Anda di halaman 1dari 16

Material Komposit

Defenisi dan Klasifikasi Material Komposit

Komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda beda mengikut situasi dan
perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih bahan merupakan suatu konsep yang
diperkenalkan untuk menerangkan defenisi komposit. Walaupun demikian defenisi ini terlalu
umum karena komposit ini merangkum semua bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan
serat, logam alloy, keramik, kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan atau
lebih untuk mendapatkan suatu bahan yang baru. Kita bisa melihat defenisi komposit ini dari
beberapa tahap seperti yang telah digariskan oleh Schwartz:

1. Tahap/peringkat atas (secara umum)


Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah dikatakan sebagai
bahan komposit. Ini termasuk alloy polimer dan keramik. Bahan bahan yang terdiri dari unsur
asal saja yang tidak termasuk dalam perangkat ini.

2. Tahap/perangkat mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa merupakan suatu
komposisi. Mengikuti defenisi ini banyak bahan yang secara tradisional dikenal sebagai
komposit seperti kebanyakan bahan logam. Contoh besi keluli yang merupakan alloy multi
fungsi yang terdiri dari karbon dan besi.

3. Tahap / peringkat Makrostruktur


Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk untuk mendapatkan suatu sifat
atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan masih tetap dalam bentuk asal, dimana dapat
ditandai secara fisik dan melihatkan kesan antara muka antara satu sama yang lain.

Kroschwitz dan rekan telah mengatakan bahwa komposit adalah bahan yang terbentuk apabila
dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan. Rosato dan Dimatitia pula menyatakan
bahwa plastik dan bahan bahan penguat biasanya dalam bentuk serat, dimana ada serat pendek,
panjang, anyaman pabrik, dan lainya. Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa bahan
komposit adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat, butiran seperti pengisi serbuk
logam, serat kaca, karbon, aramid, keramik, dan serat logam dalam jumlah panjang yang
berbeda-beda di dalam matriks.

Defenisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa
bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk menghasilkan suatu bahan yang
mempunyai sifat dan ciri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri dari konstituen asalnya.
Disamping itu konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal. (Ginting ,s, hendra,2002)

Polimer merupakan bahan yang sangat penting dalam pembuatan komposit, yang berfungsi
sebagai matriks yang mengikat, penguat yang digunakan pada komposit. Beberapa contoh bahan
polimer yaitu resin Fenolfhormaldehyde, urea formaldehyde, polyester, epoksi, polietilen, dan
lainya. Pada umumnya polimer memiliki sifat yang menguntungkan seperti: massa jenis kecil,
mudah dibentuk, tahan karat, dan lain lainnya. Akan tetapi polimer juga mempunyai kekurangan
seperti kelakuan dan kekuatan rendah. Agar diperoleh komposit yang lebih baik maka polimer
tersebut di padukan dengan bahan yang lain yang berfungsi sebagai bahan penguat seperti: serat
(fiber), partikel (particulate), lapisan (laminate), dan serpihan (flakes). Pada saat ini berbagai
industri telah menggunakan komposit yang di perkuat oleh serat dari industri, perabot rumah
tangga (panel, kursi, meja), industri kimia (pipa, tangki, selang), alat-alat olah raga, bagian-
bagian mobil, alat-alat listrik sampai industri pesawat terbang (badan pesawat, roda pendarat,
sayap, dan baling -baling helikopter).

Bahan komposit dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, bergantung pada penyusunan
dan jenis seratnya. Hal ini dapat di mengerti karena serat merupakan bahan utama dalam
komposit tersebut. Sifat sifat mekanik bahan komposit seperti: kekuatan, kekakuan, kelihatan,
dan ketahanan, tergantung dari penyusunan dan sifat-sifat seratnya.

