Anda di halaman 1dari 7

makalah tentang bahan 

komposit
11JUL2012 1 Komentar
by luthfi gainzo in teknik permesinan Tag:bahan komposit, bahan komposite, bahan
polimer, definisi/ pengertian/ penjelasan bahan komposit, mesin, teknik permesinan, unsur
utama komposit
bahan komposit
 PENDAHULUAN
1. Pengenalan
Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk yang terdiri
dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat,
contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang
Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang
yang terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat.

Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat yang luar
biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan
bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan
dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri
pengangkutan. Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural,
dan tensile yang tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik.
 

2. Definisi Bahan Komposit


Perkataan komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-beda
mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih bahan
merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definesi  komposit.

Walaupun demikian defenisi ini terlalu umum karena komposit ini merangkumi semua
bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik, kopolimer,
plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk mendapatkan suatu
bahan yang baru.

Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa tahap seperti yang telah digariskan oleh
Schwartz :

1. Tahap/Peringkat Atas
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah dikatakan sebagai
bahan komposit. Ini termasuk alloyr polimer dan keramik. Bahan-bahan yang terdiri dari
unsur asal saja yang tidak termasuk dalam peringkat ini.

2. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa merupakan suatu
komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara tradisional dikenal sebagai
komposit seperti kebanyakan bahan logam. Contoh besi keluli yang merupakan alloy
multifusi yang terdiri dari karbon dan besi.

3. Tahap/Peringkat Makrostruktur
merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bagi mendapatkan suatu
sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan masih tetap dalam bentuk asal, dimana
dapat ditandai secara fisik dan melihatkan kesan antara muka antara satu sama lain.

Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan yang terbentuk
apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan. Rosato dan Di Matitia pula
menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat yang biasanya dalam bentuk serat,
dimana ada serat pendek, panjang, anyaman pabrik atau lainnya. Selain itu ada juga yang
menyatakan bahwa bahan komposit adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat,
butiran atau cuhisker seperti pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar),
keramik, dan serat logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.

Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyartakan
bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan komposisi untuk
menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri tertentu yang berbeda dari sifat
dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu konstituen asal masih kekal dan dihubungkan
melalui suatu antara muka. Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal.

Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari dari fasa
tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalunya terdiri dari serat atau bahan
pengukuh, manakala yang berterusannya terdiri dari matriks.

 
 
 
3. Struktur dan Unsur Utama Pada Bahan Komposit
Pada umumnya bahan material komposit terdiri dari dua bahan utama, yaitu :

Serat ( fiber )
o Sebagai unsur utama pada komposit

o Menentukan karakteristik bahan komposit, seperti kekuatan, kekauan, daan sifat mekanik
lainnya.

o Menahan sebagian besar gaya yang bekerja pada material komposit.

o Bahan yang dipilih harus kuat dan getas, seperti carbon, glass, boron, dll.

Matrik ( resin )

o Melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik.

o Bahan yang dipilh bahan yang lunak.

Dari pengertian di atas dan unsur-unsur utamanya, maka dapat diamati bahwa sebagian
besar struktur alami yang terdapat di alam adalah dalam bentuk komposit, contohnya :

Daun padi

Terdiri dari serat daun yang dibungkus oleh matrik yaitu lychin


Batang bambu

Batangnya terdiri dari bahan serat yang diikat dengan matrik dengan kuat sehingga kaku
dan ringan.

Klasifikasi bahan komposit

Secara garis besar bahan komposit dapat dibagi atas dua, yaitu

Bahan komposit partikel

Bahan komposit serat

 
 
4. Bahan Komposit Partikel
Bahan komposit partikel merupakan jenis dari bahan komposit dimana bahan penguatnya
adalah terdiri dari partikel-partikel. Secara definisi partikel itu sendiri adalah bukan serat,
sebab partikel itu tidak mempunyai ukuran panjang. Sedangkan pada bahan komposit
ukuran dari bahan penguat menentukan kemampuan bahan komposit menahan gaya dari
luar. Dimana semakin panjang ukuran serat maka semakin kuat bahan menahan beban dari
luar, begitu juga dengan sebaliknya. Bahan komposit partikel pada umumnya lemah
dan fracture- toughness-nya lebih rendah dibandingkan dengan serat panjang, namun disisi
lain bahan ini mempunyai keunggulan dalam ketahanan terhadap aus.
Pada bahan komposit keramik ( Ceramix Matrix Composite  ), partikel ini umumnya
digunakan sebagai pengisi dan penguat, sedangkan keramik digunakan sebagai matrik.
Dengan menggunakan mekanisme penguatan tertentu partikel ini berguna untuk mencegah
perambatan retak, sehingga fracture- toughness-nya baik. Partikel-partikel dari bahan
logam yang keras seperti  tungsten,  chorium   dan molybdenum  juga biasa dicampur
dengan logam lunak seperti aluminium, tembaga atau perak yang berfungsi sebagai matrik.
 
5. Kepentingan Bahan Komposit
Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan komposit.
Perkembangan bidang sciences dan teknologi mulai menyulitkan bahan konvensional
seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa lepas, perkapalan,
automobile dan industri pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang memerlukan
bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar (5,10). Dalam
kebanyakan bahan konvensional seperti keluli,walaupun kuat ianya mempunyai density
yang tinggi dan rapuh.

Oleh sebab itu bahan komposit yang mempunyai gabungan sifat yang diperlukan seperti
yang tertera pada tabel di bawah ini yang mulai mendapatkan perhatian untuk
menggantikan bahan konvensional.

Tabel 1.
Perbandingan sifat-sifat mekanikal antara bahan konvensional dan komposit
Bahan Spesifik Kekuatan Kekuatan Modulus Modulus
Grafity Tensile (Mpa) Spesifik Tensile (Gpa) Spesifik
(MNm/kg) (MNm/kg)

Keluli 7,2 103,4-206,8 14,4-28,7 82,7 11,5

Allumenium 2,7 55,2-179,3 20,4 68,9 25,5

Epoksi 1,2 41,0 34,2 4,5 3,8

Epoksi/Kevlor 1,4 650,0 646,3 40,0 28,6


46(60%)
Nylon 1,1 70,0 61,4 2,0 1,8

Nylon/Serat 1,5 207,0 138,0 14,0 9,3


Kaca (25%)
 

 
6. Kelebihan Bahan Komposit
Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan konvensional
seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa sudut yang
penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan (reliability), kebolehprosesan
dan biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :

a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal


Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting dalam
menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit.

Gabungan matriks dan serta dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan
kekakuan yang lebih tinggi dari bahan konvensional seperti keluli.

– Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan
konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan karena
komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan
konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai
kerut yang lebih rendah dari logam. Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting
dalam industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena berhubungan
dengan penghematan bahan bakar.

– Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan komponen


yang diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti komposit mempunyai
rintangan terhadap fatigue yang baik terutamanya komposit yang menggunakan serat
karbon.

– Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang lemah
terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan komponen logam untuk
mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi.
Bahan komposit sebaiknya mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.

– Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu
produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan dengan
mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan
lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit hibrid.

 
b. keboleh prosesan
Keboleh prosesan merupakan suatu kriteria yang penting dalam penggunaan suatu bahan
untuk menghasilkan produk. Ini karena dikaitkan dengan produktivitas dan mutu suatu
produk. Perbandingan antara produktiviti dan kualiti adalah penting dalam konteks
pemasaran produk yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan juga dikaitkan dengan
keberbagai teknik fabrikasi yang dapat digunakan untuk memproses suatu produk.

Adalah jelas bahwa bahan komposit diboleh prosesan dengan berbagai teknik fabrikasi yang
merupakan daya tarik yang dapat membuka ruang luas bagi penggunaan bahan komposit.
Contohnya untuk komposit termoplastik yang mempunyai kelebihan dari segi pemrosesan
yaitu ianya dapat diproses dengan berbagai teknik fabrikasi yang umum yang
biasadigunakan untuk memproses termoplastik tanpa serat.

 
c. Biaya
Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan industri komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu
produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan mentah,
pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.

7. Kegunaan Bahan Komposit

Penggunaan bahan komposit sangat luas, yaitu untuk :

a. Angkasa luar

– Komponen kapal terbang

– Komponen Helikopter

– Komponen satelit

– Dan lain-lain

b. Automobile

– Komponen mesin

– Komponen kereta
– Dan lain-lain

c. Olah raga dan rekreasi

– Sepeda

– Stick golf

– Raket tenis

– Sepatu olah raga

– Dan lain-lain

d. Industri Pertahanan

– Komponen jet tempur

– Peluru

– Komponen kapal selam

– Dan lain-lain

e. Industri Pembinaan

– Jembatan

– Terowongan

– Rumah

– Dan lain-lain

f. Kesehatan

– Kaki palsu

– Sambungan sendi pada pinggang

– Dan lain-lain

 
 

g. Marine / Kelautan

– Kapal layar

– Kayak

– Dan lain-lain

h. Dan lain-lain

PENUTUP
Kesimpulan

Dengan mempelajari ini kita dapat mengetahui bahan komposit ialah Kombinasi dari dua
macam atau lebih bahan yang berbeda. Ada dua hal yang pelu di perhatikan pada komposit
yang diperkuat agar Dapat membentuk produk yang efektif. Pertama penguat harus
memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi dari komponen matriknya. Kedua harus ada
ikatan permukaan yang kuat antara komponen penguat dan matriknya. Bahan komposit
yang bagus ialah serat dari boron dan karbon,tetapi proses biaya masih tinggi, hingga
penggunaannya masih terbatas.

Saran

Setelah mempelajari pelajaran ini saya harap kan kawan-kawan dapat mengetahui apa itu
bahan komposit. Dan bisa memakai bahan komposit yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hull,D, “An Introduction to Composite Material”, Cambridge University Press, Cambridge,
1985

2. Reinhard, T.J, Linda, L.C,”Engineer Materials Handbook Composite” Vol.1 ASM


International, Ohio.1987.
3. Kroschwitz, J.I, Grestle< F.P, “Encyclopedia of Polymer Science and Engineering”,
2 nd ed ., John Wiley and Sons Inc., New York, 1987.
4. Richardson, T.L., “Composite A design Guide”, Industrial Technology Departemant,
Northen State College, South Dakota, Industrial Press Int, 1987.

5. Schwartz, M.M, ”Composite Materials Handbook:, 2 nd ed., Mc. Graw – Hill Inc., 1992.
6. Rosato, D.V, Di Matitia, D.P, “Disigning with Plastic and Composite : A Handbook”, Van
Nostrand Reinhold, New York, 1991.

7. Agarwal, B.D, Broutman. L,J, “Analysis and Performance of Fubre Composite”, Wiley –
Interscience, New York, 1990.

Anda mungkin juga menyukai