Pertanyaan : 1. Bagaimana mekanisme pembuatan diamond mekanisme graphite, dan jelaskan mengapa memiliki struktur yang berbeda dengan karbon?
A. Mekanisme pembentukan diamond
Proses alami pembentukan Diamond dikenal sebagai "metamorfosis batuan" atau "metamorfosis Diamond". Dalam mantel bumi, karbon terpapar tekanan tinggi dan suhu yang mencapai ribuan derajat Celsius. Di bawah kondisi ini, atom-atom karbon saling berikatan untuk membentuk struktur kristal Diamond yang sangat kuat, dengan setiap atom karbon terikat ke empat atom karbon lainnya dalam susunan tetrahedral yang kaku. Diamond terbentuk dalam kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi di dalam mantel bumi. Proses alami ini memakan waktu ribuan hingga jutaan tahun. Diamond juga dapat dibuat secara sintetis melalui beberapa metode, seperti metode Tekanan-Tinggi Tinggi (HPHT) dan Deposisi Uap Kimia (CVD). ❖ Metode HPHT Dalam metode ini, karbon dipaparkan pada tekanan sangat tinggi (biasanya di atas 5 GPa) dan suhu tinggi (lebih dari 1500°C) dalam lingkungan yang mendukung kristalisasi Diamond. Ini memungkinkan atom-atom karbon untuk mengatur diri dalam struktur kisi kristal Diamond. ❖ Metode CVD Dalam metode ini, gas-gas yang mengandung karbon dipecahkan secara kimiawi dalam kondisi vakum atau tekanan rendah. Atom-atom karbon yang terlepas mengendap di permukaan substrat dan membentuk lapisan Diamond. B. Sifat fisik diamond • Memiliki titik leleh yang sangat tinggi (hampir 4000°C). Ikatan kovalen karbon- karbon yang sangat kuat harus dipatahkan di seluruh struktur sebelum peleburan terjadi. • Sangat keras. Hal ini sekali lagi disebabkan oleh kebutuhan untuk memutus ikatan kovalen yang sangat kuat yang beroperasi dalam 3 dimensi. • Tidak menghantarkan listrik. Semua elektron dipegang erat di antara atom- atomnya, dan tidak bebas bergerak. • Tidak larut dalam air dan pelarut organik. Tidak ada kemungkinan tarikan yang dapat terjadi antara molekul pelarut dan atom karbon yang dapat melebihi tarikan antara atom karbon yang terikat secara kovalen. C. Mekanisme pembentukan graphite Graphite terbentuk dalam kondisi yang berbeda dari Diamond. Ini biasanya terjadi pada tekanan dan suhu yang lebih rendah. Dalam struktur graphite, atom karbon terikat dalam lapisan datar yang disebut "lapisan graphite". Setiap atom karbon dalam lapisan ini terikat ketiga atom karbon lainnya, membentuk struktur heksagonal yang terulang. Lapisan-lapisan ini terikat satu sama lain melalui gaya van der Waals yang lemah, yang memungkinkan lapisan-lapisan untuk meluncur relatif satu sama lain, memberikan graphite kemampuan meluncur (seperti dalam pensil) dan menghantarkan listrik. Graphite adalah bentuk alotrop karbon yang memiliki struktur lapisan lembaran. Dalam graphite, atom-atom karbon membentuk cincin heksagonal yang mengatur diri menjadi lembaran datar, dengan jarak antarlembaran yang besar. Graphite mudah terkikis dan memiliki konduktivitas listrik yang tinggi. Mekanisme pembentukannya melibatkan pengaturan atom karbon dalam lapisan-lapisan berbentuk heksagonal yang disebut dengan "lembaran grafen". Masing-masing lembaran grafen terikat lemah satu sama lain, yang menghasilkan struktur grafit yang dapat mengelupas menjadi lapisan tipis. D. Perbedaan struktur antara diamond, graphite, dan karbon Diamond, graphite, dan karbon adalah tiga alotropi (bentuk struktural yang berbeda) dari unsur kimia karbon (C). Mereka memiliki struktur atomik dan susunan atom yang sangat berbeda, yang menghasilkan sifat-sifat fisik yang kontras. Berikut adalah perbedaan utama dalam struktur mereka: ❖ Diamond: • Struktur Atomik: Diamond memiliki struktur kristal tiga dimensi yang sangat teratur. Setiap atom karbon dalam diamond membentuk ikatan kovalen dengan empat atom karbon lainnya dalam bentuk tetrahedral, membentuk susunan yang sangat teratur. • Susunan Atom: Atas susunan atom yang teratur ini, berlian memiliki lapisan atom yang sangat padat dan keras. • Sifat Kekerasan: Diamond adalah bahan alami yang sangat keras, sehingga merupakan mineral yang paling keras yang ada di alam. • Konduktivitas Listrik: Diamond adalah isolator listrik yang buruk, yang berarti ia tidak menghantarkan listrik. ❖ Graphite: • Struktur Atomik: Graphite memiliki struktur lapisan dua dimensi. Atom karbon dalam graphite membentuk ikatan kovalen dengan tiga atom karbon lainnya dalam bentuk cincin benzena heksagonal yang berlapis-lapis. • Susunan Atom: Lapisan atom dalam grafit sangat tipis dan dapat meluncur satu sama lain dengan mudah karena ikatan Van der Waals yang lemah di antara lapisan-lapisan tersebut. • Sifat Kekerasan: Graphite adalah bahan yang sangat lembut dan tidak keras, dengan sifat pelumas yang baik. • Konduktivitas Listrik: Graphite memiliki konduktivitas listrik yang baik karena ada elektron yang dapat bergerak bebas di dalamnya. ❖ Karbon (Amorf atau Tidak Beraturan): • Struktur Atomik: Karbon amorf adalah bentuk tak beraturan atau tidak teratur dari karbon yang tidak memiliki struktur atomik yang teratur atau berpola. • Susunan Atom: Atom karbon dalam karbon amorf tersebar secara acak dan tidak membentuk lapisan atau susunan yang khas. • Sifat Kekerasan: Karbon amorf dapat memiliki berbagai tingkat kekerasan tergantung pada bentuk dan strukturnya. Misalnya, karbon hitam adalah lembut, sedangkan intan amorf lebih keras. • Konduktivitas Listrik: Sifat konduktifitas listrik karbon amorf bervariasi tergantung pada jenisnya. Beberapa bentuk karbon amorf mungkin bersifat isolator, sedangkan yang lain mungkin memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik