BAB VI
BAB 6. ANALISA PERPINDAHAN PANAS SATU DIMENSI
menggunakan MEH.
6.1. Pendahuluan
analisis satu dimensi dapat dipergunakan. Pendekatan ini dapat menjadi dasar
53
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
Perpindahan panas pada suatu benda dapat terjadi melalui 3 (tiga) cara
dasar, yaitu:
Pada bab ini kita tidak akan membahas mengenai definisi ketiga jenis
kekakuan elemen untuk ketiga jenis perpindahan panas tersebut pada suatu
pada suatu benda terdiri dari tiga komponen utama, yaitu luas penampang
arah sumbu x (Kxx) dengan satuan kW/m.K (metric) atau Btu/h-ft-oF (british),
dan panjang elemen tersebut (L) yang disusun berdasarkan persamaan 6.1a.
persamaan 6.1b.
ೣೣ
k= (6.1a)
1 −1
[kc] = ݇ ቂ ቃ (6.1b)
−1 1
54
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
dalam satuan W/m2.K (metric) atau Btu/h-ft2-oF (british), P ialah keliling dari
2 1
[kh] = ቂ ቃ (6.2)
1 2
Dengan kata lain, konstanta kekakuan elemen total merupakan jumlah antara
ೣೣ 1 −1 2 1
[k] = ቂ ቃ+ ቂ ቃ (6.3)
−1 1 1 2
Persamaan 6.3 hanya berlaku pada elemen bagian dalam dari suatu
batang atau benda. Sementara, untuk elemen bagian ujung batang, apabila
dipengaruhi oleh panas konveksi, maka persamaan 6.3 tidak lagi dapat
55
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
0 0
[kh]ujung = hAቂ ቃ (6.4a)
0 1
ೣೣ 1 −1 0 0
[k] = ቂ ቃ + ℎ ܣቂ ቃ (6.4b)
−1 1 0 1
diperlihatkan pada tabel 6.1. Beberapa nilai tipikal konduktifitas panas untuk
beberapa bahan padat dan cairan diperlihatkan pada tabel 6.2. Nilai jangkauan
pendekatan koefisien konveksi untuk bahan udara (air) dan air (water) pada
56
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
Tabel 6.2. Konduktifitas panas tipikal untuk beberapa benda padat dan
cairan
variabel F pada persamaan umum kekakuan elemen ialah gaya eksternal yang
dikenai pada suatu struktur atau batang. Berbeda halnya dengan kasus
pada suatu batang atau benda. Beberapa variabel yang termasuk sebagai
sumber thermal pada kasus analisa perpindahan panas antara lain: sumber
panas (Q), flux panas (q*), dan panas konveksi lingkungan (T∞). Q adalah
sumber panas yang dibangkitkan per satuan waktu per satuan volume. Satuan
Q ialah kW/m3 atau Btu/(h-ft3). Heat flux q* ialah laju perpindahan energi
57
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
panas yang diberikan pada suatu permukaan per satuan waktu. Heat flux
memiliki satuan kW/m2 atau Btu/(h-ft2). Panas konveksi ialah panas yang
konveksi untuk satuan SI metrik ialah oC atau K dan untuk satuan British (US
Customary) ialah oF atau oR. Oleh karena itu persamaan matriks pada sumber
thermal (F) pada analisa perpindahan panas disusun atas ketiga faktor
tersebut di atas dan memenuhi persamaan 6.5. Persamaan ini hanya berlaku
pada bagian dalam batang atau benda. Sedangkan khusus untuk bagian ujung
pada sub bab sebelumnya, maka untuk lebih memberikan pemahaman yang
kemprehensif, pada sub bab ini akan dikerjakan sebuah latihan sederhana
Sebuah dinding oven industri terdiri dari tiga bahan yang berbeda
seperti diperlihatkan pada gambar 6.1. Dinding lapisan pertama (bagian kiri)
tersusun dari semen tahan api dengan ketebalan 5 cm dan konduktifitas panas
58
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
k1 = 0,08 W/moC. Dinding lapisan kedua dibuat dari susunan asbes dengan
disusun dari bahan bata tahan api dengan ketebalan 10 cm dan konduktifitas
panas k3 = 0,072 W/moC. Suhu pada bagian dalam oven ialah 200 oC dan pada
bagian luar terdapat panas konveksi dengan suhu 30 oC dan koefisien konveksi
T1 = 200 oC k1 k2 k3 T∞ = 30 oC
h = 40 W/m2.K
Penyelesaian
59
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
k1 k2 k3
T4
T1
h
1 2 3 4
Jika kita perhatikan dengan teliti pada analogi pegas tersebut, terlihat bahwa
konduksi, pada nodal ini terjadi juga perpindahan panas secara konveksi.
Persamaan yang dipergunakan ialah persamaan 6.4a dan 6.4b. Perlu diingat
Apabila tidak diketahui ukuran penampang dari dinding seperti pada latihan
60
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
untuk elemen 3. Demikian juga untuk persamaan matriks sumber panas (F)
menggunakan persamaan 6.5 untuk elemen 1 dan 2, dan persamaan 6.6 untuk
elemen 3.
Kondisi batas pada kasus ini ialah suhu pada bagian dalam oven telah
diketahui sebesar t1 = 200 oC. Dengan demikian, setiap persamaan linear yang
61
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
juga. Pada persamaan matriks tersebut di atas, persamaan baris kedua dari
atas mengandung nilai t1, sehingga nilai tersebut harus dipindahkan ke ruas
kanan setelah tanda sama dengan. Proses aljabarnya adalah sebagai berikut:
Karena persamaan baris pertama dari atas pada persamaan matriks tersebut
telah diketahui hasilnya, yaitu t1 = 200 oC, maka baris pertama dan kolom
waktu. Dengan diperoleh persamaan matriks yang baru yang berordo 3x3,
sebagai berikut:
62
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
t1 = 200 oC
t2 = 173,868 oC
t3 = 89,1161 oC
t4 = 31.0453 oC
disepanjang dinding oven harus berkisar antara 30 oC hingga 200 oC. Apabila
ada nilai suhu yang lebih kecil atau lebih besar dari kisaran nilai tersebut,
kesalahan.
63
METODE ELEMEN HINGGA: Dasar-dasar Analisa Dua Dimensi
ZULFIKAR, ST. MT.
LATIHAN BAB 6
batang A = 0,1 m2. Pada ujung kiri batang terdapat suhu tetap 100 oC
Gambar L6.1
6.2. Untuk batang satu dimensi seperti diperlihatkan pada gambar L6.2
(ujung batang tidak diisolasi), tentukan suhu pada L/3, 2L/3, dan L. Kxx
Gambar L6.2
64