BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Bahan Komposit
Menurut Matthews dkk. (1993), komposit adalah suatu material yang terbentuk
dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang
tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material
pembentuknya berbeda. Dari campuran tersebut akan dihasilkan material
komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik ini yang berbeda dari
material pembentuknya. Material komposit mempunyai sifat dari material
konvensional pada umumnya dari proses pembuatannya melalui percampuran
yang tidak homogen, sehingga kita leluasa merencanakan kekuatan material
komposit yang kita inginkan dengan jalan mengatur komposisi dari material
pembentuknya. Komposit merupakan sejumlah sistem multi fasa sifat dengan
gabungan, yaitu gabungan antara bahan matriks atau pengikat dengan penguat.
Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa tahap seperti yang telah
digariskan oleh Schwartz :
a. Tahap/Peringkat Atas
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah
dikatakan sebagai bahan komposit. Ini termasuk alloy polimer dan keramik.
Bahan-bahan yang terdiri dari unsur asal saja yang tidak termasuk dalam
peringkat ini.
b. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa
merupakan suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara
tradisional dikenal sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam. Contoh
besi keluli yang merupakan alloy multifusi yang terdiri dari karbon dan besi.
c. Tahap/Peringkat Makrostruktur
Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bagi
mendapatkan suatu sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan masih
tetap dalam bentuk asal, dimana dapat ditandai secara fisik dan melihatkan
kesan antara muka antara satu sama lain.
Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan yang
terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan. Rosato
dan Di Matitia pula menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat yang
biasanya dalam bentuk serat, dimana ada serat pendek, panjang, anyaman
pabrik atau lainnya. Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa bahan komposit
adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat, butiran atau cuhisker
seperti pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar), keramik, dan
serat logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.
Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu
menyatakan bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan
komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri
tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu
konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal. Dengan kata lain,
bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari dari fasa tersebar
dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalunya terdiri dari serat atau bahan
pengukuh, manakala yang berterusannya terdiri dari matriks.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan komposit (atau komposit) adalah
suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan
dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu sifat
kimia maupun fisika dan tetap terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan
komposit). Jika perpaduan ini terjadi dalam skala makroskopis, maka disebut
sebagai komposit. Sedangkan jika perpaduan ini bersifat mikroskopis (molekular
level), maka disebut sebagai alloy (paduan). Komposit berbeda dengan paduan,
untuk menghindari kesalahan dalam pengertiannya, oleh Van Vlack (1994)
menjelaskan bahwa alloy (paduan) adalah kombinasi antara dua bahan atau
lebih dimana bahan-bahan tersebut terjadi peleburan sedangkan komposit
adalah kombinasi terekayasa dari dua atau lebih bahan yang mempunyai sifatsifat seperti yang diinginkan dengan cara kombinasi sistematik pada kandungankandungan yang berbeda tersebut.
2.2. Tujuan dibentuknya komposit
Berikut ini adalah tujuan dari dibentuknya komposit, yaitu sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
d) Spray Deposition
e) In-Situ Process
Panjang partikel dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Large particle
Komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel, dimana interaksi
antara partikel dan matrik terjadi tidak dalam skala atomik atau molekular.
Partikel seharusnya berukuran kecil dan terdistribusi merata. Contoh dari large
particle composite adalah cemet dengan sand atau gravel, cemet sebagai
matriks dan sand sebagai atau gravel, cemet sebagai matriks dan sand sebagai
partikel, Sphereodite steel (cementite sebagai partikulat), Tire (carbon sebagai
partikulat), Oxide-Base Cermet (oksida logam sebagai partikulat).
a
b
Gambar 4. a. Flat flakes sebagai penguat (Flake composites) b. Fillers sebagai
penguat (Filler composites)
2) Dispersion strengthened particle
a) Fraksi partikulat sangat kecil, jarang lebih dari 3%.
b) Ukuran yang lebih kecil yaitu sekitar 10-250 nm.
b. Fiber sebagai penguat (Fiber composites)
Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit,
sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang
digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima
oleh matrik akan diteruskan kepada serat, sehingga serat akan menahan beban
sampai beban maksimum. Oleh karena itu serat harus mempunyai tegangan
tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada matrik penyusun
komposit.
Fiber yang digunakan harus memiliki syarat sebagai berikut :
a) Mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter bulknya (matriksnya)
namun harus lebih kuat dari bulknya
b) Harus mempunyai tensile strength yang tinggi
Parameter fiber dalam pembuatan komposit, yaitu sebagai berikut :
Gambar 5. Parameter fiber dalam pembuatan komposit
Proses produksi pada fiber-carbon yaitu sebagai berikut :
1. Open Mold Process
a. Hand Lay-Up
b. Spray Lay-Up
c. Vacuum Bag Moulding
d. Filament Winding
2. Closed Mold Process
a. Resin Film Infusion
b. Pultrusion
Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit,
yaitu :
:
Gambar 6. Tipe serat pada komposit
a) Continuous Fiber Composite
Continuous atau uni-directional, mempunyai susunan serat panjang dan lurus,
membentuk lamina diantara matriksnya. Jenis komposit ini paling banyak
digunakan. Kekurangan tipe ini adalah lemahnya kekuatan antar antar lapisan.
Hal ini dikarenakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriksnya.
b) Woven Fiber Composite (bi-dirtectional)
Komposit ini tidak mudah terpengaruh pemisahan antar lapisan karena susunan
seratnya juga mengikat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya
yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan tidak sebaik tipe
continuous fiber.
c) Discontinuous Fiber Composite (chopped fiber composite)
Komposit dengan tipe serat pendek masih dibedakan lagi menjadi :
1) Aligned discontinuous fiber
2) Off-axis aligned discontinuous fiber
3) Randomly oriented discontinuous fiber
Randomly oriented discontinuous fiber merupakan komposit dengan serat
pendek yang tersebar secara acak diantara matriksnya. Tipe acak sering
digunakan pada produksi dengan volume besar karena faktor biaya
manufakturnya yang lebih murah. Kekurangan dari jenis serat acak adalah sifat
mekanik yang masih dibawah dari penguatan dengan serat lurus pada jenis serat
yang sama.
Gambar 7. Tipe discontinuous fiber
d) Hybrid fiber composite
Hybrid fiber composite merupakan komposit gabungan antara tipe serat lurus
dengan serat acak. Pertimbangannya supaya dapat mengeliminir kekurangan
sifat dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.
Jenis fiber yang biasa digunakan untuk pembuatan komposit antara lain sebagai
berikut :
a) Fiber-glass
Sifat-sifat fiber-glass, yaitu sebagai berikut :
1. Density cukup rendah (sekitar 2,55 g/cc)
2. Tensile strengthnya cukup tinggi (sekitar 1,8 GPa)
3. Biasanya stiffnessnya rendah (70GPa)
4. Stabilitas dimensinya baik
5. Resisten terhadap panas dan dengin
6. Tahan korosi
7. Komposisi umum adalah 50-60% SiO2 dan paduan lain yaitu Al, Ca, Mg, Na,
dan lain-lain.
Keuntungan dari penggunaan fiber-glass yaitu sebagai berikut :
1. Biaya murah
2. Tahan korosi
3. Biayanya relatif lebih rendah dari komposit lainnya
4. Biasanya digunakan untuk piing, tanks, boats, alat-alat olahraga
Kerugian dari penggunaan fiber-glass yaitu sebagai berikut :
1. Kekuatannya relatif rendah
2. Elongasi tinggi
3. Kekuatan dan beratnya sedang (moderate)
Jenis-jenisnya antara lain :
1. E-glass
2. C-glass
3. S-glass
Tabel 1. Sifat-sifat dari jenis-jenis fiber-glass
b) Fiber-nylon
Sifat-sifat fiber-nylon, yaitu sebagai berikut :
1. Dibuat dari polyamide
2. Lebih kuat, lebih ringan, tidak getas dan tidak lebih kaku dari karbon
3. Contoh merek nylon yaitu Kevlar (DuPont) dan Kwaron (Akzo)
c) Fiber-carbon
Sifat-sifat fiber-carbon, yaitu sebagai berikut :
1. Densitas karbon cukup ringan yaitu sekitar 2,3 g/cc.
2. Struktur grafit yang digunakan untuk membuat fiber berbentuk seperti kristal
intan.
3. Mempunyai karakteristik yang ringan, kekuatan yang sangat tinggi, kekakuan
(modulus elastisitas) tinggi.
4. Memisahkan bagian yang bukan karbon melalui proses
5. Terdiri dari + 90% karbon
6. Dapat dibuat bahan turunan : grafit yang kekuatannya dibawah serat karbon
7. Diproduksi dari Polyacrylnitril (PAN), melalui tiga tahap proses, yaitu sebagai
berikut:
a. Stabilisasi = Peregangan dan oksidasi.
b. Karbonisasi = Pemanasan untuk mengurangi O, H, N
c. Grafitisasi = Meningkatkan modulus elastisitas.
Tabel 3. Kelebihan Versus Kekurangan
Fiber Kelebihan Kekurangan
ab
Gambar 8. Ilustrasi komposit berdasarkan Strukturnya : a. Struktur laminate b.
Sandwich panel
1) Laminate
Laminate adalah gabungan dari dua atau lebih lamina (satu lembar komposit
dengan arah serat tertentu) yang membentuk elemen struktur secara integral
pada komposit. Proses pembentukan lamina ini menjadi laminate dinamakan
proses laminai. Sebagai elemen sebuah struktur, lamina yang serat penguatnya
searah saja (unidirectional lamina) pada umumnya tidak menguntungkan karena
melekat mengikuti perubahan suhu dan mempunyai sifat dapat balik (reversibel)
kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan. Contoh ari
thermoplastic yaitu Poliester, Nylon 66, PP, PTFE, PET, Polieter sulfon, PES, dan
Polieter eterketon (PEEK).
2) Thermoset
Thermoset tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversibel). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai karena sifatnya yang demikian sering digunakan
sebagai tutup ketel, seperti jenis-jenis melamin. Plastik jenis termoset tidak
begitu menarik dalam proses daur ulang karena selain sulit penanganannya juga
volumenya jauh lebih sedikit (sekitar 10%) dari volume jenis plastik yang bersifat
termoplastik. Contoh dari thermoset yaitu Epoksida, Bismaleimida (BMI), dan
Poli-imida (PI).
Aplikasi PMC, yaitu sebagai berikut :
1) Matrik berbasis poliester dengan serat gelas
a) Alat-alat rumah tangga
b) Panel pintu kendaraan
c) Lemari perkantoran
d) Peralatan elektronika.
2) Matrik berbasis termoplastik dengan serat gelas = Kotak air radiator
3) Matrik berbasis termoset dengan serat carbon
a) Rotor helikopter
b) Komponen ruang angkasa
c) Rantai pesawat terbang
Pada pesawat komersil, komposit mulai digunakan tahun 1980an pada pesawat
airbus A310
Penggunaan bahan komposit pada bagian vertical stabilizer pada pesawat ini,
lebih ringan hingga 400kg dibandingkan dengan bahan aluminum.
Pada boing 777, 10% dari berat strukturnya berasal dari fiber-reinforced epoxy
dan 50% dari aluminum alloy.
Fiber-reinforced polymer juga digunakan pada baling-baling dari helikopter,
yang jauh lebih ringan dari aluminum dan juga lebih mampu menahan getaran
dari baling-baling
c. Bidang otomotif
Pada industri otomotif, penggunaan fiber-reinforced composit bisa dibagi 3:
Komponen bodi
Komponen chassis
Komponen mesin
Pengaplikasiannya komponen bodi tersebut antara lain :
Pada bagian luar, kap mesin dan pintu harus mempunyai kekuatan dan
kemampuan menahan benturan.
Material yang digunakan adalah penguat fiber E-glass sheet molding
compound (SMC) composite.
E-glass fiber digunakan karena jauh lebih murah daripada serat karbon
Serat karbon hanya digunakan untuk kebutuhan balap (extrem),yang butuh
daya tahan yang sangat tinggi
d. Peralatan olahraga
Fiber-reinforced digunakan agar peralatan olahraga tersebut lebih ringan,
tahan getaran, dan desainnya bisa lebih fleksible
Pada sepeda balap, penggunaan serat karbon berhasil menurunkan bobot dari
9 kg (tahun 1980an) menjadi hanya 1,1kg (tahun 1990an).
Untuk mengurangi ongkos,serat karbon biasanya dicampur dengan serat kaca
atau dengan kevlar 49
e. . Kapal Laut
Glass fiber-reinforced polyester pada umumnya digunakan untuk bermacam
tipe dari kapal.
Carbon fiber-reinforced epoxy biasanya hanya digunakan untuk keperluan
racing boat/balap
f. Infrastruktur
Penguat dengan serat fiber sangat berpotensi untuk menggantikan beton dan
baja pada jembatan, bangunan dan berbagai infrastruktur lainnya.
Hal ini dikarenakan material komposit ini lebih tahan terhadap korosi
,mempunyai daya tahan lebih lama dan rendah biaya perawatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Komposit merupakan gabungan dari beberapa material pembentuk yang
berupa matrik dengan seratnya yang bertujuan untuk mendapatkan kekuatan
dan nilai fungsi yang lebih baik.
Matrik komposit terdiri dari 3 jenis secara umum, yaitu :
ceramic matrik composite,
metal matrik composite
polimer matrik composite
berdasarkankan penguatannya matrik secara umum terdiri dari 3 jenis, yaitu :
partikel reinforced
fiber reinforced
structural reinforced
komposit ini telah banyak diaplikasikan pada berbagai bidang, mulai dari
kebutuhan harian hingga industry besar.
3.2. Saran
Mungkin pada suatu saat nanti kita biasa mengembangkan penemuan material
pembuat komposit baru yang dengan kemampuan yang baik dan juga
mempunyai nilai ekonomis yang baik juga, sehingga aplikasi pada kehidupan
nyata pun akan menekan biaya yang biasanya lebih tinggi untuk pembuatan
komposit. Dan diharapkan juga untuk pemaksimalan penggunaan serat alam
yang lebih ramah terhadap lingkungan.