Anda di halaman 1dari 10

Departemen Teknik Mesin

Fakultas Teknik
Universitas Medan Area

Material Komposit
Minggu 2:
Serat Karbon dan Bahan Pengisi (Filler) Nano

Faisal Tanjung, PhD


E-mail: icalamri@gmail.com

Karbon
• Karbon dapat ditemukan dalam bentuk grafit, intan dan
fulleren.
• Grafit (semi metal) terdiri dari lapisan-lapisan atom karbon
yang ditumpuk secara berurutan sehingga berikatan kovalen
dan berikatan logam di dalam suatu lapisan, dan berikatan
van der Waals di antara lapisan-lapisan.
• Ikatan ini membuat grafit sangat anisotropik. Grafit adalah
konduktor listrik dan termal di dalam lapisan tetapi isolator
dalam arahnya tegak lurus terhadap lapisan.
• Konduktivitas listrik lebih baik ketika menggunakan grafit
untuk keperluan elektroda elektrokimia.

2
• Grafit secara kimia bersifat inert. Namun, karena strukturnya
yang anisotropik, grafit dapat bereaksi (dikenal sebagai
interkalasi) dengan substrat yang lain (disebut interkalat) yang
disisipkan di antara lapisan-lapisan karbon.
• Karbon yang bentuknya tidak teratur (disebut karbon
turbostratik) juga memiliki struktur berlapis, tetapi, tidak
seperti grafit. Setelah pemanasan, karbon yang tidak teratur
menjadi lebih teratur.
• Grafitisasi adalah proses penyusunan struktur yang
mengarah ke struktur grafit.
• Serat karbon konvensional sebagian besar adalah karbon
yang strukturnya tidak teratur.

• Fleksibel grafit dapat dibuat dengan penekanan


(compession) kumpulan lempengan grafit yang
terinterkalasi dan tereksfoliasi.
• Lempengan grafit yang tereksfoliasi saling
berikatan secara mekanis. Fleksibel grafit
biasanya dihasilkan dalam bentuk lembaran
yang tahan terhadap tekanan.
• Intan adalah padatan yang berikatan secara
kovalen yang menunjukkan struktur kristal, dan
biasanya digunakan sebagai pencegah abrasi
dan sebagai konduktor termal.
• Karena biaya bahannya yang mahal, intan
biasanya digunakan dalam bentuk serbuk atau
lapisan tipis (film). Contoh proses interkalasi
• Intan harus dibedakan juga dari karbon yang
dan eksfoliasi
memiliki struktur mirip intan (Diamond-like-
Carbon/DLC), yang merupakan karbon amorf.
DLC secara mekanis lebih lemah daripada intan
tetapi lebih murah.
4
• Fulleren adalah molekul-molekul (C60) dengan ikatan kovalen
dalam setiap molekulnya.
• Molekul-molekul yang berdekatan berikatan secara van der
Waals. Namun, fulleren bukanlah polimer.
• Karbon nanotube merupakan turunan dari fulleren, karena
pada dasarnya fulleren dengan atom karbon ekstra pada
garis ekuator struktur atomnya.
• Atom karbon ekstra menyebabkan fulleren memanjang.
Karbon nanotube dapat berupa nanotube berdinding tunggal
atau dinding berlapis-lapis, tergantung pada jumlah lapisan
karbon di dinding nanotube.

Serat-Serat Karbon

• Komposit dengan serat karbon penting


untuk aplikasi struktural dan fungsional.
• Keperluan struktural komposit dengan
serat karbon didasarkan pada
kekuatannya dan modulusnya yang
tinggi dan kepadatan rendah. Keperluan
fungsional komposit dengan serat
karbon didasarkan pada konduktivitas
listriknya yang tinggi.
• Serat karbon termasuk golongan grafit,
meskipun tidak memiliki struktur kristal.
Grafit memiliki struktur kristal berlapis,
dengan lapisan karbon yang berurutan
secara AB.
Struktur kristal grafit: a. Gambaran Tiga dimensi; b. Gambaran dua dimensi
lembaran karbon tunggal; c. Gambaran dua dimensi lembaran-lembaran
karbon yang berdampingan. 6
• Dalam setiap lapisan, ikatannya adalah kombinasi ikatan
kovalen dan ikatan logam.
• Ikatan kovalen bertanggung jawab untuk kekuatan modulus
pada lapisan karbon, sedangkan ikatan logam berkontribusi
terhadap konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang
tinggi.
• Pada arah tegak lurus terhadap lapisan karbon, ikatan yang
terbentuk adalah van der Waals (ikatan sekunder).
• Dikarenakan perbedaan antara ikatan in-plane dan ikatan out-
of-plane, grafit lebih kaku dan kuat secara mekanis dan lebih
konduktif pada bidang lapisan karbon (in-plane).
• Serat karbon dapat dibuat dari serat polimer dengan cara
mengubah polimer menjadi karbon, menggunakan proses
yang serupa dengan yang digunakan untuk pembuatan
komposit matriks-karbon.
7

• Diameter serat karbon kontinu/panjang umumnya sekitar 7μm.


• Serat karbon dapat memiliki berbagai tingkat kristalinitas,
sebagaimana diatur selama proses fabrikasi.
• Semakin tinggi suhu perlakuan panas, semakin tinggi derajat
kristalinitas (juga dikenal sebagai derajat grafitisasi).
• Setelah karbonisasi, serat karbon berbentuk non kristal
(amorf) dan dikatakan turbostratik.
• Dalam bentuk turbostratik, terdapat lapisan karbon yang tidak
terlalu luas, tidak terlalu datar dan tidak sejajar, dan tidak
berurutan secara AB.

8
• Agar serat karbon mencapai tingkat kristalinitas,
proses karbonisasi perlu diikuti dengan proses
grafitisasi, yaitu perlakuan panas pada suhu yang
lebih tinggi, seperti 2.300-3.000 ° C.
• Keadaan kristalinitas merupakan suatu keadaan
termodinamika stabil (yaitu, suatu keadaan
dimana energi sangat kecil), atom karbon akan
secara otomatis bergerak mendekati keadaan
kristalin jika ada cukup energi panas untuk
bergerak. Dengan kata lain, proses kristalisasi
bersifat spontan.
• Serat karbon memiliki lapisan karbon yang
sejajar dengan sumbu serat, meskipun
lapisannya mungkin tidak lurus.
Lapisan tidak berorientasi secara acak; ada distribusi orientasi sedemikian
rupa sehingga ada tingkat orientasi sejajar terhadap sumbu serat (tekstur
kristalografi).
9

• Ini adalah jenis tekstur yang dikenal sebagai tekstur serat,


yang secara umum mengacu pada tekstur yang orientasinya
ke arah kristalografi tertentu.
• Tekstur serat terbentuk secara alami selama proses fabrikasi
serat, yang biasanya dikarenakan aliran prekursor karbon
selama pembentukan serat prekursor.
• Tekstur ini menghasilkan serat karbon yang memiliki modulus,
kekuatan, konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang
tinggi, terlepas dari struktur anisotropi kristalografi.
• Serat karbon bersifat konduktif secara elektrik dan termal,
berbeda dengan sifat non-konduktif dari matriks polimer dan
keramik. Oleh karena itu, serat karbon dapat berfungsi tidak
hanya sebagai penguat/bahan pengisi tetapi juga sebagai
aditif untuk meningkatkan konduktivitas listrik atau termal.

10
• Serat karbon memiliki koefisien ekspansi termal hampir nol
(near-zero), sehingga dapat juga berfungsi sebagai aditif
untuk menurunkan ekspansi termal.
• Kombinasi konduktivitas termal yang tinggi dan ekspansi
termal rendah ini membuat komposit serat karbon berguna
untuk heat sink dalam elektronik dan untuk struktur ruang
yang memerlukan stabilitas dimensi.
• Konduktivitas termal serat karbon meningkat dengan derajat
grafitisasi.
• Serat karbon lebih katodik daripada hampir semua logam, jadi
dalam matriks logam, sambungan galvanik dibuat dari logam
sebagai anoda.

11

• Serat karbon dalam komposit matriks-karbon (disebut komposit


karbon-karbon) berfungsi untuk memperkuat komposit, karena
serat karbon jauh lebih kuat daripada matriks karbon
dikarenakan tekstur kristalografi pada masing-masing serat.
• Serat karbon berfungsi untuk menguatkan komposit, karena
debonding antara serat dan matriks menghasilkan mekanisme
penyerapan energi selama deformasi mekanis. Selain memiliki
sifat mekanis yang baik, komposit karbon-karbon lebih konduktif
termal daripada komposit matriks-serat karbon.
• Komposit matriks-serat karbon-keramik lebih tahan terhadap
oksidasi daripada komposit karbon-karbon. Bentuk paling umum
dari komposit semacam itu adalah beton yang dipekuat serat
karbon.
• Meskipun oksidasi karbon dikatalisasi dalam lingkungan alkalin
dan beton bersifat basa (alkalin), stabilitas kimia serat karbon
dalam beton lebih tinggi daripada polipropilena, kaca, dan baja.
12
• Konduktivitas serat karbon dan nonkonduktivitas matriks
polimer memungkinkan pembuatan komposit serat karbon-
matriks untuk keperluan dengan sifat-sifat fungsional.
• Sebagai contoh, resistivitas elektrik komposit serat karbon-
matriks sensitif terhadap kerusakan pada komposit, sehingga
memungkinkan komposit menjadi sensor terhadap
kerusakannya sendiri.
• Kerusakan dalam bentuk kerusakan serat meningkatkan
resistivitas dalam arah serat komposit. Kerusakan dalam
bentuk delaminasi meningkatkan resistivitas dalam arah
ketebalan komposit, karena delaminasi mengurangi tingkat
kontak antar serat di seluruh antarmuka interlaminar.
• Dengan kata lain, serat satu lamina tidak dapat terhubung
dengan lamina yang berdekatan di mana kedua lamina
dipisahkan oleh celah delaminasi (delamination crack).

13

• Derajat grafitisasi yang tinggi dapat menghasilkan serat karbon


dengan nilai modulus yang tinggi, konduktivitas listrik dan
konduktivitas termal yang tinggi.
• Tingkat kristalisasi yang tinggi juga dapat meningkatkan modulus,
tetapi dapat menurunkan kekuatan serat dikarenakan kristalinitas
tinggi menyebabkan sliding effect satu lapisan karbon terhadap
lapisan yang lainnya, sehingga menurunkan kekuatan serat karbon.
• Terdapat dua jenis utama serat karbon, yaitu serat dengan modulus
tinggi (dengan tingkat grafitisasi yang relatif tinggi) dan serat dengan
kekuatan tinggi (dengan tingkat grafitisasi yang relatif rendah).
• Serat karbon dengan tingkat grafitisasi yang tinggi meningkatkan
ketahanan oksidasi. Reaksi oksidasi terjadi pada suhu yang tinggi.
• Serat karbon dengan adanya oksigen tidak tahan terhadap suhu
tinggi, meskipun dapat menahan suhu yang sangat tinggi tanpa
adanya oksigen.
• Masalah oksidasi ini juga berlaku untuk komposit matriks-karbon.
Secara umum, semakin kristalin karbon, semakin tinggi suhu onset
untuk oksidasi.
14
Bahan Pengisi (Filler) Nano
• Nanokomposit dimaksudkan pada komposit dengan struktur
skala nanometer.
• Struktur ini dapat dihubungkan dengan ukuran butir, ukuran
filler, ukuran pori, dll.
• Ukuran pori kecil membantu meningkatkan kekuatan mekanis
dari bahan berpori. Ukuran butir kecil dapat menghasilkan
kekuatan yang tinggi dalam logam dan keliatan yang tinggi
dalam keramik.
• Ukuran pengisi kecil menyediakan area interface yang besar
antara matriks dan filler per satuan volume.
• Pengisi (filler) nano dapat dimaksudkan pada bahan pengisi
(filler) dalam kisaran ukuran nanometer (biasanya 1-100 nm).
• Sebagai contoh, lempengan nano dalam kisaran ukuran nano
dalam arahnya yang tegak lurus terhadap plane lempengan.
Serat nano memiliki kisaran ukuran nanometer dalam
diameter, tetapi jauh lebih besar dalam panjangnya.
15

• Bahan pengisi nano dapat berbentuk


partikel nano (misalnya, partikel karbon
sekitar 30 nm dalam ukuran karbon hitam,
dan partikel alumina sekitar 13 nm dalam
ukuran alumina)

• Serat nano (misalnya, serat karbon nano


diameter 150 nm, dengan lapisan karbon
yang berorientasi seperti "tulang ikan").

