Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TUGAS 1

MT3205-METODE KOMPUTASI DALAM TEKNIK MATERIAL


Kinetic Study of Fe 2 B Growth from γ Phase of Iron
Oleh:

Kelompok 05
Hanif Herdiyan 13716019
Ihsan Nurfajri 13716038
M. Iqbal Aufarafi 13716052

Tanggal Pengumpulan Laporan 5 April 2019


Asisten (NIM) Irma Pratiwi

LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rangkuman Materi

Fenomena Boronizing merupakan fenomena pendifusian suatu substrat logam


untuk pembentukan struktur boride keras pada permukaan logam. Pada dasarnya
struktur borida terdiri dari 2 jenis, yaitu FeB dan Fe2B. Keberadaaan dari 2 jenis
struktur ini dipengaruhi oleh beberapa kondisi proses salah satunya adalah
temperatur. Struktur FeB memiliki karakteristik berupa kekerasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Fe2B, maka dari itu FeB memiliki karakteristik yang lebih getas
dibandingkan fasa Fe2B. maka struktur Fe2B akan cenderung memiliki ketangguahan
yang tinggi sehingga merupakan target pembentukan untuk memiliki struktur yang
serupa dalam hal ini.

Pada saat ini, phase field sendiri merupakan metode yang mensimulasikan
pertumbuhan Fe2B dari fasa austenite (), metode ini juga umum digunakan untuk
mensimulasikan pertumbuhan fasa ferit () dari fasa austenite () pada baja.

kelebihan pada metode phase field adalah tidak dibutuhkannya perhitungan


mengenai kondisi interface yang kompleks. Sedangkan kekurangan dari metode
phase field ini penentuan energi aktivasi untuk pertumbuhan Fe2B. Karena Fe2B
merupakan line compound, sehingga penentuan energi bebasnya tidak dipengaruhi
oleh konsentrasi, serta tidak akan ada nilai penurunan dari energi bebas yang
bergantung pada konsentrasi. Nilai turunan secara matematikal ini beguna untuk
menentukan pemodelan transformasi fasa dengan metode phase field. Maka dari itu
untuk menyelesaikan masalah ini akan dibuat asumsi bahwa energi bebas akan
memiliki hubungan yang parabolik dengan konsentrasi.
Gambar 1 Fe2B concentrate terhadap substrat kedalam nilai turunan dengan
metode phase field
BAB II
ALUR BERPIKIR

Start
Materials
Parameter Boundary condition untuk

(T, σ, Ea, R) fasa dan konsentrasi

SGTE Database

Input
Data

Initial
Profile

Phase-Field
Parameter

Time
Increment

Boundary
Condition
Processing
Data

Data Output

( terhadap grid

Finish
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Data Pengamatan
Dari tugas yang diberikan, konstanta yang diubah adalah F (faktor pengali agar model
larutannya tepat):

Gambar 3.1 Nilai F untuk Setiap Kasus

3.2 Pengolahan Data


A. Kasus 1: Nilai F= 3x106

Gambar 3.2 Grafik Order Parameter () Terhadap Kedalaman (x) jika Nilai F=
3x106
B. Kasus 2: Nilai F= 3,2x106

Gambar 3.3 Grafik Order Parameter () Terhadap Kedalaman (x) jika Nilai F=
3,2x106
C. Kasus 3: Nilai F= 3,4x106

Gambar 3.4 Grafik Order Parameter () Terhadap Kedalaman (x) jika Nilai F=
3,4x106
D. Kasus 4: Nilai F= 3,6x106

Gambar 3.5 Grafik Order Parameter () Terhadap Kedalaman (x) jika Nilai F=
3,6x106

E. Kasus 5: Nilai F= 3,8x106

Gambar 3.6 Grafik Order Parameter () Terhadap Kedalaman (x) jika Nilai F=
3,8x106
BAB IV

ANALISIS DATA

Simulasi pergerakan interface energi gibbs konstan dengan temperatur tertentu


disimulasikan untuk pergerakan interface yang dapat dilakukan dengan penggunaan file
“ram.f” dan program FORTRAN. File “ram.f” tersebut berisi coding untuk mensimulasikan
pertumbuhan butir dengan metode phase field. Dalam file tersebut, harus ditentukan
parameter model phase field berupa konstanta b, F dan y. Setelah itu, file “ram.f” harus di-
compile untuk mendapatkan program berupa file “ram.exe” yang akan dijalankan untuk
memperoleh data hasil 10.000 iterasi. Data yang diperoleh diplot ke dalam aplikasi PLOT 32
untuk mendapatkan grafik hubungan kedalaman (x) terhadap order parameter ().

Dari kelima kurva tersebut, kurva dengan nilai F = 3,8x106 menunjukkan pergeseran
yang paling besar, terlihat juga bahwa nilai F= 3,8x106 paling mendekati dengan kondisi
kinetic yang sesungguhnya.

Simulasi dilakukan dengan memvariasikan nilai konstanta F untuk 5 kasus berbeda,


konstanta F adalah faktor pengali agar model larutannya tepat. Nilai F yang digunakan secara
berturut-turut adalah 3x106; 3,2x106; 3,4x106; 3,6x106; dan 3,8x106. Nilai ini kemudian
dimasukan ke dalam persamaan energi Gibbs Fe2B. Dengan berubahnya nilai F, maka akan
terjadi pergeseran kurva pada grafik yang diperoleh ke arah kanan. Hal ini menandakan
bahwa akan terjadi pergerakan interface dari Fe2B ke arah austenite () atau dapat juga
dikatakan bahaw butir Fe2B tumbuh membesar. Pergeseran tersebut dapat dilihat dari grafik
dimana daerah dengan order parameter 1 yaitu Fe2B membesar dan daerah dengan
kemiringan yang mewakili interface bergerak ke arah daerah dengan orde parameter bernilai
0 yang mewakili austenite.

Anda mungkin juga menyukai