Serat Sebagai Penguat


Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi serat adalah sebagai penguat bahan untuk
memperkuat komposit sehingga sifat sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih
kokoh bila dibanding dengan komposit tanpa penguat, selain itu serat juga menghemat
penggunaan resin. Kaku adalah kemampuan dari suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk
jika dibebani dengan gaya tertentu di dalam daerah elastis (pada pengujian tarik). tangguh adalah
bila pemberian gaya atau beban yang menyebabkan bahan-bahan tersebut menjadi patah (pada
pengujian tiga titik lentur) dan kokoh adalah kondisi yang diperoleh akibat benturan atau
pukulan serta proses kerja yang mengubah struktur komposit sehingga menjadi keras (pada
pengujian impak) (Bukit, 1988)

Ada dua hal yang menyebabkan serat dapat menahan gaya luar, yakni:
1. Perekatan (Bonding) antara serat dengan matriks (Interfation Bonding). Ikatan tersebut
menyebabkan serat tidak mudah lepas dari matriks ( Debonding )
2. Kelangsingan (Aspec Ratio) yaitu perbandingan antara panjang dan diameter serat yang cukup
besar.
Berdasarkan kriteria yang diatas, kekuatan serat terletak pada ukuran yang sangat kecil (dalam
orde mikron). Ukuran yang kecil menghilangakan cacat-cacat dan ketidaksempurnaan yang
biasanya terdapat pada bahan berbentuk padatan besar.

Bahan Sebagai Serat


Unsur utama komposit adalah serat yang mempunyai banyak keunggulan, oleh karena itu bahan
komposit serat yang paling banyak dipakai. Bahan komposit serat terdiri dari serat-serat yang
diikat oleh matriks yang saling berhubungan. Bahan komposit serat ini terdiri dari dua macam,
yaitu serat panjang ( continous fiber) dan serat pendek (short fiber atau whisker). Penggunaan
bahan komposit serat sangat efisien dalam menerima beban dan gaya. Karena itu bahan komposit
serat sangat kuat dan kaku bila dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah bila dibebani
dalam arah tegak lurus serat.

Tipe komposit serat


Untuk memperoleh komposit yang kuat harus dapat menempatkan serat dengan benar.
Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit, yaitu:

1. Continous Fiber Serat


Continous atau Uni-Directional, mempunyai susunan serat panjang dan lurus, membentuk
lamina diantara matriksnya. Jenis komposit ini paling sering digunakan. Tipe ini mempunyai
kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal ini di karenakan kekuatan antar lapisan
dipengaruhi oleh matriknya.

2. Woven Fiber Composite (bi-Dirtectional)


Komposit ini tidak mudah di pengaruhi pemisahan antar lapisan karena susunan seratnya juga
mengikat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya yang tidak begitu lurus
mengakibatkan kekuatan dan kekakuan akan melemah.

3. Discontinuosus Fiber Composite


Discontinuous fiber composite adalah tipe komposit dengan serat pendek.
Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 (gibson, 1994):
a) Aligned discontinuos fiber
b) Off-axis aligned discontinuous fiber
c) Randomly oriented discontinuos fiber

Tipe acak sering digunakan pada produksi dengan volume besar karena faktor biaya
manufakturnya yang lebih murah. Kekurangan dari jenis serat acak adalah sifat mekanik yang
masih dibawah dari penguatan dengan serat lurus pada jenis serat yang sama.