• Nano tube (misalnya, karbon nanotube


dengan satu atau lebih lapisan karbon
konsentris sepanjang sumbu tabung di
dinding tabung, yang memiliki saluran
berongga di tengahnya).

• Lempengan nano (misalnya, lempengan


nano grafit, dan nano clay).
16
Struktur aglomerat berpori
karbon hitam dan alumina
menghasilkan squishabilitas
(kompresibilitas tinggi), yang
berarti bahwa gaya kompresif
yang kecil menyebabkan
aglomerat menjadi lembaran.

Karbon hitam dalam bentuk nano partikel aglomerat


a. Sebelum kompresi; b. Setelah kompresi
berpori. a

Squishabilitas memungkinkan untuk


menyesuaikan dengan topografi permukaan
atau antarmuka, sehingga memungkinkan
bahan pengisi untuk lebih efektif sebagai
penstrukturan antarmuka atau permukaan.
Struktur mikro antarmuka untuk: a. Antarmuka pengisi
yang bersesuaian, b. Antarmuka pengisi yang tidak
bersesuaian 17

• Konformabilitas dapat juga dihasilkan oleh ukuran nanometer


partikel karbon hitam, karena partikel kecil dapat mengisi
"lembah" kecil di permukaan topografi. Namun, konformabilitas
tidak hanya bergantung pada ukuran partikel tetapi juga ukuran
agregat.
• Karbon nanotube diklasifikasikan sesuai dengan jumlah lapisan
karbon silinder konsentris di dalamnya. Dindingnya dapat berupa
tunggal, berdinding ganda atau multiwalled.
• Karbon nanotube juga dijelaskan dalam hal chirality, yang
berkaitan dengan arah kristalografi dari sumbu tabung.
• Sifat-sifat elektrik karbon nanotube sangat bergantung pada
chirality, yang juga berfungsi sebagai logam atau semikonduktor.

18
• Serat-serat karbon nano umumnya
memiliki morfologi yang terjalin
(intertwined) yang mirip dengan
gumpalan kapas.
• Gambar disebelah mengilustrasikan
distribusi pengisi yang tidak seragam
dikarenakan penggumpalan dan
distribusi pengisi yang seragam
karena tidak ada penggumpalan.
• Tingkat agitasi mekanis yang relatif
tinggi, seperti yang dicapai dalam
pencampuran, biasanya diperlukan Distribusi serat-serat diskontinu
selama proses fabrikasi komposit dalam komposit: a. Distribusi
untuk meringankan masalah tidak seragam disebabkan
penggumpalan. penggumpalan serat, b.
• Karena ketebalan antarmuka komposit Distribusi seragam serat (tidak
yang kecil, pengisi nano berguna ada penggumpalan)
untuk modifikasi antarmuka.
• Silica fume (nanopartikel sekitar 0,1 μ
m) ditambahkan ke campuran beton
untuk membantu ikatan antara beton
dan baja tulangan, dan mengurangi
porositas pada antarmuka antara
beton dan baja tulangan. 19

• Dalam contoh lain, penambahan karbon


hitam (nanopartikel sekitar 30 nm) ke
antarmuka interlaminar dari komposit
matriks polimer dengan serat karbon
meningkatkan modulus kompresi
komposit.
• Pengisi nano juga berguna untuk
modifikasi permukaan, seperti modifikasi
permukaan material komposit untuk
tujuan meningkatkan ketahanan aus
(wear resistance).
• Pengisi nano juga digunakan sebagai
bahan pengisi sekunder dalam komposit Skema ilustrasi penstrukturan
yang mengandung pengisi utama nano antarmuka interlaminar
(misalnya, serat karbon kontinu) yang
berfungsi sebagai komponen penahan
beban dalam komposit. Pengisi
sekunder berfungsi untuk meningkatkan
sifat-sifat tertentu selain kemampuan
menahan beban. Seperti meningkatkan
kapasitas peredaman getaran.
20

Anda mungkin juga menyukai