Anda di halaman 1dari 8

DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA

UNTUK TEKNIK MESIN


OLEH: ZULFIKAR, ST. MT.

BAB 3. MATRIK KEKAKUAN


Tujuan Instruksiional Umum:
1. Mahasiswa memahami pengertian matrik kekakuan.
2. Mahasiswa memahami dan mampu menyusun matrik kekakuan
berdasarkan analogi pegas.
3. Mahasiswa memahami pengertian kondisi batas.
4. Mahasiswa memahami dan mampu menurunkan persamaan matrik
kekakuan global dalam kasus-kasus analisa metode elemen hingga.

3.1. Konstanta Kekakuan Elemen


Matriks kekakuan didefinisikan sebagai matriks yang disusun
berdasarkan analogi kekakuan pegas dengan persamaan dasar  ̅ = . ̅ ,
dimana  ̅ adalah gaya eksternal yang dialami oleh pegas akibat beban yang
diberikan, K ialah konstanta kekakuan pegas/elemen, dan ̅ perpindahan
nodal akibat beban eksternal yang diberikan. Secara grafis, analogi tersebut
diperlihatkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Elemen pegas linier dengan arah perpindahan nodal dan gaya
positif

Titik 1 dan 2 disebut dengan NODAL/NODE, sedangkan k ialah


konstanta kekakuan bahan. Nilai k tergantung dari jenis bahan yang
dipergunakan dan untuk analisa struktur memenuhi persamaan 3.1.

k = AE / L (3.1)

A ialah luas penampang elemen, E ialah modulus elastisitas elemen, dan L ialah
panjang elemen. Nilai k ini berlaku untuk analisa struktur dan kekuatan
bahan.
Pada kondisi analisa perpindahan panas satu dimensi, nilai k
ditentukan dengan menggunakan persamaan 3.2,

k = AKxx / L (3.2)

UMA @2019
22
DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA
UNTUK TEKNIK MESIN
OLEH: ZULFIKAR, ST. MT.

dimana Kxx ialah konduktifitas thermal bahan. Untuk laju aliran fluida, Kxx ialah
koefisien permeabilitas bahan.

3.2. Analogi Susunan Pegas


Analisa suatu struktur dalam metode elemen hingga selalu dianalogi
sebagai suatu susunan pegas. Analogi tersebut dijelaskan dengan ilustrasi
berdasarkan gambar 3.2. Sebuah batang digantungkan pada sebuah struktur
utama dengan beban sebesar F diujung bebasnya yang mengarah ke pusat
grafitasi bumi. Batang akan dibagi menjadi beberapa bagian yang disebut
dengan elemen. Dalam contoh ini, batang dibagi atas 2 elemen.

(a) (b)

Gambar 3.2. Pembebanan pada suatu batang: (a) keadaan batang, (b)
susunan analogi dua buah pegas

Jumlah nodal selalu sama dengan jumlah elemen ditambah dengan 1.


Jika jumlah nodal diberi simbol n dan jumlah elemen dengan m, maka:

n=m+1 (3.3)

Pada kondisi pembebanan yang diperlihatkan pada gambar 3.2, jumlah


elemen ialah 2 sehingga jumlah nodal menjadi 3. Selanjutnya analisa dilakukan
dengan memperhatikan gaya reaksi pada masing-masing nodal.

Gaya reaksi pada nodal 3 ialah gaya reaksi yang diakibatkan oleh gaya F pada
ujung bebas elemen kedua (elemen bagian bawah). Demikian juga pada nodal

UMA @2019
23
DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA
UNTUK TEKNIK MESIN
OLEH: ZULFIKAR, ST. MT.

2 dan 1, gaya reaksi tersebut berhubungan dengan gaya F yang terjadi pada
nodal 3. Diagram benda bebas gaya reaksi pada masing-masing nodal
diperlihatkan pada gambar 3.3. Notasi gaya f32 berarti gaya reaksi pada nodal
3 dengan k elemen kedua (k2), atau dituliskan:

f32 = k2 . x3

dimana: k2 ialah konstanta kekakuan pada elemen kedua dan x3 ialah


perpindahan yang terjadi pada nodal 3. Demikian juga f22 = k2 . x2, f21 = k1 . x2,
dan f11 = k1 . x1. Sedangkan k1 ialah konstanta kekakuan pada elemen pertama.

(a) (b) (c)


Gambar 3.3. Gaya reaksi pada masing-masing nodal: (a) pada nodal 3, (b)
pada nodal 2, dan (c) pada nodal 1

Pada nodal 3, persamaan kesetimbangan gayanya ialah:

F = f32 – f22 = k2.x3 – k2.x2 (3.4a)

Pada nodal 2, persamaan kesetimbangan gayanya ialah:

f22 – f32 + f21 – f11 = 0


k2.x2 – k2.x3 + k1.x2 – k1.x1 = 0
kumpulkan berdasarkan perpindahan nodal x1, x2, dan x3, maka diperoleh
persamaan:
- k1.x1 + (k1 + k2).x2 – k2.x3 = 0 (3.4b)

UMA @2019
24
DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA
UNTUK TEKNIK MESIN
OLEH: ZULFIKAR, ST. MT.

Pada nodal 1, persamaan kesetimbangan gayanya ialah:

f11 – f21 = 0
k1.x1 – k1.x2 = 0 (3.4c)

Maka diperoleh tiga buah persamaan berdasarkan jumlah nodalnya.


Persamaan-persamaan tersebut selanjutnya disusun dengan memperhatikan
perpindahan nodal-nodalnya (x1, x2, dan x3).

k1.x1 – k1.x2 = 0
- k1.x1 + (k1 + k2).x2 – k2.x3 = 0
k2.x3 – k2.x2 = F

Persamaan-persamaan tersebut dapat disusun menjadi persamaan matriks


berdasarkan persamaan dasar pegas, yaitu k.x = F.

(3.5)
Apabila diperhatikan persamaan 5, terdapat pola keteraturan susunan
kekakuan elemen, dimana satu elemen akan membentuk sebuah persamaan
matrik berordo 2x2 dengan nilai sel yang sama tetapi tanda k elemen yang
berbeda. Sebagai contoh untuk elemen pertama, susunan matriksnya ialah:

(3.6a)
Demikian juga untuk elemen kedua, dimana kekakuan elemennya ialah k2,
persamaan matriksnya menjadi:

(3.6b)

UMA @2019
25
DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA
UNTUK TEKNIK MESIN
OLEH: ZULFIKAR, ST. MT.

Selanjutnya persamaan 3.6a dan 3.6b dijumlahkan secara diagonal dan


disusun menjadi:

(3.7)

Untuk menambah pemahaman penyusunan persamaan matriks


metode elemen hingga dengan menggunakan konsep analogi pegas, gambar
3.4 menunjukkan sebuah kondisi pembebanan pada sebuah batang secara
hosrizontal dengan gaya G pada ujung bebas batang.

(a)

(b)
Gambar 3.4. Pembebanan batang horizontal: (a) bentuk batang, (b) analogi
pegas.

Pada kondisi pembebanan batang yang diperlihatkan pada gambar 3.4,


batang dibagi atas 3 elemen, dengan nilai k untuk elemen 1 dan 2 ialah sama
yaitu k1, sedangkan untuk elemen 3 ialah k2. Pada node 4 terdapat gaya
eskternal G dengan arah ke kanan. Berdasarkan konsep analogi pegas yang

UMA @2019
26
DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA
UNTUK TEKNIK MESIN
OLEH: ZULFIKAR, ST. MT.

telah dijelaskan sebelumya, maka persamaan matriks untuk kondisi


pembebanan pada gambar 3.4 dapat dengan mudah disusun sebagai berikut:

3.3. Kondisi Batas


Kondisi batas ialah variabel-variabel yang telah diketahui pada suatu
kondisi pembebanan, seperti gaya-gaya eksternal, kondisi dudukan, panas
konveksi, sumber panas, dll. Kondisi batas inilah yang dapat
menyederhanakan suatu persamaan matriks sehingga dapat diselesaikan
dengan mudah dan mendekati kondisi yang sesungguhnya.
Pada gambar 3.4 yang telah dijelaskan sebelumya, variabel-variabel
kondisi batasnya ialah: (1) gaya eksternal pada nodal 4, yaitu gaya G, dan (2)
dudukan/penahan pada nodal 1 yang bersifat fix sehingga sudah dipastikan
tidak akan terjadi perpindahan (x1 = 0). Karena nilai x1 sudah diketahui, yaitu
nol, dan setiap bilangan yang dikalikan dengan nol ialah tetap menjadi nol,
maka seluruh kolom 1 dan baris 1 dalam dieliminasi dari persamaan matriks
tersebut.

Atau disederhanakan menjadi:

UMA @2019
27
DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA
UNTUK TEKNIK MESIN
OLEH: ZULFIKAR, ST. MT.

CONTOH SOAL
Untuk susunan pegas dengan nomor nodal seperti diperlihatkan pada gambar
di bawah ini, tentukan: (a) matrik kekakuan global, dan (b) perpindahan nodal
2 dan 3. Sebuah gaya 5000 lb diberikan pada nodal 3 dalam arah sumbu x.
Nodal 1 dan 4 di-fixed. Nilai konstanta pegas diperlihatkan pada gambar.

Penyelesaian:
a. Persamaan matrik kekakuan global-nya berdsarkan metode analogi
pegas ialah:

Dengan memasukkan nilai konstanta kekakuannya, yaitu k1 = 1000, k2


= 2000, dan k3 = 3000, maka susunan persamaan matriksnya menjadi:

b. Kondisi batas pada contoh ini ialah: (1) Perpindahan untuk nodal 1 dan
4 (x1 dan x4 ) ialah nol, karena dalam kondisi dudukan fit. Dengan
demikian kolom dan baris 1 dan 4 pada persamaan tersebut dapat
dihilangkan, (2) gaya eksternal yang terjadi pada nodal 2 ialah 0, oleh
karena F3 = 0, sedangkan pada nodal 3 terdapat gaya external sebesar F3
= 5000 lb. Dengan demikian diperoleh persamaan matriks yang baru,
yaitu:

Dengan menggunakan metode elominasi Gauss-Jordan, perpindahan


pada nodal 2 dan 3 diperoleh:

UMA @2019
28
DASAR-DASAR METODE ELEMEN HINGGA
UNTUK TEKNIK MESIN
OLEH: ZULFIKAR, ST. MT.

x2 = 0,909 in dan x3 = 1,363 in.

c. Gaya reaksi pada nodal 1 dan 2 diperoleh dengan memasukkan nilai


variable perpindahan yang telah diketahui, yaitu perpindahan pada
nodal 1 dan 2 adalah nol karena pada nodal ini pegas di-fix. Dengan
demikian persamaan matrik kekakuan globalnya menjadi:

LATIHAN BAB 3
3.1. Untuk susunan pegas pada gambar L3.1, susunlah matrik kekakuan
globalnya.

Gambar L3.1
3.2. Berdasarkan gambar L3.1, jika gaya P = 10 kN, tentukan perpindahan
yang terjadi pada masing-masing nodal.

UMA @2019
29

Anda mungkin juga menyukai