Anda di halaman 1dari 27

MA3231 Analisis Real

Hendra Gunawan*

*http://hgunawan82.wordpress.com

Analysis and Geometry Group


Bandung Institute of Technology
Bandung, INDONESIA

Program Studi S1 Matematika ITB, Semester II 2016/2017

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 1 / 25


BAB 10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

1 10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 2 / 25


BAB 10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

1 10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

2 10.2 Titik Stasioner

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 2 / 25


BAB 10. TEOREMA NILAI RATA-RATA

1 10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

2 10.2 Titik Stasioner

3 10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 2 / 25


10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

Misalkan f terdefinisi pada suatu interval terbuka (a, b) dan


c ∈ (a, b).
Kita katakan bahwa f mencapai nilai maksimum lokal di c apabila

f (x) ≤ f (c)

untuk setiap x dalam suatu interval terbuka I yang memuat c.


Titik c dalam hal ini disebut sebagai titik maksimum lokal.
Nilai dan titik minimum lokal didefinisikan secara analog.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 3 / 25


10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

Gambar 10.1 f mencapai nilai maksimum lokal di c

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 4 / 25


10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

Secara intuitif, f mencapai nilai maksimum lokal di c apabila


grafiknya mempunyai sebuah ‘puncak’ di x = c.
Serupa dengan itu, f mencapai nilai minimum lokal di c apabila
grafiknya mempunyai sebuah ‘lembah’ di x = c.
Jika f (c) merupakan nilai maksimum f pada seluruh interval (a, b),
maka tentunya f mencapai nilai maksimum lokal di c.
Namun sebaliknya belum tentu benar, nilai maksimum lokal belum
tentu merupakan nilai maksimum f .

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 5 / 25


10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

Contoh 1. Misalkan f : R → R adalah fungsi yang didefinisikan


sebagai 
x + 2, x < −1,
f (x) =
|x|, x ≥ −1.
Maka, f mencapai nilai maksimum lokal di −1, namun f (−1) = 1
bukan merupakan nilai maksimum f pada R.
Demikian pula f mencapai nilai minimum lokal di 0, namun f (0) = 0
bukan merupakan nilai minimum f pada R.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 6 / 25


10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

Teorema 2. Misalkan f mempunyai turunan pada (a, b) dan


c ∈ (a, b). Jika f mencapai nilai maksimum atau minimum lokal di c,
maka f 0 (c) = 0.
Bukti. Menurut definisi turunan,
f (x) − f (c)
→ f 0 (c)
x−c
untuk x → c. Misalkan f 0 (c) > 0. Menurut Soal Latihan 7.1 No. 4,
terdapat suatu δ > 0 sedemikian sehingga
f (x) − f (c)
>0 (1)
x−c
untuk x ∈ (c − δ, c + δ), x 6= c. Akibatnya, jika x ∈ (c, c + δ), maka
f (x) − f (c) > 0 atau f (x) > f (c), dan jika x ∈ (c − δ, c), maka
f (x) − f (c) < 0 atau f (x) < f (c). Jadi f tidak mungkin mencapai
nilai minimum lokal di c.
Hal serupa terjadi ketika f 0 (c) < 0. Jadi, jika f 0 (c) 6= 0, maka f
tidak akan mencapai nilai maksimum atau minimum lokal di c.
HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 7 / 25
10.1 Maksimum dan Minimum Lokal

Catatan. Kebalikan dari Teorema 2 tidak berlaku: jika f 0 (c) = 0,


belum tentu f mencapai nilai maksimum atau minimum lokal di c.

SOAL
1 Berikan sebuah contoh fungsi f yang terdefinisi pada (−2, 2)
dan mencapai nilai maksimum lokal di 1 tetapi f (1) bukan
merupakan nilai maksimum f pada (−2, 2).
2 Berikan sebuah contoh fungsi f yang mempunyai turunan nol di
suatu titik tetapi f tidak mencapai nilai maksimum atau
minimum lokal di titik tersebut.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 8 / 25


10.2 Titik Stasioner

Titik c dengan f 0 (c) = 0 disebut titik stasioner f .


Sebagaimana telah dicatat sebelumnya, tidak semua titik stasioner
merupakan titik maksimum atau minimum lokal.
Sebagai contoh, jika f (x) = x3 , maka f 0 (x) = 3x2 , sehingga 0
merupakan titik stasioner. Namun, 0 bukan merupakan titik
maksimum maupun minimum f .
(Titik 0 dalam hal ini merupakan titik infleksi f , yaitu titik terjadinya
perubahan kecekungan grafik fungsi f .)

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 9 / 25


10.2 Titik Stasioner

Gambar 10.2 Grafik fungsi f (x) = x3

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 10 / 25


10.2 Titik Stasioner

Situasi yang lebih parah dapat terjadi. Sebagai contoh, fungsi

x sin x1 , x 6= 0,
 2
f (x) =
0, x=0

mempunyai turunan di 0, yaitu f 0 (0) = 0, tetapi 0 bukan merupakan


titik maksimum atau minimum lokal, ataupun titik infleksi.
Fungsi yang lebih ekstrim dapat ditemukan di literatur, anda mungkin
tertarik mencarinya.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 11 / 25


10.2 Titik Stasioner

Teorema 3 (Teorema Rolle). Misalkan f kontinu pada [a, b] dan


mempunyai turunan pada (a, b). Jika f (a) = f (b), maka f 0 (c) = 0
untuk suatu c ∈ (a, b).
Bukti. Karena f kontinu pada interval kompak [a, b], maka menurut
sifat kekontinuan f mencapai nilai maksimum M di suatu c1 ∈ [a, b]
dan mencapai nilai minimum m di suatu c2 ∈ [a, b].
Misalkan c1 dan c2 adalah titik-titik ujung [a, b]. Karena f (a) = f (b),
maka m = M dan dengan demikian f konstan pada [a, b]. Akibatnya
f 0 (c) = 0 untuk setiap c ∈ (a, b).
Jika c1 bukan titik ujung [a, b], maka c1 ∈ (a, b) dan f mencapai nilai
maksimum lokal di c1 . Menurut Teorema 2, f 0 (c1 ) = 0. Hal serupa
terjadi bila c2 bukan titik ujung [a, b].

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 12 / 25


10.2 Titik Stasioner

Gambar 10.3 Teorema Rolle menjamin adanya garis singgung


dengan gradien 0.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 13 / 25


10.2 Titik Stasioner

Gambar 10.4 Michel Rolle (1652-1719) adalah adalah


matematikawan Perancis yang terkenal dengan Teorema Rolle, yang
diperlukan dalam pembuktian Teorema Nilai Rata-rata dan uraian
deret Taylor.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 14 / 25


10.2 Titik Stasioner

SOAL
1 Diketahui f (x) = x|x|, x ∈ R. Tunjukkan bahwa 0 merupakan
titik stasioner. Selidiki apakah f mencapai nilai maksimum atau
minimum lokal di 0.
2 Beri contoh sebuah fungsi f yang terdefinisi pada [a, b],
mempunyai turunan pada (a, b), dan f (a) = f (b), namun tidak
ada c ∈ (a, b) dengan f 0 (c) = 0.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 15 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

Gambar 10.5 Brook Taylor (1685-1731) adalah matematikawan


Inggris yang terkenal dengan Teorema Taylor (untuk fungsi yang
mempunyai turunan ke-k) dan deret Taylor untuk fungsi yang dapat
diturunkan tak terhingga kali.
HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 16 / 25
10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

Sebagai perumuman dari Teorema Rolle, kita mempunyai teorema


berikut.
Teorema 4 (Teorema Nilai Rata-rata). Misalkan f kontinu pada
[a, b] dan mempunyai turunan pada (a, b). Maka

f (b) − f (a)
f 0 (c) =
b−a
untuk suatu c ∈ (a, b).

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 17 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

f (b)−f (a)
Catatan. Nilai b−a
disebut nilai rata-rata f pada [a, b].
Nilai ini sama dengan gradien ruas garis singgung yang
menghubungkan titik (a, f (a)) dan (b, f (b)).
Teorema Nilai Rata-rata menyatakan bahwa pada kurva y = f (x)
terdapat suatu titik (c, f (c)) dengan gradien garis singgung sama
dengan nilai rata-rata f pada [a, b].
Secara fisis, jika y = f (t) menyatakan posisi suatu partikel yang
bergerak (sepanjang garis lurus) pada saat t, maka f 0 (t) menyatakan
kecepatan sesaat pada saat t dan f (b)−f
b−a
(a)
menyatakan kecepatan
rata-rata partikel tersebut pada interval waktu [a, b]. Teorema Nilai
Rata-rata menyatakan bahwa partikel tersebut akan mencapai
kecepatan rata-ratanya pada suatu saat c ∈ (a, b).

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 18 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

Bukti Teorema 4. Misalkan F didefinisikan pada [a, b] sebagai

F (x) = f (x) − hx

dengan h konstanta. Maka F kontinu pada [a, b] dan mempunyai


turunan pada (a, b). Kita pilih konstanta h sedemikian sehingga
F (a) = F (b), yakni
f (b) − f (a)
h= .
b−a
Karena F memenuhi hipotesis Teorema Rolle, maka F 0 (c) = 0 untuk
suatu c ∈ (a, b). Namun

F 0 (c) = f 0 (c) − h = 0,

sehingga teorema pun terbukti.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 19 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

Jika f mempunyai turunan di c, maka persamaan garis singgung pada


kurva y = f (x) di titik (c, f (c)) adalah

y = f (c) + (x − c)f 0 (c).

Untuk x dekat c, nilai f (c) + (x − c)f 0 (c) merupakan hampiran yang


’baik’ untuk f (x).
Namun seberapa besar kesalahan dalam penghampiran ini?

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 20 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

Lebih jauh, misalkan f mempunyai turunan ke-(n − 1) di c. Maka


polinom

(x − c)2 00 (x − c)n−1 (n−1)


P (x) = f (c)+(x−c)f 0 (c)+ f (c)+· · ·+ f (c)
2! (n − 1)!

mempunyai turunan ke-k, k = 0, 1, . . . , n − 1, yang sama dengan


turunan ke-k dari f .
Karena itu masuk akal untuk menghampiri f (x) dengan P (x) untuk
x di sekitar c. Namun, sekali lagi, seberapa besar kesalahan dalam
penghampiran ini.
Teorema Taylor (pada halaman berikut) menjawab pertanyaan
tersebut.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 21 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

Teorema 5 (Teorema Taylor). Misalkan f mempunyai turunan


ke-n pada interval terbuka I yang memuat titik c. Maka, untuk
setiap x ∈ I, berlaku

(x − c)2 00
f (x) = f (c) + (x − c)f 0 (c) + f (c) + · · ·
2!
(x − c)n−1 (n−1)
+ f (c) + En
(n − 1)!
1
dengan En = n!
(x − c)n f (n) (ξ) untuk suatu ξ di antara x dan c.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 22 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

Bukti. Untuk t di antara x dan c, definisikan

(x − t)n−1 (n−1)
F (t) = f (x) − f (t) − (x − t)f 0 (t) − · · · − f (t).
(n − 1)!

Perhatikan bahwa
(x − t)n−1 (n)
F 0 (t) = − f (t).
(n − 1)!

Sekarang definisikan
 x − t n
G(t) = F (t) − F (c).
x−c
Maka, G(x) = G(c) = 0, sehingga menurut Teorema Rolle, terdapat
ξ di antara x dan c sedemikian sehingga G0 (ξ) = 0.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 23 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

Tetapi

n(x − ξ)n−1
G0 (ξ) = F 0 (ξ) + F (c)
(x − c)n
(x − ξ)n−1 (n) n(x − ξ)n−1
=− f (ξ) + F (c).
(n − 1)! (x − c)n

Dari sini kita peroleh

(x − c)n (n)
F (c) = f (ξ)
n!
dan teorema pun terbukti.

HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 24 / 25


10.3 Teorema Nilai Rata-rata dan Teorema Taylor

SOAL
1 Misalkan f kontinu pada [a, b] dan mempunyai turunan pada
(a, b). Buktikan jika f 0 (x) = 0 untuk setiap x ∈ (a, b), maka f
konstan pada [a, b].
2 Misalkan f : R → R mempunyai turunan di setiap titik dan
f 0 (x) = x2 untuk setiap x ∈ R. Buktikan bahwa
f (x) = 13 x3 + C, dengan C suatu konstanta.
3 Diketahui f : R → R memenuhi ketaksamaan
|f (x) − f (y)| ≤ C|x − y|p , x, y ∈ R,
untuk suatu C > 0 dan p > 1. Buktikan bahwa f konstan.
4 Misalkan c ∈ R dan n ∈ N. Buktikan dengan menggunakan
Teorema Taylor bahwa
n(n − 1) 2
(1 + c)n = 1 + nc + c + · · · + cn .
2!
(Petunjuk. Tinjau f (x) = xn .)
HG* (*ITB Bandung) MA3231 Analisis Real 13 March 2017 25 / 25

Anda mungkin juga menyukai