Anda di halaman 1dari 2

Qoriyatul Asfia

210204016

1. kenapa pada prinsip aufbau orbital d harus terisi penuh ?


Jawab : Pada prinsip Aufbau dalam teori orbital, aturan menyatakan bahwa elektron akan
mengisi orbital dengan energi yang lebih rendah terlebih dahulu sebelum mengisi orbital
dengan energi yang lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa orbital-orbital dengan energi yang
lebih rendah harus terisi penuh sebelum elektron mulai mengisi orbital-orbital dengan
energi yang lebih tinggi. Orbital d adalah salah satu jenis orbital dengan energi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan orbital s dan p. Dalam konfigurasi elektron, setiap orbital d
memiliki total lima suborbital, masing-masing mewakili satu pasangan elektron (dua
elektron). Oleh karena itu, untuk memenuhi prinsip Aufbau, semua suborbital dalam
orbital d harus terisi penuh dengan sepasang elektron sebelum orbital-orbital d mulai
mengisi elektron tambahan. Misalnya, atom unsur titik-titik pertama kali mengisi orbital-
orbital dengan energi terendah, seperti orbital 1s dan 2s, sebelum memasuki orbital 2p
yang memiliki energi yang sedikit lebih tinggi. Setelah itu, orbital-orbital d mulai terisi.
Misalnya, konfigurasi elektron untuk atom kromium (Cr) adalah [Ar] 4s² 3d ⁴, yang
berarti bahwa suborbital-suborbital dalam orbital d (3d) telah terisi penuh dengan empat
elektron sebelum orbital 4s mengisi dua elektron tambahan. Prinsip Aufbau ini
didasarkan pada observasi eksperimental bahwa keadaan dasar atom cenderung memiliki
energi terendah dengan mengisi orbital-orbital dengan urutan energi yang benar. Dengan
demikian, untuk menjaga kestabilan dan keadaan dasar atom, orbital d harus terisi penuh
sesuai dengan prinsip Aufbau.

2. apakah pengaruh perpindahan atau transisi e- pada orbital d terhadap sifat molekul
Jawab : Perpindahan atau transisi elektron pada orbital d dapat memiliki pengaruh
signifikan terhadap sifat molekul. Beberapa pengaruh utama adalah:
a. Struktur Molekul: Perpindahan elektron pada orbital d dapat mengubah struktur
molekul secara signifikan. Ketika elektron berpindah dari orbital d yang kosong
ke orbital d yang terisi, dapat terjadi perubahan geometri molekul. Hal ini dapat
mengakibatkan perubahan dalam ikatan kimia, sudut ikatan, dan bentuk molekul
secara keseluruhan. Contohnya, perpindahan elektron pada orbital d dalam
molekul transisi logam dapat menyebabkan perubahan dalam geometri kompleks.
b. Sifat Magnetik: Perpindahan elektron pada orbital d juga berperan dalam sifat
magnetik molekul. Molekul dengan orbital d terisi parsial atau penuh dapat
menunjukkan sifat magnetik yang berbeda. Jika semua orbital d terisi penuh atau
terisi sepenuhnya dengan pasangan elektron, molekul tersebut dapat menunjukkan
sifat diamagnetik, yang berarti molekul tersebut tidak menunjukkan respon
terhadap medan magnet eksternal. Namun, jika ada elektron yang tidak
berpasangan dalam orbital d, molekul dapat menunjukkan sifat paramagnetik,
yang berarti molekul tersebut menunjukkan respon terhadap medan magnet
eksternal.
c. Sifat Optik: Perpindahan elektron pada orbital d juga dapat mempengaruhi sifat
optik molekul. Beberapa senyawa transisi menghasilkan warna yang berbeda
karena adanya transisi elektron antara orbital d yang berbeda. Ketika elektron
berpindah antara orbital d, spektrum serapan atau emisi cahaya yang terlihat oleh
molekul dapat berubah, yang menghasilkan variasi warna dan sifat optik yang
berbeda.
d. Dalam keseluruhan, perpindahan atau transisi elektron pada orbital d dapat
mempengaruhi struktur molekul, sifat magnetik, dan sifat optik molekul. Hal ini
menjadikan orbital d sangat penting dalam memahami dan menjelaskan sifat
molekul, terutama dalam senyawa transisi dan kompleks logam.

3. jelaskan mengapa logam emas dapat dipotong atom karbon!


Jawab : Emas adalah logam yang sangat lembut dan memiliki sifat deformasi plastis yang
tinggi. Sifat ini menjadikan emas mudah dibentuk dan ditekuk tanpa retak atau patah. Di
sisi lain, karbon dalam bentuk atom tunggal (atom karbon) memiliki kekerasan yang
relatif tinggi dan terbentuk dalam struktur kristal yang kuat dalam beberapa bentuknya,
seperti berlian.
Namun, walaupun kekerasan emas jauh lebih rendah dibandingkan dengan
kekerasan atom karbon, emas tetap dapat dipotong atau dicetak pada atom karbon karena
adanya proses mekanisme yang terjadi saat pemotongan. Ketika sebuah benda tajam
(misalnya, pisau atau alat pemotong) diterapkan pada permukaan emas, tekanan yang
cukup besar diberikan pada area yang sangat kecil.
Tekanan tersebut menyebabkan gerakan atom-atom emas di sekitar area
pemotongan. Atom-atom emas bergeser atau bergulir untuk mengakomodasi tekanan, dan
ikatan antar atom dalam emas tidak terputus secara langsung, melainkan melalui
pergerakan atom yang fleksibel. Dalam proses ini, atom karbon terdorong atau tergeser
keluar dari jalur pisau, sehingga memungkinkan emas untuk melewati atau "mengalir"
melalui struktur karbon.
Selain itu, emas juga memiliki tingkat kelembutan dan keplastisan yang tinggi,
sehingga ketika ditekan atau dibentuk, atom-atom emas mudah meluncur atau bergeser
satu sama lain tanpa mengalami kerusakan atau pecah. Ini memungkinkan emas untuk
melewati atau menyesuaikan diri dengan permukaan atom karbon dengan relatif mudah.
Penting untuk dicatat bahwa ini berlaku untuk pemotongan atom karbon dalam
struktur padat, seperti dalam kristal berlian. Jika atom karbon berada dalam bentuk lain,
seperti struktur graphene yang tipis atau bentuk lainnya, maka potongan atau interaksi
antara emas dan karbon akan berbeda dan lebih kompleks.
Dalam kesimpulannya, meskipun emas lebih lembut daripada atom karbon, emas
dapat dipotong atom karbon karena sifat deformasi plastis dan kelembutan yang tinggi.
Gerakan atom-atom emas dan fleksibilitas struktur emas memungkinkan emas untuk
meluncur atau melewati atom-atom karbon, memungkinkan pemotongan yang relatif
mudah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai