circulating Lube System
6. Safety Device & Acessories

Gambar : Ilustrasi Roller Unit

Kerusakan yang bisanya terjadi selain keausan roller tire adalah kebocoran oil
karena kerusakan axle seal yang mana akan berpengaruh terhadap kinerja bearing roller.
Jika axle seal bocor maka circulating oil pelumas yang bekerja untuk melumasi bearing
akan berkurang atau tidak maksimal yang berakibat berkurangnya oil dalam oil tank yang
mana harus dilakukan penambahan terus menerus. Sebagai ilustrasi, jika kebocoran axle
seal sudah parah maka setiap 1 shift operasi untuk satu roller memerlukan penambahan

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 23


200 ltr – 300 ltr oil. Akibat yang lain jika kebocoran berlangsung lama maka debu atau
material halus akan masuk kedalam bearing yang berakibat pelumasan di bearing tidak
maksimal. Kejadian fatal yang mungkin terjadi jika kondisi kegagalan pelumasan ini
berlanjut bisa mengakibatkan kerusakan pada bearing. Jika salah satu dari roller tersebut
macet (tidak bisa berputar) maka proses penggilingan tidak bisa berlangsung dan
menyebabkan terjadinya vibrasi yang hebat terhadap unit Vertical Roller Mill yang mana
akan mengaktifkan safety device dari system dan otomatis akan mematikannya system.

4. Hydraulic – Pnerumatic Spring Suspension dan Bladder Accumulator.

Hyadraulic cylinder berfungsi untuk menghaluskan material diatas grinding table.


Cylinder ini dihubungkan dengan bearing, cke mill stand dan rocker arm. Cylinder ini
bekerja berhungan dengan bladder accumulator yang diisi dengan gas Nitrogen (N2)
untuk memperoleh efek peredaman hydraulic dan pneumatic. Spring suspension ini
dibuat agar roller tetap bisa berjalan untuk menggiling meterial diatas table. Semua
cylinder dan accumulator disambung paralel sehingga beban pada ginding area menjadi
rata. Hal ini sama dengan kalau kita mengendarai mobil melewati jalan yang tidak rata
maka diperlukan suspensi untuk meredam kejutan yang terjadi.

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 24


Gambar : Ilustrasi Hydraulic-Pneumatic Spring Suspension (HSS).
Seperti ilustrasi diatas jika terjadi perubahan posisi dari roller naik atau turun
maka akan dikompensasi oleh hydraulic spring absorber maupun bladder accumulator,
dimana dengan Hydraulic Spring System (HSS) control unit. HSS ini akan menjaga
kondisi naik-turun roller pada posisi dengan batas yang telah ditetapkan. Kerja dari HSS
ini sudah ditentukan oleh manufacture dengan pressure tertentu, demikian juga dengan
bladder accumulator sebagai kompensator balik dari spring absorber telah diisi dengan
gas nitrogen (N2) dengan pressure 80 % dari working pressure HSS.

Antara roller dan spring absorber dihubungkan oleh rocker arm sebagai tempat
duduknya roller unit, spring rod dan clamping connection. Diujung bagian bawah spring
absorber terdapat bearing yang berfungsi sebagai engsel dan mengakomodasi gerakan
absorber, demikian juga di ujung atas akan disambung oleh clamping connection dengan
spring rod dengan bearing sebagai engsel-nya. Perlu diperhatikan untuk pelumasan
bearing ini, jika terjadi kegagalan lubrikasi maka bisa berakibat terbatasnya gerakan
absorber dan bisa mengakibatkan putusnya batang spring absorber.

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 25


5. Louvre Ring + Armour Ring + Scraper Reject

Bagian ini merupakan pengarah aliran udara panas yang diperoleh dari preheater
dimasukkan kedalam roller mill melalui sisi bawah kiri-kanan grinding ring area. Udara
panas ini diperlukan untuk pengeringan material yang digiling dalam mill, juga untuk
mengangkat material produk yang halus. Louvre ring mengarahkan udara keruangan mill
secara radial (melingkar) sedangkan armour ring mengarahkan udara agar menuju
ketengah dari mill. Dengan putaran grinding ring tersebut otomatis membuat material
yang lebih kasar akan mudah terlempar keluar, sehingga masuk kedalam lubang louvre
ring sehingga terjadi penumpukan di canal ring (dibawah grinding ring). Tumpukan
material tersebut perlu di pindahkan agar tidak menumpuk terus menerus, untuk itu
diperlukan scraper reject untuk membersihkannya. Material reject ini akan disirkulasi
ulang dengan belr conveyor dan bucket elevator untuk dimasukkan kedalam roller mill
kembali bersama fresh feed dari pile.

6. Clasifier

Bagian utama dari proses grinding pada vertical roller mill yang lain adalah
clasifier. Fungsi utama dari alat ini adalah memisahkan (sesuai dengan namanya) antara
material yang halus dan kasar. Clasifier ini dioperasikan dengan kecepatan putar yang
bisa disesuaikan dengan kebutuhan (yang sudah ditentukan). Semakin cepat putaran
operasi clasifier maka akan semakin halus produk yang dihasilkan dan otomatis
pemakaian power akan lebih tinggi, dan begitu juga sebaliknya.

Komponen yang tersusun dalam clasifier uang perlu mendapatkan perhatian adalah :

1. Rotor Blade, Guide Vade, Outer Seal dan Inner Seal.

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 26


Komponen ini sangat berpengaruh terhadap kehalusan dari produk yang
dikehendaki. Demikian pula karena berfungsi untuk memisahkan material halus
dan kasar maka keausan yang terjadi juga akan lebih cepat dibandingkan
komponen yang lain. Jadi jika keausan sudah terjadi pada rotor blade, giude vane,
outer seal dan inner seal maka harus segera dilakukan penggantian atau perbaikan.

2. Top dan Bottom Bearing


Rotor blade yang tersusun seperti sebuah sangkar digantungkan pada shaft
vertikal dengan gear box penggerak berada dibagian atasnya. Dalam beroperasi
clasifier yang digerakkan oleh shaft tersebut ditumpu oleh top dan bottom
bearing, dimana pelumasan bearing penyangga ini harus selalu diperhatikan.
Mengingat posisi bearing ada didalam ruangan sehingga tidak bisa terlihat secara
langsung maka alat pendeteksi bearing diperlukan untuk mengetahui kondisinya.

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 27


Gambar : Ilustrasi Clasifier

7. Gear Box Reducer

Untuk memutar grinding ring segment (table liner) pada saat beroperasi
digunakan gear box yang cukup besar dengan putaran out put sekitar 24 RPM. Dengan
kondisi yang sering terjadi impact karena proses grinding maka diperlukan design khusus
untuk gear box ini sehingga tahan terhadap kondisi yang ada. Gear box yang
dipergunakan adalah produk dari FLENDER dengan Type KMP 750, yang di design
dengan system planetary.
Gear box reducer ini merupakan salah satu gear box yang besar di pabrik Tuban
ini, sehingga jika terjadi kesalahan dalam pemeliharaan dan pengoperasiannya akan
berakibat fatal. Gear box KMP 750 ini di design dengan power sekitar 4500 Kw dan

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 28


berat total sekitar 110 ton serta ratio 63. Konstruksi gear box ini menggunakan dua stage
pinion seperti terlihat pada gambar diatas. Dimulai dari input pinion shaft gaya ditransfer
ke bevel gear wheel pada stage pertama yang terpasang menyatu dengan pinion shaft,
yang selanjutnya pemindahan gaya diterima pada gear wheel stage kedua.

Gambar : Gear Box KMP 750

Untuk menghindari terjadinya beban akibat impact yang berlebihan, shaft stage
kedua ini untuk mentransfer gaya pada sumbu segaris pada gear planetary dipasang gear
coupling. Juga untuk menumpu shock load yang begitu besar diatas grinding ring
segment tersebut, maka dipasang trust slide bearing yang terdiri dari 14 segment. Trust
slide bearing ini didukung oleh hydraulic high pressure yang terpasang pada masing-
masing segment tersebut. Selain itu juga dilengkapi dengan reducer lube system untuk
menjaga pelumasan pada semua gigi dan bearing didalm gear box. Reducer lube system
ini juga dilengkapi dengan safety device untuk flow switch maupun temperatur switch,

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 29


dimana jika terjadi kegagalan pada lubrikasi gear box akan secara otomatis menghentikan
operasi untuk menghindari kerusakan yang fatal.

8. Hydraulic Spring System (HSS)

Pada penggilingan material di atas grinding table, roller di design untuk menekan
material tersebut melalui actuator spring absorber yang terpasang pada masing-masing
roller. Untuk menimbulkan gaya tekan pada roller ini, actuator spring absorber di kontrol
oleh hydraulic spring system (HSS) unit, yang dipasangkan juga bladder accumulator
untuk meredam shock load yang terjadi saat operasi.. HSS unit ini juga merupakan alat
bantu pada saat service roller dimana pada saat swing out (menarik roller keluar) dan
swing in (mengembalikan roller ke posisi semula) roller dengan actuator khusus untuk
maintenance. Seperti unit system lainnya, pada HSS ini terdiri dari pompa (gear pump),
filter oil, solenoid control, safety device, dan juga display. Diagram hydraulic power pack
dapat dilihat pada lembar berikut.

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 30


Gambar : Diagram HSS

Materi Training Tenaga PKWT - 2008 31

Anda mungkin juga menyukai