Anda di halaman 1dari 2

SEKAR NATRA

210204008

1. kenapa pada prinsip aufbau orbital d harus terisi penuh ?


Jawab : Pada prinsip Aufbau dalam teori orbital, aturan menyatakan bahwa elektron
akan mengisi orbital dengan energi yang lebih rendah terlebih dahulu sebelum
mengisi orbital dengan energi yang lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa orbital-orbital
dengan energi yang lebih rendah harus terisi penuh sebelum elektron mulai mengisi
orbital-orbital dengan energi yang lebih tinggi. Orbital d adalah salah satu jenis orbital
dengan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orbital s dan p. Dalam
konfigurasi elektron, setiap orbital d memiliki total lima suborbital, masing-masing
mewakili satu pasangan elektron (dua elektron). Oleh karena itu, untuk memenuhi
prinsip Aufbau, semua suborbital dalam orbital d harus terisi penuh dengan sepasang
elektron sebelum orbital-orbital d mulai mengisi elektron tambahan.
Misalnya, atom unsur titik-titik pertama kali mengisi orbital-orbital dengan energi
terendah, seperti orbital 1s dan 2s, sebelum memasuki orbital 2p yang memiliki energi
yang sedikit lebih tinggi. Setelah itu, orbital-orbital d mulai terisi. Misalnya,
konfigurasi elektron untuk atom kromium (Cr) adalah [Ar] 4s² 3d⁴, yang berarti
bahwa suborbital-suborbital dalam orbital d (3d) telah terisi penuh dengan empat
elektron sebelum orbital 4s mengisi dua elektron tambahan. Prinsip Aufbau ini
didasarkan pada observasi eksperimental bahwa keadaan dasar atom cenderung
memiliki energi terendah dengan mengisi orbital-orbital dengan urutan energi yang
benar. Dengan demikian, untuk menjaga kestabilan dan keadaan dasar atom, orbital d
harus terisi penuh sesuai dengan prinsip Aufbau.

2. apakah pengaruh perpindahan atau transisi e- pada orbital d terhadap sifat molekul
Jawab : Perpindahan atau transisi elektron pada orbital d dapat memiliki pengaruh
signifikan terhadap sifat molekul. Beberapa pengaruh utama adalah:
a. Struktur Molekul: Perpindahan elektron pada orbital d dapat mengubah
struktur molekul secara signifikan. Ketika elektron berpindah dari orbital d
yang kosong ke orbital d yang terisi, dapat terjadi perubahan geometri
molekul. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan dalam ikatan kimia, sudut
ikatan, dan bentuk molekul secara keseluruhan. Contohnya, perpindahan
elektron pada orbital d dalam molekul transisi logam dapat menyebabkan
perubahan dalam geometri kompleks.
b. Sifat Magnetik: Perpindahan elektron pada orbital d juga berperan dalam sifat
magnetik molekul. Molekul dengan orbital d terisi parsial atau penuh dapat
menunjukkan sifat magnetik yang berbeda. Jika semua orbital d terisi penuh
atau terisi sepenuhnya dengan pasangan elektron, molekul tersebut dapat
menunjukkan sifat diamagnetik, yang berarti molekul tersebut tidak
menunjukkan respon terhadap medan magnet eksternal. Namun, jika ada
elektron yang tidak berpasangan dalam orbital d, molekul dapat menunjukkan
sifat paramagnetik, yang berarti molekul tersebut menunjukkan respon
terhadap medan magnet eksternal.
c. Sifat Optik: Perpindahan elektron pada orbital d juga dapat mempengaruhi
sifat optik molekul. Beberapa senyawa transisi menghasilkan warna yang
berbeda karena adanya transisi elektron antara orbital d yang berbeda. Ketika
elektron berpindah antara orbital d, spektrum serapan atau emisi cahaya yang
SEKAR NATRA
210204008

terlihat oleh molekul dapat berubah, yang menghasilkan variasi warna dan
sifat optik yang berbeda.
d. Dalam keseluruhan, perpindahan atau transisi elektron pada orbital d dapat
mempengaruhi struktur molekul, sifat magnetik, dan sifat optik molekul. Hal
ini menjadikan orbital d sangat penting dalam memahami dan menjelaskan
sifat molekul, terutama dalam senyawa transisi dan kompleks logam.

3. jelaskan mengapa logam emas dapat dipotong atom karbon!


Jawab : Emas adalah logam yang sangat lembut dan memiliki sifat deformasi plastis
yang tinggi. Sifat ini menjadikan emas mudah dibentuk dan ditekuk tanpa retak atau
patah. Di sisi lain, karbon dalam bentuk atom tunggal (atom karbon) memiliki
kekerasan yang relatif tinggi dan terbentuk dalam struktur kristal yang kuat dalam
beberapa bentuknya, seperti berlian.
Namun, walaupun kekerasan emas jauh lebih rendah dibandingkan dengan
kekerasan atom karbon, emas tetap dapat dipotong atau dicetak pada atom karbon
karena adanya proses mekanisme yang terjadi saat pemotongan. Ketika sebuah benda
tajam (misalnya, pisau atau alat pemotong) diterapkan pada permukaan emas, tekanan
yang cukup besar diberikan pada area yang sangat kecil.
Tekanan tersebut menyebabkan gerakan atom-atom emas di sekitar area
pemotongan. Atom-atom emas bergeser atau bergulir untuk mengakomodasi tekanan,
dan ikatan antar atom dalam emas tidak terputus secara langsung, melainkan melalui
pergerakan atom yang fleksibel. Dalam proses ini, atom karbon terdorong atau
tergeser keluar dari jalur pisau, sehingga memungkinkan emas untuk melewati atau
"mengalir" melalui struktur karbon.
Selain itu, emas juga memiliki tingkat kelembutan dan keplastisan yang tinggi,
sehingga ketika ditekan atau dibentuk, atom-atom emas mudah meluncur atau
bergeser satu sama lain tanpa mengalami kerusakan atau pecah. Ini memungkinkan
emas untuk melewati atau menyesuaikan diri dengan permukaan atom karbon dengan
relatif mudah.
Penting untuk dicatat bahwa ini berlaku untuk pemotongan atom karbon dalam
struktur padat, seperti dalam kristal berlian. Jika atom karbon berada dalam bentuk
lain, seperti struktur graphene yang tipis atau bentuk lainnya, maka potongan atau
interaksi antara emas dan karbon akan berbeda dan lebih kompleks.
Dalam kesimpulannya, meskipun emas lebih lembut daripada atom karbon,
emas dapat dipotong atom karbon karena sifat deformasi plastis dan kelembutan yang
tinggi. Gerakan atom-atom emas dan fleksibilitas struktur emas memungkinkan emas
untuk meluncur atau melewati atom-atom karbon, memungkinkan pemotongan yang
relatif mudah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai