Anda di halaman 1dari 6

Tugas Praktikum

Pengantar Ilmu Komputer

Fungsi Matematika

ZAITUN
H 111 16 302
KEYBOARD, PIK_0006
SENIN, 3 OKTOBER 2016

ASISTEN
1. ANDI FAHRUDDIN AKAS
2. ANDI SAYUDI
3. SETIAWAN AHMAD
4. HEDI KUSWANTO
5. RACHMAT DARMAWAN
6. IRWAN BUDIANSYAH
7. RUSNI SAMSIR
8. NIRMALASARI

LABORATORIUM PERANGKAT LUNAK


JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
1

Contents

I INTEGRAL TENTU

1 Denisi
1.1 Denisi Integral Tentu

2 Fungsi Yang Dapat Terintegrasikan


5
2.1 Teorema Keterintegrasian
5

3 Sifat penambahan interval


3.1 Sifat Penambahan Interval . . . . . . . . .

4 Kecepatan dan Posisi

Part I

INTEGRAL TENTU
Newton dan Leibniz keduanya memperkenalkan versi awal tentang konsep ini.
Namun George Friedrich Bernhard Riemann (1826-1866) yang memberikan kita
denisi modern. Dalam perumusan denisi ini, kita di tuntun oleh gagasan yang
dibahas dalam subbab sebelemnya.
Misalkan suatu partisi P membagi interval [a, b] menjadi n interval bagian
dengan menggunakan titik-titik a = x0 < x1 < x2 < ... < xn1 < xn = b dan
misalkan xi = xi xi1 . Pada tiap interval bagian [xi1 , xi ], ambil sebuah
titik sebarang xi (yang mungkin saja sebuah titik ujung); kita sebut itu sebagai
titik sampel untuk interval bagian ke-i.
Kita sebut jumlah,
n
X
RP =
f (xi )xi
i=1

1 Denisi
Sekarang misalkan bahwa P , xi , dan xi memiliki makna seperti yang dibahas
diatas. Tetapkan juga kP k, disebut norma (norm) P , menyatakan panjang
interval bagian yang terpanjang dari partisi P .

1.1 Denisi Integral Tentu

Misalkan f suatu fungsi yang didenisikan pada interval tertutup [a, b]. Jika
lim =

kP k0

n
X

f (xi )xi

i=1

ada, kita katakan f adalah terintegrasikan pada [a, b]. Lebih lanjut integral
b
f (x)dx, disebut Integral Tentu (integral Riemann) f dari a ke b, kemudian
a
diberikan oleh


f (x)dx = lim
a

kP k0

n
X
i=1

f (xi )xi

Inti dari denisi diatas adalah baris terakhir. Konsep yang ditangkap dalam
persamaan itu timbul dari pembahasan kita tentang luas. Tetapi, kita telah
mengubah gagasan yang disajikan di sana secara cukup berarti. Misalnya, kita
sekarang membolehkan f negatif pada sebagian atau seluruh [a, b], kita menggunakan partisi dengan interval bagian yang mungkin panjangnya tidak sama, dan
kita membolehkan xi berupa titik sebarang pada interval bagian ke-i. Karena
kita telah melakukan perubahan-perubahn ini, maka penting sekali untuk menyatakan dengan tepat bagaimana integral tentu berkaitan dengan luas daerah.
b
Secara umum, a f (x)dx, menyatakan luasbertanda daerah yang terkurung di
3

antara kurva y = f (x) dan sumbu-x dalam interval [a, b], yang berarti bahwa
tanda positif dikaitkan untuk luas bagian bagian yang berada di atas sumbu x
dan tanda negatif dikaitkan untuk luas bagian bagian hyang berada di bawah
sumbu-x. Dalam lambang,


f (x)dx = Aatas Abawah


a

Makna perkataan limit dalam denisi tentang integral tentu lebih umum
daripada penggunaan sebelumnya dan oleh karenanya perlu dijelaskan. Indentitas
n
X

lim

kP k0

f (xi )xi = L

i=1

berarti bahwa, berpadanan terhadap setiap > 0, terdapat suatu > 0 sedemikian
rupa sehingga

n

X


f (xi )xi L <



i=1

untuk semua jumlah Riemann

n
X

f (xi )xi untuk f pada [a, b] yang memenuhi

i=1

norma kP k partisi yang berhubungan adalah lebih kecil dari . Dalam kasus
ini, kita katakan bahwa limit yang ditunjukan itu ada dan bernilai L.
Itu adalah sesuatu yang penting dan kita tidak bermaksud untuk mencernanya dengan baik sekarang. Kita cukup menekankan bahwa teorema limit yang
biasa juga berlaku untuk limit jenis ini.
b
Kembali ke lambang, a f (x)dx, kita boleh menyebut a titik ujung bawah
dan b titik ujung atas untuk integral. Tetapi kebanyakan buku memakai istilah
limit bawah integrasi dan limit atas integrasi, yang boleh boleh saja asalkan
kita mengetahui bahwa
kata limit tersebut bukan dalam arti yang lebih teknis.
b
Dalam denisi, a f (x)dx, kita secra implisit kita mengasumsikan bahwa
a < b. Kita hilangkan batasan itu dengan denisi denisi berikut.


f (x)dx = 0
a

f (x)dx =

f (x)dx

Jadi,

x3 dx = 0


x3 dx =
6

x3 dx
2

Akhirnya, kita tunjukan bahwa x adalah variabel boneka (dummy varib


able) dalam lambang a f (x)dx. Dengan ini kita maksudkan bahwa x dapat
diganti oleh sembarang huruf lain (tentu saja, asalkan diganti di setiap tempat
kemunculannya). Jadi,


f (u)du

f (t)dt =

f (x)dx =

2 Fungsi Yang Dapat Terintegrasikan


Tidak setiap fungsi terintegrasikan pada interval tetutup [a, b]. Misalnya, fungsi
tak-terbatas
f (x) =

1
,x6=0
x2
1,x=0

2.1 Teorema Keterintegrasian


Jika f terbatas pada [a, b] dan kontinu di sana kecuali pada sejumlah titik yang
berhingga, maka f terintegrasikan pada [a, b]. Khususnya, jika f kontinu pada
seluruh interval [a, b], maka f terintegrasikan pada [a, b].
Sebagai konsekuensi dari teorema ini, fungsi fungsi berikut dapat terintegrasikan pada setiap interval tertutup[a, b].
1. Fungsi polinomial.
2. Fungsi sinus dan kosinus
3. Fungsi rasional, asalkan [a, b] tidak mengandung titik titik yang mengakibatkan penyebut 0.

3 Sifat penambahan interval


Denisi integral tentu kita dipicu oleh adanya masalah luas daerah melengkung.
Pandang dua daerah melengkung R1 dan R2 dan misalkan R = R1 R2 . Jelas
bahwa
A(R) = A(R1 R2 ) = A(R1 ) + A(R2 )

Yang menyiratkan bahwa




c
a

f (x)dx =

f (x)dx +
a

f (x)dx
b

Dengan cepat kita dapat melihat bahwa ini bukanlah bukti dari fakta tentang
integral, karena, pertama, pembahasan kita tentang luas dalam luas dalam subbab sebelumnya agak tidak resmi, dan kedua, diagram kita memisalkan bahwa
f adalah positif, yang tidak harus demikian. Namun demikian integral tentu
memnuhi sifat penambahan integral, tanpa mempedulikan susunan ketiga titik
a, b, dan c. Pembuktian yang teliti dapat dipelajari dari buku-buku yang lebih
lanjut.

3.1 Sifat Penambahan Interval

Jika f terintegrasikan pada interval yang meuat titik a, b, dan c, maka




f (x)dx =

f (x)dx +

f (x)dx
b

tidak peduli apapun urutan a, b, dan c.


Misalnya,


x2 dx =

x2 dx +

x2 dx

yang langsung diyakini benar oleh kebanyakan orang. Tetapi juga benar bahwa


2
0

x2 dx =

x2 dx +
0

x2 )dx
3

yang boleh jadi nampak mengejutkan. Jika anda tidak mempercayai teorema
tersebut, anda boleh saja benar-benar menghitung masing-masing integral di
atas untuk melihat bahwa identitas itu berlaku.

4 Kecepatan dan Posisi


Sebelumnya kita menjelaskann bagaiman luas di bawah kurva kecepatan adalah
sama dengan jarak tempuh, asalkan fungsi kecepatan v(t) positif. Umumnya,
posisi (yang mungkin positif atau negatif) adalah sama dengan integral tentu
dari fungsi kecepatan (yang mungkin positif atau negatif). Secara lebih spesik,
jika v(t) afdalah kecepatan sebuah benda pada waktu t, dengan t 0, dan jika
benda berada
pada posisi 0 pada waktu 0, maka posisi benda pada waktu a
a
adalah 0 v(t)dt.

Anda mungkin juga menyukai