KERAMIK

Keramik adalah sejenis bahan yang telah lama di gunakan, yaitu sejak 4000 SM. Barang barang yang di
buat dari keramik adalah pot bunga dan bata. Dalam industri otomotive modern, keramik telah di
gunakan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu untuk menghasilkan ignition park di dalam proses
pembakaran otomotif. Keramik juga berfungsi sebagai isolator listrik. Dewasa ini bahan keramik menjadi
bahan yang penting di dalam mesin. Karena sifatnya yang kuat dan dapat merintangi kehausan pada
temperatur yang tinggi sehingga bahan keramik ini baik digunakan di dalam komponen otomotif
otomotif seperti bahagian exzos, pelapis silinder, katup dan turbo charge.
Keramik mengandungi beberapa unsur yang berlainan ukuran. Ikatan di antara atom-atom bagi struktur
ini adalah jenis kovalen yang melibatkan perkongsian elektron, dan ionic yaitu ikatan dasar di antara ion-
ion yang berlawanan. Kedua-dua ikatan ini jauh lebih kuat dari pada ikatan logam. Dengan itu ada
beberapa sifat keramik yang lebih baik dari pada logam, terutamanya kekerasannya dan sifat ketahanan
panas dan listrik.
Struktur kristal keramik boleh di dapati dalam bentuk kristal tunggal atau struktur polikristal yang
mempunyai banyak bijian. Ukuran butiran sangat mempengaruhi sifat-sifat keramik. Butiran yang
berukuran kecil adalah lebih kuat dan liat, dan dinamai keramik halus. Antara bahan mentah keramik
yang tertua ialah tanah liat yaitu keramik berbutiran halus yang berbentuk kepingan. Perbedaan dan
kelebihan diantara keramik dengan logam dan bahan polimer adalah seperti berikut:
Keramik: Bahan bukan organic, kuat, tidak bertindak balas dengan bahan kimia, titik cair tinggi.Logam:
Bahan-bahan organic, kekerasan dan kekuatan berbeda-beda, tidak stabil terhadap bahan kimia, Keramik
memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk :
kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Tahan korosi
Sifat listriknya dapat insolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
Keras dan kuat, namun rapuh.
Dua jenis ikatan dapat terjadi dalam keramik, yakni ikatan ionik dan kovalen. Sifat keseluruhan material
bergantung pada ikatan yang dominan. Klasifikasi
Bahan keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas : kristalin dan amorf (non kristalin). Dalam material
kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun jarak jauh, sedang dalam material amorf mungkin
keteraturan jarak pendeknya ada, namun pada jarak jauh keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik
dapat berada dalam kedua bentuk tersebut, misalnya SiO2, (lihat gambar, a struktur yang kristalin, b
amorf).
Jenis ikatan yang dominan (ionik atau kovalen) dan struktur internal (kristalin atau amorf)
mempengaruhi sifat-sifat bahan keramik. Sifat termal
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas
termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan.
Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun
padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran atom-
atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan
menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.
Hantaran panas dalam padatan melibatkan transfer energi antar atom-atom yang bervibrasi. Vibrasi
atom akan mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan hasilnya adalah gelombang yang
bergerak dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon bergerak dalam bahan sampai terhambur baik
oleh interaksi fonon-fonon maupun cacat kristal. Keramik amorf yang mengandung banyak cacat kristal
menyebabkan fonon selalu terhambur sehingga keramik merupakan konduktor panas yang buruk.
Mekanisme hantaran panas oleh elektron, yang dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena
elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi.
Contoh paling baik penggunaan keramik untuk insulasi panas adalah pada pesawat ruang angkasa.
Hampir semua permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik yang terbuat dari serat silika amorf. Titik
leleh aluminium adalah 660 oC. Ubin menjaga suhu tabung pesawat yang terbuat dari Al pada atau
dibawah 175 oC, walaupun eksterior pesawat mencapau 1400 oC. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau dipantulkan. Bahan
bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan biasanya dideskripsikan sebagai
transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti gelas, mentransmisikan cahaya
dengan difus, seperti gelas terfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak
mentransmisikan cahaya.
Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi elektronik dan
transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan elektron atom oleh medan listrik
dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon),
dan selanjutnya panas.
Seperti dalam atom elektron-elektron dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi tertentu.
Absorbsi energi menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Ketika
elektron kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi elektromagnetik.
Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita valensi dan
orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita valensi dan pita konduksi
disebut gap energi.
Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV. Bahan dengan gap energi di daerah ini akan
mengabsorbsi energi yang berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan berwarna. Contohnya,
gap energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya biru dan violet dari sinar tampak.
Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.
Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan opaque, sebab semua cahaya tampak akan diabsorbsi.
Material dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap range sinar tampak dan akan tampak
transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan dari transisi elektron dalam padatan disebut
luminesensi. Bila terjadi dalam selang waktu yang pendek disebut flouresensi, bila didalam selang waktu
yang lebih panjang disebut fosforisensi.
Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke air akan mengalami
pembiasan. Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan rambat yang asal mulanya dari
polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan naiknya ukuran atom. Gelas yang mengandung
ion-ion berat (seperti kristal timbal) memiliki indeks bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung
atom-atom ringan (seperti gelas soda).
Hamburan cahaya internal dalam bahan yang sebenarnya transparan mungkin dapat mengakibatkan
bahan menjadi translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi antara lain di batas butiran, batas
fasa, dan pori-pori.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi gelas membuatnya bermanfaat
untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek seni. Pengubahan antara cahaya dan
listrik adalah dasar penggunaan bahan semikonduktor seperti GaAs dalam laser dan meluasnya
penggunaan LED dalam alat-alat elektronik. Keramik fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam
lampu-lampu listrik dan layar-layar tv. Akhirnya serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan
data komputer yang didasarkan atas refleksi internal total sinyal cahaya.

Sifat Sifat Bahan Keramik

Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh,
hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah
dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam,
pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis
keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan
suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu
2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang
keramik terus berkembang.

a.Sifat Mekanik

Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat ini bersama dengan
kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material
struktural yang menarik.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan
deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi
struktural. Dalam logam, elektron-elektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-atomnya berubah-
ubah tetangganya tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah yang memungkinkan logam
terdeformasi di bawah pengaruh tekanan. Tapi, dalam keramik, karena kombinasi ikatan ion dan kovalen,
partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang terlalu besar
diterapkan.
Faktur rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan kristalin,
retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam
kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau
kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan
putus kemungkinan besar mulus penampakannya. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang
digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan
tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.

b.Sifat Termal

Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas
termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan.
Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun
padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran atom-
atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan
menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.
Hantaran panas dalam padatan melibatkan transfer energi antar atom-atom yang bervibrasi. Vibrasi
atom akan mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan hasilnya adalah gelombang yang
bergerak dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon bergerak dalam bahan sampai terhambur baik
oleh interaksi fonon-fonon maupun cacat kristal.
Keramik amorf yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan fonon selalu terhambur sehingga
keramik merupakan konduktor panas yang buruk. Mekanisme hantaran panas oleh elektron, yang
dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi.

Contoh paling baik penggunaan keramik untuk insulasi panas adalah pada pesawat ruang angkasa.
Hampir semua permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik yang terbuat dari serat silika amorf. Titik
leleh aluminium adalah 660oC. Ubin menjaga suhu tabung pesawat yang terbuat dari Al pada atau
dibawah 175oC, walaupun eksterior pesawat mencapau 1400oC

c.Sifat Listrik

Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai isolator. Beberapa
isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai kapasitor. Keramik lain
menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor.
Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini
di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik
dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.
Sering pula digunakan bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang dapat dipolarisasi
pada tingkat molekular. Material semacam ini digunakan untuk menyimpan muatan listrik. Kekuatan
dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan elektron pada tegangan tinggi.
Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh, hampir tidak ada arus yang lewat. Namun dengan
tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus
mengalir dalam kapasitor, dan mungkin disertai dengan kerusakan material karena meleleh, terbakar
atau menguap. Medan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu disebut kekuatan
dielektrik. Beberapa keramik mempunyai kekuatan dielektrik yang sangat besar.Porselain misalnya
sampai 160 kV/cm. Sebagian besar hantaran listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron. Di logam,
elektron penghantar dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat dengan kenaikan suhu, maka hambatan
logam meningkat pula dengan kenaikan suhu.
Sebaliknya, elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga sebagian besar
keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan
ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam
keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan
"canggih" yang sering digunakan sebagai sensor. Dalam bahan piezoelektrik, penerapan gaya atau
tekanan dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut
mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser,
yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah
dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi komersial, dari sensor zat kimia
sampai generator daya listrik skala besar. Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan
bakar. Kemampuan penghantaran ion didasarkan kemampuan keramik tertentu untuk memungkinkan
anion oksigen bergerak, sementara pada waktu yang sama tetap berupa isolator. Zirkonia,Zr O2, yang
distabilkan dengan kalsia (CaO), adalah contoh padatan ionik

d.Sifat Optik

Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau dipantulkan. Bahan
bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan biasanya dideskripsikan sebagai
transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti gelas, mentransmisikan cahaya
dengan difus, seperti gelas terfrosted, disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak
mentransmisikan cahaya.
Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi elektronik dan
transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan elektron atom oleh medan listrik
dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon),
dan selanjutnya panas.
Seperti dalam atom elektron-elektron dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi tertentu.
Absorbsi energi menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Ketika
elektron kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi elektromagnetik.
Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita valensi dan
orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita valensi dan pita konduksi
disebut gap energi.
Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV. Bahan dengan gap energi di daerah ini akan
mengabsorbsi energi yang berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan berwarna. Contohnya,
gap energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya biru dan violet dari sinar tampak.
Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.
Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan opaque, sebab semua cahaya tampak akan diabsorbsi.
Material dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap range sinar tampak dan akan tampak
transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan dari transisi elektron dalam padatan disebut
luminesensi. Bila terjadi dalam selang waktu yang pendek disebut flouresensi, bila didalam selang waktu
yang lebih panjang disebut fosforisensi.
Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke air akan mengalami
pembiasan. Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan rambat yang asal mulanya dari
polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan naiknya ukuran atom. Gelas yang mengandung
ion-ion berat (seperti kristal timbal) memiliki indeks bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung
atom-atom ringan (seperti gelas soda).
Hamburan cahaya internal dalam bahan yang sebenarnya transparan mungkin dapat mengakibatkan
bahan menjadi translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi antara lain di batas butiran, batas
fasa, dan pori-pori.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi gelas membuatnya bermanfaat
untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek- objek seni. Pengubahan antara cahaya dan
listrik adalah dasar penggunaan bahan semikonduktor seperti GaAs dalam laser dan meluasnya
penggunaan LED dalam alat-alat elektronik. Keramik fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam
lampu- lampu listrik dan layar-layar tv. Akhirnya serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan
data komputer yang didasarkan atas refleksi internal total sinyal cahaya

e.Sifat Kimia

Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari permukaan keramik dapat
dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar dan
dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada kira-kira 5000C, permukaannya
menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina , zeolit, lempung asam atau S2O2 TiO2 demikian
juga berbagai oksida biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat
asam dan basa pada permukaan.

Kelebihan keramik:

Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk


berbagai aplikasi termasuk :
-kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
-Tahan korosi
-Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor
-Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
-Keras dan kuat, namun rapuh.

Klasifikasi keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
1.Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin,
dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile,
bricks), dan untuk industri (refractory).
2. Fine Ceramics (Keramik Modern)
Keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical
ceramic adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti:
oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen
turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004). Bahan baku keramik maju (advance ceramic /
engineering ceramic) biasanya berupa serbuk yang telah mengalami proses sedemikian rupa sehingga
mudah untuk diproses lanjut (ditekan, disintering dan dipoles) Tentunya untuk mendapatkan kualitas
keramik yang tinggi memerlukan pemrosesan tertentu tidak hanya bahan baku yang handal.
Sesuai dengan sifat alami keramik, bahan baku keramik yang digunakan untuk produksi mempunyai
banyak kendala yang mempengaruhi pada sifat akhir benda jadi dibandingkan dengan kelompok bahan
lain misal logam atau polimer. Hal ini dikarenakan tidak terdapat tahapan penghalusan lanjut untuk
keramik, tidak seperti logam (peleburan pembekuan deformasi plastik). Pada dasarnya, apa yang
masuk itulah yang keluar. Semua ketidak-sempurnaan pada bahan baku diperbanyak kedalam
pembesaran ketidak-sempurnaan dalam produk yang disinter. Efek domino ini menekankan
ketergantungan dari sifat akhir produk keramik dalam karakteristik semua tahapan pemrosesan, dan
secara umum dalam karakteristik bahan baku, secara harfiah bila terdapat kesalahan dalam satu tahap
pemrosesan keramik maka akan mempengaruhi secara nyata hasil akhir keramiknya.
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh,
hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah
dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam,
pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis
keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan
suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu
2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang
keramik terus berkembang.

Kesimpulan

Keramik merupakan suatu kesenian dan sains membuat dan menggunakan hasil padat yang terdiri
daripada atau sebahagian besar komponennya adalah bahan tak organik (porselin, lempung, semen,
kaca, feroelektrik, superkonduktor dan sebagainya). Keramik tradisional adalah keramik yang
berdasarkan lempung. Keramik modern adalah keramik yang mempunyai sifat-sifat fisik, mekanik, kimia
dan listrik yang istimewa. Bahan keramik tradisional adalah tembikar, lempung, semen, refraktori dan
berbagai hasil berkaitan dengan silikat. Bahan keramik modern terdiri daripada keramik oksida (Al2O3,
ZrO2, TiO2, BaTiO2, dan sebagainya) dan keramik bukan oksida (Si3N4, TiN,SiC,B4C dan sebagainya).

Keramik adalah sejenis bahan yang telah lama di gunakan, yaitu sejak 4000 SM. Barang
barang yang di buat dari keramik adalah pot bunga dan bata. Dalam industri otomotive
modern, keramik telah di gunakan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu untuk
menghasilkan ignition park di dalam proses pembakaran otomotif. Keramik juga berfungsi
sebagai isolator listrik. Dewasa ini bahan keramik menjadi bahan yang penting di dalam
mesin. Karena sifatnya yang kuat dan dapat merintangi kehausan pada temperatur yang
tinggi sehingga bahan keramik ini baik digunakan di dalam komponen otomotif otomotif
seperti bahagian exzos, pelapis silinder, katup dan turbo charge.
Keramik mengandungi beberapa unsur yang berlainan ukuran. Ikatan di antara atom-atom
bagi struktur ini adalah jenis kovalen yang melibatkan perkongsian elektron, dan ionic yaitu
ikatan dasar di antara ion-ion yang berlawanan. Kedua-dua ikatan ini jauh lebih kuat dari
pada ikatan logam. Dengan itu ada beberapa sifat keramik yang lebih baik dari pada logam,
terutamanya kekerasannya dan sifat ketahanan panas dan listrik.
Struktur kristal keramik boleh di dapati dalam bentuk kristal tunggal atau struktur polikristal
yang mempunyai banyak bijian. Ukuran butiran sangat mempengaruhi sifat-sifat keramik.
Butiran yang berukuran kecil adalah lebih kuat dan liat, dan dinamai keramik halus. Antara
bahan mentah keramik yang tertua ialah tanah liat yaitu keramik berbutiran halus yang
berbentuk kepingan. Perbedaan dan kelebihan diantara keramik dengan logam dan bahan
polimer adalah seperti berikut:
Keramik: Bahan bukan organic, kuat, tidak bertindak balas dengan bahan kimia, titik cair
tinggi.Logam: Bahan-bahan organic, kekerasan dan kekuatan berbeda-beda, tidak stabil
terhadap bahan kimia, Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan
untuk berbagai aplikasi termasuk :
kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
Tahan korosi
Sifat listriknya dapat insolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
Keras dan kuat, namun rapuh.
Dua jenis ikatan dapat terjadi dalam keramik, yakni ikatan ionik dan kovalen. Sifat
keseluruhan material bergantung pada ikatan yang dominan. Klasifikasi
Bahan keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas : kristalin dan amorf (non kristalin).
Dalam material kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun jarak jauh, sedang dalam
material amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya ada, namun pada jarak jauh
keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik dapat berada dalam kedua bentuk tersebut,
misalnya SiO2, (lihat gambar, a struktur yang kristalin, b amorf).
Jenis ikatan yang dominan (ionik atau kovalen) dan struktur internal (kristalin atau amorf)
mempengaruhi sifat-sifat bahan keramik. Sifat termal
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan
konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara
lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-
getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran
yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.
Hantaran panas dalam padatan melibatkan transfer energi antar atom-atom yang
bervibrasi. Vibrasi atom akan mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan
hasilnya adalah gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon
bergerak dalam bahan sampai terhambur baik oleh interaksi fonon-fonon maupun cacat
kristal. Keramik amorf yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan fonon selalu
terhambur sehingga keramik merupakan konduktor panas yang buruk. Mekanisme
hantaran panas oleh elektron, yang dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena
elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi.
Contoh paling baik penggunaan keramik untuk insulasi panas adalah pada pesawat ruang
angkasa. Hampir semua permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik yang terbuat dari
serat silika amorf. Titik leleh aluminium adalah 660 oC. Ubin menjaga suhu tabung pesawat
yang terbuat dari Al pada atau dibawah 175 oC, walaupun eksterior pesawat mencapau
1400 oC. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau
dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan
biasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang
transparan, seperti gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelas terfrosted,
disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.
Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan elektron
atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
Seperti dalam atom elektron-elektron dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi
tertentu. Absorbsi energi menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat
tereksitasi. Ketika elektron kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi
elektromagnetik.
Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita
valensi dan orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita
valensi dan pita konduksi disebut gap energi.
Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV. Bahan dengan gap energi di daerah ini
akan mengabsorbsi energi yang berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan
berwarna. Contohnya, gap energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya
biru dan violet dari sinar tampak. Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.
Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan opaque, sebab semua cahaya tampak
akan diabsorbsi. Material dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap range
sinar tampak dan akan tampak transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan dari
transisi elektron dalam padatan disebut luminesensi. Bila terjadi dalam selang waktu yang
pendek disebut flouresensi, bila didalam selang waktu yang lebih panjang disebut
fosforisensi.
Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke air
akan mengalami pembiasan. Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan
rambat yang asal mulanya dari polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan
naiknya ukuran atom. Gelas yang mengandung ion-ion berat (seperti kristal timbal) memiliki
indeks bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung atom-atom ringan (seperti gelas
soda).
Hamburan cahaya internal dalam bahan yang sebenarnya transparan mungkin dapat
mengakibatkan bahan menjadi translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi
antara lain di batas butiran, batas fasa, dan pori-pori.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi gelas
membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek
seni. Pengubahan antara cahaya dan listrik adalah dasar penggunaan bahan
semikonduktor seperti GaAs dalam laser dan meluasnya penggunaan LED dalam alat-alat
elektronik. Keramik fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam lampu-lampu listrik dan
layar-layar tv. Akhirnya serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan data komputer
yang didasarkan atas refleksi internal total sinyal cahaya.

Sifat Sifat Bahan Keramik

Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah
britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah
belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari
keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat
ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan
campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai
dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang
membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
a.Sifat Mekanik

Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat ini
bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi, membuat
keramik merupakan material struktural yang menarik.
Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-
tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila bahan ini
digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam logam, elektron-elektron yang terdelokalisasi
memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah tetangganya tanpa semua ikatan dalam
strukturnya putus. Hal inilah yang memungkinkan logam terdeformasi di bawah pengaruh
tekanan. Tapi, dalam keramik, karena kombinasi ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya
tidak mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang terlalu besar
diterapkan.
Faktur rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan
kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage
(keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki
tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan
bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar mulus
penampakannya. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur
seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya.
Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.

b.Sifat Termal

Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan
konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara
lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-
getaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran
yang besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.
Hantaran panas dalam padatan melibatkan transfer energi antar atom-atom yang
bervibrasi. Vibrasi atom akan mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan
hasilnya adalah gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon
bergerak dalam bahan sampai terhambur baik oleh interaksi fonon-fonon maupun cacat
kristal.
Keramik amorf yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan fonon selalu
terhambur sehingga keramik merupakan konduktor panas yang buruk. Mekanisme
hantaran panas oleh elektron, yang dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena
elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi.

Contoh paling baik penggunaan keramik untuk insulasi panas adalah pada pesawat ruang
angkasa. Hampir semua permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik yang terbuat dari
serat silika amorf. Titik leleh aluminium adalah 660oC. Ubin menjaga suhu tabung pesawat
yang terbuat dari Al pada atau dibawah 175oC, walaupun eksterior pesawat mencapau
1400oC

c.Sifat Listrik

Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai isolator.
Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai
kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh
karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor
temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki
hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan
respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.
Sering pula digunakan bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang dapat
dipolarisasi pada tingkat molekular. Material semacam ini digunakan untuk menyimpan
muatan listrik. Kekuatan dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk
menyimpan elektron pada tegangan tinggi. Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh,
hampir tidak ada arus yang lewat. Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi
elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus mengalir dalam kapasitor,
dan mungkin disertai dengan kerusakan material karena meleleh, terbakar atau menguap.
Medan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu disebut kekuatan dielektrik.
Beberapa keramik mempunyai kekuatan dielektrik yang sangat besar.Porselain misalnya
sampai 160 kV/cm. Sebagian besar hantaran listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron.
Di logam, elektron penghantar dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat dengan kenaikan
suhu, maka hambatan logam meningkat pula dengan kenaikan suhu.
Sebaliknya, elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga
sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan
dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke
pita konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun)
dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan
bagian bahan "canggih" yang sering digunakan sebagai sensor. Dalam bahan piezoelektrik,
penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan akan
terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan
listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser, yang ditemui pada mikrofon, dan
sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat
diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi komersial,
dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar. Salah satu teknologi yang
paling prominen adalah sel bahan bakar. Kemampuan penghantaran ion didasarkan
kemampuan keramik tertentu untuk memungkinkan anion oksigen bergerak, sementara
pada waktu yang sama tetap berupa isolator. Zirkonia,Zr O2, yang distabilkan dengan
kalsia (CaO), adalah contoh padatan ionik

d.Sifat Optik

Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau
dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan
biasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang
transparan, seperti gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelas terfrosted,
disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.
Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan elektron
atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
Seperti dalam atom elektron-elektron dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi
tertentu. Absorbsi energi menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat
tereksitasi. Ketika elektron kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi
elektromagnetik.
Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita
valensi dan orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita
valensi dan pita konduksi disebut gap energi.
Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV. Bahan dengan gap energi di daerah ini
akan mengabsorbsi energi yang berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan
berwarna. Contohnya, gap energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya
biru dan violet dari sinar tampak. Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.
Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan opaque, sebab semua cahaya tampak
akan diabsorbsi. Material dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap range
sinar tampak dan akan tampak transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan dari
transisi elektron dalam padatan disebut luminesensi. Bila terjadi dalam selang waktu yang
pendek disebut flouresensi, bila didalam selang waktu yang lebih panjang disebut
fosforisensi.
Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke air
akan mengalami pembiasan. Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan
rambat yang asal mulanya dari polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan
naiknya ukuran atom. Gelas yang mengandung ion-ion berat (seperti kristal timbal) memiliki
indeks bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung atom-atom ringan (seperti gelas
soda).
Hamburan cahaya internal dalam bahan yang sebenarnya transparan mungkin dapat
mengakibatkan bahan menjadi translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi
antara lain di batas butiran, batas fasa, dan pori-pori.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan keramik ini. Transparansi gelas
membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek- objek
seni. Pengubahan antara cahaya dan listrik adalah dasar penggunaan bahan
semikonduktor seperti GaAs dalam laser dan meluasnya penggunaan LED dalam alat-alat
elektronik. Keramik fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam lampu- lampu listrik dan
layar-layar tv. Akhirnya serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan data komputer
yang didasarkan atas refleksi internal total sinyal cahaya

e.Sifat Kimia

Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari permukaan
keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai
luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam
dipanaskan pada kira-kira 5000C, permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa.
Alumina , zeolit, lempung asam atau S2O2 TiO2 demikian juga berbagai oksida biner
dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan basa
pada permukaan.

Kelebihan keramik:

Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk


berbagai aplikasi termasuk :
-kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
-Tahan korosi
-Sifat listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor
-Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik
-Keras dan kuat, namun rapuh.

Klasifikasi keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
1.Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti
kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware),
keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
2. Fine Ceramics (Keramik Modern)
Keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering
ceramic, techical ceramic adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida
logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen
pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004).
Bahan baku keramik maju (advance ceramic / engineering ceramic) biasanya berupa
serbuk yang telah mengalami proses sedemikian rupa sehingga mudah untuk diproses
lanjut (ditekan, disintering dan dipoles) Tentunya untuk mendapatkan kualitas keramik yang
tinggi memerlukan pemrosesan tertentu tidak hanya bahan baku yang handal.
Sesuai dengan sifat alami keramik, bahan baku keramik yang digunakan untuk produksi
mempunyai banyak kendala yang mempengaruhi pada sifat akhir benda jadi dibandingkan
dengan kelompok bahan lain misal logam atau polimer. Hal ini dikarenakan tidak terdapat
tahapan penghalusan lanjut untuk keramik, tidak seperti logam (peleburan pembekuan
deformasi plastik). Pada dasarnya, apa yang masuk itulah yang keluar. Semua ketidak-
sempurnaan pada bahan baku diperbanyak kedalam pembesaran ketidak-sempurnaan
dalam produk yang disinter. Efek domino ini menekankan ketergantungan dari sifat akhir
produk keramik dalam karakteristik semua tahapan pemrosesan, dan secara umum dalam
karakteristik bahan baku, secara harfiah bila terdapat kesalahan dalam satu tahap
pemrosesan keramik maka akan mempengaruhi secara nyata hasil akhir keramiknya.
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah
britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah
belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari
keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat
ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan
campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai
dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang
membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.

Kesimpulan

Keramik merupakan suatu kesenian dan sains membuat dan menggunakan hasil padat
yang terdiri daripada atau sebahagian besar komponennya adalah bahan tak organik
(porselin, lempung, semen, kaca, feroelektrik, superkonduktor dan sebagainya). Keramik
tradisional adalah keramik yang berdasarkan lempung. Keramik modern adalah keramik
yang mempunyai sifat-sifat fisik, mekanik, kimia dan listrik yang istimewa. Bahan keramik
tradisional adalah tembikar, lempung, semen, refraktori dan berbagai hasil berkaitan
dengan silikat. Bahan keramik modern terdiri daripada keramik oksida (Al2O3, ZrO2, TiO2,
BaTiO2, dan sebagainya) dan keramik bukan oksida (Si3N4, TiN,SiC,B4C dan sebagainya).

Anda mungkin juga menyukai